• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PEMBERIAN

C. Upaya yang Dilakukan PT Bank Sumut Cabang Pembantu

Sidikalang Apabila Terjadi Wanprestasi (Cedera Janji) dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Kredit

Didalam pelaksanaan suatu perjanjian pemberian kredit oleh pihak bank

kepada nasabah, tidaklah selalu berjalan dengan lancar. Hal ini dapat disebabkan

karena adanya halangan ataupun masalah-masalah yang timbul pada saat

perjanjian pemberian kredit itu sedang berjalan. Salah satu masalah yang sering

timbul pada saat perjanjian pemberian kredit itu sedang berjalan adalah terjadinya

Wanprestasi (cidera janji) ini dapat terjadi apabila salah satu dari pihak yang terlibat didalam perjanjian pemberian kredit baik itu dari pihak bank sendiri

maupun dari pihak nasabah debitor melakukan kesalahan ataupun pelanggaran

terhadap isi dari perjanjian pemberian kredit yang telah ditemukan. Namun dalam

hal ini, pihak yang paling sering melakukan kesalahan ataupun pelanggaran

terhadap isi perjanjian pemberian kredit adalah pihak nasabah debitur.

Untuk mengatasi terjadinya wanprestasi (cidera janji) tersebut, pihak bank

sebagai kreditur tentu saja memiliki alternatif penyelesaian terhadap terjadinya

masalah wanprestasi (cidera janji) tersebut yang meliputi:68

1. Melalui Musyawarah

a. Tahap Pertama

Pihak bank sebagai kreditur akan mengadakan pendekatan persuasif

kepada nasabah debitur. Pendekatan tersebut dilaksanakan oleh pihak

bank dengan cara menelepon pihak nasabah debitur untuk menanyakan

alasan atau sebab-sebab nasabah debitur tidak melaksanakan atau

memenuhi kewajibannya dan sekaligus mengingatkan kepada nasabah

debitur untuk membayar kewajibannya yaitu angsuran pokok dan bunga

yang telah ditentukan didalam perjanjian pemberian kredit. Jika adanya

keterlambatan pembayaran, maka nasabah debitur wajib menyertakan

pembayaran denda sebesar yang telah ditentukan didalam perjanjian

pemberian kredit tersebut. Apabila pihak bank telah beberapa kali

68

Hasil wawancara dengan Bapak Abdi Satria Sembiring (bidang admisnistrasi kredit) PT. Bank SUMUT Cabang Pembantu Pasar Sidikalang, tanggal 14 juni 2016.

melakukan usaha tersebut namun tidak mendapat tanggapan dari pihak

nasabah debitur, maka pihak bank akan melakukan pendekatan lain yaitu

dengan cara membuat surat panggilan yang ditujukan kepada pihak

nasabah debitur yang bersangkutan agar pada hari, tanggal, dan waktu

yang telah ditentukan untuk datang ke tempat pihak bank yang

bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk membicarakan masalah-masalah

atau kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi oleh pihak nasabah debitur

yang menyebabkan nasabah debitur tidak dapat melaksanakan

kewajibannya sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya didalam

perjanjian pemberian kredit tersebut dan berusaha mencari jalan keluar

agar kredit yang dijalankan oleh pihak nasabah debitur dapat kembali

berjalan lancar.

b. Tahap Kedua

Apabila langkah pendekatan secara persuasif yang telah dilakukan oleh

pihak bank seperti yang telah dilakukan diatas tidak membuahkan hasil,

maka pihak bank selaku kreditur akan memberikan surat peringatan

(somasi) kepada nasabah debitur yang isinya permintaan dari pihak bank

kepada pihak nasabah debitur untuk segera membayar angsuran pokok

beserta bunganya yang telah jatuh tempo. Apabila pihak bank telah

mengirimkan suatu peringatan (somasi) pertama kepada pihak nasabah

debitur namun tidak mendapat tanggapan dari pihak nasabah debitur,

maka selanjutnya pihak bank akan memasukkan nama nasabah debitur

diajukan pada Divisi Penyelamatan Kredit (DPK) yang ada pada bank

tersebut. Dalam masalah terjadinya kredit macet, biasanya pihak bank

akan berusaha mencari jalan keluar agar pihak nasabah debitur tetap

dapat membayar angsuran kreditnya dan dengan kata lain kredit tersebut

tidak putus di tengah jalan. Namun jika pihak nasabah debitur sama

sekali tidak dapat meneruskan kewajibannya kepada pihak bank sebagai

kreditur, maka pihak bank akan mengambil tindakan lain yaitu

penyelesaian wanprestasi (cidera janji), barang jaminan yang digunakan

sebagai jaminan kredit akan dilelang secara umum oleh PT. Bank Sumut

Cabang Pembantu Pasar Sidikalang sebagai pengganti pelunasan kredit

dan sisa dari hasil pelelangan tersebut dikembalikan kepada debitur.

Sebelum pelelangan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemberitahuan

mengenai pelelangan terhadap barang jaminan debitur, seperti yang telah

diperjanjikan pada perjanjian kredit. Dalam pelelangan tersebut debitur

ikut serta dalam pelaksanaan lelang.

Akan tetapi sebelum melakukan upaya tersebut diatas, terlebih

dahulu PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang mengadakan

penyelidikan terhadap sebab-sebab terjadinya kemacetan kredit tersebut.

Jika penyebabnya adalah faktor eksternal seperti debitur tertimpa musibah

bencana alam, maka PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang

tidak perlu lagi melakukan analisis. Yang perlu dilakukan adalah

asuransi dan menawarkan apakah debitur masih menghendaki berjalannya

usaha atau debitur menutup kredit yang masih tersisa.

Apabila sebab terjadinya kemacetan kredit dikarenakan faktor

internal, misalnya debitur pailit, maka PT. Bank Sumut Cabang Pembantu

Pasar Sidikalang masih dapat mencarikan jalan keluar untuk

menormalisasikan keadaan sehingga usaha yang dijalankan oleh debitur

dapat stabil dan PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang

melakukan restrukturisasi kredit terhadap kredit debitur yang bersangkutan

dengan catatan usaha yang dijalankan oleh debitur produktif dan

berkembang dengan baik. Dengan dilakukannya upaya-upaya tersebut

diharapkan debitur dapat memenuhi kewajibannya dalam membayar

kreditnya.

2. Melalui Jalur Pengadilan

Didalam perjanjian pemberian kredit antara pihak bank dengan pihak

nasabah debitur, terdapat ketentuan bahwa seandainya cara penyelesaian

perselisihan melalui musyawarah tidak dapat menghasilkan jalan keluar

seperti yang diharapkan maka para pihak yang terlibat didalam perjanjian

pemberian kredit tersebut sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut

melalui jalur pengadilan. Para pihak sepakat untuk memilih tempat

kedudukan hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor Kepaniteraan

Pengadilan Negeri. Namun tidak mengurangi hak dan wewenang dari pihak

bank untuk memohon pelaksanaan eksekusi atau mengajukan gugatan

pengadilan lain didalam wilayah Republik Indonesia. Namun cara

penyelesaian seperti ini sebisa mungkin untuk dihindari karena akan

memakan waktu yang lama dan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.

Akan tetapi melalui cara inilah diharapkan para pihak akan mendapatkan

suatu penyelesaian yang seadil-adilnya.

Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang, apabila

terjadi wanprestasi (cidera janji) terhadap pelaksanaan perjanjian pemberian

kredit berupa Hak Tanggugan antara pihak bank tersebut dengan nasabah

debiturnya, maka pihak PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang

akan melaksanakan permasalahan wanprestasi (cidera janji) tersebut secara

musyawarah untuk mencapai mufakat terlebih dahulu, namun apabila ternyata

cara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut tidak dapat terlaksana,

maka pihak PT. Bank Sumut akan menyelesaikan perselisihan tersebut

melalui alternatif akhir yakni dengan melelang jaminan tersebut guna

Dokumen terkait