GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
TOP MANAGEMENT President Commisioner
2.6.2. Uraian Proses Produks
Secara umum, proses produksi mulai dari gandum hingga menjadi tepung terigu terdiri atas beberapa tahap yaitu pre cleaning, intake, cleaning, milling, dan mixing and packing. Proses produksi di PT. Agri First Indonesia diuraikan sebagai berikut.
1. Penerimaan Bahan Baku/ Pre Cleaning
Gandum yang digunakan PT. Agri First Indonesia didatangkan dari negara- negara pengekspor gandum seperti Australia, Kanada, Rusia, Maldova, Amerika, dan Ukraina. Gandum didatangkan di dalam kontainer-kontainer. Frekuensi kedatangan gandum ke pabrik diatur oleh bagian manajemen. Bahan baku di kontainer masuk melalui pos penerimaan pabrik. Bahan baku di kontainer truk ditimbang untuk mengetahui kuantitas dan menyesuaikan data dengan bill of leading. Setelah gandum diterima, bagian Quality Control akan melakukan analisa kualitas gandum yang diterima apakah layak disimpan di Big Silo atau tidak. Proses pre cleaning ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Penimbangan Gandum
Penerimaan Gandum
Pengecekan Kualitas
Bill of Leading
Bagian QC
2. Intake
Setelah gandum dinyatakan layak untuk masuk ke silo, maka akan dilakukan proses pembongkaran (unloading) gandum dari kontainer atau disebut intake. Proses intake adalah proses memindahkan gandum dari kontainer ke wheat silo. Gandum yang diterima bervariasi tergantung negara penghasil gandum tersebut. Jenis gandum di PT. Agri First Indonesia adalah AHW AH12, RMW 11.5, UMW 11.5, APW, CWRS, APH, MMW, ASW, APW 10.5, NS2, SWW. Gandum yang telah diterima tidak boleh dicampur dengan gandum yang lain karena gandum memiliki perbedaan kandungan protein, harga, dan produk yang akan dihasilkan. Urutan intake di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.3.
3. Cleaning
Setelah gandum masuk ke raw wheat bin, maka akan dilakukan proses cleaning untuk membersihkan gandum dari impurities yang berukuran lebih kecil dari impurities di proses intake. Proses cleaning di PT. Agri First Indonesia dibagi atas 3 yaitu first cleaning, second dampening, dan second cleaning. Waktu yang dibutuhkan untuk proses cleaning tergantung dari jenis gandum. Secara umum ada 3 jenis gandum dan lama waktu pengkondisiannya yaitu:
a. Soft (SWW, ASW) : 8-16 jam
b. Medium (APW, RMW, MMW, UMW) : 16-24 jam c. Hard (CWRS 13.5, NS2, AH13, AH2) : 24-26 jam
Proses cleaning gandum yang berada di raw wheat bin ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Unloading silo besar
Pembongkaran kontainer berisi gandum
Naik ke atas hidrolic dan diangkat menggunakan
tenaga palm oil
Gandum dijatuhkan ke big screening yaitu tempat penuangan gandum dan menyaring impurities awal
yang besar
Gandum dibawa dengan menggunakan chain conveyor
menuju hooper dan naik menggunakan bucket elevator untuk transmisi gandum ke silo
Gandum masuk ke drum sieve untuk membersihkan
batang gandumyang lebih besar, kulit, sampah
Gandum turun menggunakan bucket elevator dan masuk ke magnet separator untuk memisahkan gandum dari
magnet
Gandum dibawa naik menggunakan bucket elevator untuk masuk ke
silo
Gandum dibawa menggunakan chain conveyor bertipe double
sleeve
Masuk ke big silo
Unloading raw wheat bin
Gandum naik menggunakan bucket elevator dan melalui black box untuk memisahkan silo yang masuk ke raw
wheat bin
Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter lebih besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm)
dari gandum
Masuk ke raw wheat bin Gandum dibawa dengan
menggunakan chain conveyor dan bucket elevator
Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter lebih
besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm) dari gandum
Gandum dibawa menggunakan chain conveyor
Gandum masuk ke raw wheat bin
Pemisahan gandum yang kering, basah, dan bergumpal yang dilakukan
secara manual oleh tim intake
Gandum berada di raw wheat bin Gandum ditransfer dengan menggunakan chain conveyor dan
bucket elevator Gandum ditimbang dengan
menggunakan scale
Gandum masuk ke combi cleaner untuk membersihkan gandum dari impurities seperti
batu, jagung, plastik, batang ganduml Gandum masuk ke Monocromatic Optical Sorting Machine Sortex yaitu mesin untuk memisahkan gandum berdasarkan warna dengan infra red sehingga material lain yang sama bentuk dengan gandum tetapi berbeda warna bisa dibuang
Gandum masuk ke scourer yaitu mesin untuk membersihkan gandum dari kulit kulit
gandum yang kotor dan menghisap debu
Gandum masuk ke mesin MYFC dan dilakukan pengukuran tingkat mouisture/ kandungan air
gandum dan dilakukan analisa kualitas
First cleaning
Gandum masuk ke tempering bin (T301-T304) dan dilakukan conditioning selama 70% dari
total conditioning time
Gandum masuk ke bin T305 dan T306 dan dilakukan proses conditioning II selama 30% dari total
conditioning time
Second Dampening
Gandum ditimbang dengan menggunakan automatic flow
balancer
Gandum masuk ke mesin scourer untuk mematikan kutu dan menghaluskan gandum
sehingga tidak ada serat Gandum masuk ke mesin magnet apparatus untuk penangkapan logam
yang ada pada gandum
Dilakukan penambahan air I dengan menggunakan dampener turbonizer dimana jumlah air yang ditambahkan sebesar 70% dari jumlah total air
Gandum ditimbang dengan automatic flow balancer dan dilakukan analisa kualitas second
dampening
Dilakukan penambahan air II dengan menggunakan dampener dimana jumlah air yang ditambahkan
sebesar 30% dari jumlah total air
Gandum melewati aspiration channel untuk menghisap debu dan kulit gandum yang ringan
Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1) sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1
Ya
Mouisture gandum tercapai?
Tidak Gandum mengalami proses second cleaning dan dilakukan penambahan air
Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1) sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1
4. Milling
Prinsip utama dari proses milling adalah memisahkan endosperm dari bran dan germ dan mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung yang sekecil mungkim (100 - 125 mikron) dengan nilai ekstraksi yang tinggi dan kadar abu yang rendah atau kualitas tepung sesuai dengan spesifikasi produk. Kualitas dan kuantitas dari tepung yang dihasilkan harus berjalan selaras untuk mendapatkan mill performance yang baik. Jumlah hasil ekstraksi yang diharapkan sekitar 75-76% sedangkan sisanya adalah produk sampingan berupa bran dan pollard. Secara umum struktur gandum ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Sumber : www.google.com
Gambar 2.5 Struktur Gandum
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total keseluruhan gandum. Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta memiliki kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Endosperm merupakan bagian yang terbesar dari biji
gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%.
Tahapan proses milling terdiri atas proses pencacahan gandum (breaking process), proses pengayakan (sifting process), dan proses reduksi (reduction process).
a. Breaking Process
Breaking process adalah proses membuka atau memecah gandum dan memisahkannya dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk middling dan semolina. Semolina adalah partikel – partikel endosperm yang masih besar dan kasar, sedangkan middling adalah partikel – partikel endosperm yang sudah agak halus. Ukuran partikel penggilingan gandum ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Ukuran Partikel Gandum
Nama Ukuran (mikron)
Coarse semolina 1180 - 1120 Fine semolina 1120 - 800 Coarse middling 800 - 600 Fine middling 600 - 212
Flour 125 - 100
Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Proses milling PT. Agri First Indonesia menggunakan 5 tingkat breaking dengan menggunakan break roll mill yaitu B1, B2, dan B3, B4, dan B5.
Tingkat B1 dan B2 dilakukan secara bersama-sama sehingga pada roll B1 dan B2 dihasilkan coarse semolina, fine semolina, dan middling. Tingkat B3 merupakan proses pemecahan dan penyikatan sisa–sisa endosperm yang masih tertinggal pada bran. Hasil dari proses ini adalah middling tepung dengan kadar abu yang masih tinggi. Bran yang masih mengandung endosperm terbagi menjadi B4c dan B4f. Tingkat B4 dan B5 merupakan tahap penyikatan sisa - sisa endosperm yang mungkin masih ada di dalam bran. Hasil dari tahap ini adalah tepung, bran, dan pollard.
b. Proses pengayakan (sifting process)
Sifting adalah proses pengayakan atau pemisahan produk yang kasar dan yang halus yang merupakan hasil breaking process. Tujuan dari proses pengayakan adalah untuk memisahkan produk berdasarkan ukuran mikron. Produk dari roll masuk ke plan sifter dan diayak. Produk yang telah diayak dan masih kasar akan digiling lagi di dalam roll, produk yang sudah halus akan dibawa ke purifier untuk dimurnikan dan memisahkan karakter semolina, dan impact bran finisher berfungsi untuk mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran. Impact bran finisher terdiri dari alat pemukul (beater) dan saringan, dimana produk akan dihempaskan pada saringan sehingga endosperm terlepas dari bran dan lolos saringan sehingga bran akan tertinggal. Plansifter pada proses milling adalah alat pada sifting process yang dalam satu unit terdapat 12 compartment. Bahan ayakan yang dipakai terbuat dari nilon. Ukuran yang dipakai tergantung dari ukuran partikel yang diayak. Dalam satu lapis ayakan terdapat lubang untuk passthrough dan lubang untuk tailing.
Dalam proses pengayakan dengan plan sifter, material yang tidak lolos ayakan akan keluar dari plan sifter melalui bagian tepi, sedangkan material yang lolos ayakan akan terus turun melewati ayakan-ayakan selanjutnya dan masuk ke tahap purifikasi di mesin purifier.
c. Proses reduksi (reduction process)
Tujuan dari proses ini adalah untuk mereduksi middling menjadi tepung. Proses reduksi berarti proses mengecilkan granulasi endosperm hasil proses pemecahan menjadi tepung. Pada proses reduksi terdapat roll C1 - C10. Tepung paling banyak diekstraksi dari bagian pertama reduksi middling, dan pada bagian akhir proses reduksi ekstraksi tepung makin berkurang karena middling semakin halus dan serta terdapat kemungkinan terbentuknya bran powder. Mesin yang digunakan adalah reduction roll. Hasil dari proses reduksi akan masuk ke impact detacher untuk membunuh telur kutu yang mungkin ada di tepung. Tepung ini akan diayak kembali dengan menggunakan plan sifter dan hasil ayakan ini akan dibagi menjadi dua yaitu Flour 1 dan Flour 2. Flour 2 tidak selalu dihasilkan karena spesifikasi produk yang kurang sesuai. Flour 1 dan Flour 2 akan ditransfer dengan menggunakan screw conveyor, masuk ke control sifter untuk proses pengayakan ketiga. Hasil F1 dan F2 akan ditimbang dan dilakukan penangkapan serbuk besi/ logam yang terkandung pada tepung dengan menggunakan magnet. Hasil F1 dan F2 masuk ke tempat penampungan sementara (hopper) dan masuk ke impact detacher F1 dan F2 untuk membunuh kemungkinan telur kutu yang ada pada tepung. Tepung yang sudah dianalisa kualitasnya dan layak untuk disimpan masuk ke penyimpanan tepung yaitu
Flour Bin. Flour 1 akan masuk ke Flour Bin F501 - F511, sedangkan Flour 2 akan masuk ke Flour Bin F512 - F514.
5. Mixing dan Packing
Mixing adalah proses pencampuran dua atau beberapa jenis gandum sesuai dengan grist/ komposisi jenis tepung yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk tertentu. Grist produk di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Grist Produk PT. Agri First Indonesia
Produk Grist Jumlah (%)
AFI Emas CWRS 13.5 50 NS2 50 AFI hitam APW 20 CWRS 13.5 50 NS2 30 AFI Orange APH14 65 APW 25 CWRS 10 AFI Cokelat CWRS 45 RMW 11.5 55 AFI Biru AH12 20 APW 65 ASW 15
AFI Kuning AH12 65
APW 35 AFI merah APW 35 ASW 15 RMW 11.5 50 Armada Orange APW 25 ASW 30 UMW 45
Armada Biru ASW 30
UMW 70
Armada Merah MMW 100
Tepung dari Flour Bin akan ditimbang dengan menggunakan scale. Setiap produk akan ditambahkan vitamin berupa premix dan fortitech. Jumlah fortitech yang ditambahkan sekitar 150 – 160 ppm dan ditimbang dengan menggunakan micro feeder dosing. Grist tepung dan vitamin akan dicampur dengan menggunakan mixer. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran adalah 120 – 150 detik/ ton untuk hard wheat, 90 – 110 detik/ ton untuk medium wheat, dan 60 detik/ ton untuk soft wheat. Tepung yang telah dicampur masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper below mixer. Tepung akan melalui spout magnet untuk menangkap serbuk besi/ logam yang mungkin terkandung di tepung karena interaksi dengan peralatan. Tepung akan masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper mixing line dan melewati impact detacher untuk membunuh telur kutu yang ada di tepung. Rotary distributor akan mengarahkan tepung ke mesin packing single spot atau carousel. Tepung akan diayak dengan menggunakan plan sifter dan melewati magnet untuk menangkap kandungan serbuk besi/ logam pada tepung. Tepung akan masuk ke penampungan packing bin yang telah diarahkan baik single spot atau carousel. Tepung akan ditimbang dengan menggunakan scale dimana berat produk yang dihasilkan 25 kg/ karung. Tepung akan dimasukkan ke dalam karung melalui mesin baging single spot/ carousel, karung dijahit dengan menggunakan baging closing machine. Produk akan diberikan kode produksi dengan menggunakan ink zet coding machine. Produk yang sudah jadi disusun di pallet dan dipindahkan ke tempat penyimpanan dengan menggunakan forklift.