• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Algoritma Genetika Di Pt. Agri First Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penjadwalan Produksi Dengan Metode Algoritma Genetika Di Pt. Agri First Indonesia"

Copied!
301
0
0

Teks penuh

(1)

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06B; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 00

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE

ALGORITMA GENETIKA

DI PT. AGRI FIRST INDONESIA

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

SARYANTA LUMBANTORUAN

NIM : 100403044

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE

ALGORITMA GENETIKA DI PT. AGRIFISRT INDONESIA

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

SARYANTA LUMBANTORUAN

NIM: 100403044

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Penjadwalan Produksi dengan Metode Algoritma Genetika di PT. Agri First Indonesia”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Penulis juga mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Laporan tugas sarjana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, jurusan Teknik Industri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, PT. Agri First Indonesia, dan masyarakat.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang tua, yaitu Bapak M. Lumbantoruan dan Ibu N. Manalu yang selalu mendukung dalam segala hal yang penulis lakukan, baik secara moril, rohani, dan materi. Penulis menyadari tidak dapat membalas besarnya cinta dan kasih sayang keduanya, oleh karena itu penulis mempersembahkan karya ini sebagai ungkapan terimakasih kepada Bapak dan Ibu.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan yang memberikan arahan yang mendukung penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan-arahan yang mendukung penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan ilmunya serta memberikan motivasi yang besar untuk penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini

(6)

6. Pimpinan PT. Agri First Indonesia, Bapak Nazlul Fadli selaku Manajer Human Resources, Bapak Hadi Wijaya, dan Ibu Nurul yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian dan banyak membantu penulis dalam penelitian.

7. Bapak Maruhum selaku Manajer Produksi PT. Agri First Indonesia, Bapak Datar Deodatus, Bapak Sagala, Bapak Yusuf, Bapak Syafrizal, Bapak Aswin, Ibu Grace, Bapak Dedi, dan seluruh karyawan bagian Produksi yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian, meluangkan waktunya untuk membimbing, dan memotivasi penulis selama penelitian.

8. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak memberikan dukungan kepada penulis.

9. Keluarga penulis : Kak Dewi, Kak Melda, Kak Lia, Kak Juli, Kak Roma, Fitris, Karunia, Bang Elvis, Bang Tino, Wahyu, Willy, Wesly, Wulan, Eleanor yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang sangat besar untuk penyelesaian laporan ini

10. Rekan seperjuangan penelitian di PT. Agri First Indonesia, Nadia Comeneci dan Gavrilo Jose yang telah memberikan bantuan yang cukup besar dalam penelitian di perusahaan, proses pengerjaan laporan tugas akhir, dan saling mendukung dan memotivasi satu sama lain.

(7)

12.Seluruh rekan-rekan angkatan 2010 (TITEN) Teknik Industri FT. USU yang terus memotivasi penulis dalam penyelesaian laporan ini.

13. Rekan-rekan asisten di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, Martha, Joseph, Adra, Willy, Aziz, Reza, Loli, Poppy, Rama, Holongan, Marina, Tri, Erin, Jennifer, Andi, Ryan, Savudan, dan Sarmida yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan dalam pengerjaan laporan ini.

14. Para leader dan anggota MARS GPdI Maranatha yang selalu memberikan motivasi, doa, dan dukungan secara rohani kepada penulis. Terimakasih untuk kak Klaudia Wakkary, kak Kezia Wakkary, kak Vinny Wakkary, kak Felycia Wakkary, Gledis Liow, Ardi Brian Somba, Andreas, Bang Johan, Grace Sinambela, Martina Lydia, Sarah Manurung, dan nama lainnya yang penulis tidak sebutkan.

15. Yayasan Karya Salemba Empat dan Paguyuban Karya Salemba Empat USU yang telah memberikan dukungan secara materil melalui beasiswa kepada penulis, serta inspirasi dan motivasi yang membangun penulis untuk terus berkarya.

(8)

17. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis yang tidak disebutkan dalam ucapan terimakasih di atas.

Medan, April 2015

(9)

DAFTAR ISI

BAB

HALAMAN

LEMBAR SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

ABSTRAK ... xvix

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-10 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-11 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-13 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-13

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB

HALAMAN

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4 2.4. Daerah Pemasaran ... II-4 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-5 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-5 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-8 2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-9 2.6. Proses Produksi ... II-10 2.6.1. Bahan yang Digunakan ... II-10 2.6.2. Uraian Proses Produksi ... II-13 2.7. Mesin dan Peralatan ... II-23 2.8. Utilitas ... II-28 2.9. Safety and Fire Protection ... II-29 2.10. Penanganan Limbah ... II-30

III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB

HALAMAN

3.3. Penjadwalan Flowshop ... III-6 3.4. Peramalan dengan Metode Pemulusan (Smoothing)

Eksponensial... III-8 3.5.1. Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda :

Metode Linear Satu Parameter dari Brown ... III-13 3.5.2. Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda :

Metode Dua Parameter dari Holt ... III-10 3.5. Metode Pengukuran Waktu ... III-11

3.4.1. Pengukuran Waktu Jam Henti (Stopwatch Time

Study ... III-11

3.4.2. Penyesuaian dan Kelonggaran ... III-14 3.6. Algoritma Genetik ... III-18 3.6.1. Langkah-langkah Algoritma Genetik ... III-19 3.6.2. Kriteria Berhenti dalam Algoritma Genetik

(Keadaaan Steady State) ... III-22 3.6.3. Parameter Performansi ... III-24

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB

HALAMAN

4.3. Objek Penelitian ... IV-2 4.4. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... IV-2 4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-4

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Permintaan Produk... V-1 5.1.2. Data Komposisi Produk PT. Agri First Indonesia... V-5 5.1.3. Conditioning Time Gandum ... V-6 5.1.4. Waktu Proses Stasiun Kerja ... V-6 5.1.5. Waktu Siklus Operator Packing ... V-8 5.2. Pengolahan Data ... V-10 5.2.1. Peramalan Permintaan Produk ... V-10 5.2.2. Perhitungan Kebutuhan Gandum ... V-28 5.2.3. Perhitungan Waktu Standar Operator Packing ... V-30 5.2.4. Penentuan Flowtime tiap Job ... V-35 5.2.5. Penjadwalan Metode Aktual Perusahaan ... V-46 5.2.6. Penjadwalan Produksi dengan Metode Algoritma

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB

HALAMAN

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Faktor Penyebab Produk Tidak Selesai Tepat

Waktu ... VI-1 6.2. Analisis Metode untuk Menghasilkan Produk Tepat

Waktu ... VI-4

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMAN

1.1 Weekly Production Planning (WPP) PT. Agri First

Indonesia ... I-5 1.2 Perbandingan Jumlah Produk dan Rencana WPP

Periode 2-7 Februari 2015 ... I-7 2.1 Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia II-3 2.2 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia II-11 2.3 Ukuran Partikel Gandum ... II-18 2.4 Grist Produk PT. Agri First Indonesia ... II-21 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia II-23 2.6 Jenis-jenis Silo/ Bin di PT. Agri First Indonesia ... II-27 3.1 Westinghouse Factors ... III-16 5.1 Data Penjualan PT. Agri First Indonesia Periode 30 Mei

2014- 1 Januari 2015 ... V-2 5.2 Komposisi Produk PT. Agri First Indonesia ... V-5 5.3 Conditioning Time Gandum ... V-6 5.4 Kapasitas Stasiun Kerja/ Work Centre ... V-8 5.5 Data Pengukuran Waktu Siklus Operator Pengisian ... V-9 5.6 Data Pengukuran Waktu Siklus Operator Penjahitan ... V-10 5.7 Data Permintaan AFI Hitam 30 Mei 2014 – 1 Januari

(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL

HALAMAN

5.8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Model Peramalan AFI

Hitam Metode Holt ... V-16 5.9 Peramalan Permintaan AFI Hitam untuk Periode 2

Januari – 6 Februari 2015 ... V-17 5.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Model Peramalan AFI

Hitam Metode Brown ... V-19 5.11 Peramalan Permintaan AFI Hitam dengan Metode Brown

untuk Periode 2 Januari – 6 Februari 2015 ... V-21 5.12 Perhitungan Kesalahan Peramalan Metode Holt AFI

Hitam... V-22 5.13 Perhitungan Kesalahan Peramalan Metode Brown AFI

Hitam... V-23 5.14 Perbandingan Nilai MSE dan MAPE AFI Hitam ... V-24 5.15 Hasil Verifikasi Metode Brown AFI Hitam ... V-25 5.16 Peramalan Permintaan AFI Hitam dengan Metode Brown V-27 5.17 Peramalan Produk Periode 2 Januari – 5 Februari 2015 .... V-27 5.18 Jumlah Tepung yang Dibutuhkan Periode 2-8 Januari

2015... V-28 5.19 Kebutuhan Gandum dengan Target Ekstraksi 76%

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL

HALAMAN

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL

HALAMAN

5.40 Waktu Proses dan Flowtime Job I ... V-44 5.41 Rekapitulasi Waktu Proses 9 Job ... V-45 5.42 Perhitungan Makespan Penjadwalan Aktual

Perusahaan ... V-46 5.43 Kromosom yang Terpilih ... V-48 5.44 Waktu Proses tiap Job pada Stasiun Kerja ... V-49 5.45 Makespan Kromosom I1 ... V-49 5.46 Makespan dan Nilai Fitness Populasi Awal ... V-50 5.47 Fitness Relatif dan Fitness Kumulatif Kromosom

Generasi I ... V-53 5.48 Bilangan Acak untuk Seleksi ... V-55 5.49 Kromosom Baru Hasil Seleksi ... V-56 5.50 Bilangan Acak untuk Crossover ... V-59 5.51 Kromosom-kromosom yang Mengalami Crossover ... V-60 5.52 Kromosom Hasil Crossover Generasi I ... V-62 5.53 Bilangan Acak untuk Mutasi Generasi I ... V-64 5.54 Kromosom dan Posisi yang Terkena Mutasi ... V-67 5.55 Kromosom Hasil Mutasi Generasi I ... V-67 5.56 Populasi Akhir Generasi Pertama dan Populasi

(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL

HALAMAN

5.57 Kromosom Terpilih dari Tiga Generasi ... V-70 5.58 Urutan Terbaik Algoritma Genetik ... V-72 6.1 Lama Delay Mesin Carousell dan Mesin Single Spot ... VI-2 6.2 Makespan Urutan Jadwal Optimal I ... VI-5 6.3 Makespan Urutan Jadwal Optimal II ... VI-5 6.4 Makespan Urutan Jadwal Optimal III ... VI-6 6.5 Perbandingan Urutan Pengerjaan dan Makespan Metode

Aktual yang Digunakan Perusahaan dengan Metode

(19)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

HALAMAN

2.1 Struktur Organisasi PT. Agri First Indonesia ... II-7 2.2 Proses Pre Cleaning ... II-13 2.3 Proses Intake ... II-15 2.4 Proses Cleaning dan Conditioning Gandum ... II-16 2.5 Struktur Gandum ... II-17 2.6 Proses Water Treatment ... II-29 3.1 Diagram Aliran Informasi dalam Sistem Manufaktur ... III-6 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4 4.2 Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-9 4.3 Flowchart dan Stopping Rule Algoritma Genetika ... IV-10 5.1 Work Center Proses Produksi Tepung Terigu ... V-7 5.2 Diagram Pencar Permintaan AFI Hitam ... V-12 5.3 Moving Range Chart Peramalan AFI Hitam ... V-26 5.4 Grafik Uji Keseragaman Data Operator Pengisian ... V-32 6.1 Persentase Delay pada Mesin Carousell ... VI-2 6.2 Persentase Delay pada Mesin Single Spot ... VI-3 6.3 Perbandingan Gantt Chart Metode Aktual Perusahaan

dengan Metode Algoritma Genetika Urutan I ... VI-8 6.4 Perbandingan Gantt Chart Metode Aktual Perusahaan

(20)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR

HALAMAN

6.5 Perbandingan Gantt Chart Metode Aktual Perusahaan

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Agri First

Indonesia ... L-1 2. Perhitungan Parameter dan Error Peramalan Produk

Tepung Terigu ... L-2 3. Perhitungan Waktu Standar Operator Packing ... L-3 4. Perhitungan Algoritma Genetika untuk Generasi II dan

Generasi III ... L-4 5. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1 ... L-5 6. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 2 ... L-6 7. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana di PT. Agri

First Indonesia ... L-7 8. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PT.

(22)

ABSTRAK

PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi berbagai macam tepung terigu dengan sistem make to stock. Proses produksi di PT. Agri First Indonesia merupakan tipe produksi pure flow shop yang menghasilkan 10 variasi tepung terigu. Lantai produksi sering mengalami kegagalan dalam menghasilkan produk tepat waktu sehingga jadwal produksi (weekly production planning) tidak tercapai. Faktor yang menyebabkan produk tidak dapat diselesaikan tepat waktu adalah delay pada mesin packing akibat gangguan listrik, menunggu proses sebelumnya, persiapan (set up), kerusakan mesin, dan kebutuhan pribadi. Kegiatan-kegiatan seperti menunggu proses blending, menunggu transfer produk ke mesin, waiting process, empty flour, menunggu forklift, menunggu karung, pengemasan ulang (repack) adalah kegiatan yang mengindikasikan adanya masalah pada penjadwalan. Metode yang dipakai untuk mengatasi keterlambatan penyelesaian produk dan membuat rancangan jadwal yang optimal adalah metode algoritma genetika. Algoritma genetika dipilih sebagai metode untuk menghasilkan rancangan jadwal yang efisien dikarenakan karakteristik proses produksi tepung terigu yang memiliki banyak sekali variasi produk dan banyaknya urutan job yang mungkin dari 9 jenis produk sehingga membutuhkan proses penjadwalan yang kompleks. Kriteria penjadwalan algoritma genetika dalam penelitian ini adalah minimisasi makespan sehingga didapatkan rancangan sistem penjadwalan yang optimal berupa urutan job sehingga meningkatkan penyelesaian produk tepat waktu dan efektif untuk diimplementasikan perusahaan. Hasil penjadwalan algoritma genetika berhenti pada iterasi ketiga dengan nilai fitness 0,00542 dan makespan 184,54 jam untuk tiga urutan solusi penjadwalan optimal yaitu urutan job AIEDFCGHB, urutan job AIGECHDFB, dan urutan job AEGIBCDFH. Performansi hasil algoritma genetika dilihat dari parameter efficiency index sebesar 1,13 menunjukkan metode Algoritma Genetik memiliki performansi yang lebih baik dan berdasarkan relative error sebesar -12,96% yang menunjukkan bahwa penjadwalan produksi metode algoritma genetika menghasilkan penghematan makespan sebesar 12,96% atau 23,91 jam dibandingkan dengan metode aktual yang digunakan perusahaan.

Kata Kunci: Penjadwalan Produksi, Makespan, Algoritma Genetika, Crossover,

(23)

ABSTRAK

PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi berbagai macam tepung terigu dengan sistem make to stock. Proses produksi di PT. Agri First Indonesia merupakan tipe produksi pure flow shop yang menghasilkan 10 variasi tepung terigu. Lantai produksi sering mengalami kegagalan dalam menghasilkan produk tepat waktu sehingga jadwal produksi (weekly production planning) tidak tercapai. Faktor yang menyebabkan produk tidak dapat diselesaikan tepat waktu adalah delay pada mesin packing akibat gangguan listrik, menunggu proses sebelumnya, persiapan (set up), kerusakan mesin, dan kebutuhan pribadi. Kegiatan-kegiatan seperti menunggu proses blending, menunggu transfer produk ke mesin, waiting process, empty flour, menunggu forklift, menunggu karung, pengemasan ulang (repack) adalah kegiatan yang mengindikasikan adanya masalah pada penjadwalan. Metode yang dipakai untuk mengatasi keterlambatan penyelesaian produk dan membuat rancangan jadwal yang optimal adalah metode algoritma genetika. Algoritma genetika dipilih sebagai metode untuk menghasilkan rancangan jadwal yang efisien dikarenakan karakteristik proses produksi tepung terigu yang memiliki banyak sekali variasi produk dan banyaknya urutan job yang mungkin dari 9 jenis produk sehingga membutuhkan proses penjadwalan yang kompleks. Kriteria penjadwalan algoritma genetika dalam penelitian ini adalah minimisasi makespan sehingga didapatkan rancangan sistem penjadwalan yang optimal berupa urutan job sehingga meningkatkan penyelesaian produk tepat waktu dan efektif untuk diimplementasikan perusahaan. Hasil penjadwalan algoritma genetika berhenti pada iterasi ketiga dengan nilai fitness 0,00542 dan makespan 184,54 jam untuk tiga urutan solusi penjadwalan optimal yaitu urutan job AIEDFCGHB, urutan job AIGECHDFB, dan urutan job AEGIBCDFH. Performansi hasil algoritma genetika dilihat dari parameter efficiency index sebesar 1,13 menunjukkan metode Algoritma Genetik memiliki performansi yang lebih baik dan berdasarkan relative error sebesar -12,96% yang menunjukkan bahwa penjadwalan produksi metode algoritma genetika menghasilkan penghematan makespan sebesar 12,96% atau 23,91 jam dibandingkan dengan metode aktual yang digunakan perusahaan.

Kata Kunci: Penjadwalan Produksi, Makespan, Algoritma Genetika, Crossover,

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya ditentukan oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya yang terpenting adalah kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan. Kepuasaan pelanggan dapat tercapai apabila perusahaan dapat melakukan pengiriman produk tepat waktu (timeliness of deliveries), mutu yang sesuai dengan harapan (expected quality) dan harga yang wajar (reasonable price). Perusahaan yang menyadari posisinya dalam persaingan memperebutkan

pangsa pasar pasti berupaya untuk mendapatkan nilai terbaik di mata pelanggan. Nilai terbaik dapat diperoleh apabila perusahaan memiliki rencana produksi yang baik dan akurat serta melaksanakannya di lantai pabrik secara efektif.

(25)

tersebut dapat berupa minimisasi waktu penyelesaian (makespan), pemenuhan due date, dan maksimisasi utilitas rata-rata mesin. Semua kriteria tersebut memiliki

tujuan yang sama, yaitu minimisasi ongkos produksi.

PT. Agri First Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi tepung terigu dan berlokasi di Jl. Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II, Saentis Percut Sei Tuan, Deli Serdang Sumatera Utara. PT. Agri First Indonesia menghasilkan berbagai macam tepung terigu dengan sistem make to stock diantaranya AFI Emas, AFI Hitam, AFI Orange, AFI Biru, AFI Merah, AFI Kuning, AFI Cokelat, Armada Biru, Armada Orange, Armada Merah, dan produk sampingan berupa makanan ternak. Perkembangan industri hilir berbahan dasar tepung terigu seperti toko roti, aneka makanan, dan mie membuat industri hulu yaitu pabrik tepung terigu juga berkembang pesat. PT. Agri First Indonesia sebagai industri hulu harus mampu memenuhi kebutuhan pelanggan yang bervariasi.

(26)

Conditioning merupakan proses pengkondisian gandum pada suatu tempering bin sehingga tercapai suatu kondisi dengan kadar air yang diinginkan. Conditioning time membutuhkan waktu yang cukup lama dan tergantung dari jenis gandum yaitu sekitar 16-26 jam. Proses first conditioning dilakukan pada 4 buah tempering bin dengan total waktu 70% dari conditioning time. Setelah proses first

conditioning gandum akan dikeluarkan dan masuk ke tempering bin untuk proses second dampening. Proses second dampening dilakukan pada 2 buah tempering

bin dengan total waktu 30% dari conditioning time. Setelah proses cleaning selesai, gandum disimpan sementara di bin B1 sebelum ditransfer ke mesin milling. Gandum yang telah mencapai karakteristik tertentu digiling di mesin

milling dan dilakukan ekstraksi tepung sebanyak-banyaknya. Ekstraksi rata-rata gandum menjadi tepung di PT. Agri First Indonesia adalah 76% dan sisanya menjadi produk sampingan. Gandum yang telah digiling akan disimpan di flour bin sambil menunggu gandum jenis lain selesai digiling. Jika tepung telah tersedia

di flour bin untuk menghasilkan produk tertentu, maka dilakukan proses mixing yaitu proses pencampuran beberapa jenis gandum sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan untuk menghasilkan produk tertentu seperti AFI Hitam, AFI Merah, AFI Biru, dan lain-lain. Tepung yang telah dicampur dan melalui uji laboratorium akan dikemas pada proses packing. Produk tepung terigu dikemas pada woven bag dengan ukuran 25 kilogram/ bag.

(27)

Production Planning (WPP) disusun melalui rapat tim Production Planning and Inventory Control (PPIC) yang dilakukan setiap hari Jumat yang terdiri atas

general manager dan perwakilan bagian produksi, marketing, dan warehouse. Tim marketing menunjukkan hasil forecasting mengenai jenis dan jumlah produk yang diminta, tim warehouse akan memberikan laporan mengenai status persediaan produk jadi yang tersedia di gudang, dan tim produksi memberikan laporan status persediaan gandum di silo. Setelah itu, secara bersama-sama tim ini akan menentukan produk apa yang akan diproduksi dan jumlahnya. Berdasarkan hasil rapat ini, manajer produksi akan membuat jadwal produksi yang terdiri atas urutan jenis gandum yang akan dikerjakan dalam satu minggu meliputi proses cleaning, milling, mixing, dan packing. Dalam menyusun Weekly Production Planning (WPP), proses penjadwalan produksi ditentukan oleh persediaan tepung

di flour bin (silo tepung). Jika tepung yang akan diproduksi tersedia di flour bin, maka akan dilakukan packing sedangkan jika persediaan tepung di flour bin kosong atau tidak sesuai dengan spesifikasi tepung yang diinginkan, maka proses cleaning akan dijalankan. Jadwal produksi perusahaan berupa Weekly Production Planning (WPP) PT. Agri First Indonesia periode 18-24 Januari 2015 ditunjukkan

pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Weekly Production Planning (WPP) PT. Agri First Indonesia

(28)

Period 18-24 January 2015

Hari: MINGGU 18 Januari 2015

Cleaning MT Milling MT Packing Bags Bran Pollard Remarks

0 0 0

Hari: SENIN 19 Januari 2015

Cleaning MT Milling MT Packing Bags Bran Pollard Remarks

MMW 110 CWRS 13,5 110 AFI Hitam 3.000

1.280 128

Efisiensi solar pkl 18.30 -

21.30

APW 70 MMW 210 Armada Merah 8.000

UMW

11,5 150 AFI Merah Reg 1.000

AH12 50

380 320 12.000

Hari: SELASA 20 Januari 2015

Cleaning MT Milling MT Packing Bags Bran Pollard Remarks

RMW11,5 110

MMW

Kinantan 40

Repack AFI Hitam

Brunei 960

1.320 132

Efisiensi solar pkl 18.30 -

21.30 UMW

11,5 260 MMW 70 Ayam Kinantan 1.500

APW 70

Armada Orange

Reg 3.000

UMW AMD 150 Armada Merah 4.000

Armada Biru 2.000

370 330 11.460

Hari: RABU 21 Januari 2015

Cleaning MT Milling MT Packing Bags Bran Pollard Remarks

UMW11,5 250 AH12 50

AFI Merah NDL

Olaga 1.000

1.280 128

Efisiensi solar pkl 18.30 -

21.30

MMW 120 RMW 11,5 110

Armada Orange

GM 28 3.000

UMW AMD 160 Armada Biru 8.000

370 320 12.000

Hari: KAMIS 22 Januari 2015

Cleaning MT Milling MT Packing Bags Bran Pollard Remarks

CWRS

13,5 100 UMW AMD 320

ARMADA Orange

NDL 2.000

1.280 128

Efisiensi solar pkl 18.30 -

21.30

NS2 80 AFI Merah 2.000

UMW

11,5 200 Armada Biru 4.000

Armada Merah 4.000

380 320 12.000

(29)

WEEKLY PRODUCTION PLANNING

Period 18-24 January 2015

Hari: JUMAT 23 Januari 2015

Cleaning MT Milling MT Packing Bags Bran Pollard Remarks

ASW 110 UMW AMD 30 AFI Hitam Reg 3.000

1.320 132

Efisiensi solar pkl 18.30 -

21.30

MMW 250 MMW 120 Armada Biru 4.000

CWRS 13,5 100 Armada Merah 5.000

NS2 80

360 330 12.000

Hari: SABTU 24 Januari 2015

Cleaning MT Milling MT Packing Bags Bran Pollard Remarks

MMW 250 UMW AMD 200 Armada Biru 6.000

1320 132

Efisiensi solar pkl 18.30 -

21.30

ASW 110 Armada Merah 6.000

250 310 12.000

Summary 2.110 1.930 71.460

Sumber : Production Manager PT. Agri First Indonesia

Dalam penerapannya di lantai produksi, jadwal produksi yang telah disusun dapat berubah suatu waktu disebabkan oleh berbagai faktor dan menyebabkan target produksi tidak tercapai tepat waktu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap perbandingan jumlah produksi di lapangan pada mesin packing tidak sesuai dengan weekly production planning (WPP). Data perbandingan jumlah produk yang diproduksi dan rencana berdasarkan WPP pada periode 2-7 Februari 2015 ditunjukkan pada Tabel 1.2.

(30)

Daily Mixing and Packing Report Jenis Produk Jumlah Produk (bag) Rencana WPP (bag) Akumulasi Kekurangan Produksi (bag) Akumulasi Kelebihan Produksi (bag)

Senin, 2 Februari 2015

AFI Hitam Reg 1.794 3.000 -1.206

Armada Merah FB 1.990 5.000 -3.010

AFI Kuning Reg 99 1.000 -901

AFI Biru NDL 863 630 233

Jumlah 4.746 9.630 -5.117 233

Selasa, 3 Februari 2015

Armada Merah FB 827 1.000 -3.183

AFI Hitam Reg 953 0 -253

AFI Kuning MS 1.534 1.800 -266

Armada Orange GM 28 882 3.000 -2.118

Armada Orange NDL 2.508 2.000 508

Jumlah 6.704 7.800 -5.820 508

Rabu, 4 Februari 2015

AFI Kuning MS 2.079 1.800 13

Armada Merah FB 3.238 6.000 -5.951

AFI Kuning Reg 1.301 0 400

AFI Biru NDL 470 0 703

AFI Hitam Reg 1.626 3.000 -1.374

Jumlah 8.714 10.800 -7.325 1.116

Kamis, 5 Februari 2015

AFI Hitam Reg 1.613 3.000 -2.761

AFI Kuning MS 2.164 1.800 377

AFI Merah NDL 1.315 2.000 -685

Armada Orange GM 28 1.751 0 -367

Armada Merah FB 2.461 3.000 -6.490

Jumlah 9.304 9.800 -10.303 377

Jumat,6 Februari 2015

AFI Kuning MS 1.724 1.800 301

Armada Merah FB 4.884 4.000 -5.606

Armada Orange Reg 2.012 0 2.012

Armada Biru 1.501 4.300 -2.799

(31)

Tabel 1.2. Perbandingan Jumlah Produk dan Rencana WPP Periode 2-7 Februari 2015 (Lanjutan)

Daily Mixing and Packing Report

Jenis Produk

Jumlah Produk (bag)

Rencana WPP (bag)

Akumulasi Kekurangan

Produksi (bag)

Akumulasi Kelebihan

Produksi (bag)

Sabtu, 7 Februari 2015

AFI Kuning MS 936 1.800 -487

Armada Biru 1.486 0 -1.313

Armada Orange NDL 338 0 846

AFI Cokelat 505 0 505

Armada Merah FB 358 9.000 -14.248

Jumlah 3.623 10.800 -16.048 1.351

Sumber : Daily Packing and Report Departemen Produksi

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, faktor yang menyebabkan produk tidak dapat diselesaikan tepat waktu adalah delay pada mesin packing (single spot dan carousell). Delay disebabkan beberapa faktor yaitu gangguan listrik, menunggu proses sebelumnya, persiapan (set up), kerusakan mesin, dan kebutuhan pribadi. Faktor menunggu proses sebelumnya adalah faktor yang terkait dengan ketidaksesuaian pengalokasian kapasitas yang dibutuhkan dengan kapasitas yang tersedia dan berkaitan dengan jadwal yang belum optimal. Kegiatan-kegiatan seperti menunggu proses blending, menunggu transfer produk ke mesin, waiting process, empty flour, menunggu forklift, menunggu karung, pengemasan ulang

(repack) produk yang sudah ada adalah kegiatan yang mengindikasikan adanya gangguan pada penjadwalan.

(32)

metaheuristik yaitu pendekatan untuk menjelajah ruang pencarian secara efisien untuk menemukan solusi optimal. Algoritma genetika didasarkan pada mekanisme seleksi alam dan genetika alami untuk mencari solusi optimum yang dilakukan dengan mempertimbangkan banyak titik yang muncul secara simultan untuk memperoleh suatu fungsi tujuan atau nilai fitness yang digunakan.

Algoritma genetika dipilih sebagai metode untuk menghasilkan rancangan jadwal yang efisien dikarenakan karakteristik proses produksi tepung terigu yang memiliki banyak sekali variasi produk dan banyaknya urutan job yang mungkin dari 9 jenis produk sehingga membutuhkan proses penjadwalan yang kompleks. Dengan algoritma genetika, dapat dipilih solusi urutan job terbaik (fitness tertinggi) dari sejumlah solusi yang diberikan. Pada beberapa penelitian terakhir penjadwalan, metode metaheuristik termasuk algoritma genetika telah menjadi metode yang paling populer.

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil optimal terhadap permasalahan minimisasi makespan pada kasus penjadwalan flow shop seperti yang telah dilakukan oleh Dian Setiya Widodo1

1

Dian Setiya Widodo, Pendekatan Algoritma Cross Entropy-Genetic Algorithm Untuk

Menurunkan Makespan Pada Penjadwalan Flow Shop, 2014

(33)

Penjadwalan job shop dilakukan juga oleh Rui Zhang2 menggunakan metode Algoritma Genetika untuk meminimisasi total tardiness pada mesin yang mengalami bottleneck. Penelitian lain dilakukan oleh James C. Chen3

1.2. Perumusan Masalah

dengan mengembangkan algoritma penjadwalan pada kondisi flow shop yang memiliki mesin paralel di industri senjata. Performansi penjadwalan diukur berdasarkan tingginya pinalti dari late delivery pada pemesanan militer dan biaya produksi yang tinggi, total tardiness, total idle time mesin dan makespan.

Pada penelitian ini akan digunakan metode Algoritma Genetika pada penjadwalan flowshop di PT. Agri First Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan rancangan jadwal yang optimal. Rancangan jadwal yang dihasilkan berupa urutan-urutan pengerjaan job yang dapat dilakukan di perusahaan dengan nilai makespan yang optimal. Dengan mengoptimalkan nilai makespan diharapkan dapat meminimasi waktu proses sehingga meminimasi delay antar stasiun kerja dan meningkatkan efisiensi utilitas produksi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka pokok permasalahan yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian di PT. Agri First Indonesia ini

2

Rui Zhang, Bottleneck Machine Identification Method Based on Constraint Transformation for Job Shop Scheduling with Genetic Algorithm, 2012

3

(34)

adalah kegagalan lantai produksi untuk menghasilkan produk jadi tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dicari jawabannya adalah:

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan produk tidak dapat diselesaikan tepat waktu?

2. Apa saja metode yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produk tepat waktu dan menghasilkan susunan jadwal produksi yang optimal?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas maka tujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu rancangan sistem penjadwalan yang optimal untuk meningkatkan penyelesaian produk tepat waktu dan efektif untuk diimplementasikan oleh perusahaan.

Berdasarkan tujuan umum penelitian di atas yaitu rancangan sistem penjadwalan yang optimal, maka tujuan khusus dari proses penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Mendapatkan peramalan jumlah produk yang akan diproduksi dengan

memilih metode peramalan yang memiliki error terkecil.

2. Mendapatkan waktu standar operator packing dengan menggunakan metode stopwatch time study dengan memperhatikan rating factor dan allowance.

(35)

4. Mendapatkan rancangan pengurutan job yang efisien dari segi waktu yaitu urutan yang memiliki makespan terendah.

5. Mendapatkan perbandingan performansi antara metode penjadwalan Algoritma Genetika dengan metode aktual yang diterapkan perusahaan

Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja, khususnya dalam mengevaluasi suatu sistem penjadwalan yang ada dan memberikan suatu rancangan penjadwalan dengan menggunakan prinsip-prinsip keilmuan Teknik Industri. Penelitian ini juga merupakan sebuah karya ilmiah yang telah memberikan pengalaman dan keterampilan berharga dalam pemecahan masalah penjadwalan produksi secara ilmiah.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam membuat suatu rancangan sistem penjadwalan baru yang dapat mengurangi keterlambatan penyelesaian produk.

3. Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri FT- USU.

(36)

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilakukan pada proses produksi tepung terigu dan produk yang diamati adalah AFI Hitam, AFI Cokelat, AFI Orange, AFI Merah, AFI Biru, AFI Kuning, Armada Biru, Armada Orange, dan Armada Merah.

2. Data penjualan yang digunakan untuk meramalkan permintaan adalah data periode 30 Mei 2014 – 1 Januari 2015 dalam satuan waktu mingguan.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Kondisi mesin/ peralatan produksi selama pengamatan diasumsikan dalam kondisi stabil, tidak rusak, dan tidak terjadi gangguan listrik.

2. Material ditransfer secara langsung dari satu mesin ke mesin lain sehingga waktu pindah tidak diperhitungkan

3. Silo tepung (wheat silo) diasumsikan kosong atau tidak tersedia tepung pada penyimpanan sementara sehingga produk yang akan dijadwalkan mengalami proses produksi mulai dari awal.

1.5.Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :

(37)

manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian, dan sistematika penulisan laporan

Bab II Gambaran Umum Perusahaan menguraikan sejarah berdirinya PT. Agri First Indonesia Medan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, sistem pengupahan, proses produksi, mesin dan peralatan, dan utilitas yang terdapat di perusahaan.

Bab III Landasan Teori digunakan sebagai pisau analisis masalah penelitian ini yang dibangun dengan menggunakan berbagai sumber yaitu teori yang ada dan hasil penelitian yang relevan. Teori yang terkait dengan penelitian ini adalah teori mengenai Penjadwalan berupa Terminologi Penjadwalan, Model Penjadwalan, dan Kriteria Penjadwalan untuk menjelaskan objek penelitian, Pengukuran Waktu (Time Study) terdiri atas pengukuran waktu jam henti, tingkat ketelitian dan keyakinan, pengujian keseragaman data, pengujian kecukupan data, rating factor dan allowance, dan perhitungan waktu standar, Algoritma Genetika, dan parameter performansi penjadwalan.

(38)

skematik untuk menjelaskan hubungan antar variabel dan disusun rancangan penelitian yang berisi langkah-langkah penelitian.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data dan pengolahan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan metode yang dipilih. Data yang diambil merupakan data yang diperlukan untuk meneliti penjadwalan dengan metode Algoritma Genetika seperti data permintaan produk, data komposisi produk, data conditioning time gandum, data kapasitas stasiun kerja tersedia, dan data waktu siklus operator packing (pengisian dan penjahitan). Data-data ini kemudian diolah dengan menggunakan metode yang tepat, seperti rancangan ramalan produk dihasilkan melalui peramalan dengan metode double eksponensial dua parameter dari Holt dan metode smoothing eksponensial linier satu parameter dari Brown. Waktu standar operator packing (pengisian dan penjahitan) ditentukan dengan menggunakan stopwatch time study. Flowtime pengerjaan setiap produk dihitung sesuai dengan waktu yang dibutuhkan dan Gantt Chart digunakan untuk menentukan waktu penyelesaian setiap produk. Berdasarkan flowtime setiap produk, dilakukan penjadwalan produksi sesuai dengan metode aktual di perusahaan dan metode Algoritma Genetika sebagai metode usulan penelitian ini.

(39)

efektif metode ini digunakan untuk penyelesaian masalah. Analisis ini berisi tentang perbandingan antara metode aktual yang digunakan oleh perusahaan dengan metode Algoritma Genetika. Alat ukur perbandingan kedua metode yang digunakan adalah parameter performansi efficiency index (EI) dan relative percentage deviation (RPD).

(40)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT. Agri First Indonesia

PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan manufaktur asal Singapura yang bergerak di bidang produksi bahan makanan tepung terigu. PT. Agri First Indonesia berdiri pada tahun 2010 berlokasi di di jalan Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II Sumatera Utara dan beroperasi secara komersial pada tahun 2012. Saat ini, PT. Agri First Indonesia telah mampu bersaing dengan perusahaan pesaing di bidang tepung terigu.

PT. Agri First Indonesia berkomitmen untuk memberikan kualitas yang terbaik sehingga konsumen tidak kecewa dan percaya pada produk- produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, PT. Agri First Indonesia menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang didukung oleh pembuat mesin tepung terigu terkemuka yaitu Buhler. PT. Agri First Indonesia juga sangat memperhatikan pengadaan bahan

baku gandum. PT. Agri First Indonesia hanya mengimpor gandum dengan kualitas terjamin seperti gandum dari Amerika, Kanada, dan Australia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan dan menjaga kualitas bahan baku yang akan dijadikan tepung terigu.

(41)

tertuang dalam visi perusahaan PT. Agri First Indonesia yaitu menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik dan mitra terbaik bagi pengguna tepung terigu, serta turut berperan dalam peningkatan dan pembangunan gizi bangsa Indonesia. Untuk melaksanakan visi tersebut, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa misi yaitu:

1. Menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik, halal dan turut membantu keamanan pangan yang terjamin.

2. Inovasi terus menerus untuk menciptakan produk yang sesuai dengan perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan, perubahan dan inovasi tepung terigu di masa sekarang dan akan datang.

4. Membangun gizi bangsa Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk pangan yang berkualitas.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(42)
[image:42.595.110.521.195.554.2]

Rusindo, dan lain-lain. Jenis aplikasi dan spesifikasi produk PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia

Nama

Produk Aplikasi

Spesifikasi Moisture (%) Protein (db) % Ash (14 mb) % Wet gluten (db) %

AFI Emas Pembuatan roti max 13,8 min 14,50 max 0,40 min 35%

AFI Hitam Pembuatan roti dan

mie max 14,0 min 14,0 max 0,57 min 34

AFI Cokelat Pembuatan roti max 14,0 min 13,50 max 0,57 min 32

AFI Biru Pembuatan roti

manis, kue tar, kue kukus dan bolu, mie, dan donat

max 14,0 min 11,5 max 0,60 min 28

AFI Kuning Pembuatan mie max 14,0 min 13,0 max 0,55 min 31

AFI Merah Pembuatan roti

manis, biskuit, mie, pelapis gorengan, dan bahan makanan ringan

max 14,0 min 11,0 max 0,60 min 26

AFI Orange Aneka kue dan mie max 14,0 min 14,0 max 0,55 min 34

Armada Merah

Gorengan

max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24

Armada Orange

Gorengan

max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24

Armada Biru

Gorengan

max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24

Ayam Kinantan

Pakan ternak dan

udang max 14,0 min 11,0 max 1,0 min 25

Sumber : PT. Agri First Indonesia

(43)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Agri First Indonesia berlokasi di Jalan Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II, Saentis Percut Sei Tuan, Deli Serdang- 20371, Sumatera Utara.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Agri First Indonesia memasarkan produk tepung terigu ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Untuk memperlancar pendistribusian produk, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa distributor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yaitu Sumatera Utara (meliputi Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Padang Sidempuan, dan Pematang Siantar), Batam, Pekanbaru, Baganbatu, Padang, Aceh, dan Jakarta. PT. Agri First Indonesia juga memasarkan produk ke beberapa negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Maladewa dan negara lainnya.

Selain distributor tersebut, konsumen produk tepung terigu dapat juga mengambil produk secara langsung ke pabrik PT. Agri First Indonesia di daerah Kawasan Industri Medan II.

(44)

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Bentuk organisasi di PT. Agri First Indonesia adalah bentuk organisasi fungsional dan staff (functional and staff organization). Berdasarkan struktur organisasi yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, wewenang dari top management yang terdiri atas president commissioner, commissioner, president director, director, dan general manager dilimpahkan ke bagian di bawahnya dalam

bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi. Manajer setiap departemen tersebut berhak memberikan perintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang tugasnya masing-masing.

(45)
(46)

TOP MANAGEMENT

President Commisioner

TOP MANAGEMENT

Commisioner

TOP MANAGEMENT

President Director

TOP MANAGEMENT

Director WHEAT PROCUREMENT

Comitte

RISK MANAGEMENT

Comitte

TOP MANAGEMENT

General Management ISO

M. Representative

TOP MANAGEMENT

Secretary

PRODUCTION DEPT. Manager QC & RND DEPT.

Manager HR DEPT.

Manager WAREHOUSE DEPT.

Supervisor INTERNAL AUDITOR

Head F & A DEPT.

Manager IT DEPT.

Supervisor

MAINTENANCE DEPT. Manager

MARKETING DEPT. Manager

PROCUREMENT Supervisor

[image:46.792.74.757.109.332.2]

LOGISTIC Head

(47)
(48)

V-1

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian organisasi di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Lampiran 1.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja di PT. Agri First Indonesia adalah 219 orang dengan pembagian sebagai berikut.

1. General Manager : 1 orang 2. Finance and Accounting Department : 8 orang 3. Human Resources Department : 13 orang

4. IT Department : 5 orang

5. Marketing Department : 35 orang

6. Procurement : 3 orang

7. Logistic : 6 orang

8. Personal Assistant : 5 orang

9. ISO : 2 orang

10. Internal auditor : 4 orang

11. Quality Control – Research and Development Department : 23 orang 12. Maintenance Department : 21 orang

13. Production Department : 64 orang 14. Warehouse Department : 29 orang

(49)

1. Hari kerja karyawan reguler yaitu karyawan selain Departemen Produksi adalah hari Senin sampai dengan Jumat dengan pembagian jam kerja sebagai berikut.

a. Jam 08.30 – 12.00 WIB : waktu kerja b. Jam 12.00 – 13.00 WIB : waktu istirahat c. Jam 13.00 – 17.00 WIB : waktu kerja

2. Hari kerja karyawan Departemen Produksi adalah Senin sampai dengan Sabtu dengan pembagian jam kerja 3 shift/ hari. Jumlah jam kerja hari Senin- Jumat adalah 8 jam/ shift dengan pembagian sebagai berikut:

a. Shift I : Pukul 07.00 – 15.00 WIB b. Shift II : Pukul 15.00 – 23.00 WIB c. Shift III : Pukul 23.00 – 07.00 WIB

Jumlah jam kerja hari Sabtu adalah 5 jam/ shift dengan pembagian sebagai berikut:

a. Shift I : Pukul 07.00 – 12.00 WIB b. Shift II : Pukul 12.00 – 17.00 WIB c. Shift III : Pukul 17.00 – 22.00 WIB

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Upah karyawan di PT. Agri First Indonesia ini terdiri dari: 1. Upah pokok

2. Tunjangan jabatan

(50)

Penetapan upah karyawan ditentukan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan, sedangkan pajak atas upah (Pajak Penghasilan) menjadi tanggungan pribadi karyawan.

Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan antara lain:

1. Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan memberikan BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan.

2. Sarana transportasi berupa bus antar jemput dan prasarana yaitu kantin dan rumah ibadah

3. Cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja per tahun

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia dalam menghasilkan produk dibagi atas 3 jenis yaitu bahan baku, baku penolong, dan bahan tambahan. Jenis-jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, masuk dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku yang digunakan PT. Agri First Indonesia dalam menghasilkan produk tepung terigu adalah:

a. Gandum

(51)
[image:51.595.130.490.250.521.2]

digunakan berasal dari berbagai negara penghasil gandum di dunia antara lain Australia, Canada, Amerika, Maldova, Rusia, Ukraina, India dan lain-lain. Jenis-jenis gandum yang digunakan di PT. Agri First Indonesia berdasarkan negara asal pengekspor dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia

Negara Jenis Gandum Nama Gandum

Australia Keras (Hard Wheat)

Australian Prime Hard (APH) Australian Hard (AH)

Medium Wheat Australian Premium White (APW)

Soft Wheat Australian Soft Wheat(ASW) Amerika Soft Wheat Soft White Winter (SWW)

Canada Hard wheat Canada Western Red Spring (CWRS) Ukraina Medium Wheat Ukraina Medium Wheat (UMW) Maldova Medium Wheat Maldova Medium Wheat (MMW)

Rusia Medium Wheat Russian Medium Wheat (RMW) Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia

2. Bahan Tambahan

(52)

a. Vitamin/ Mineral

Vitamin/ mineral ditambahkan sebagai sumber vitamin/ mineral tambahan pada tepung terigu yang dihasilkan. Vitamin/ mineral yang ditambahkan pada produk tepung terigu PT. Agri First Indonesia adalah fortitech dan premix. Fortitech yang ditambahkan pada tepung sekitar 150 – 160 ppm. Vitamin/ mineral mempunyai komposisi antara lain asam folat, vitamin B1, zat besi, dan seng.

b. Karung (Woven bag)

Karung digunakan sebagai tempat untuk mengemas produk tepung terigu sehingga siap untuk dipasarkan. Karung yang digunakan adalah karung plastik dengan kapasitas 25 kg dan 50 kg.

c. Benang

Benang digunakan untuk menjahit karung yang telah diisi tepung pada proses packing.

3. Bahan penolong

(53)

2.6.2. Uraian Proses Produksi

Secara umum, proses produksi mulai dari gandum hingga menjadi tepung terigu terdiri atas beberapa tahap yaitu pre cleaning, intake, cleaning, milling, dan mixing and packing. Proses produksi di PT. Agri First Indonesia diuraikan sebagai

berikut.

1. Penerimaan Bahan Baku/ Pre Cleaning

Gandum yang digunakan PT. Agri First Indonesia didatangkan dari negara-negara pengekspor gandum seperti Australia, Kanada, Rusia, Maldova, Amerika, dan Ukraina. Gandum didatangkan di dalam kontainer-kontainer. Frekuensi kedatangan gandum ke pabrik diatur oleh bagian manajemen. Bahan baku di kontainer masuk melalui pos penerimaan pabrik. Bahan baku di kontainer truk ditimbang untuk mengetahui kuantitas dan menyesuaikan data dengan bill of leading. Setelah gandum diterima, bagian Quality Control akan melakukan analisa kualitas gandum yang diterima apakah layak disimpan di Big Silo atau tidak. Proses pre cleaning ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Penimbangan Gandum

Penerimaan Gandum

Pengecekan Kualitas

Bill of Leading

Bagian QC

(54)

2. Intake

Setelah gandum dinyatakan layak untuk masuk ke silo, maka akan dilakukan proses pembongkaran (unloading) gandum dari kontainer atau disebut intake. Proses intake adalah proses memindahkan gandum dari kontainer ke wheat silo. Gandum yang diterima bervariasi tergantung negara penghasil gandum

tersebut. Jenis gandum di PT. Agri First Indonesia adalah AHW AH12, RMW 11.5, UMW 11.5, APW, CWRS, APH, MMW, ASW, APW 10.5, NS2, SWW. Gandum yang telah diterima tidak boleh dicampur dengan gandum yang lain karena gandum memiliki perbedaan kandungan protein, harga, dan produk yang akan dihasilkan. Urutan intake di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.3.

3. Cleaning

Setelah gandum masuk ke raw wheat bin, maka akan dilakukan proses cleaning untuk membersihkan gandum dari impurities yang berukuran lebih kecil dari impurities di proses intake. Proses cleaning di PT. Agri First Indonesia dibagi

atas 3 yaitu first cleaning, second dampening, dan second cleaning. Waktu yang dibutuhkan untuk proses cleaning tergantung dari jenis gandum. Secara umum ada 3 jenis gandum dan lama waktu pengkondisiannya yaitu:

a. Soft (SWW, ASW) : 8-16 jam

b. Medium (APW, RMW, MMW, UMW) : 16-24 jam c. Hard (CWRS 13.5, NS2, AH13, AH2) : 24-26 jam

(55)

Unloading silo besar

Pembongkaran kontainer berisi gandum

Naik ke atas hidrolic dan diangkat menggunakan

tenaga palm oil

Gandum dijatuhkan ke big screening yaitu tempat penuangan gandum dan menyaring impurities awal

yang besar

Gandum dibawa dengan menggunakan chain conveyor

menuju hooper dan naik menggunakan bucket elevator untuk transmisi gandum ke silo

Gandum masuk ke drum sieve untuk membersihkan

batang gandumyang lebih besar, kulit, sampah

Gandum turun menggunakan bucket elevator dan masuk ke magnet separator untuk memisahkan gandum dari

magnet

Gandum dibawa naik menggunakan bucket elevator untuk masuk ke

silo

Gandum dibawa menggunakan chain conveyor bertipe double

sleeve

Masuk ke big silo

Unloading raw wheat bin

Gandum naik menggunakan bucket elevator dan melalui black box untuk memisahkan silo yang masuk ke raw

wheat bin

Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter lebih besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm)

dari gandum

Masuk ke raw wheat bin Gandum dibawa dengan

menggunakan chain conveyor dan bucket elevator

Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter lebih

besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm) dari gandum

Gandum dibawa menggunakan chain conveyor

Gandum masuk ke raw wheat bin

Pemisahan gandum yang kering, basah, dan bergumpal yang dilakukan

secara manual oleh tim intake

(56)

Gandum berada di raw wheat bin

Gandum ditransfer dengan menggunakan chain conveyor dan

bucket elevator Gandum ditimbang dengan

menggunakan scale

Gandum masuk ke combi cleaner untuk membersihkan gandum dari impurities seperti

batu, jagung, plastik, batang ganduml

Gandum masuk ke Monocromatic Optical Sorting Machine Sortex yaitu mesin untuk memisahkan gandum berdasarkan warna dengan infra red sehingga material lain yang sama bentuk dengan gandum tetapi berbeda warna bisa dibuang

Gandum masuk ke scourer yaitu mesin untuk membersihkan gandum dari kulit kulit

gandum yang kotor dan menghisap debu

Gandum masuk ke mesin MYFC dan dilakukan pengukuran tingkat mouisture/ kandungan air

gandum dan dilakukan analisa kualitas

First cleaning

Gandum masuk ke tempering bin (T301-T304) dan dilakukan conditioning selama 70% dari

total conditioning time

Gandum masuk ke bin T305 dan T306 dan dilakukan proses conditioning II selama 30% dari total

conditioning time

Second Dampening

Gandum ditimbang dengan menggunakan automatic flow

balancer

Gandum masuk ke mesin scourer untuk mematikan kutu dan menghaluskan gandum

sehingga tidak ada serat Gandum masuk ke mesin magnet apparatus untuk penangkapan logam

yang ada pada gandum

Dilakukan penambahan air I dengan menggunakan dampener turbonizer dimana jumlah air yang ditambahkan sebesar 70% dari jumlah total air

Gandum ditimbang dengan automatic flow balancer dan dilakukan analisa kualitas second

dampening

Dilakukan penambahan air II dengan menggunakan dampener dimana jumlah air yang ditambahkan

sebesar 30% dari jumlah total air

Gandum melewati aspiration channel untuk menghisap debu dan kulit gandum yang ringan

Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1) sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1

Ya

Mouisture gandum tercapai?

Tidak Gandum mengalami proses second cleaning dan dilakukan penambahan air

[image:56.595.129.394.108.652.2]

Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1) sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1

(57)

4. Milling

Prinsip utama dari proses milling adalah memisahkan endosperm dari bran dan germ dan mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung yang sekecil mungkim (100 - 125 mikron) dengan nilai ekstraksi yang tinggi dan kadar abu yang rendah atau kualitas tepung sesuai dengan spesifikasi produk. Kualitas dan kuantitas dari tepung yang dihasilkan harus berjalan selaras untuk mendapatkan mill performance yang baik. Jumlah hasil ekstraksi yang diharapkan sekitar 75-76% sedangkan sisanya adalah produk sampingan berupa bran dan pollard. Secara umum struktur gandum ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Sumber : www.google.com

Gambar 2.5 Struktur Gandum

Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total

(58)

gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%.

Tahapan proses milling terdiri atas proses pencacahan gandum (breaking process), proses pengayakan (sifting process), dan proses reduksi (reduction process).

a. Breaking Process

Breaking process adalah proses membuka atau memecah gandum dan memisahkannya dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk middling dan semolina. Semolina adalah partikel – partikel endosperm yang masih besar dan kasar, sedangkan middling adalah partikel – partikel endosperm yang sudah agak halus. Ukuran partikel penggilingan gandum ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Ukuran Partikel Gandum

Nama Ukuran (mikron)

Coarse semolina 1180 - 1120 Fine semolina 1120 - 800 Coarse middling 800 - 600 Fine middling 600 - 212

Flour 125 - 100

Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia

(59)

Tingkat B1 dan B2 dilakukan secara bersama-sama sehingga pada roll B1 dan B2 dihasilkan coarse semolina, fine semolina, dan middling. Tingkat B3 merupakan proses pemecahan dan penyikatan sisa–sisa endosperm yang masih tertinggal pada bran. Hasil dari proses ini adalah middling tepung dengan kadar abu yang masih tinggi. Bran yang masih mengandung endosperm terbagi menjadi B4c dan B4f. Tingkat B4 dan B5 merupakan tahap penyikatan sisa - sisa endosperm yang mungkin masih ada di dalam bran. Hasil dari tahap ini adalah tepung, bran, dan pollard.

b. Proses pengayakan (sifting process)

Sifting adalah proses pengayakan atau pemisahan produk yang kasar dan yang

halus yang merupakan hasil breaking process. Tujuan dari proses pengayakan adalah untuk memisahkan produk berdasarkan ukuran mikron. Produk dari roll masuk ke plan sifter dan diayak. Produk yang telah diayak dan masih kasar akan digiling lagi di dalam roll, produk yang sudah halus akan dibawa ke purifier untuk dimurnikan dan memisahkan karakter semolina, dan impact bran

finisher berfungsi untuk mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran. Impact bran finisher terdiri dari alat pemukul (beater) dan saringan, dimana produk akan dihempaskan pada saringan sehingga endosperm terlepas dari bran dan lolos saringan sehingga bran akan tertinggal. Plansifter pada proses milling adalah alat pada sifting process yang dalam satu

(60)

Dalam proses pengayakan dengan plan sifter, material yang tidak lolos ayakan akan keluar dari plan sifter melalui bagian tepi, sedangkan material yang lolos ayakan akan terus turun melewati ayakan-ayakan selanjutnya dan masuk ke tahap purifikasi di mesin purifier.

c. Proses reduksi (reduction process)

Tujuan dari proses ini adalah untuk mereduksi middling menjadi tepung. Proses reduksi berarti proses mengecilkan granulasi endosperm hasil proses pemecahan menjadi tepung. Pada proses reduksi terdapat roll C1 - C10. Tepung paling banyak diekstraksi dari bagian pertama reduksi middling, dan pada bagian akhir proses reduksi ekstraksi tepung makin berkurang karena middling semakin halus dan serta terdapat kemungkinan terbentuknya bran powder. Mesin yang digunakan adalah reduction roll. Hasil dari proses reduksi

(61)

Flour Bin. Flour 1 akan masuk ke Flour Bin F501 - F511, sedangkan Flour 2 akan masuk ke Flour Bin F512 - F514.

5. Mixing dan Packing

Mixing adalah proses pencampuran dua atau beberapa jenis gandum sesuai

[image:61.595.177.451.334.730.2]

dengan grist/ komposisi jenis tepung yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk tertentu. Grist produk di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Grist Produk PT. Agri First Indonesia

Produk Grist Jumlah (%)

AFI Emas CWRS 13.5 50

NS2 50

AFI hitam

APW 20

CWRS 13.5 50

NS2 30

AFI Orange

APH14 65

APW 25

CWRS 10

AFI Cokelat CWRS 45

RMW 11.5 55

AFI Biru

AH12 20

APW 65

ASW 15

AFI Kuning AH12 65

APW 35

AFI merah

APW 35

ASW 15

RMW 11.5 50

Armada Orange

APW 25

ASW 30

UMW 45

Armada Biru ASW 30

UMW 70

Armada Merah MMW 100

(62)

Tepung dari Flour Bin akan ditimbang dengan menggunakan scale. Setiap produk akan ditambahkan vitamin berupa premix dan fortitech. Jumlah fortitech yang ditambahkan sekitar 150 – 160 ppm dan ditimbang dengan menggunakan micro feeder dosing. Grist tepung dan vitamin akan dicampur dengan menggunakan mixer. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran adalah 120 – 150 detik/ ton untuk hard wheat, 90 – 110 detik/ ton untuk medium wheat, dan 60 detik/ ton untuk soft wheat. Tepung yang telah dicampur masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper below mixer. Tepung akan melalui spout magnet untuk menangkap serbuk besi/

logam yang mungkin terkandung di tepung karena interaksi dengan peralatan. Tepung akan masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper mixing line dan melewati impact detacher untuk membunuh telur kutu yang ada di tepung. Rotary distributor akan mengarahkan tepung ke mesin packing single spot atau carousel. Tepung akan diayak dengan menggunakan plan sifter dan

(63)

2.7. Mesin dan Peralatan

[image:63.595.122.502.361.743.2]

PT. Agri First Indonesia memiliki komitmen untuk memberikan kualitas yang terbaik sehingga mesin-mesin dan peralatan yang dipergunakan semuanya didukung oleh pembuat mesin tepung terigu terkemuka, Buhler. Mesin yang digunakan PT. Agri First Indonesia untuk proses produksi dikendalikan oleh Programmable Logic Control (PLC) dan operator melakukan proses monitoring melalui PC (personal computer). Mesin dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia

Nama Proses

Nama Mesin/ Peralatan

Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Pre Cleaning

Weighting bridge MUGI E1205 Penimbangan gandum di kontainer

truck

Intake pit Penerimaan gandum dari kontainer

Intake Hidrolic Tippler Pembongkaran gandum dari kontainer

Kontainer Tempat penyimpanan gandum

Big Screening Memisahkan impurities awal yang besar

Chain conveyor Alat pemindahan gandum secara horizontal

Bucket elevator Alat pemindahan gandum secara vertikal dengan menggunakan mangkok sebagai alat pemindah gandum

Hopper Tempat penampungan gandum

sementara sebelum proses selanjutnya

Drum Sieve A1004 Membersihkan gandum dari sampah dan batang gandum yang berukuran besar

Magnet separator A1006-KCL 01 Menangkap logam yang terdapat pada gandum

Wheat Silo Silo 101, 102, 104, 105, 106,108, 109, 110

Tempat penyimpanan gandum yang berukuran besar

(64)
[image:64.595.128.497.133.748.2]

Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan) Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Raw wheat bin (steel silo)

R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210

Tempat penyimpanan gandum

Cleaning

Automatic Flow Balancer

MZAH-15 Mengatur kapasitas aliran gandum

berdasarkan volume

Screw Conveyor, Bucket Elevator

AHKA-50 (SC), AHGL-250

Alat transfer gandum

Scale Scale Tubex MWBL-120 (A-2022)

Menimbang berat gandum

Magnet separator Magnet Apparatus MMUA-30 (A-2023)

Menangkap logam yang terdapat pada gandum

Combi Cleaner MTKB-120/120 (2024)

Membersihkan gandum dari partikel berupa batu, jagung, plastik, dan batang gandum Monocromatic Optical Sorting Machine Sortex SORTEX-Z+2M

Memisahkan gandum dari partikel lain berdasarkan warna Horizontal Scourer SCOURER MHXS 45/80 (A2037)

Membersihkan gandum dari kotoran yang masih melekat pada gandum dengan cara menggosok gandum pada permukaan ayakan

Aspiration Channel

MVSG-100 (A-2038)

Menghisap debu yang terdapat pada gandum

Mouisture Measuring Device

MYFC (A-2039)

Mengukur tingkat mouisture gandum

Dampener Turbonizer

DAMPENER MOZF-1000 (A2042)

Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses first cleaning Tempering Bin BIN 301,

302, 303- T-304

Bin pengkondisian gandum yang telah diberi air selama waktu tertentu (first dampening)

Dampener MOZF-315 (A2070)

Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses second

dampening Tempering Bin BIN T-305, BIN

T-306

Bin pengkondisian gandum II (second dampening)

Scourer SCOURER MHXS 45/80 (A2086)

(65)
[image:65.595.123.498.136.732.2]

Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan) Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Aspiration Channel

MVSG-100 (A-2087)

Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih tertinggal

Bin B1 KIE-3015

(4041)

Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling

Milling Automatic Hopper Scale

SCALE MWBL-120 (A-4002)

Penimbangan gandum yang akan digiling

Magnet Apparatus Magnet MMUA-30 (A-4003)

Penangkapan logam yang terdapat di gandum

Eight Break Roll Mill

Roll MDDQ 1250/250

Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk

melepaskan endosperm dalam bentuk

semolina dan middling Plan sifter MPAP-826

NOVA

Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron

Purifier MQRF-46/200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung

Impact Bran Finisher

MKLA-45/110 Mengambil sisa endosperm yang

masih ada pada lapisan permukaan

bran Reduction Roll Roll MDDP

1250/250

Mereduksi middling menjadi tepung

Impact Detacher MJZF 51-11-3000

Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung

Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2

Screw Conveyor F1

SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan

menggunakan screw

Screw Conveyor F2

SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan

menggunakan screw

Control Sifter Double Sifter MPAQ-209

Mengayak tepung F1

Control Sifter Single Sifter MPAR-10

Mengayak tepung F2

Scale F1 MWBL 120 Menimbang tepung F1

Scale F2 MWBL 60 Menimbang tepung F2

Magnet F1 MMUD-20 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F1

(66)
[image:66.595.122.503.142.735.2]

Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan) Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan

Gambar

Tabel 2.1. Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Agri First Indonesia
Tabel 2.2 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia
Gambar 2.4 Proses Cleaning dan Conditioning Gandum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.8 Grafik perbandingan fitness setiap generasi di Algoritma Genetika, Gabungan Algoritma Genetika dengan Tabu Search, dan Algoritma Simple additive weighting

Genetic Algorithm atau algoritma genetika adalah algoritma yang mempunyai solusi dalam memecahkan masalah secara alamiah karena dalam algoritma genetika ini memiliki

Dari ketiga pengujian diatas dapat dilihat bahwa dengan mengubah parameter masukan seperti jumlah kelas dan parameter algoritma genetika seperti jumlah populasi, probabilitas

Oleh karena itu penulis menggunakan metode algoritma genetika untuk memperoleh kombinasi terbaik pada pasangan mata pelajaran dan tutor secara keseluruhan, serta

Rancangan optimasi produksi pada rantai pasok CPO dengan metode algoritma genetika menunjukkan hasil produksi optimum untuk Triwulan III 2017 adalah sebesar 12.202.285 kg,

Rancangan optimasi produksi pada rantai pasok CPO dengan metode algoritma genetika menunjukkan hasil produksi optimum untuk Triwulan III 2017 adalah sebesar 12.202.285 kg,

Gandum masuk ke Monocromatic Optical Sorting Machine Sortex yaitu mesin untuk memisahkan gandum berdasarkan warna dengan infra red sehingga material lain yang sama bentuk

Estimasi Parameter Model Regresi Non Linear Menggunakan Algoritma Genetika Hasil dari tahapan algoritma genetika berupa nilai fitness yang telah konvergen dapat dilihat pada Gambar