• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian Proses Produksi

Dalam dokumen MAY RINA SAVITRI F3509045 (Halaman 69-78)

BAB III PEMBAHASAN

11. Uraian Proses Produksi

Proses adalah cara, metode maupun ternik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu. Sedangkan produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud

commit to user

57 dengan proses produksi adalah suatu cara, metode, maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan faedah.

PT. INDO VENEER UTAMA memproduksi berbagai macam produk antara lain door (pintu), table (meja), chair (kursi), bench (bangku), sunlounger, trolly, daybed. PT. INDO VENEER UTAMA dalam memproduksi tergantung pesanan (make to order), jadi hanya ada sedikit stok untuk produk jadi.

Pada uraian proses produksi ini yang akan di bahas adalah pintu balcony putih.

1. Bahan Baku

PT. INDO VENEER UTAMA bergerak

dibidang industry furniture atau perkayuan, karena itu bahan baku utama untuk produksinya adalah kayu. Secara umum kayu ada dua jenis yaitu kayu basah dan kayu kering. Kayu basah adalah kayu yang tingkat kandungan airnya (moisture contain) berkisar antar 70 - 80 MC, sedangkan kayu kering tingkat kandungan airnya berkisar antara 7 – 8 MC. Jenis kayu yang biasa digunakan perusahaan ini sebagaian besar adalah kayu merbau. Sedangkan jenis lain adalah kayu ranting dan kayu kamfer. Daerah perolehan bahan baku berasal dari luar kota yaitu Semarang, Kalimantan, Papua yang

commit to user

58 umumnya masih berbentuk gelondongan (log) ataupun kayu balok. Pemilihan jenis kayu tersebut berdasarkan permintaan atau pesanan konsumen sehingga tidak menutup kemungkinan menggunakan jenis kayu lainnya.

Secara umum spesifikasi kayu yang dipesan antara lain: 1) Tidak ada mata kayu (mata kayu adalah bekas

dahan yang dipotong dan biasanya terlihat dari luar)

2) Bukan kayu yang berduri

3) Tidak ada doreng (alur warna gelap pada permukaan kayu)

4) Berserat lurus memanjang 5) Tidak busuk

6) Tanpa Shothole (lubang paku) 7) Tanpa kantong dammar (kaput) 8) Tanpa pinhole (lubang jarum) 9) Tidak pecah (retak)

10)Tidak pulur (hati) 2. Proses Produksi

1) Order Flow

Order Flow adalah aliran yang menunjukkan pesanan awal atau Order masuk dari konsumen sampai pengantaran produk jadi ke konsumen.

commit to user

59 Berikut adalah gambaran sederhana dari order flow:

TIDAK YA YA TIDAK Gambar 1.5

Arus order produksi di PT. INDO VENEER UTAMA ORDER MASUK MARKETING MARKETING OK MANAGEMEN PRODUK R & D PPIC PURCHASIN PRODUCTIO N QUALITY CONTROL WAREHOUS E

commit to user

60 Untuk lebih detailnya akan diuraikan seperti tahap- tahapnya, sebagai berikut:

1. Marketing

Order produk tertentu dari konsumen, kemudian diterima oleh marketing. Order dapat berupa pemesan produk jadi maupun pemrofilankayu.

Setelah order masuk ke bagian marketing, maka bagian marketing bertugas membuat Bill of Material untuk mengetahui komponen – komponen apa saja yang dibutuhkan untuk memproduksi satu produk dan apakah komponen tersebut harus dibuat atau dibeli. Order tersebut disampaikan ke bagian PPIC sebagai PurchasingOrder (PO) in dan masuk ke bagian manajemen.

Jika pesanan berupa produk baru maka marketing memberikan tugas kepada bagian penelitian dan pengembangan (R&D)untuk membuat gambar kerja dari produk baru tersebut untuk dikonfirmasikan ke customer.

Cost / penetapan harga ditentukan oleh: 1) Biaya material

commit to user

61 3) Biaya pengiriman (ditentukan dari hasil negosiasi

antara marketing dengan konsumen)

4) Biaya proses (berdasark dari mesin yang dipakai / biaya masing – masing mesin dan biaya waktu proses yang digunakan)

5) Biaya desain (ditentukan tingkat kerumitan desain dan konstrksi, semakin rumit suatu produk memerlukan waktu yang semakin lama untuk proses produksi dan membutuhkan tingkat pengerjaan yang rumit pula sehingga harga produk tersebut juga semakin mahal)

2. PPIC (Production Planning Inventory Control)

Jika semuanya sudah disetujui semua pihak (antara marketing dan konsumen), maka marketing memberikan gambar kerja yang sudah selesai dikerjakan oleh R & D kepada PPIC.

Kemudian PPIC membuat Marketing

Requiremen Planning (MRP) untuk perencanaan kebutuhan material dalam pembuatan suatu produk, Marketing Production Schedule (MPS) dan Surat Perintah Kerja (SPK). Selain itu juga PPIC mengatur penggunaan material dan ukurannya untuk membuat produk pesanan, dan pembelian material dilakukan oleh

commit to user

62 bagian Purchasing dan pengecekan material yang datang dilakukan oleh bagian Quality Control.

3. Purchasing

Purchasing bertugas melakukan pembelian material untuk pembuatan produk baik material utama maupun material pendukung.

4. Production

Setelah material tersedia maka pengerjaan produk dapat langsung dikerjakan di lantai produksi sesuai proses pengerjaan di tiap – tiap mesin – mesin (baik di mesin band saw, arm saw, boring, moulding, sander, multizer, double cut, laminating, dll)yang jadwal produksinya sudah dibuat oleh PPIC.

5. Quality Control

Bagian Quality Control bertugas melakukan pengendalian kualitas mulai dari bahan baku sampai produk jadi. Bahan baku (kayu) yang telah dikerjakan (Kiln Dry) yang telah dihaluskan di area pembahanan kemudian diinspeksi oleh bagian quality control apakah bahan baku tersebut layak dipakai untuk bahan dasar pembuatan produk. Setelah produk sudah jadi, maka diinspeksi kembali oleh bagian Quality control, apakah ada produk yang cacat (misal kaki meja atau kursi patah) dan apakah ukurannya sudah sesui atau belum

commit to user

63 dan ketebalan catnya (untuk pintu yang dicat). Sebenarnya quality control dilakukan setiap saat pada waktu pembuatannya di masing – masing mesin selalu diperiksa apakah ukurannya sudah sesuai, sehingga jika terjadi kesalahan bisa langsung diperbaiki. Jadi sangat jarang produk cacat tapi tidak tertutup kemudian juga pernah mengalami kesalahan ukuran atau cacat.

6. Warehouse

Produk yang sudah jadi dan sudah diinspeksi oleh quality control, maka langsung disimpan di

warehouse dan dicatat oleh administrasi produksi untuk sesegera mungkin dikirim ke konsumen sesuai

pengetahuan dari bagian PPIC. Juga bagian Warehouse mengkonfirmasikan produk yang selesai tersebut ke bagian Eksim (Ekspor – impor) untuk membuat berbagai macam surat misl surat jalan.

7. Shipment

Untuk pengiriman ke luar negeri, produk dimasukkan ke dalam container dan dikirim sampai ke pelabuhan dan selanjutnya dari pelabuhan dikirimkan ke buyer yang disebut Free on board (Perusahaan mengirim produk jadi ke konsumen hanya sampai ke pelabuhan di pulau jawa saja, perusahaan tidak mengirim produk sampai ke pelabuhan Negara tujuan).

commit to user

64 Untuk pengiriman lokal, perusahaan menyewa truk besar dan dikirim sampai ke tangan konsumen

Pengendalian kualitas yang selama ini sudah di lakukan Perusahaan adalah sudah sesuai dengan tempatnya terbukti dengan uraian diatas dari pengecekan bahan baku yang baru datang (kayu), dari peralatan – peralatan (mesin – mesin) pembentukan model produk, perakitan untuk menjadi produk atau komponen, penghalusan, pengecetan hingga waktu pecking (pembungkusan prosuk) yang siap dikirimkan. Mereka sudah melakukan prosedur dengan baik

B. Laporan Magang Kerja Deskripsi Magang Kerja

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih membawa konsekuensi pada sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas, baik dalam segi teori maupun prsktik. Bagi seorang mahasiswa ilmu teori dapat diperoleh pada saat perkuliahan, sedangkan ilmu praktik diperoleh dari praktik kerja nyata atau magang kerja.

Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang diluar kampus dimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama dibangku perkuliahan. Dengan magang kerja diharapkan mahasiswa dapat memperoleh media untuk

commit to user

65 mendapatkan pengalama sejak dini guna melatih kemampuan atau ketrampilan sejak dini guna yang nantinya bisa digunakan dibidang usaha industry.

Dalam dokumen MAY RINA SAVITRI F3509045 (Halaman 69-78)

Dokumen terkait