• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIR 3CV50 SIR 3CV60 SNI Pencapaian SNI Pencapaian

2.8. Uraian Proses

Beriukut diuraikan proses pembuatan crumb rubber di PT. XYZ Kebun Tanah Besih:

a. Proses penerimaan

Setelah truck angkut latex tiba, maka akan dilakukan penimbangan terhadap tangki latex. Kebun Tanah Besih memiliki tangki latex dengan volume 600 liter, sedangkan Kebun Lima Puluh dan Kebun Tanjung Maria memiliki tangki latex dengan volume 1200 liter. Selanjutnya akan diperiksa kadar kering (DRC) dari latex tersebut dengan menggunakan metrolak/lactometer berdasarkan nilai DRC yang diperoleh maka, dapat ditentukan air yang akan ditambahkan ke bulking tank sesuai dengan DRC mutu yang diinginkan.

Nilai DRC yang berada diantara 25-29% maka termasuk mutu SIR 3CV 60, sementara jika DRC berkisar 24-25% maka termasuk 3 CV 50. Sementara jika nilai DRC kurang dari 24%, maka akan tergolong reject.

Rumus perhitungan jumlah air yang akan ditambahkan adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Vc : Jumlah air yang akan ditambahkan Do : DRC awal latex pada bulking tank Di : DRC latex yang diinginkan

Vo : Jumlah latex awal dalam bulking tank

b. Proses pencampuran

Latex yang telah diperiksa kemudian dialirkan ke bulking tank. Kemudian dicampurkan Hydroxylamine Ammonium Sulphate (HAS) dengan takaran 1,2 – 1,7 kg/ton karet kering untuk SIR 3CV 60 dan 1,5 – 2,0 kg/ton karet kering untuk SIR 3CV 50. Setelah itu ditambahkan dengan Sodium Metabisulfite (SMBS) dengan takaran minimum 0,6 kg/ton karet kering dengan konsentrasi 2,5% untuk SIR 3CV. Pengadukan dilakukan selama 5 – 10 menit dengan menggunakan stirrer. Penggunaan stirrer dimaksudkan agar pencampuran yang dilakukan menjadi lebih homogen.

c. Proses Penggumpalan

Setelah latex tercampur secara merata di bulking tank, latex dialirkan ke coagulating pits. Coagulating Pits adalah wadah untuk menampung Latex yang mengalami penggumpalan (coagulum). Latex dari bulking tank dialirkan menggunakan pipa bersamaan dengan formid acid 2,5%. Banyaknya larutan yang dialirkan disesuaikan dengan latex yang digumpalkan dengan perbandingan 3,3-4 kg/ton karet kering. Pengadukan dilakukan dengan cara manual maju dan mundur sehingga merata dan homogen

d. Proses Penggilingan (Coagulum Trough)

Sebelum dilakukan penggilingan, coagulating pits diisi dengan air sampai penuh. Kemudian dialirkan air melalui selang menuju mobile crusher. Air tersebut berguna membersihkan coagulum latex dari kemungkinan kontaminan sekaligus mempertahankan volume air pada coagulating pits. Latex yang telah menggumpal, dikeluarkan dari pits. Kemudian latex digiling menggunakan mesin

mobile crusher hingga mencapai ketebalan 8-10 cm menjadi coagulum latex.

Penggilingan coagulum latex dilakukan untuk mengurangi kadar air dan persiapan peremahan pada prebreaker.

e. Proses Pencacahan

Hasil penggilingan kemudian dibawa menggunakan belt conveyor ke prebreaker (Twin Screw Breaker Latex). Pada tahap ini Coagulum Latex dicincang hingga berdiameter 28 mm. Selanjutnya masuk ke wash blending tank untuk dibersihkan dan diseragamkan. Hal yang mempengaruhi hasil remahan yakni ketajaman cutter dan permukaan working die plate sehingga secara rutin harus sering diasah. Selain itu perlu juga diperhatikan kondisi scroll dan keausannya yang dapat mengakibatkan kemacetan.

f. Proses Pencacahan kembali

Remahan latex dicacah kembali untuk diperkecil ukurannya sehingga dari ukuran 22 mm hingga menjadi 2,5 mm menggunakan mesin extruder. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) unit high speed cutter sehingga akan menghasilkan pengeringan yang sempurna dan mempersingkat waktu pemasakan.

Pengasahan pisau dan working die plate dilakukan secara teratur. Hasil dari mesin extruder dibawa ke Static Screen untuk dipisahkan antara air dan remahan menggunakan Pump transport. Pada Static Screen remahan akan masuk ke feeding box, sementara air dibawa ke penampungan limbah. Pada Static screen terdapat plat berlubang 5 mm untuk memisahkan air dan butiran latex. Static screen memiliki kapasitas 1200-1500 kg/jam.

g. Proses Pengisian Box

Feeding Box / Box Dryer Latex adalah wadah penampung butiran Latex yang keluar dari static screen kemudian akan dikeringkan dengan mesin dryer. Waktu pengisian box dryer untuk latex maksimal 5 menit per box. Box dryer mampu menampung sebanyak 120-140 kg karet kering. Pada saat pengisian tidak boleh dilakukan pemadatan, hal ini dihindari agar saat pemanasaan panas yang diberikan mengalir ke seluruh celah feeding box.

h. Proses Pengeringan

Setelah box penuh maka akan dilakukan pengeringan menggunakan mesin single dryer, dimana butiran latex basah akan dimasak menjadi karet kering yang disebut crumb rubber. Berat masing-masing box sebesar 130 – 140 kg/box.

Setelah keluar dari mesin single dryer, crumb rubber didinginkan. Mesin Single Dryer memiliki kapasitas 15 box ditambah 2 box di bawah cooling fan dan satu box yang sedang dibongkar. Temperatur pengeringan harus diatur sesuai jenis mutu produksi yang diolah, untuk SIR 3CV 60 temperaturnya 128-130oc dan untuk SIR 3CV 50 temperatur yang dibutuhkan adalah 130-134oc.

i. Inspeksi

Pada tahap ini diambil sampel dari crumb rubber yang sudah didinginkan.

Pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui nilai mooney viscosity dan pengendalian mutu produk. Makin besar nilai viskositas karet, maka makin besar pula gaya pantul yang diberikan oleh karet tersebut terhadap gaya tekan. Nilai mooney viscosity digunakan untuk membedakan 3 CV 50 dan 3 CV 60. Dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan bale. Bale yang memiliki

viskositas yang lebih tinggi diletakkan di atas bale yang memiliki mooney viscosity lebih rendah.

j. Proses Finishing

Proses finishing memiliki beberapa tahap pengerjaan yang harus dilakukan.

Berikut ini diuraikan tahap - tahap pada proses finishing sebagai berikut : 1) Penimbangan

Pada tahap ini dilakukan penimbangan crumb rubber hingga mencapai berat 35 kg.

2) Proses Pressing

Crumb rubber kemudian ditekan dengan menggunakan mesin press sampai berbentuk balok. Crumb rubber dibentuk menyerupai balok untuk menyeragamkan bentuk dan memudahkan dalam penyusunan saat pengemasan.

3) Proses Pemeriksaan Kadar Besi

Crumb rubber kemudian dilakukan pengujian menggunakan metal detector. Alat ini berguna untuk mendeteksi keberadaan logam yang terdapat pada produk. Jika produk telah terkontaminasi maka produk akan dipisahkan dan dicatat pada form khusus.

4) Packing

Crumb rubber kemudian dibungkus dengan menggunakan plastik. Tipe pembungkusan yang dilakukan tergantung dari permintaan pelanggan. Prinsip utama dari pembungkusan ialah mempertahankan kualitas dan kuantitas dari produk sampai ke pelanggan tetap dalam kondisi baik. Sebelum dilakukan

pembungkusan, bale harus diukur terlebih dahulu suhunya. Suhu bale harus turun mencapai maksimal 400oC sebelum dibungkus. Tipe tipe pembungkusan yang digunakan adalah tipe peti pallet, tipe shrink wrap, dan tipe metal box.

Tipe pallet berbentuk kotak yang terbuat dari kayu yang dilapisi plastik. Tipe shrink wrap berupa produk yang disusun menyerupai kubus kemudian dilapisi plastik dan diberi alas kayu. Tipe metal box berbentuk kotak-kotak besi dan bagian dalamnya dilapisi plastik.

2.9. Mesin dan Peralatan

Dokumen terkait