• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis 1. Bauran Pemasaran

2.1.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu elemen dalam

strategi pemasaran jasa maupun produk. Marketing Mix mempunyai peranan yang

sangat penting dalam kemajuan perusahaan, sehingga Marketing Mix harus

dilakukan dengan penuh pertimbangan yang tepat. Marketing mix juga merupakan

seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik

jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Berikut ini 4 elemen Mareketing Mix menurut Yazid (2003:18) yaitu :

1. Produk (product)

Adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah

nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah

konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit

dan value dari produk tersebut. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak

menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.

2. Harga (pricing)

Strategi penentuan harga (Pricing) sangat signifikan dalam pembelian

value kepada konsumen dan pengaruh image produk, serta keputusan konsumen

mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting

adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dengan strategi pemasaran secara

keseluruhan.

3. Promosi (promotion)

Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi

yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan unutk memsarkan jasa

dalam kegiatan pembelian/pengguna jasa. Perangkat promosi yang kita kenal

mencakup aktivitas periklanan, personal selling, promosi penjualan, publik

relation (PR), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) dan pemasaran

langsung (direct marketing).

4. Tempat (place)

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi

para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya

keputusan mengenai di mana sebuah hotel atau restoran harus didirikan).

2.1.2. Harga

2.1.2.1. Defenisi Harga

Kotler dan Armstrong (2008:345) mendefinisikan harga sebagai berikut

“Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk

memperoleh suatu produk.” Stanton (1998:308) menyatakan, “Harga adalah

jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk

memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

Menurut Tjiptono (2002:151) harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau pengguanaan suatu barang dan jasa.

Selanjutnya Alma (2000:79) menyatakan harga adalah nilai suatu barang yang

dinyatakan dengan uang.

2.1.2.2. Tujuan Penetepan Harga

Wijayanto (2012:291) menyatakan penetapan harga merupakan tahapan

krusial dari pemasaran. Penetapan harga (Pricing) sebaiknya mengacu pada

pertimbangan internal dan eksternal perusahaan. Pada prinsipnya, harga tidak

harus serendah mungkin, namun yang penting adalah reasonable price atau harga

yang dinilai wajar oleh konsumen dengan tetap memperhatikan harga yang

berlaku di pasaran.

Tujuan penetapan harga menurut Tjiptono ( 2002, 152 - 154 ) adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan berorientasi pada laba.

Asumsi teori ekonomi menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih

harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi, tujuan ini dikenal dengan

istilah maksimisasi laba.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Selain tujuan berorientasi pada laba ada pula perusahaan yang menetapkan

harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu yang bisa

dikenal dengan istilah volume pricing objectives.

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius

4. Tujuan stabilitas harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga bila suatu

perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan

harga mereka.

5. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing.

Mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campur tangan pemerintah.

Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap

strategi bersaing perusahaan tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara

yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam

persaingan.

2.1.2.3. Metode Penetapan Harga

Wijayanto (2012 : 292 – 294) meyatakan metode penetapan harga dapat

dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain:

1. Pendekatan Penawaran – Permintaan

Pendekatan ekonomi yaitu penawaran dan permintaan dapat digunakan dalam

penetapan harga untuk mendapatkan profit yang optimal. Dalam hokum

permintaan, kenaikan harga menyebabkan penurunan permintaan,

Pada tataran praktis, sering kali sulit mendapatkan gambaran kurva

permintaan dan penawaran secara akurat. Pendekatan alternatif lainnya dapat

menggunakan pendekatan biaya yaitu dengan markup. Secara umum rumus

markup adalah :

Harga jual = Harga pokok X (1 + %markup).

3. Analisi titik impas atau Break-even analysis

Pendekatan alternatif lainnya dapat menggunakan break even (BEP) dengan

rumus:

��� (���������) = ��������������� ℎ���� − �������������

4. Pendekatan Persepsi

Penetapan harga dapat dilakukan dengan pendekatan persepsi untuk

mendapatkan tingkat harga yang pantas. Persepsi dapat berupa persepsi

penjual maupun persepsi konsumen. Persepsi konsumen dapat diketahui

melalui penelitian pemasaran. Sedangkan persepsi penjual dilakukan dengan

intuisi bisnis yang dimiliki penjual.

5. Kompetitor Pembandingan

Harga juga dapat ditetapkan dengan melihat strategi harga yang digunakan

kompetitor. Kejelian dapat menetapkan harga yang kompetitif akan

2.1.2.4. Langkah-Langkah dalam Menetapkan Harga

Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan

kebijakan penetapan harga. Menurut Kotler dan Keller (2009 : 76 – 91) ada 6

langkah dalam menetapkan harga yaitu:

1. Memilih tujuan penetapan harga

Mula–mula perusahaan memutuskan di mana perusahaan ingin

memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan,

semakin mudah perusahaan menetapkan harga.

2. Menentukan permintaan

Setiap harga akan mengarah ketingkat permintaan yang berbeda dan

karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran

perusahaan. Hubungan antara harga dan permintaan ditangkap dalam

kurva permintaan. Dalam kasus normal keduanya berhubungan terbalik:

semakin tinggi harga semakin tinggi permintaan

3. Memperkirakan biaya

Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan

untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin

mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi,

mendistribusiakn dan menjual produk termasuk tingkat pengembalian

menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka,

profitabilitas tidak selau menjadi hasil akhirnya

4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing

Perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi

harga pesaing. Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing

terdekat. Jika penawaran perusahaan mengandung fitur-fitur yang tidak

ditawarkan pesaing terdekat, perusahaan harus mengevaluasi nilai mereka

bagi pelanggan dan menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika

penawaran pesaing mengandung beberapa fitur yang tidak ditawarkan oleh

perusahaan, perusahaan harus mengurangkan nilai mereka dari harga

perusahaan. Sekarang perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan

dapat mengenakan lebih banyak, sama, atau kurang dari pesaing

5. Memilih metode penetapan harga

Berdasarkan jadwal permintaan pelanggan, fungsi biaya dan harga

pesaing, kini perusahaan siap memilih harga. Ada 3 pertimbangan utama

dalam penetapan harga yaitu: biaya menetapkan batas bawah untuk harga.

harga pesaing dan harga produk pengganti memberikan titik orientasi.

Penilaian pelanggan atas fitur-fitur unik menetapkan batas atas harga.

6. Memilih harga akhir

Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan

harus memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus

pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga

berbagi keuntungan dan resiko, dan dampak harga pada pihak lain.

2.1.2.5. Strategi Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2005:198-200) strategi penerapan harga jasa adalah

sebagai berikut:

a. Strategi penetapan harga berdasarkan nilai yang akan diterima :

1. Statisfaction-based pricing (penetapan harga berdasrkan kepuasan)

Karakteristik intangibilitas jasa menghadirkan tantangan bagi perusahaan

dan pelanggan dalam hal menciptakan nilai jasa secara jelas. Tujuan

utamanya adalah untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan

pelanggan. Penyedia jasa mengupayakan sebagai berikut:

a. Garansi jasa (service guarantees) ; penetapan harga disertai garansi

b. Benefit-driven pricing ; penetapan harga berdasrkan nilai tambah

c. Flate-rate pricing; penetapan harga berdasrkan biaya actual

2. Relationship pricing

Adalah penetapan harga berdasarkan upaya yang menarik, mampertahankan

dan meningkatkan relasi dengan para konsumen, seperti:

a. Long-term contracts;

Penetapan harga berdasarkan kontrak dengan insentif harga dan non harga

kepada pelanggan agar mereka bersedia mengikat diri pada relasi jangka

panjang.

Adalah strategi penetapan harga dengan menjual satu jasa atau lebih dalam

satu paket. Harga satu paket harus lebih murah dari pada harga.

3. Efficiency pricing

Aspek utama dalam strategi ini adalah pemahaman, pengelolaan dan

penekanan biaya. Sebagian atau keseluruhan penghematan biaya akan

diteruskan kepada para pelanggan dalam bentuk harga yang lebih murah total

masing-masing item bila dijual terpisah.

a. Strategi penetapan harga konvensional ke dalam sektor jasa.

1. Cost-based pricing; metode penetapan harga berdasarkan perhitungan

biaya-biaya finansial.

2. Competition-based pricing; strategi ini berfokus pada harga yang ditetapkan

oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri atau pasar yang sama.

3. Demand-based pricing (value-based pricing); penetapan harga berdasarkan

pada perspektif pelanggan yaitu permintaan

b. Strategi penetapan harga berdasarkan persepsi pelanggan.

1. Nilai adalah harga murah.

a. Disounting; penetapan harga yang disertai dengan diskon.

b. Odd pricing; pemberian harga ganjil agar lebih dipersepsikan murah.

c. Synchro-pricing; pengelolaan harga berdasrkan sifat strategis.

d. Penetration pricing; penetapan harga murah untuk percobaan.

2. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dari sebuah jasa.

a. Prestige pricing; penetapan harga mahal untuk kualitas prestisius.

3. Nilai adalah kualitas yang didapatkan.

a. Value pricing; penetapan harga berdasarkan paket.

b. Market segmentation pricing; penetapan harga berdasarkan segmen

pasar.

4. Nilai adalah semua yang telah diberikan.

a. Price framing; mengorganisasi harga berdasarkan referensi akurat

b. Price bundling; menetapkan harga berdasarkan paket

c. Complementary pricing; menetapkan harga untuk sifatnya melengkapi

d. Results-based pricing; menetapkan harga berdasarkan hasil jasa.

2.1.3. Promosi

2.1.3.1 Pengertian promosi

Menurut Mursid (2003:5), promosi merupakan salah satu bagian dari

rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk. Promosi adalah suatu bidang

kegiatan pemasaran dan merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan

kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan (information),

membujuk (persuation), dan mempengaruhi (influence) segala kegiatan itu

bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Betapapun berkualitasnya suatu produk,

bila pelanggan belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu

bermanfaat bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Sedangkan menurut Purnama (2001:69), promosi adalah komunikasi dari

para pemasar yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para calon

memperoleh suatu respon. Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang

digunakan untuk mengomunikasikan produk atau jasa oleh kepada konsumen,

dimana promosi ini terdiri dari periklanan, promosi penjualan dan personal

selling.

2.1.3.2. Jenis-jenis promosi

Menurut Mursid (2003:59), keempat jenis promosi, periklanan, promosi

penjualan (sales promotion), penjualan personal, dan publisitas, bersama-sama

menjadi bagian dari sebuah bauran promosi yang ingin dikelola secara strategis

oleh para pemasar untuk dapat mencapai tujuan organisasi, yaitu:

a. Iklan

Iklan (advertising) merupakan penyajian informasi non personal tentang

suatu produk, merk, perusahaan atau took yang dilakukan dengan bayaran

tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang menjadi sponsornya.

Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen-evaluasi,

perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan

dengan produk dan merek.

Dalam prakteknya, iklan dianggap sebagai manajemen citra (image

management). Menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak

konsumen. Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi,

tujuan paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembeli dan

konsumen. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam televisi, radio, majalah,

surat kabar, papan reklame, dan sebagainya.

Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang

ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Banyaknya jenis

promosi penjualan - termasuk di dalamnya penurunan yang temporer melalui

kupon, penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran

dagang, tayangan titik jual, contoh gratis, serta hadiah membuat promosi

penjualan sulit didefenisikan.

c. Penjualan Personal

Penjualan pribadi (personal selling) melibatkan interaksi langsung antara

seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Penjualan personal dapat

menjadi metode promosi paling hebat untuk paling tidak untuk dua alasan berikut;

Pertama,komunikasipersonal dengan salesman dapat meningkatkan keterlibatan

konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena

itu,konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang

disajikan salesman tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang

atau interaktif memungkinkan salesman mengadaptasi apa yang disajikannya agar

sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pembeli potensial.

d. Publisitas

Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang

perusahaan, produk, atau merk si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran.

Misalnya, sebuah artikel di majalah PC World yang membandingkan berbagai

macam merek perangkat lunak. Pengelola data merupakan informasi produk yang

sangat berguna bagi konsumen namun tidak dibebankan biaya sama sekali pada

perbandingan merek di jurnal dagang, surat kabar atau majalah berita, atau diskusi

di radio dan talkshow di televisi, semua menyajikan berbagai informasi produk

bagi para konsumen.

2.1.3.3. Tujuan Promosi

Tujuan promosi secara umum adalah membangkitkan keinginan konsumen

untuk membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan

melalui promosi diharapkan dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen untuk

melakukan pembelian terhadap produk yang dihasilkan perusahaan

Menurut Kismono (2001:374), perusahaan perlu menetapkan tujuan

promosi yang akan membantu tercapainya tujuan secara lebih luas.Program

program promosi dapat di dasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini:

a. Memberikan informasi.

Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah memberikan informasi

kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana

konsumen dapat membelinya, dan berapa harga yang ditetapkan. Konsumen

memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan

pembelinya.

b. Meningkatkan penjualan

Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara meningkatkan penjualan.

Perusahaan dapat merancang promosi penjualan dengan memberikan kupon

belanja, sampel produk dan sebagainya. Untuk membujuk konsumen mencoba

produk yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau dengan

c. Menstabilkan penjualan

Pada saat pasar lesu, perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi agar

tingkat penjualan perusahaan tidak mengalami penurunan yang berarti.

d. Memposisikan produk

Perusahaan perlu memposisikan produknya dengan menekankan keunggulan

produknya dibanding produk pesaing. Strategi promosi yang tepat seperti

iklan dapat membantu perusahaan.

e. Membentuk citra produk

Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan dapat membantu membentuk

image konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat

menggunakan media iklan untuk membangun citra produknya di mata

konsumen.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Promosi

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:97), adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi promosi adalah:

a. Dana yang tersedia

Segala jenis usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan, untuk mencapai

tujuan usahanya selalu membutuhkan dana. Jumlah dana yang tersedia

merupakan faktor penting dalam pelaksanaan promosi. Perusahaan yang

mempunyai dana yang cukup maka kegiatan promosinya akan lebih lancar

dibanding dengan perusahaan yang mempunyai dana yang terbatas. Jika

b. Sifat pasar

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan juga tergantung

pada pasar yang dituju. Jika pasar yang dituju adalah pasar kecil, maka

cukup dengan menggunakan personal selling, tetapi apabila wilayah

pasarnya luas perlu diperhatikan bentuk apa yang paling sesuai.

c. Jenis produk

Jenis produk suatu perusahaan juga turut mempengaruhi promosinya.

Apakah barang konsumen atau barang industri. Jika barang yang

dipromosikan barangkonsumen maka dapat dilakukan periklanan, tetapi

jika barang industri maka dapat dilakukan personal selling.

d. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang

Siklus kehidupan barang terdiri dari empat tahapan yang berbeda-beda dan

setiap tahap berada pada lingkungan pasar yang berbeda. Tahap-tahap

tersebut adalah tahap perkenalan, tahap pendewasaan, tahap puncak, dan

tahap kemunduran.

2.1.4. Minat

2.1.4.1. Pengertian Minat Konsumen (Minat Berkunjung)

Minat (interest) digambarkan sebagai suatu situasi dan kondisi sikap ingin

seseorang sebelum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk

memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Menurut Durianto (2003:109) niat

untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen

untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan

Nugroho (2003:216) juga menyatakan ada tiga komponen sikap, yaitu

komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Kepercayaan atas

merek adalah komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek adalah komponen

afektif atau perasaan dan maksud untuk membeli adalah komponen konatif atau

tindakan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat

berkunjung adalah suatu sikap positif konsumen dan kecenderungan tindakan

untuk melakukan kunjungan untuk pembelian terhadap suatu produk yang

didasarkan pada kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.

Dokumen terkait