• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN

C. Logo Perusahaan

KPP Pratama Medan Barat menggunakan logo Direktorat Jendral Pajak sebagai Logo perusahaan, dikarenakan seluruh KPP Pratama berada dibawah naungan Direktorat Jendral Pajak.

Adapun logo dari Direktorat Jendral Pajak adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Logo Direktorat Jenderal Pajak

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Arti dari lambang tersebut adalah : 1. Keterangan Umum

Motto : Negara Dana Rakca

Bentuk : Segilima, dengan Ukuran 5cm dan 7cm

Tata Warna : Biru kehitam-hitaman; kuning emas; putiih dan hijau 2. Makna

a. Padi sebanyak 17 butir berwarna kuning emas dan kapas sebanyak 8 butir dengan susunan 4 buah berlengkung 4 dan 4 buah berlengkung 5, berwarna putih dan kelopak berwarna hijau, keduanya melambangkan citacita Indonesia sekaligus diberi arti tanggal lahirnya Negara Republik Indonesia.

b. Sayap berwana kuning emas melambangkan ketangkasan dalam menjalankan tugas

c. Gada berwana kuning emas melambangkan daya upaya manghimpun, mengarahkan, mengamankan keuangan negara.

d. .Ruang segilima berwarna biru kehitam-hitaman melambangkan dasar negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.

3. Arti Keseluruhan

Makna dari keseluruhan lambang tersebut sesuai dengan motto

“Negara Dena Rekca” adalah ungkapan suatu daya yang mempersatukan dengan menyerasikan dalam gerak keja untukmelaksanakan tugas Departemen Keuangan.

D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Struktur organisasi adalah sebush rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sisterm kerjasama.Strukutur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat adalah sruktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara, dan seluruh pegawai tetapnya adalah pegawai negri sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dikepalai oleh seorang kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas sub bagian umum dan beberapa seksi yang dipimpin masing-masing oleh seorang Kepala Seksi.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat terdiri dari 11 (sebelas) seksi, diantaranya sub bagian umum dan kelompok jabatan fungsional.

Adapun bidang-bidang atau struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat antara lain sebagai berikut :

1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I,II,III,IV) 5. Seksi Ekstensifikasi

6. Seksi Pelayanan Data dan Informatika (PDI)

7. Seksi Pemeriksaan 8. Seksi Pengihan

9. Kelomok Jabatan dan Fungsional

10. Deskripsi dan Aktifitas Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

E. Tugas dan Fungsi Pegawai KPP Pratama Medan Barat

Tugas dan Fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan dibidangPajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung lainnyadalam daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak

Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelaksanakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat :

1. Pengumpulan dan Pengelolahan data. Penggalian potensi pajak serta ekstensifiksi wajib pajak.

2. Penatausahaan dan pengecekan data Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan serta berkas wajib pajak.

3. Penatausahaan dan pengecekan data Surat Pemberitahuan (SPT) Masa serta pemantauan dan penyusunan masa PPh, PPN, PPnBM, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

4. Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi PPh, PPN, PPnBM dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

5. Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan.

6. Pengurusan penerbitan Surat Keputusan Pajak (SKP) 7. Penyuluhan dan pelayanan perpajakan

8. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga Kantor Pelayanan Pajak

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat adalah :

1. Kepala Kantor

Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB dan Karikpa maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan, wajib pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam Wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal

Mempunyai tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan perlengkapan rumah tangga.Sub Bagian Umum terdiri dari : a. Koordinasi Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian yang bertugas

membantu urusan tata usaha, kepegawaian dan laporan.

b. Koordinator Pelaksana Keuangan yang bertugas membantu pelaksanaan keuangan.

c. Koordinator Rumah Tangga yang bertugas membanti urusan rumaah tangga dan perlengkapan.

3. Seksi Pengelolahan Data dan Informatika (PDI)

Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengelolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling serta penyampaian laporan kinerja fungsi dari pengumpulan data pengolahan data adalah ekstensifikasi pajak, pengalihan informasi dan pengalihan potensi pajak.

Seksi Pengolahan Data dan Informasi terdiri dari :

a. Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi I yang betugas membantu melaksanakan urusan pengolahan data dan penyajian informasi serta pembuatan monografi pajak.

b. Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi II yang betugas membantu melakukan pelaksanaan pemberi dukungan teknis kompuer.

c. Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi III yang betugas membantu melakukan urusan penggalian potensi perpajakan dan ekstensifkasi Wajib Pajak.

4. Seksi Pelayanan

Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi perpajakan wajib

pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Seksi Penagihan

Mempunyai tugas melakukan penatausahaan piutang pajak, penundaan angsuran dan tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak serta penyimpanan dokumen dokumen penagihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Seksi penagihan terdiri dari :

a. Koordinator Pelaksanaan Penagihan Aktif yang bertugas membantu penyiapan surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah melaksanakan penyitaan, Usulan Lelang dan dukungan penagihan lainnya.

b. Koordinator Pelaksana Pemeriksaan Tata Usaha Piutang yang bertugas membantu urusan penatausahaan piutang pajak, usulan penghapusan piutang pajak, penundaan angsuran.

6. Seksi Pemeriksaan

Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta pemeriksaan administrasi perpajakan lainnya.

7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Mempunyai tugas melakukan tugas pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek pajak dan subjek pajak, pembentukan dan

pemuktakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensfikasi.

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Masing-masing mempunyai tugas pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbingan/ himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak dan melakukan evaluasi hasil banding.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku :

a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian.

b. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.

c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhab dan beban kerja.

d. Jenis dan jenjang jabatan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. Seksi Pemeriksaan

Mempunyai tugas dalam hal pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pajak

A.1 Pengertian Pajak

Pajak (dari bahasa Latin taxo; "rate") adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung.Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pajak adalah pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang, dan sebagainya.

Menurut Undang-Undang No.16 tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pajak adalah Kontribusi Wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pajak1/pa·jak/ n pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah

sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang, dan sebagainya;

Ada beberapa ahli yang mengemukakan defenisi tentang pajak.Beberapa ahli tersebut adalah :

1. Menurut Rochmat Soemitro ( Brotodihardjo, 2001),

pajak ialah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi) yang langsung dapat diitunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (sumber: Soemitro, Rochmat.1998.

Pengantar singkat hukum pajak. Penerbit Eresco. Bandung.)

2. Prof. Dr. PJA Andriani

Beliau pernah menjadi guru besar di sebuah Perguruan Tinggi Universitas Amsterdam. Menurutnya, pajak merupakan iuran rakyat atau masyarakat pada negara yang bisa dipaksakan dan terhutang bagi yang wajib membayarnya sesuai dengan peraturan UU dengan tidak memperoleh suatu imbalan yang langsung bisa ditunjuk serta digunakan untuk pembiayaan yang diperlukan pemerintah.

3. Dr. Soeparman Soemahamidjaya

Beliau mengemukakan pendapatnya mengenai pajak, dimana pajak merupakan iuran wajib bagi warga, baik berupa uang

maupun barang yang dipungut oleh penguasa menurut norma-norma hukum yang berlaku guna untuk menutup segala biaya produksi barang dan jasa untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara umum.

4. Prof. Dr. Djajaningrat

Mengemukakan bahwa pajak merupakan kewajiban untuk memberikan sebagian harta kekayaan kepada negara karena kejadian, keadaan juga perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu dimana pungutan itu bukanlah sebuah hukuman, namun kewajiban berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dan bisa dipaksakan.

Tujuannya tetap untuk memelihara kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

A.2 Unsur-Unsur Pajak

1. Pajak dipungut harus berdasarkan peraturan Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya.

2. Pajak digunakan sebagai keperluan pembiayaan umum pemerintah (pembiayaan rumah tangga negara) dalam menjalankan dan menyelesaikan fungsi pemerintahan.

3. Tidak diperuntukan untuk menerima imbalan atau ada kontra prestasi individual oleh pemerintah.

4. Sifat pajak dapat dipaksakan, dimana disebabkan pada suatu kejadian, keadaan dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang.

5. Pungutan pajak dilakukan oleh negara (baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah)

A.3 Fungsi Pajak.

1. Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

2. Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

3. Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

4. Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

B. Etika

Kata “etika” berasal dan bahasa Yunani “ethos” adat. “cara bertindak”.

“tempat tinggal”. “kebiasaan”. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika yang oleh filusuf Yunani besar Aristiteles (384-322 SM. ) Sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, kita membatasi diri pada asal usul kata ini. maka “etika” berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atan suatu organisasi. Etika sangatlah penting bagi seorang pegawai dalam melayani masyarakat. karena pegawai tidak hanya bergelut pada kehidupannya sehari-hari, pegawai juga memiliki etika untuk melayani masyarakat umum.

Etika publik adalah refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah, perilaku, tindakan dan kepuasan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Etika publik diperlukan untuk pembahuruan dan perbaikan pelayanan publik.

Masalahnya bukan hanya terletak pada kualitas moral seseorang (jujur, adil, fair). namun terutama pada sistem yang tidak kondusif. Sebetulnya banyak pejabat publik dan politisi yang jujur dan sering berjuang untuk kepentingan publik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Etika” dijelaskan dalam 3 arti:

1. Ilmu tentang apa yang baik apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.

2. Kumpulan asas atau nilal yang berkenaan dengan akhlak;

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Menurut Dr. Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar, 1993 : 15, 17.

Etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas. Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan pikirannya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik. (sumber : Magniz-Suseno, Fran,, Dr. 2001. Eika Dasar. Penerbit Kansius. Jakarta.

C. Etika Pegawai dalam memberi pelayanan

Etika pelayanan adalah tentang kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, serta melakukan semua pelayanan dengan kualitas integritas dan akuntabilitas yang tinggi. Di samping itu, etika pelayanan meningkatkan hubungan positif dengan pelanggan dan kualitas layanan yang lebih tinggi. Pelayanan yang tidak jujur dan informasi yang tidak benar merupakan pelanggaran etika pelayanan. Ini

juga merupakan bagian dari menjaga kualitas moralitas pelayanan agar perilaku pelayanan selalu taat pada kode etik perusahaan.

Perusahaan harus menyediakan nilai-nilai moral yang tepat untuk mengurus pelayanan. Hal ini diperlukan untuk membuat masing-masing individu di bagian pelayanan memiliki pedoman, sehingga tidak terjadi penyimpangan perilaku dalam pelayanan. Etika pelayanan seperti cahaya yang menerangi setiap hubungan antara pelanggan dengan front line perusahaan. Etika pelayanan merupakan sesuatu yang tak ternilai dan sangat berharga untuk menjaga agar pelayanan di dalam kebaikan.

Implementasi etika pelayanan dimulai dengan pembuatan buku etika pelayanan bagi seluruh karyawan. Buku etika pelayanan ini merupakan dokumen resmi perusahaan, yang berfungsi untuk penguatan budaya organisasi dan budaya pelayanan. Buku kode etik pelayanan dibagikan kepada setiap individu karyawan, dan harus ditandatangani oleh karyawan sebagai komitmen, untuk menjalankan semua nilai-nilai dan perintah dari buku etika tersebut dengan integritas pribadi masing-masing.

Selain implementasi etika pelayanan dengan buku etika pelayanan bagi karyawan, perusahaan juga harus melakukan program internalisasi etika pelayanan bagi karyawan. Program internalisasi mengharuskan setiap karyawan membaca dan merasakan setiap bagian dari buku etika pelayanan tersebut dengan hati dan akal sehat. Hal ini

bertujuan agar pegawai mampu menciptakan perilaku, sikap, dan karakter layanan yang etis.

Etika pelayanan diharuskan karena manusia selalu memiliki perilaku negatif, yang berpotensi menciptakan hal-hal tidak etis saat memberikan pelayanan. Perilaku negatif adalah tanda bahaya dalam pelayanan, dan harus diantisipasi dalam rangka untuk memberikan layanan pelanggan yang baik. Membiarkan atau mengabaikan perilaku negatif karyawan, sama saja dengan merusak semua kerja keras perusahaan, untuk memberikan pelayanan pelanggan dengan kualitas prima.

Etika pelayanan meningkatkan kepercayaan pelanggan kepada layanan yang diberikan perusahaan. Demikian juga dengan karyawan, mereka menjadi lebih percaya pada manajemen perusahaan yang secara moralitas menciptakan kebijakan dan infrastruktur untuk pelayanan yang etis. Bila manajemen perusahaan mampu mengekspresikan empati dan tanggung jawab bagi pelanggan dan karyawan, maka kualitas pelayanan etis akan meningkat.

Karyawan mewakili manajemen untuk memberikan pelayanan yang etis. Di sini, manajemen harus selalu memantau dan memperbaiki karyawan yang berperilaku buruk. Manajemen tidak boleh membiarkan perilaku buruk menyabotase pelayanan perusahaan kepada para pelanggan. Sebab, pelayanan yang tidak etis berpotensi menurunkan

kepercayaan pelanggan kepada bisnis yang dijalankan oleh manajemen.

Pelayanan yang etis tidak terbatas pada perilaku dan karakter karyawan.

Perilaku dan sikap untuk menjaga kebersihan toilet di ruang pelayanan, serta tata ruang pelayanan yang nyaman dan bersih, merupakan bagian dari pelayanan yang etis. Intinya, semua ini harus memiliki standar pelayanan dan menjalankan standar pelayanan merupakan bagian dari etika pelayanan.

Mengabaikan etika pelayanan seperti mengundang masalah dan resiko di setiap proses pelayanan. Etika pelayanan seperti cahaya yang menerangi pikiran dan hati untuk menyediakan pelayanan yang etis dan bermoral. Etika pelayanan menjadikan karyawan front line tidak kehilangan integritas dan akuntabilitas untuk memberikan pelayanan berkualitas. Karyawan tidak akan berbohong kepada pelanggan.

Karyawan selalu sadar dan pikirannya terbuka untuk tidak melakukan sabotase pelayanan dengan perilaku buruk.

Etika pelayanan ditentukan oleh kualitas moral dari manajemen perusahaan. Komitmen, integritas, dan akuntabilitas manajemen perusahaan untuk menyediakan layanan berkualitas yang lengkap dan mudah, akan menjadi kekuatan untuk menjalankan fungsi pelayanan etis secara berkualitas. Manajemen harus selalu sadar bahwa karyawan di front line mewakili mereka untuk memberikan pelayanan etis kepada pelanggan. Jadi, kesadaran manajemen ini harus berbentuk kebijakan,

perilaku, sikap, keputusan, dan perbaikan layanan secara terus-menerus.

Dan juga, manajemen harus memiliki empati dan tanggung jawab untuk menjaga dan memperbaiki perilaku yang menyimpang di front line.

Menjaga standar etika yang tinggi membutuhkan perilaku yang patuh untuk menjalankan kode etik pelayanan. Etika memegang kekuasaan moralitas yang tinggi dalam menjalankan fungsi layanan pelanggan. Dalam hal ini, manajemen harus merasa bertanggung jawab untuk mempromosikan nilai-nilai etis di dalam pelayanan, menjalankan pelatihan dan motivasi agar karyawan patuh terhadap etika, dan mengawasi kepatuhan karyawan terhadap etika pelayanan.

Etika pelayanan mengatasi sisi gelap perilaku layanan pelanggan.

Jangan sampai emosi negatif, sikap negatif, perilaku negatif, dan kebiasaan-kebiasaan buruk merusak pelayanan. Etika ada untuk menyadarkan karyawan tentang apa yang benar dan apa yang salah, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Oleh karena itu, manajemen tidak boleh lepas tanggung jawab, harus selalu mengawasi dan mengidentifikasi perilaku layanan pelanggan yang diberikan oleh para karyawan. Manajemen harus selalu mengingatkan karyawan tentang kode etik pelayanan, selalu mengadakan pelatihan kode etik pelayanan untuk menjaga ingatan dan menambah wawasan karyawan. Memang tidak mudah untuk menjaga agar semua karyawan tidak berperilaku buruk atau perilaku yang tidak etis, tetapi dengan kepedulian dan empati

manajemen terhadap realitas karyawan dapat mengatasi masalah etika dalam pelayanan pelanggan.

D. Etika pegawai dalam bermasyarakat

Pegawai adalah setiap orang yang mengembangkan biasanya pada suatu badan usaha, organinasi baik lembaga swasta maupun lembaga pemerintahan. dan mendapatkan imbalan usaha atau gaji atas jasa tersebut. Adapun etika yang harus diperhatikan pegawai dalam bermasyarakat adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pola hidup sederhana. Memberikan pelayanan dengan empati. hormat dan santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur paksaan.

2. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka dan adil serta tidak diskriminatif.

3. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat.

4. Berorentasi pada peningkatan kesejahtraan masyarakat dalam melaksanakan tugas.

E. Kode etik pegawai direktorat Jenderal pajak

Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak (Kode Etik) adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan, yang mengikat Pegawai Direktorat Jenderal Pajak (Pegawai) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari.

Dengan Kode Etik, segenap jajaran Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dituntut untuk mengetahui, memahami, menghayati, dan melaksanakan tugas sesuai prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance). Keberhasilan pelaksanaan Kode Etik tidak hanya

bergantung pada badan atau unit yang berwenang mengawasi Kode Etik, tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor seperti pengawasan melekat dan keteladanan dari atasan dan tanggung jawab seluruh Pegawai DJP.

Dalam buku kode etik pegawai dirjen pajak diatas jelas disebutkan bahwa pegawai harus bekerja dengan jujur, bersih dari tindakan tercela, dan senantiasa mengutamakan kepentingan Negara. Namun lagi-lagi apalah arti buku kode etik tersebut tanpa adanya moral yang baik dari pelaksanaanya.

F. Etika Pegawai KPP Pratama Medan Barat Dalam Memberi Pelayanan Kepada Masyarakat

Kantor Pelayanan Pajak Pratama berada dibawah Direktorat Jenderal Pajak memiliki ratusan kantor dan ribuan pegawai yang tersebar dari sabang sampai merauke. Maka untuk mewujudakan pelayanan yang

Kantor Pelayanan Pajak Pratama berada dibawah Direktorat Jenderal Pajak memiliki ratusan kantor dan ribuan pegawai yang tersebar dari sabang sampai merauke. Maka untuk mewujudakan pelayanan yang

Dokumen terkait