• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi Pendidikan Agama Khonghucu Saat Ini dan Masa Depan

BAB I TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU SEBAGAI KOMPONEN MATA

2. Urgensi Pendidikan Agama Khonghucu Saat Ini dan Masa Depan

Sesungguhnya, bagi kebanyakan orang, ajaran Khonghucu telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Orang tua dan kekek-nenek kita telah mengajarkan kebiasaan dan kewajiban yang baik berdasarkan nilai-nilai Khonghucu. Misalnya orang memberikan dan menyebut nama keluarga dan anggota keluarga dengan nama yang benar untuk menunjukkan rasa hormat kepada mereka atas kedudukan dan hubungan dengan mereka. Hal ini bukan semata-mata hanya untuk mengingat nama dan kedudukan. Hal ini merupakan rasa hormat terhadap usia, pengalaman yang banyak dan kebijaksanaan dari saudara yang lebih tua, dan untuk menjaga keharmonisan dan hubungan yang berarti dengan mereka. Jadi, manusia telah ditunjukkan untuk mengenal balas budi kepada orang tua dan kakek neneknya. Dalam suatu kesempatan khusus, seperti pada saat tahun baru, kita mengikuti kebiasaan menunjukkan rasa hormat kita yang tulus dengan mengucapkan kata-kata yang tepat untuk memberikan selamat, atau bahkan dengan cara bersujud dihadapan orang tua. Sebaliknya, orang tua menunjukkan cinta kasih dengan memberikan hungpao (angpao) dan harapan yang baik. Anda mungkin tidak pernah tahu bahwa praktik semacam itu didorong oleh ajaran Khonghucu.

Untuk memahami lebih lanjut urgensi Pendidikan Agama Khonghucu saat ini dan masa depan, silakan Anda membaca kisah Wang Yang Ming berikut ini:

32

Sesudah beberapa lama ia di rumah, ia dipanggil kembali ke ibukota untuk memangku jabatan. Ketika itu, ada seorang kasim bernama Liu Jin memegang kekuasaan besar. Ia seorang yang korup. Banyak pejabat yang jujur difitnah berbuat salah oleh Liu Jin dan dijebloskan ke penjara. Wang Yang Ming menulis surat kepada kaisar melaporkan kejadian-kejadian itu dan memperingatkan tentang kecenderungan Liu Jin berbuat jahat. Hal ini sampai ke telinga Liu Jin dan ia meyakinkan kaisar bahwa Wang Yang Ming itu iri terhadap kedudukanmya. Dengan berani Wang Yang Ming menyanggah. Akibatnya Wang Yang Ming dibuang ke Longchang daerah yang sunyi dan jauh di sebelah barat daya jauh dari istana.

Ketika Wang Yang Ming meninggalkan ibukota, Liu Jin menyuruh orang membayang-bayanginya dengan rencana membunuh Wang Yang Ming di tengah perjalanan. Untungnya Wang yang Ming waspada.Pada suatu malam, dengan memanfaatkan kegelapan malam, Wang Yang Ming membuang topi dan jubahnya ke sungai untuk meyakinkan musuhnya bahwa ia telah tenggelam. Dengan demikian, ia lolos dari usaha pembunuhan terhadap dirinya.

Longchang adalah daerah yangdipenuhi tumbuhan-tumbuhan berduri. Sebuah pos luar yang terasing di sebuah pegunungan yang menjadi tempat ular-ular berkembang biak. Daerah itu didiami sekelompok suku yang masih primitif.

Di sana orang-orang tidak mempunyai rumah untuk tempat tinggal. Wang Yang Ming menjadikan kondisi yang keras dan gersang itu untuk memulai perjalanan karirnya dan mencoba mengatasi situasi itu. Ia mengajarkan rakyat membangun rumah yang di bentuk dari tanah dengan kerangka kayu. Ia mengajarkan mereka mengolah tanah untuk bercocok tanam.

Ketika para pengikut Wang Yang Ming banyak yang jatuh sakit karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan kekerasan hidup di Longchang, Wang Yang Ming merawat mereka. Ia memotong kayu, mengambil air dan memasak makanan bagi mereka. Untuk meringankan penyakit dan kesengsaraan mereka, ia menceritakan kisah-kisah dan menyanyi untuk mereka. Dalam kesunyian malam yang tenang, Wang Yang Ming bertanya kepada diri sendiri, “Raja-raja suci purba yang bersifat nabi itu, apakah berbuat lebih baik daripada aku dalam hal seperti ini?”

Sebuah kecerahan batin tiba-tiba muncul di dalam dirinya . Makna meneliti hakikat tiap perkara dan meluaskan pengetahuan menjadi jelas dibenaknya. Ia sadar bahwa Li (hukum/prinsip) ada di dalam pribadinya. Kemudian Wang Yang Ming bergumam, “Sungguh, watak sejatiku sudah mencukupi segalanya. Aku telah salah mencari Li itu pada benda-benda di luar diri.” Seperti gila karena kegirangan, ia melompat dari tempat tidur dan membangunkan semua pengikutnya. Ia menjelaskank kepada mereka bahwa tiap-tiap manusia telah memiliki sifat-sifat baik di dalam diri dan orang yang dapat mengembangkan sifat baiknya dapat menjadi seperti nabi.

Masa kritis dalam hidupnya yang dilewatkan di Longchang menjadikannya memperoleh kecerahan yang mendalam. “Hidup di Longchang memang sulit, tetapi aku mendapatkan banyak dari pengalaman ini.” Demikian ia bicara kepada diri sendiri. Ia bekerja keras untuk teorinya yang bertujuan

33

mengembangkan kebaikan watak sejati dalam diri. Setelah itu ia menjelaskan teori tentang kesatuan pengetahuan dan perbuatan (Ti Hing Hap Iet). Alur pemikiran ini mulai berkembang melalui apa yang disebutnya sebagai “seratus kematian seribu penderitaan”. Hal ini juga menandai permulaan aliran yang berbeda dalam Neo Konfusian.

Tiga tahun kemudian, Liu Jin meninggal dunia dan Wang Yang Ming yang telah menyelesaikan masa pengasingan ditarik kembali ke ibukota. Karena pengetahuannya yang luas dan pengalamannya yang demikian banyak, Wang Yang Ming berkali-kali mendapatkan kenaikan pangkat. Kemasyhurannya sebagai guru juga cepat menyebar.

Pada titik kehidupan ini, karirnya sebagai militer dimulai. Ia diembani tugas mengatasi problema yang diakibatkan mewabahnya kejahatan dalam negeri. Dalam hal ini, ia dapat menunjukkan kepiawaiannya sebagai prajurit maupun sebagai administrator. Ketika berusia 48 tahun, ia telah dapat menundukkan sejumlah pemberontakan dan mengatasi masalah yang dilakukan para penjahat di wilayah administrasinya. Ia juga berhasil merehabilitasi para pemberontak. Lebih dari itu, demi menciptakan kesejahteraan rakyat ia mendirikan sekolah-sekolah.

Salah satu pekerjaan berani dan gemilangnya ialah memadamkan pemberontakan yang dipimpin Panglima Ning yang berambisi menjadi kaisar. Panglima itu mempunyai bala tentara yang besar dan menguasai banyak daerah. Peristiwa pemberontakan ini mempunyai skala yang besar. Ketika Wang Yang Ming menerima perintah, ia berhasil memperdaya Pangeran Ning. Berkat minatnya dalam ilmu militer sejak masih kanak-kanak dan terus menggelutinya sampai dewasa, ia menjadi pakar dalam strategi militer. Ia sungguh-sungguh gemar akan siasat militer. Ketika teman-temannya sedang berpesta, ia suka mengumpulkan isi buah-buahan dan biji-bijian serta menatanya dalam formasi militer untuk menyenangkan diri sendiri. Oleha karena itu, tidak mengherankan kalau pasukan Panglima Ning kalah dan sang panglima tertawan.

Saat masih kanak-kanak, Wang Yang Ming adalah seorang anak yang luar biasa. Sampai usia enam tahun baru dapat bicara, tetapi dalam usia sebelas tahun ia sudah dapat mengarang sanjak. Ia juga sudah mendapat aspirasi ingin menjadi seperti nabi Kongzi dalam usia yang masih sangat muda. Ia seorang cendekiawan, seorang jenderal angkatan perang, dan juga seorang yang aktif dalam birokrasi pemerintahan. Ia pun sangat menaruh perhatian dalam dunia pendidikan.

Ia benar-benar percaya akan ajaran bahwa watak sejati manusia itu baik adanya dan ia menekankan perlunya kesamaan antara pengetahuan dan perbuatan. Wang Yang Ming berkata, “Pengetahuan adalah menjadi arah perilaku dan perilaku adalah perwujudan pengetahuan. Pengetahuan adalah awal dari perilaku dan perilaku adalah penggenapan dari pengetahuan.” Wang Yang Ming mengerjakan apa saja yang ditanganinya dengan penuh semangat. Ketika beliau meninggal dunia dalam usia 57 tahun, beliau telah menggenapkan dirinya dalam agama, filsafat, politik, pendidikan dan urusan

34

militer. Di antara para cendekiawan Khonghucu, beliau adalah orang yang sungguh-sungguh serba bisa.

Dalam sejarah Neo Konfusian, Wang Yang Ming dikenal sebagai tokoh yang menggenapkan ajaran Yang Menggeluti Hati (Idealisme/Xin Xue) yang telah dirilis oleh Cheng Hao (1032-1085) dan Lu Xiang Shan (1139-1193). Kalau Zhuxi dengan faham Li Xue (Ajaran yang menggeluti Hukum atau Nalar/Rasionalisme) memiliki pengaruh besar di Korea, sedangkan Wang Yang Ming lebih banyak pengaruhnya di Negara jepang. Di Jepang Wang Yang Ming lebih dikenal dengan nama Oyomi.

Kisah-kisah di atas pada dasarnya menggambarkan semangat para tokoh tersebut dalam mengamalkan ajaran Nabi Kongzi seperti yang tersurat dalam kitab Zhongyong dan Lunyu

Anda sudah mempelajari Pendidikan Agama Khonghucu. Anda akan dibantu untuk mengakui bahwa jalan hidup Anda telah berada di dalam ajaran Khonghucu. Kesadaran ini akan membantu Anda untuk memahami diri sendiri dan tradisi moral yang lebih baik lagi. Anda dipersilakan mengajukan argumen tentang urgensi Pendidikan Agama Khonghucu bagi Anda saat ini dan masa depan?

Membuat Rangkuman tentang tujuan dan fungsi Pendidikan

Agama Khonghucu

Setelah Anda menelusuri, menanya, menggali, membangun argumen, dan mendeskripsikan tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Khonghucu sebagai komponen mata kuliah wajib umum pada program diploma dan sarjana, Anda dipersilakan untuk membuat rangkuman.

Gambar 1.12 Zhu Xi

(1130-1200 M). Sumber:

35

Mengerjakan Tugas Belajar Lanjut dan Penyajian: Proyek

Belajar tentang Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama

Khonghucu

Nilai-nilai Khonghucu telah menjadi inspirasi bagi orang-orang Tionghoa dan bangsa lain untuk banyak generasi. Diharapkan dalam mempelajari ajaran Khonghucu Anda akan menempuh jalan kehidupan dan menemukan tradisi serta akar moral Khonghucu.

Selanjutnya, Anda dapat menggunakan ajaran Khonghucu untuk membimbing kehidupan Anda. Selain menggunakannya sebagai dasar kehidupan, Anda juga dapat menyumbangkan pandangan dan ide-ide baru untuk memperkaya kehidupan Anda pada saat ini dan di masa yang akan datang.

Setelah menelusuri, menanya, menggali, membangun argumen, dan mendeskripsikan tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Khonghucu sebagai komponen mata kuliah wajib umum pada program diploma dan sarjana, Anda dipersilakan untuk mencari informasi dari perpustakaan dan internet tentang hal-hal sebagai berikut:

- Berbagai tujuan dan fungsi agama-agama besar dunia.

- Berbagai kasus dekadensi moral di kalangan mahasiswa yang terjadi akhir-akhir ini.

36