• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup berupa program dan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan kebersihan pengelolaan sampah dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk menekan tingkat pencemaran telah membawa Kota Madiun memperoleh penghargaan kota sehat Adipura ke 8 (delapan) kalinya dengan posisi rangking peringkat 3 (tiga) Nasional. Adapun peningkatan kualitas pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah dapat diuraikan dari masing-masing Indikator sasaran sebagai berikut.

a. Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kebersihan kota dan sampah kota

1. Cakupan wilayah penanganan sampah,

Dari tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan luasan cakupan wilayah penanganan sampah sebesar 0,01%

dari tahun 2012 sebesar 94,03% menjadi 94,04% pada Tahun 2013. Hal ini terjadi disebabkan adanya penambahan 1 (satu) unit TPS.

2. Prosentase penanganan sampah

Prosentase penanganan sampah mengalami peningkatan yang sama dengan luas cakupan wilayah penanganan sampah sebesar 0,01% pada Tahun 2013. Hal ini terjadi karena secara keseluruhan sampah yang masuk ke TPS memiliki luas cakupan sebesar 94,04% pada Tahun 2013 dari luas wilayah kota dapat tertangani dan terangkut ke TPA atau terolah diitingkat TPS. Uraian lebih lanjut prosentase penanganan sampah dapat dilihat dalam tabel perkembangan kualitas dan kuantitas layanan persampahan sebagai berikut.

Tabel 2. 25.

Perkembangan Kualitas Dan Kuantitas Layanan Persampahan

No URAIAN 2012 2013

1. 2.

3.

Volume timbulan sampah (m3) di Kota Madiun

Volume sampah yang tertangani a. Volume sampah yang terangkut

ke TPA (m3)

b. Volume sampah terolah dan termanfaatkan kembali (3R) Luas wilayah layanan/

persampahan seluas 33,32 km2 210.626 m3/th 198.050 m3/th 109.310 m3/th 88.740 m3/th 94,03 % 209.723 m3/th 197.224 m3/th 107.424 m3/th 89.800 m3/th 94,04 % m3/th Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Madiun Tahun 2013

Dari tabel di atas memberikan gambaran bahwa :

a. Volume pada Tahun 2013 volume timbunan sampah mengalami penurunan sebesar 903 m3/tahun atau sekitar 0,9

% bila dibandingkan dengan volume sampah pada Tahun 2012, hal ini disebabkan semakin tingginya kesadaran

masyarakat untuk mengurangi, mengolah dan memanfaatkan sampah yang mempunyai nilai jual dan nilai manfaat. Sehingga walaupun jumlah penduduk meningkat tidak serta merta membawa dampak meningkatnya jumlah timbulan sampah.

b. Demikian pula dengan volume sampah yang terangkut ke TPA pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 826 m3/tahun bila dibandingkan tahun 2012 atau 0,98 %. Hal ini terjadi karena semakin intensifnya kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah plastik dan kardus oleh tenaga pemilah profesional di 42 TPS di wilayah Kota Madiun.

c. Volume sampah terolah dan termanfaatkan (3R) pada Tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 1.060 m3/tahun

atau sebesar 0,99 % bila dibandingkan dengan Tahun 2012. Hal ini terjadi karena adanya kegiatan pemilahan dan pengolahan mulai dari rumah tangga, TPS sampai ke TPA semakin intensif dilakukan baik oleh ibu-ibu rumah tangga maupun tenaga pemilah profesional Dinas Kebersihan dan Pertamanan di TPA Winongo.

d. Luas penanganan/cakupan sampah mengalami kenaikan/ penurunan 0,01 % yang semula 94,03 % pada Tahun 2012 naik menjadi 94,04 % pada Tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya penambahan TPS

3. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 534/KPTS/M/2001 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman. Pedoman ini mencangkup pelayanan minimal untuk pengelolaan sampah secara umum di wilayah permukiman perkotaan. Dari pedoman ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengikhtisarkan setiap 7 m3 (satu TPS) dapat melayani 850 kepala keluarga.

Pada Tahun 2013 kapasitas pembuangan sampah mencapai 630 m3/tahun. Bila diketahui jumlah penduduk 206.774 maka rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk pada Tahun 2013 diperoleh angka sebesar 3,04 yang berarti telah mencapai target capaian kinerja.

4. Penghargaan Adipura

Program penghargaan Adipura merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup yang diberikan kepada Kota/ Kabupaten yang telah berhasil melaksanakan pembangunan kawasan lingkungan dan penataan ruang berbasis ecocity sehingga kondisi kota telah dan berkembang menjadi kota yang bersih, hijau dan sehat dengan tingkat pencemaran tanah, air dan udara yang rendah.

Pemerintah Kota Madiun bersama masyarakat telah berhasil menerima Anugrah Adipura sebanyak 8 kali pada Tahun 2013, Kota Madiun yang memiliki nilai dengan posisi rangking 3 Nasional diusulkan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur sebagai kota yang layak untuk memperoleh Adipura Kencana yang merupakan penghargaan tertinggi dalam pengelolaan kota sehat, bersih dan hijau. Namun penghargaan Adipura Kencana belum dapat diterimakan untuk Kota Madiun.

5. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal,

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan, juncto Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

Jumlah perusahaan yang wajib amdal di Kota Madiun ada 5 (lima), yaitu:

a. Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Jawa Timur dr. Soedhono;

b. PG. Redjo Agung Baru; c. PT. INKA (Persero);

d. Depo PT. Pertamina (Persero) Region III; e. Kawasan Wisata/Hiburan Sun City Festival.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun bahwa Kota Madiun terdapat 29 kegiatan penghasil limbah B3 dari sumber spesifik.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 oleh Pemerintah Daerah, bahwa kota/kabupaten diberi wewenang untuk memberikan ijin penyimpanan sementara limbah B3 dan ijin pengumpulan sementara limbah B3. Kantor Lingkungan Hidup telah mengeluarkan ijin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 kepada:

a. Depo PT. Pertamina (Persero) Region V, pada tanggal 3 Juni 2013 Nomor: 660/687/401.304/2013;

b. PG. Redjo Agung Baru, pada tanggal 2 Agustus 2012 Nomor: 660/824/401.304/2012;

c. PT. INKA (Persero), pada tanggal 9 Agustus 2012 Nomor: 660/847/401.304/2012;

d. PT. PLN (Persero) Pembangkit Jawa Bali, pada tanggal 3 Mei 2013 Nomor : 660/552/401.304/2013;

e. Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Jawa Timur dr.

Soedono, pada tanggal 11 November 2013 Nomor : 660/1265/401.304/2013.

Telah dilakukan pengawasan secara keseluruhan atau 100% kepada 5 (lima) perusahaan pengelola limbah B3 tersebut.

b. Sasaran Meningkatnya kualitas penataan ruang dan lingkungan hidup

1. Tingkat pencemaran udara dan air. a. Tingkat Pencemaran Udara

Pencemaran udara selalu terkait dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara, salah satunya berasal dari kegiatan sumber tidak bergerak dimana yang paling dominan adalah industri. Pencegahan pencemaran udara dapat dilakukan dengan mengurangi atau mencegah terjadinya pencemaran udara.

Tingkat pencemaran udara di Kota Madiun masih tergolong rendah, hal ini dikarenakan masih terdapatnya sedikit jenis usaha dan/ atau kegiatan di Kota Madiun yang mempunyai potensi untuk mencemari udara. Jenis usaha dan/atau kegiatan yang diprioritaskan berpotensi mencemari udara di Kota Madiun adalah PG. Redjo Agung Baru dan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Jawa Timur dr. Soedhono. Dari pengukuran kualitas udara emisi, kedua jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut masih memenuhi baku mutu udara emisi.

b. Tingkat Pencemaran air

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur, sungai yang berada di Kota Madiun yang telah ditetapkan kelas airnya menjadi kelas air II adalah Sungai Catur, Sungai Madiun, dan Sungai Semawur.

Sungai yang berada di Kota Madiun yang telah dikendalikan beban pencemaran airnya adalah Sungai Madiun. Hal ini dikarenakan Sungai Madiun merupakan sungai prioritas/utama yang melintasi Kabupaten/Kota Madiun dan juga sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air, dapat disimpulkan bahwa kualitas air di Kota Madiun sampai dengan Tahun 2013 adalah rata-rata memenuhi baku mutu, sehingga sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

7. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Dokumen terkait