• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Pertanian

Dalam dokumen RPJMD BAB 2 Gambaran Umum (Halaman 71-83)

B. Fokus Layanan Urusan Pilihan 1 Urusan Kelautan dan Perikanan

2. Urusan Pertanian

a) Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan

Subsektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, baik dikala kondisi ekonomi normal maupun saat menghadapi krisis. Tanaman pangan sangat relevan untuk di jadikan pilar ekonomi di daerah, mengingat sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap daerah yang siap didayagunakan untuk membangun ekonomi adalah sumber daya pertanian tanaman pangan. Begitu juga halnya di Kabupaten Jombang, dengan produksi tanaman pangan dijadikan andalan daerah, sehingga peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan harus menjadi prioritas utama.

9,060.40 9,158.60 15,746.60 15,747.90 15,945.95 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 16,000.00 18,000.00 2009 2010 2011 2012 2013

Secara umum produksi tanaman pangan utama (padi, jagung dan kedelai) di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2013 dapat dikatakan mengalami peningkatan jika dibandingkan produksi tanaman pangan utama pada tahun 2009. Perkembangan produksi tanaman pangan utama (padi, jagung dan kedelai) sebagaimana grafik berikut:

Grafik 2.29

Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Utama di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013

Sumber: Dinas Pertanian

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa produksi padi selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata 0,67% per tahun dari sebanyak 426.092 ton pada tahun 2009 menjadi sebanyak 418.050 ton pada tahun 2013. Namun pada tahun 2011 mengalami penurunan akibat serangan organisme pengganggu tanaman karena dampak anomali iklim pada tahun 2010. Produksi beras tahun 2012 mengalami peningkatan cukup besar yaitu 20,86% dari produksi tahun 2011, keberhasilan ini mendapatkan apresiasi dari Presiden sebagai Kabupaten yang berhasil meningkatkan produksi beras di atas 5%.

Perkembangan produksi jagung selama lima tahun terakhir dapat dikatakan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 3,28% per tahun dari sebesar sebesar 180.820 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 193.842 ton pada tahun 2013. Sedangkan perkembangan produksi kedelai selama lima tahun terakhir dapat dikatakan

- 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000 500,000

Padi Jagung Kedelai

2009 426,092 180,820 7,070 2010 464,833 188,392 8,886 2011 382,588 186,873 8,707 2012 462,385 242,666 13,000 2013 418,050 193,842 9,017 T o n

meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 10,59% per tahun dari sebesar sebesar 7.070 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 9.017 ton pada tahun 2013.

Produksi tanaman pangan utama baik padi, jagung maupun kedelai tahun 2013 mengalami menurunan jika dibandingkan produksi tahun 2012. Hal ini disebabkan selain turunnya luas panen juga disebabkan adanya perubahan iklim (anomali iklim) dimana terjadi kemarau basah yaitu masih terjadi hujan pada musim kemarau. Hal ini berakibat berkurangnya intensitas penyinaran matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis / pengisian bulir padi, jagung maupun kedelai.

Satu yang tidak bisa luput ketika membahas usaha tani tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) adalah produktivitas tanaman. Produktivitas adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan suatu tanaman yang sedang diusahakan dengan system pengelolaan tertentu. Produktivitas disebut juga dalam faktor produksi, karena dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Produktivitas tanaman biasa dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan usaha tani. Suatu daerah yang rata-rata produktivitas tanamannya tinggi dipersepsikan telah berhasil dalam menerapkan teknologi usaha taninya atau dianggap teknik budidayanya lebih maju daripada daerah lain yang memiliki produktivitas lebih rendah.

Secara umum produktivitas tanaman pangan utama (padi, jagung dan kedelai) di Kabupaten Jombang tahun 2013 menunjukan adanya peningkatan jika dibandingkan tahun 2009. Perkembangan produktivitas tanaman pangan utama selama 5 (lima) tahun terakhir sebagaimana terlihat pada grafik berikut:

Grafik 2.32

Perkembangan Produtivitas Tanaman Pangan Utama (Padi, Jagung dan Kedelai) di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012

Sumber: Dinas Pertanian

Produktivitas padi selama kurun waktu lima tahun terakhir turun rata-rata 0,35% per tahun dari sebesar 61,44 kw/Ha pada tahun 2009 menjadi 57,97 kw/Ha pada tahun 2013. Untuk komoditi jagung meningkat rata-rata 10,08% per tahun dari sebesar 48,15 kw/Ha pada tahun 2009 menjadi 68,23 kw/Ha pada tahun 2013. Sedang untuk komoditi kedelai meningkat rata-rata 16,2% dari sebesar 10,12 kw/Ha pada tahun 2009 menjadi 17,67 Kw/Ha pada tahun 2013. Produktivitas tanaman pangan utama baik padi, jagung maupun kedelai tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan produktivitas tahun 2012, disebabkan perubahan iklim yaitu terjadi kemarau basah.

b)Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura

Tanaman hortikultura utama di kabupaten Jombang adalah Cabai, Durian dan Mangga. Secara umum produksi tanaman holtikultura utama di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 – 2013 cenderung mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada grafik berikut:

padi jagung kedelai

2009 ,61.44 ,48.15 ,10.12 2010 ,64.78 ,58.87 ,11.45 2011 ,53.85 ,67.59 ,13.83 2012 ,65.33 ,79.03 ,19.21 2013 ,57.97 ,68.23 ,17.67 P ro d u kt iv it a s (K w /H a )

Grafik 2.33

Perkembangan Produksi Tanaman Hortikultura Utama (Cabai, Durian dan Mangga) di Kabupaten Jombang

Tahun 2009-2013

Sumber: Dinas Pertanian

Produksi tanaman hortikultura (cabai, durian dan mangga) selama tahun 2009 - 2013 menunjukkan trend yang meningkat, dengan peningkatan produksi cabai rata-rata 64,23% per tahun dari sebesar 1.135,9 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 4.569 ton pada tahun 2013. Untuk komoditi durian terjadi peningkatan rata-rata 5,14% per tahun dari sebesar 10.881,4 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 10.197 ton pada tahun 2013. Sedangkan untuk komoditi mangga meningkat rata-rata 106,83% per tahun dari sebesar 5.092,6 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 23.985 ton pada tahun 2013. Namun Produksi mangga pada tahun 2013 terjadi penurunan jika dibandingka tahun 2012, hal ini disebabkan karena pada saat tanaman berbunga terjadi hujan dan angin yang menyebabkan bunga gugur dan gagal menjadi buah.

Secara umum produktivitas tanaman hortikultura utama (Cabai, Durian dan Mangga) di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2013menunjukan trend yang meningkat. Perkembangan produktivitas tanaman hortikultura utama di Kabupaten Jombang sebagaimana grafik berikut:

Cabai Durian Mangga

2009 1,135.90 10,881.40 5,092.60 2010 ,665.00 7,879.00 7,543.00 2011 1,936.00 11,409.00 39,451.00 2012 2,943.00 7,332.00 32,520.00 2013 4,569.00 10,197.00 23,985.00 P ro d u ks i (t o n )

Perkembangan Produksi Hortikultura Tahun 2009 - 2013

Grafik 2.34

Perkembangan Produktivitas Hortikurkura Utama (Cabai, Durian dan Mangga) di Kabupaten Jombang

Tahun 2009-2012

Sumber: Dinas Pertanian

Produktivitas tanaman Cabai selama tahun 2009 - 2013 menunjukkan peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata 44,15% per tahun dari sebesar 20,95 kw/Ha pada tahun 2009 menjadi sebesar 25,15 Kw/Ha pada tahun 2013. Untuk komoditi mangga meningkat rata-rata 41,28% per tahun dari sebesar 25 Kg/pohon pada tahun 2009 menjadi sebesar 65 Kg/pohon pada tahun 2013. Sedang produktivitas durian mengalami penurunan rata-rata 3,78% per tahun dari sebesar 127,34 Kg/pohon pada tahun 2009 menjadi sebesar 108 Kg/pohon pada tahun 2013.

Sebenarnya upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura tahun 2013 sudah banyak dilaksanakan antara lain melalui upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani, penyediaan sarana prasarana produksi serta emanfaatan teknologi tepat guna dalam sistem usaha tani namun hal tersebut belum mampu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan.

Cabai (Kw/Ha) Durian (Kg/pohon) Mangga (Kg/pohon)

2009 ,20.95 ,127.34 ,25.00

2010 ,19.62 ,122.20 ,24.35

2011 ,20.36 ,124.20 ,62.34

2012 ,69.87 ,105.60 ,83.40

2013 ,25.15 ,108.00 ,65.00

c)Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan

Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai meliputi mengolah, memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran melainkan tanaman yang umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama.

Tanaman perkebunan di Kabupaten Jombang yang utama adalah Tebu, Tembakau dan Cengkeh. Secara umum perkembangan produksi tanaman perkebunan selama lima tahun terakhir dapat dikatakan mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada grafik berikut:

Grafik 2.34

Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan (Tebu, Tembakau dan Cengkeh) di Kabupaten Jombang

Tahun 2009-2013

Sumber data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Perkembangan produksi tebu selama lima tahun terakhir meningkat rata-rata 4,82% per tahun dari sebesar 1.008.056,25 ton tahun 2009 menjadi sebesar 1.137.084,3 ton pada tahun 2013. Untuk produksi tembakau meningkat rata-rata 165,78% per tahun dari

- 200,000.00 400,000.00 600,000.00 800,000.00 1000,000.00 1200,000.00

Tebu Tembakau (daun basah) Kakao 2009 1008,056.25 20,012.83 ,177.83 2010 1038,943.30 5,775.64 ,134.82 2011 787,974.53 47,509.00 ,136.47 2012 974,115.80 66,896.78 ,141.30 2013 1137,084.30 47,402.47 ,141.30 T o n

sebesar 20.012,83 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 47.402,47 ton pada tahun 2013. Sedangkan untuk produksi kakao mengalami penurunan rata-rata 4,86% per tahun dari sebesar 177,83 ton pada tahun 2009 menjadi 141,3 ton pada tahun 2013.

Sedangkan gambaran produktivitas tanaman perkebunan selama lima tahun terakhir sebagaimana grafik berikut:

Grafik 2.34

Perkembangan Produktivitas Tanaman Perkebunan (Tebu, Tembakau dan Cengkeh) di Kabupaten Jombang

Tahun 2009-2013

Sumber data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Perkembangan produktivitas tebu selama lima tahun terakhir meningkat rata-rata 0,61% per tahun dari sebesar 886,24 Kg/Ha tahun 2009 menjadi sebesar 871,02 Kg/Ha pada tahun 2013. Untuk produktivitas tembakau meningkat rata-rata 179,43% per tahun dari sebesar 5.199,8 Kg/Ha pada tahun 2009 menjadi sebesar 11.116 Kg/Ha pada tahun 2013. Sedangkan untuk produktivitas kakao mengalami penurunan rata-rata 0,34% per tahun dari sebesar 186,25 Kg/Ha pada tahun 2009 menjadi 183,27 Kg/Ha pada tahun 2013.

d)Populasi dan Produksi Hasil Peternakan

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan

- 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 16,000.00

Tebu Tembakau (daun basah) Kakao 2009 ,886.24 5,199.80 ,186.25 2010 ,883.00 1,290.00 ,174.86 2011 ,692.59 11,500.00 ,177.00 2012 ,795.92 14,100.00 ,183.27 2013 ,871.02 11,116.00 ,183.27 K g /H a

dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing dan dombadan ternak unggas yaitu ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras dan itik.

Secara umum populasi ternak ruminansia dan unggas di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2013 sebagaimana grafik berikut:

Grafik 2.36

Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan

Perkembangan populasi ternak ruminansia selama tahun 2009 – 2013 menunjukkan trend yang terus meningkat dengan peningkatan rata-rata 9,84% per tahun dari sebanyak 217.291 ekor pada tahun 2009 menjadi sebanyak 315.170 ekor pada tahun 2013. Untuk populasi ternak unggas mengalami peningkatan rata-rata 1,53% per tahun dari sebanyak 7.910.135 ekor pada tahun 2009 menjadi sebanyak 8.390.564 ekor pada tahun 2013.

e) Produksi Hasil Peternakan (Daging, telur dan susu)

Perkembangan produksi daging, telur dan susu di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2012 secara umum mengalami peningkatan sebagaimana grafik 2.37

Grafik 2.37

Ternak ruminansia Ternak unggas

2009 217,291.00 7910,135.00 2010 245,512.00 8175,214.00 2011 262,029.00 7884,475.00 2012 302,632.00 8065,500.00 2013 315,170.00 8390,564.00 P o p u la si ( e ko r)

Perkembangan Produksi Daging, Telur dan Susu Di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan

Perkembangan produksi daging selama tahun 2009 – 2012 meningkat rata-rata 2,89% per tahun dari sebanyak 15.851 ton pada tahun 2009 menjadi sebanyak 17.222 ton pada tahun 2012. Sedang untuk produksi telur mengalami penurunan rata-rata 2,84% per tahun dari sebesar 14.600 ton pada tahun 2009 menjadi sebanyak 13.116 ton pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena adanya penurunan populasi ternak ayam ras petelur rata-rata 2,79% per tahun. Untuk produksi susu meningkat rata-rata 8,5% dari sebanyak 5.104.460 liter pada tahun 2009 menjadi sebanyak 6.452.000 liter pada tahun 2012. 3. Urusan Kehutanan

a) Produksi dan Produktivitas Kehutanan a)Produksi dan Produktivitas Kehutanan

Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya hutan dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan.Kehutanan bukan hanya berfungsi sebagai pelestari ekosistem, tetapi juga menghasilkan sesuatu hal yang produktif. Perkembangan produksi hasil hutan di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2012 secara umum terlihat pada grafik berikut:

Grafik 2.38 - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000

Daging (ton) Telur (ton) Susu (000 liter) 2009 15,851 14,600 5,104.46 2010 16,311 11,931 5,824.85 2011 17,640 12,207 5,591.61 2012 17,222 13,116 6,452.00 P ro d u ks i

Perkembangan Produksi Daging, Telur dan Susu Tahun 2009 - 2012

Perkembangan Produksi hasil hutan Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Perkembangan produksi hasil hutan kayu tahun 2009 – 2013 meningkat rata-rata 2,8% per tahun dari sebesar 3.173,05 m3 pada

tahun 2009 menjadi sebesar 2.209,18 m3 pada tahun 2013. Produksi

hasil hutan kayu tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan produksi tahun 2011 yaitu hanya tercapai 1.762,28 m3 disebabkan

karena rata-rata kepemilikan kayu rakyat belum mencapai umur layak untuk ditebang (sudah masa tebang) pada jenis tanaman keras berumur pendek. Selain itu penurunan produksi hasil hutan secara tidak langsung didukung oleh adanya peningkatan kemampuan sumber daya manusia secara administratif dan teknis dari pelaksanaan Diklat tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari (Ganis PHPL) di Kabupaten Jombang dan prioritas pengembangan hutan rakyat diarahkan pada upaya-upaya pelestarian dan perlindungan sumber daya alam dengan penekanan implementasi pada tahapan mewujudkan sertifikasi hutan rakyat.

Pencapaian target produksi hasil hutan rakyat ditempuh dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian hutan, dengan cara:

1. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan dengan penanaman pohon pada lahan kritis, lahan kosong dan lahan kurang produktif; - ,500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 4,000.00 4,500.00 5,000.00 2009 2010 2011 2012 2013 3,173.05 3,609.95 4,918.77 1,762.28 2,209.18 m 3

Produksi Hasil Hutan Kayu

Perkembangan Produksi Hasil Hutan Kayu Tahun 2009 - 2013

Produksi Hasil hutan Kayu

2. Meningkatkan teknik budidaya tanaman kayu-kayuan dan tanaman bawah tegakan yang berumur panjang dan pendek serta Multi Purphose Trees Species (MPTS) sesuai dengan fungsi alam karakteristik masing-masing wilayah.

3. Penguatan kelembagaan kelompok hutan rakyat melalui sertifikasi (ecolabelling) hutan rakyat

4. Penguatan SDM melalui Diklat tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari (Ganis PHPL)

b)Luas Lahan Kritis

Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif, bersifat tandus, gundul, tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat rendah meskipun dikelola, produktivitasnya sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya.

Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain sebagai berikut:

a.Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan. b.Genangan air yang terus-menerus.

c. Erosi tanah dan masswasting yaitu gerakan masa tanah menuruni lereng yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah yang miring.

d.Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan.

e. Masuknya material yang tak dapat diuraikan oleh bakteri (misalnya plastik)dan dapat bertahan lama masuk ke lahan pertanian sehingga sangat mengganggu kelestarian kesuburan tanah.

Lahan kritis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam tergantung pada penyebab kerusakan lahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi lahan kritis menyebabkan tanaman tidak cukup mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik tanah yang tidak memungkinkan akar berkembang dan proses infiltrasi air hujan, kandungan garam yang tinggi akibat akumulasi garam sekunder atau tanaman keracunan oleh unsur toksik yang tinggi. Lahan kritis ditandai oleh rusaknya struktur tanah, menurunnya kualitas dan kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan terganggunya siklus hidrologi, perlu direhabilitasi dan ditingkatkan produktivitasnya agar

lahan dapat kembali berfungsi sebagai suatu ekosistem yang baik atau menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis bagi manusia.

Lahan Kritis yang tidak memberikan atau meningkatkan produktifitas lahan seharusnya di rehabilitasi agar menjadi lahan potensial. Perkembangan luasan rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Jombang selama tahun 2009-2012 secara umum menunjukan trend meningkat. Secara umum produksi hasil hutan sebagaimana terlihat pada grafik berikut:

Grafik 2.35

Perkembangan Luasan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2009-2012

Sumber data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Perkembangan luasan rehabilitasi hutan dan lahan selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan rata- rata 6,59% per tahun dari sebesar 2.066,5 Ha pada tahun 2009 menjadi sebesar 1.097,03 Ha pada tahun 2013 disebabkan oleh prioritas rehabilitasi hutan dan lahan tidak hanya pada aspek penanaman vegetatif namun juga kepada pembangunan bangunan sipil teknis berupa dam penahan, dam pengendali, gully plug, penyelamat tebing, sumur resapan, biopori, dan rorak.

4. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Dalam dokumen RPJMD BAB 2 Gambaran Umum (Halaman 71-83)

Dokumen terkait