• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI SEBAGAI PELAKU EKONOMI DI INDONESIA

A.Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam Perekonomian di Indonesia

Melihat pembangunan ekonomi di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (selanjutnya disebut dengan UMKM) memiliki peranan yang cukup kuat, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik dalam sektor tradisional maupun modern. Peranan UMKM ini menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perancanaan tahapan pembangunan. Namun jika dilihat hasilnya, maka belum cukup memuaskan karena pada kenyataanya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Hal tersebut dilihat dari lebih berkembangnya pengusaha-pengusaha besar yang mencakup semua sektor, baik dari sektor perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan terutama industri.89

Krisis moneter pada tahun 1997 yang dialami oleh Indonesia menyebabkan hampir 80 % (delapan puluh persen) usaha besar mengalami kebangkrutan sehingga menimbulkan pemutusan hubungan kerja massal terhadap karyawannya. Namun pada UMKM sendiri, dampak krisis moneter ini tidak terlalu besar.90

89

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah

Dan Koperasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 20.

90

Ina Primiana, Menggerakan Sektor Rill UMKM dan Industri (Bandung; Alfabeta, 2009), hlm. 9.

Eksistensi dan kekuatan UMKM yang mampu bertahan dari keadaan krisis tidak bisa diragukan lagi. Setelah 1998 Indonesia dilanda krisis moneter dan krisis global tahun 2008 disektor UMKM kokoh menjadi penyanggah perekonomian nasional. Dimana dari sudut kualitatif, UMKM memiliki jumlah tenaga kerja cukup banyak dan sistem perekonomian rakyat yang digunakan menjadikan usaha ini tidak terkena dampak yang terlalu besar.

Usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar 1 (satu) miliar rupiah atau kurang. Sementara usaha menengah didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1 (satu) miliar.91

Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara umum adalah:92 1. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas

antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam UKM.

2. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.

91 Ibid. 92

3. Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM yang memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-negara mitra perdagangan.

4. Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.

Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (selanjutnya disebut dengan UU UMKM). Yang dimaksud Usaha Mikro dalam UU UMKM ini adalah sebagai berikut:93

“usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”

Yang dimaksud Usaha Kecil adalah sebagai berikut: 94

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Yang dimaksud Usaha Menengah adalah sebagai berikut: 95

“usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah

93

Pasal 1 angka 1 UU UMKM. 94

Pasal 1 angka 2 UU UMKM. 95

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.”

Menurut UU UMKM, kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: 96

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki criteria sebagai berikut : 97

1. kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan

2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : 98

a. kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas

96

Pasal 6 ayat (1) UU UMKM. 97

Pasal 6 ayat (2) UU UMKM. 98

nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.99

Kedudukan UMKM yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia sehingga dia layak dilindungi. Apalagi kedudukan UMKM yang cukup lemah dibandingkan dengan industri dalam negeri menambah daftar bahwa UMKM sangat butuh proteksi dari pemerintah. Dari tahun 1966-1998 hingga sekarang banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan usaha UMKM, salah satunya dengan mengeluarkan UU UMKM dan program-program lain yaitu Kredit Investasi Rakyat (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun data nasional menunjukan bahwa kinerja UMKM di Indonesia masih relatif buruk, bukan saja dengan usaha besar tetapi juga dengan UMKM di Negara maju.100

B.Koperasi dalam Perekonomian di Indonesia

Koperasi menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan meningkatkan pembangunan serta perekonomian nasional. Pada awal kemerdekaan

99

Penjelasan Umum UU UMKM. 100

Indonesia, koperasi diatur oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian. Setelah itu, terjadi beberapa peraturan mengenai koperasi tersebut mengalami beberapa pergantian, mulai dari dihapusnya undang-undang tersebut dan digantikan oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, kemudian oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (selanjutnya disebut dengan UU Perkoperasian) dan yang paling terbaru adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Pergantian undang-undang perkoperasian Indonesia yang dilakukan dari masa ke masa tersebut semata-mata dilakukan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan peranan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia.101

Roh korporasi terus merasuk ke sendi-sendi kehidupan negara, termasuk jiwa usaha yang sesuai dengan kegotongroyongan: koperasi. Namun dikarenakan

bernuansa korporasi

dibatalkan Mahkamah Konstitusi melalui putusan Nomor 28/PUU-XI/2013. Materi yang dibatalkan adalah seluruh materi muatan Undang-Undang. Selain karena berjiwa korporasi telah menghilangkan asas kekeluargaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas koperasi. Menurut Mahkamah Konstitusi mengakibatkan undang-undang ini tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat

OMOR_17_TAHUN_2012_TENTANG_PERKOPERASIAN (diakses pada tanggal 22 Juli 2015 pada pukul 21.00 WIB).

setelah adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi tersebut yang berarti pula undang-undang tersebut dibatalkan. Untuk menghindari kekosongan hukum, Mahkamah Konstitusi menyatakan memberlakukan kembali UU Perkoperasian dan berlaku untuk sementara waktu sampai dengan terbentuknya undang-undang yang baru.102

Koperasi adalah organisasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi ekonomi lain. Perbedaan ini terletak pada sistem nilai etis yang melandasi kehidupannya dan terjabar dalam prinsip-prinsipnya yang kemudian berfungsi sebagai norma-norma etis yang mempolakan tata laku koperasi sebagai ekonomi.103

Ropke mendefinisikan koperasi sebagai organisasi bisnis yang para pemilik atau anggotanya adalah juga pelangggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan dalil atau prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha yang lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, menurut Hendar dan Kusnadi, kegiatan koperasi secara ekonomis harus mengacu pada prinsip identitas (hakikat ganda) yaitu anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Organisasi koperasi dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola perusahaan bersama yang diberi tugas untuk menunjang kegiatan ekonomi individu para anggotanya. Koperasi adalah organisasi otonom, Ciri utama koperasi adalah kerjasama anggota dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama.

102

Agus Sahbani, “UU Perkoperasisan Dibatalkan karena Berjiwa Korporasi.”

103

Fray dalam Asnawi Hasan, Koperasi dalam Pandangan Islam, Suatu Tinjauan dari Segi

Falsafah Etik, dalam Membangun Sistem Ekonomi Nasional, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, Sri Edi Swasono (ed), (Jakarta: UI Press, 1987), hlm. 158.

yang berada didalam lingkungan sosial ekonomi, yang menguntungkan setiap anggota, pengurus dan pemimpin dan setiap anggota, pengurus dan pemimpin merumuskan tujuan-tujuannya secara otonom dan mewujudkan tujuan-tujuan itu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilaksanakan secara bersama-sama.104

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota.

Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian beranggotakan yang mereka pada umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak berkewajiban melakukan sesuatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya.105

UU Perkoperasian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan

104

Tulus Tambunan II, Prospek Perkembangan Koperasi Di Indonesia Kedepan: Masih

Relevankah Koperasi dalam Era Modernisasi Ekonomi?, (Jakarta: Pusat Studi Industri dan UKM,

Universitas Trisakti, 2008), hlm. 2. 105

Pandji Anoraga, H. Djoko Sudantoko, Koperasi Kewirausahaan dan Usaha Kecil (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 1.

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.106

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Koperasi menyandarkan usahanya berdasarkan asas kekeluargaan sebagaimana perwujudan dari pasal 33 ayat (1) UUD 1945.

107

Demi mencapai tujuan tersebut, koperasi memiliki prinsip yang menjadi sumber inspirasi dan menjiwai keseluruhan organisasi dan kegiatan usahanya. Prinsip-prinsip koperasi tersebut yaitu : 108

1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2. pengelolaan dilakukan secara demokratis;

3. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masingmasing anggota;

4. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; 5. kemandirian.

Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:

1. pendidikan perkoperasian; 2. kerja sama antar koperasi.

106

Pasal 1 angka 1 UU Perkoperasian. 107

Pasal 4 UU Perkoperasian. 108

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.109 Modal sendiri dapat berasal dari:110

1. simpanan pokok; 2. simpanan wajib; 3. dana cadangan; 4. hibah.

Modal pinjaman dapat berasal dari:111 1. anggota;

2. koperasi lainnya dan/atau anggotanya; 3. bank dan lembaga keuangan lainnya;

4. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; 5. sumber lain yang sah.

Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri

109

Pasal 41 ayat (1) UU Perkoperasian. 110

Pasal 41 ayat (2) UU Perkoperasian. 111

sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar dan konsisten. Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.112

Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, manusia memerlukan manusia lainnya dalam kerangka kerja sosial (social framework). Dalam hal ini, koperasi berkaitan dengan fungsi-fungsi adalah sebagai berikut :113

1. Fungsi sosial, yaitu cara manusia hidup, bekerja, dan bermain dalam masyarakat. 2. Fungsi ekonomi, yaitu manusia membiayai kelangsungan hidupnya dengan

bekerja dalam masyarakat.

3. Fungsi Politik, yaitu cara manusia memerintah dan mengatur diri mereka sendiri melalui berbagai hukum dan peraturan.

4. Fungsi Etika, yaitu cara manusia berprilaku dan meyakini kepercayaan mereka, falsafah mereka, dan cara berhubungan dengan Tuhan mereka.

112

Tulus Tambunan II, Op. Cit, hlm. 3. 113

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm 14.

C.Peran Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia

Usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. UMKM selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, UMKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.114

Dewasa ini UMKM berperan dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. UMKM termasuk kelompok usaha yang penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan usaha kecil, menengah dan koperasi merupakan sektor usaha yang memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan. Oleh karena kesenjangan pendapatan yang cukup besar masih terjadi antara pengusaha besar dengan usaha kecil, menengah dan koperasi, pengembangan daya saing UMKM secara langsung merupakan upaya dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat banyak, sekaligus mempersempit kesenjangan ekonomi.115

114

Mariana Kristiyanti, “Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam Pembangunan Nasional,” Informatika Volume 3 No. 1, Januari 2012, hlm. 64.

115

Keberadaan UMKM di Indonesia semakin terasa dalam proses pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Pada awalnya, keberadaan UMKM dianggap sebagai sumber penting dalam penciptaan kesempatan kerja dan motor penggerak utama pembangunan ekonomi daerah di pedesaan. Namun, pada era globalisasi saat ini dan mendatang, peran keberadaan UMKM semakin penting yakni sebagai salah satu sumber devisa ekspor non-migas Indonesia.116

Peran UMKM juga telah teraktualisasi pada masa krisis hingga saat ini. Selama masa krisis ekonomi hingga kini, keberadaan UMKM mampu sebagai faktor penggerak utama ekonomi Indonesia. Terutama ketika krisis kegiatan investasi dan pengeluaran pemerintah sangat terbatas, maka pada saat itu peran UMKM sebagai bentuk ekonomi rakyat sangat besar. Selanjutnya, dari sisi sumbangannya terhadap PDRB hanya 56,7% dan ekspor non migas hanya sebesar 15%. Namun, UMKM tetap masih menyumbangkan 99% dalam jumlah pelaku usaha yang ada di Indonesia, serta mempunyai andil 99,6% dalam penyerapan tenaga kerja.117

Peran penting UMKM tersebut secara umum dapat dilihat dari perkembangan yang signifikan dan peran UMKM sebagai penyumbang PDB terbesar di Indonesia. Pada tahun 2007 hingga tahun 2012 menunjukkan peningkatan jumlah PDB UKM dari Rp. 2,107,868.10,- menjadi Rp. 4,869,568.10,- atau rata-rata mengalami perkembangan sebesar 18.33% per tahun. Kemudian pada Usaha Besar (UB) sumbangsih terhadap perkembangan PDB lebih sedikit dibandingkan UKM, dengan

116

Eko Prasetyo, “Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran,” AKMENIKA UPY, Volume 2, 2008, hlm. 2.

117 Ibid.

Persentase rata-rata perkembangan sebesar 15.75% per tahun. Dari data statistik yang yang diperoleh dari BPS, pada tahun 2012 UKM menyerap 97,16% dari total tenaga kerja Industri di Indonesia atau sebesar Rp. 107.66 juta, sisanya atau sebesar 2.84% tenaga kerja diserap oleh sektor Usaha Besar.118

Hal tersebut menunjukkan bagaimana peran UMKM sangat dominan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga pemberdayaan UMKM merupakan sesuatu yang sangat penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Sumbangsih UMKM terhadap PDB menjadikan indikator pentingnya UMKM dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator pertumbuhan perekonomian, dimana pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka yang panjang. Output perkapita sekarang ini kita kenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB sendiri sangat berkaitan erat dengan jumlah penduduk sehingga PDB sangat dipengaruhi jumlah penduduk dan jangka waktu yang panjang, jadi pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses.119

Berbicara tentang UMKM tidak bisa lepas dari koperasi. Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa dalam kegiatannya Koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk

118

Pradnya Paramita Hapsari, “Abdul Hakim dan Saleh Soeaidy, Pengaruh Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Batu),” Wacana Volume 17 No. 2, 2014, hlm. 89.

119 Ibid.

masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotanya. Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas.

Koperasi merupakan suatu alat yang ampuh bagi pembangunan, oleh karena koperasi merupakan suatu wadah, dimana kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok tergabung sedemikian rupa. Sehingga melalui kegiatan kelompok, kepentingan pribadi para anggota menjadi kekuatan pendorong yang memberikan manfaat bagi seluruh anggota kelompok tersebut. Kelompok tersebut bisa terjadi jika kelompok tersebut secara relatif homogen dan setiap anggotanya mampu memberikan kontribusi yang nyata.120

Menurut Mohammad Hatta, seluruh perekonomian rakyat harus berdasarkan koperasi. Koperasi mendahulukan kepentingan individual. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki fungsi mendidik masyarakat dalam hal mengurus keperluan bersama. Diatas bangunan-bangunan koperasi itu, diperlukan campur tangan pemerintah, untuk mengkoordinasi segala usaha produktif bagi keselamatan masyarakat.

Dalam pemikiran Hatta, terdapat peran yang juga sekaligus menjadi tugas koperasi di Indonesia, yaitu : 121

120

Tiktik Sartika Pratomo, “Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi,” Working Paper Series

No. 9, Juni 2004), hlm. 9.

121

Y.Harsoyo dkk, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan (Tangerang: Pustaka Widyatama, 2006), hlm. 15

1. Memperbaiki produksi

Ada tiga jenis barang utama yang produksinya harus segera diperbaiki, yaitu pangan, barang kerajinan, dan barang-barang pertukangan yang diperlukan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memperbaiki kualitas barang

Koperasi harus memperbaiki kualitas barang-barang yang dihasilkan oleh rakyat Indonesia. Salah satu sebab rendahnya kualitas barang-barang adalah tidak cukupnya sarana produksi yamg dimiliki oleh rakyat, maka koperasi memiliki peran untuk secara bersama-sama memiliki sarana produksi yang dibutuhkan. 3. Memperbaiki distribusi

Para pedagang pada umumnya telah mempermainkan distribusi untuk kepentingan mereka sendiri, misalnya dengan menimbun barang pada saat barang mulai langka untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Maka koperasi yang mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama, memiliki peluang besar untuk memperbaiki sistem distribusi barang.

4. Memperbaiki harga

Pedagang selalu berusaha untuk menjual barang dengan harga yang setinggi-tingginya, kondisi demikian merugikan masyarakat luas. Koperasi yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat luas seharusnya memperbaiki harga pasar.

Penghisapann yang merugikan masyarakat harus disingkirkan dengan pendirian koperasi-koperasi simpan pinjam.

6. Memperkuat permodalan

Masyarakat pada umumnya mengalami kesulitan dalam permodalan. Dengan koperasi masyarakat harus digerakkan untuk menabung sebagai sumber modal. 7. Memelihara lumbung

Sistem lumbung harus diperbaharui disesuaikan dengan tuntutan masa. Lumbung harus menjadi alat untuk menyesuaikan produksi dan konsumsi atau sebagai buffer stock. Dengan adanya lumbung akan mengurangi gejolak harga pada saat panen dan masa panceklik. Lumbung padi juga berfungsi untuk penyediaan bibit pada musim tanam.

Koperasi itu sebagai gerakan ekonomi rakyat. Artinya keberadaannya menjadi lokomotif penggerak (engine of growth) bagi tumbuh kembangnya wirausahawan-wirausahawan baru dan meningktanya kinerja usaha kecil di kalangan anggota koperasi. Dengan sendirinya jika badan usaha koperasi maju dan kegiatan ekonomi rakyat berkembang pesat maka manfaat ekonomis dan manfaat sosial dapat dicapai sekaligus.

Koperasi dengan perspektif seperti itu, maka akan siap bersaing di pasar dan mampu memperoleh sisa hasil usaha yang optimal. Di lain pihak dapat meningkatkan

Dokumen terkait