• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5. Usaha Produktif di Luar Kawasan Hutan

Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota LMDH Argo Mulyo telah dilakukan pengembangan usaha di luar hutan sebagai berikut :

• Pembuatan kripik gadung 25 orang

• Penampungan porang 3 orang

Faktor Internal Anggota

Dalam melaksanakan penelitian ini, dipilih responden masing-masing sebanyak 30 orang di MPSDH Wana Lestari dari jumlah anggota sebanyak 80 orang dan di LMDH Argo Mulyo dari jumlah anggota sebanyak 239 orang. Faktor internal anggota di dasarkan pada karakteristik responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, luas lahan andil dan tingkat kekosmopolitan yaitu sifat anggota kelompok yang selalu mencari informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan Program PHBM.

Berdasarkan Tingkat Umur

Pengelompokan responden berdasarkan kategori umur dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel.6 Distribusi Responden LMDH Berdasarkan Tingkat Umur No Lembaga Masyarakat Desa Hutan Muda (≤ 51 th) Menengah (52-63 th) Tua (≥ 64 th) 1 MPSDH Wana Lestari 22 (73,33 %) 5 (16,67 %) 3 (10 %) 2 LMDH Argo Mulyo 20 (66,67 %) 7 (23,33 %) 3 (10 %)

Menurut Badan Pusat Statistik (2003) menyatakan bahwa kategori usia penduduk di bagi menjadi 3 kategori yaitu umur < 14 tahun sebagai kategori tidak produktif, umur 14 - 64 tahun sebagai kategori produktif, dan umur > 64 tahun sebagai kategori tidak produktif.

Pada Tabel 6, dapat di lihat bahwa umur responden dari anggota MPSDH Wana Lestari berada dalam kategori menengah (52-63 th) sebanyak 5 orang (16,67 %) dan kategori tua (≥ 64 th) sebanyak 3 orang (10 %) sedangkan sebanyak 22 orang (73,33 %) berada dalam kategori muda (≤ 51 th). Untuk LMDH Argo Mulyo sebanyak 5 (16,67 %) berada dalam kategori menengah, dan kategori tua sebanyak 3 orang (10 %), sedangkan untuk kategori muda sebanyak 20 orang (66,67 %) . Dari 30 orang responden di MPSDH Wana Lestari, sebanyak 29 orang memiliki pekerjaan utama sebagai petani dan 1 orang sebagai sekretaris desa. Sedangkan di LMDH Argo Mulyo, sebanyak 29 orang memiliki pekerjaan utama sebagai petani dan 1 orang sebagai kepala dusun.

Secara umum baik di MPSDH Wana Lestari maupaun LMDH Argo Mulyo menurut kategori Badan Pusat Statistik adalah kategori umur produktif. Sehingga dengan banyaknya tenaga produktif yang tergabung dalam kelompok tersebut akan semakin mendukung dalam pelaksanaan program PHBM dilapangan. Tapi untuk kategori pemuda jarang terlibat dalam kegiatan kelompok. Hal ini disebabkan karena pada umumnya mereka lebih suka bekerja di luar desa mereka atau merantau di luar kota. Faktor penyebabnya adalah adanya kesan masih rendahnya hasil yang di peroleh dari hasil hutan dan juga tidak adanya penadapatan kontinyu dari hasil pertanian maupun dari hutan. Hal tersebut disebabkan oleh hasil yang diperoleh bersifat musiman. Sedangkan jika mereka bekerja di luar kegiatan pertanian dan kegiatan di hutan, bisa memperoleh penghasilan secara kontinyu, walaupun ada yang bekerja secara serabutan.

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pengelompokan responden berdasarkan kategori tingkat pendidikan dapat di lihat pada Tabel 7.

Tabel.7 Distribusi Responden LMDH Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Lembaga Masyarakat Desa Hutan Rendah (SD) Sedang (SLTP) Tinggi (SMU) 1 MPSDH Wana Lestari 23 (76,6 % ) 6 (20 %) 1 (3,33 %) 2 LMDH Argo Mulyo 26 (86,67 % ) 3 (10 %) 1 (3,33 %)

Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dari dua lembaga masyarakat desa hutan merupakan lulusan SD. Untuk MPSDH Wana Lestari yang berada dalam kategori rendah (SD) sebanyak 23 orang (76,6 % ) sedangkan untuk kategori sedang (SLTP) sebanyak 6 orang (20 %) dan yang berada dalam kategori tinggi (SMU) sebanyak 1 orang (3,33 %). Untuk LMDH Argo Mulyo pada kategori rendah (SD) sebanyak 26 orang (86,67 %) sedangkan pada kategori sedang (SLTP) sebanyak 3 orang dengan persentase 10 % dan kategori tinggi (SMU) sebanyak 1 orang dengan persentase 3,33 %.

Rendahnya tingkat pendidikan pada kedua kelompok responden tersebut di sebabkan karena adanya suatu anggapan, bahwa lulus SD sudah termasuk bagus. Sedangkan responden yang lulusan SLTP dan SMU, pada umumnya berada dalam kepengurusan. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan mereka yang lebih tinggi, serta dari faktor pengaruh mereka terhadap masyarakat di lingkungan tersebut.

Berdasarkan Luas Lahan Andil

Pengelompokan responden berdasarkan kategori tingkat pendapatan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel.8 Distribusi Responden LMDH Berdasarkan Luas Lahan Andil No Lembaga Masyarakat Desa Hutan Sempit (< 0.1 ha) Sedang (0.1-0.5 ha) Luas (> 0.5 ha) 1 MPSDH Wana Lestari - 10 (33,33 %) 20 (66,67 %) 2 LMDH Argo Mulyo - 19 (63,33 %) 11 (36,67 %)

Menurut Kartasubrata (1986), kepemilikan lahan yang ada dalam rumah tangga masyarakat pedesaan terbagi menjadi empat lapisan. Lapisan pertama yaitu rumah tangga yang memiliki lahan kurang dari 0,10 Ha atau tidak berlahan, lapisan kedua yaitu rumah tangga yang memiliki lahan antara 0,11Ha sampai 0,25 Ha, Lapisan ketiga yaitu rumah tangga yang memiliki lahan antara 0,26 Ha sampai 0,5 Ha dan lapisan terakhir yaitu rumah tangga yang memiliki lahan lebih dari 0,50 Ha.

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa untuk MPSDH Wana Lestari sebanyak 10 orang (33,33 %) memiliki lahan andil seluas 0.1-0.5 ha sedangkan 20 reponden (66, 67 %) mempunyai lahan luas yaitu lebih dari 0.5 ha. Luasnya kepemilikan lahan dari hutan di sebabkan oleh adanya konsep Wanareksa, sehingga masyarakat bisa menaman tanaman di bawah tegakan jati. Sebelum adanya Wanareksa, anggota kelompok hanya memiliki lahan maksimal seluas 0.25 ha dan hanya pada petak tertentu disesuaikan dengan adanya kegiatan penanaman dari Perhutani dimana setelah 2 tahun, harus meninggalkan areal tersebut. Setelah dengan adanya Wanareksa, anggota kelompok boleh melakukan budidaya dibawah tegakan tersebut dengan tanaman porang.

Pada LMDH Argo Mulyo, penguasaan lahan tidak hanya dibatasi seluas maksimal 0.25 ha. Di LMDH Argo Mulyo menggunakan konsep Wengkon dalam pengelolaan wilayah hutan, dimana masyarakat bisa menanamai tanaman di bawah tegakan jati selama masih berada dalam kawasan Wengkon yang telah disepakati dengan pihak Perum Perhutani. Dari kepemilikan lahan yang ada, sebanyak 19 orang (63,33 %) pada kategori sedang (0.1-0.5 ha) , dan kategori lahan luas (> 0.5 ha) sebanyak 11 orang (36,67 %).

Berdasarkan Tingkat Kekosmopolitan

Pengelompokan responden berdasarkan kategori tingkat pendapatan dapat di lihat pada Tabel 9.

Tabel.9 Distribusi Responden LMDH Berdasarkan Tingkat Kekosmopolitan No Lembaga Masyarakat Desa Hutan Rendah ( 1 x, 1 / bulan ) Sedang ( 2-3 x, 2-3 / bulan ) Tinggi ( >3 x, >3 / bulan ) 1 MPSDH Wana Lestari 2 (6,67 %) 27 (90 %) 1 (3,33 %) 2 LMDH Argo Mulyo - 30 (100 %) -

Berdasarkan Tabel 9, dapat dijelaskan bahwa umumnya responden dari anggota MPSDH Wana Lestari berkaitan dengan tingkat kekosmopolitan, dimana anggota aktif untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kegiatan PHBM dan juga seringnya responden untuk menghadiri pertemuan yang di adakan oleh kelompok baik resmi maupun tidak resmi berada dalam kategori sedang dimana responden menghadiri pertemuan antara 2 – 3 kali serta mencari informasi ke sumber informasi sebayak 2-3 orang setiap bulan sebanyak 27 orang (90 %), sedangkan untuk kategori rendah (Pertemuan 1 kali, sumber informasi 1 orang setiap bulan ) sebanyak 2 orang (6,67 %) dan kategori tinggi (pertemuan > 3 kali serta sumber informasi > 3 orang setiap bulan) sebanyak 1 orang (3,33 %).

Hal ini disebabkan karena, anggota yang akan melakukan kegiatan penanaman, lebih banyak menanyakannya kepada mandor tanam, pengurus kelompok dan kadangkala menayakan kepada mantri. Sedangkan mereka menghadiri pertemuan hanya sekali dalam sebulan dan pertemuan tersebut dilaksankan bersamaan dengan kegiatan arisan, tetapi jika ada hal-hal yang bersifat mendadak seperti ada kunjungan dari pihak luar maupun ada program dari Perum Perhutani, maka pertemuan biasa dilakukan.

Sedangkan LMDH Argo Mulyo untuk tingkat kekosmopolitan berada dalam kategori sedang (pertemuan > 2-3 kali, sumber informasi 2-3 orang setiap bulan) sebanyak 30 orang (100 %). Pada umumnya pertemuan dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Tetapi untuk membahasa hal-hal yang bersifat teknis dilapangan maka dapat dilakukan berdasarkan Pokja dan tergantung pada kebutuhan yang ada. Untuk sumber informasi terutama kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan PHBM seperti penanaman, pemeliharan maupun kegiatan penebangan untuk bagi hasil, anggota lebih banyak menayakan kepada mandor, serta pengurus kelompok. Sedangkan menayakan pada mantri jarang dilakukan, walaupaun dari responden ada beberapa yang menayakan langsung kepada mantri.

Dokumen terkait