BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
B. Analisis Deskriptif Responden
2. Usia Responden
Usia Responden No Usia Responden Jumlah Responden Prosentase (%) 1 16–25 26 26.3% 2 26–35 33 33.3% 3 36–45 19 19.2% 4 Diatas 45 21 21.2% Jumlah 99 Responden 100%
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat diketahui responden dalam penelitian berjumlah 99 responden, yang terdiri dari usia 16 –25 sebanyak 26 atau 26,33% atau 33,3%. Usia 26 - 35 sebanyak 33 atau 33,33% atau 33%. Usia 36 – 45 sebanyak 19 atau 19,19% atau 19,2% dan usia diatas 45 sebanyak 21 atau 21, 21% atau 21,2%. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dengan usia 26 – 35 lebih dominan diantara usia responden yang lainnya. 3. Pendidikan Responden Tabel 4.3 Pendidikan Responden Pendidikan Responden Jumlah Responden Prosentase (%)
1 Tamat SD atau sederajat 1 1,0%
2 Tamat SMP atausederajat 22 22.2% 3 Tamat SMA atausederajat 30 30.3%
4 Tamat akademi atausederajat 10 10.1% 5 Tamat Perguruan Tinggiatau sederajat 36 36.4%
Jumlah 99 Responden 100%
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini sebayak 99 responden yang terdiri dari lulusan SD sederajat 1 atau 1,0% atau 1%. Lulusan SMP sederajat 22 atau 22,22% atau 22,2%. Lulusan SMA sederajat 30,30% atau 30,3%. Lulusan akademi sederajat 10 atau 10,10% atau 10,1% dan lulusan perguruan tinggi sederajat 36 atau 36,36% atau 36,4%. Jadi dapat disimpulkan lulusan perguruan tinggi sederajat lebih mendominasi jika dibandingkan lulusan yang lain.
4. Pekerjaan Responden Tabel 4.4 Pendidikan Responden No Pendidikan Responden Jumlah Responden Prosentase (%) 1 Pegawai Negeri 5 5.1% 2 Wiraswasta 15 15.1% 3 Pegawai Swasta 34 34.3% 4 Petani 10 10.1% 5 Pelajar/Mahasiswa 16 16.2% 6 Lain-lain 19 19.2% Jumlah 99 Responden 100%
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini sebanyak 99 responden yang terdiri dari pegawai swasta 5 atau 5,05% atau 5,1%. Wiraswasta 15 atau 15,15% atau 15,1%. Pegawai swasta 34 atau 34,34% atau 34,3%. Petani 10 atau 10,10% atau 10,1%. Pelajar/mahasiswa 16 atau 16,16% atau 16,2% dan pekerjaan lain-lain 19,19% atau 19,2%. Jadi dapat disimpulkan pegawai swasta lebih mendominasi dibandingkan pekerjaan lain.
C. Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Menurut Imam Ghozali (2013: 52), uji validitas merupakan suatu alat untuk menguji valid tidaknya suatu kuesioner, dikatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan variabel yang ingin diukur dalam dalam kuesioner tersebut. Berikut disajikan tabel uji validitas pada masing-masing pertanyaan:
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pearson Correlation Significant 2 Tailed Kesimpulan Kualitas Pelayanan X1 1 0.787** 0.000 Valid 2 0.809** 0.000 Valid 3 0.805** 0.000 Valid 4 0.753** 0.000 Valid 5 0.660** 0.000 Valid
Citra Perusahaan X2 1 0.841** 0.000 Valid 2 0.839** 0.000 Valid 3 0.854** 0.000 Valid 4 0.796** 0.000 Valid 5 0.716** 0.000 Valid Nilai Nasabah X3 1 0.624** 0.000 Valid 2 0.837** 0.000 Valid 3 0.845** 0.000 Valid 4 0.802** 0.000 Valid 5 0.760** 0.000 Valid Word of Mouth Y 1 0.890** 0.000 Valid 2 0.674** 0.000 Valid 3 0.683** 0.000 Valid 4 0.663** 0.000 Valid 5 0.665** 0.000 Valid Kepuasan Nasabah Z 1 0.790** 0.000 Valid 2 0.859** 0.000 Valid 3 0.841** 0.000 Valid 4 0.860** 0.000 Valid 5 0.838** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.5, maka dapat diketahui bahwa korelasi pertanyaan kualitas pelayanan 1 (satu) sampai kualitas pelayanan 5 (lima) terhadap total skor butir pertanyaan kualitas pelayanan (X1) menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 0.01 (1%).
Korelasi pertanyaan citra perusahaan 1 (satu) sampai citra perusahaan 5 (lima) terhadap total skor butir pertanyaan citra perusahaan (X2) berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 0.01 (1%).
Kemudian korelasi untuk butir pertanyaan nilai nasabah 1 (satu) sampai nilai nasabah 5 (lima) terhadap total skor butir pertanyaan nilai nasabah (X3) berdasarkan tabel di 4.5 menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 0.01 (1%).
Selanjutnya korelasi untuk butir pertanyaan word of mouth 1 (satu) sampai word of mouth5 (lima) terhadap total skor butir pertanyaan word of mouth (Y) berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 0.01 (1%).
Sedangkan korelasi untuk butir pertanyaan kepuasan nasabah 1 (satu) sampai kepuasan nasabah 5 (lima) terhadap total skor butir pertanyaan kepuasan nasabah (Z) berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 0.01 (1%).
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.5 terlihat bahwa semua pertanyaan yang terdapat pada kusioner menunjukkan hasil yang signifikan (berbintang dua) pada level 0.01 (1%). Jadi dapat ditarik kesimpulan semua pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsisten atau tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner dalam suatu variabel. Suatu
pertanyaan dikatakan reliabel jika Cronbach Alpha > 0,70 (Nunally1994) dalam (Ghozali, 2013: 48). Berikut hasil uji reliabilitas pada penelitian ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach
Alpha
Kesimpulan 1 Kualitas Pelayanan X1 0.820 Reliabel 2 Citra Perusahaan X2 0.868 Reliabel
3 Nilai Nasabah X3 0.828 Reliabel
4 Word of MouthY 0.716 Reliabel
5 Kepuasan Nasabah Z 0.892 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.6 maka dapat diketahui masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha > 0.070. Dengan demikian semua pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
D. Analisis Regresi 1. Uji Ttest
Menurut Ghozali (2013: 98) uji T dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Berarti bahwa secara parsial variabel dependen tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan ≤ 5 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Berarti secara parsial variabel dependen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8
Hasil Uji Ttest(Uji Parsial) VariabelWord of Mouth(Y)
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan hasil uji parsial pada tabel 4,8 dengan nilai konstanta 5% atau 0,05 maka berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengaruh nilai signifikan pada kualitas pelayanan yaitu 0.000 dibawah 0.05 maka dapat disimpulkan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadapword of mouth.
b. Pengaruh nilai signifikan pada citra perusahaan 0.495 diatas 0,05 maka dapat disimpulkan citra perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadapword of mouth.
c. Pengaruh nilai signifikan pada nilai nasabah yaitu 0.000 dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan nilai nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadapword of mouth.
d. Pengaruh nilai signifikan pada kepuasan nasabah yaitu 0.000 dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadapword of mouth.
Tabel 4.9
Hasil Uji Ttest(Uji Parsial) Variabel Kepuasan Nasabah (Z)
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan hasil uji parsial pada tabel 4.9 dengan nilai konstanta 5% atau 0.05 maka berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengaruh nilai signifikan pada kualitas pelayanan yaitu 0,020 dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah.
b. Pengaruh nilai signifikan pada citra perusahaan 0,003 dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah.
c. Pengaruh nilai signifikan pada nilai nasabah yaitu 0,001 dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan nilai nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah.
2. Uji F
Menurut Ghozali (2013: 98) uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Pengambilan keputusan dalam uji F ini dengan melihat nilai signifikansinya < 5% (0,005) maka variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel independen secara signifikan, dan sebaliknya jika nilai signifikansinya > 5% (0,005) maka variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2013: 91). Berikut adalah hasil uji simultan dalam penelitian ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikan F sebesar 0,000 dengan probabilitas < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadapword of mouth.
3. Uji Determinasi R2
Uji R2 dilakukan bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 97). Secara sistematis jika nilai R2= 1, maka nilai adjusted R2= R2= 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, makaadjustedR2= (1-k)(n-1). Jika k > 1, mak adjustedR2akan bernilai negatif.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan tampilan uji determinasi pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa:
a. Koefisien korelasi (R) sebesar 0.939 artinya ada hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen (karena mendekati angka 1).
b. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.882, artinya bahwa kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 88,2%, sedangkan sisanya sebesar 11,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model