• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pengolahan Data

4.2.4 Usulan Perbaikan

Setelah diketahui beberapa prioritas tertinggi maka langkah selanjutnya

adalah memberikan usulan pada resiko – resiko tersebut sehinggga resiko

kecelakaan tersebut dapat diminimalisasi.

4.2.4.1 Usulan Perbaikan Untuk Mengatasi Masalah Jarak Mesin

Kebanyakan jarak mesin satu dengan mesin lainnya berdekatan, hal ini

menyebabkan terbatasnya gerakan para pekerja, sehingga dalam melakukan

pekerjaannya tidak sedikit para pekerja mengalami kecelakaan kerja, yaitu tangan

yang terlanggar komponen mesin.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

lebih luas sehingga operator mendapatkan ruang yang cukup, akan tetapi hal ini

tentunya akan mengubah layout pabrik dan memakan banyak waktu dan biaya

yang besar untuk merealisasikannya. Oleh karena itu alternatif lainnya, yaitu

dengan mengoptimalkan penggunaan APD secara baik dan benar, pemberian

tanda peringatan di tempat yang mudah terlihat dan pemberian sanksi kepada

karyawan yang melanggar.

4.2.4.2 Usulan Perbaikan Untuk Mengatasi Masalah Kewaspadaan

Salah satu kecelakaan kerja yang sering sekali terjadi adalah masalah

kewaspadaan, sering lalainya menggunakan alat pelindung diri dan meremehkan

bahaya yang bisa mengancam seperti kejatuhan plat yang bisa membuat luka dan

memar yang dikarenakan bobot dari plat yang bisa dikatakan cukur berat yang

bisa melukai para pekerja. Untuk perlu ditambahnya rambu – rambu tentang

bahaya tersebut dan perlunya menggukan alat pelindung diri, selain itu perlu

diberi peringatan atau sanksi sekalipun bagi yang melanggar atau bagi yang

bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri. Mentaati peraturan perusahaan,

serta membuat penyuluhan, baik berupa poster atau training agar karyawan dapat

menyadari pentingnya mengutamakan keselamatan kerja. Sehingga karyawan

dapat mengerti bahaya yang mengancam dan tidak akan ada kecelakaan kerja di

4.2.4.3 Usulan Perbaikan Untuk Mengatasi Masalah Ketinggian

Permasalahan ketinggian kerap terjadi. Hal ini dikarenakan beberapa

mesin memiliki ketinggian yang sulit dijangkau, sehingga dalam perawatan

karyawan mengalami kesulitan. Usulan perbaikan unruk mengatasi permasalahan

ketinggian pada area kerja dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penambahan Tangga yang aman

Perbaikan dalam mengatasi ketinggian dapat dilakukan dengan berbagai

cara, salah satunya adalah dengan cara penambahan tangga yang aman, yang telah

memenuhi standart dimana ukuran tangga dapat diubah - ubah sesuai ketinggian

mesin2 yang nantinya aka dibersihkan.lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran

10 Alternatif ini dipilih karena sekarang ini banyak tangga-tangga beredar di

pasaran yang tidak memenuhi standart, yang tidak mampu menahan beban berat,

karena tangga-tangga sekarang ini terbuat dari aluminium yang ringan tetapi

kekuatan yang dimiliki sangatlah rendah. Disamping itu pihak perusahaan juga

wajib meningkatkan pengecekan terhadap peralatan atau inventaris perusahaan,

hal ini sangatlah mutlak dilakukan secara terjadwal agar peralatan tersebut siap

untuk digunakan kapan saja bila diperlukan. Dengan cara ini diharapkan

karyawan yang bertugas melakukan perawatan terhadap mesin-mesin yang sulit

terjangkau dapat bekerja dengan tenang dan aman.

2. Penggunaan mesin penghisap debu (Vacum Cleanner)

Cara lain yang bisa digunakan untuk menanggulangi atau mengatasi

penggunaan alat penghisap debu. Dengan alat ini karyawan dapat menjangkau

tempat yang lebih tinggi, cukup memasang pipa yang tersedia pada alat ini dan

diarahkan ke tempat yang mau dibersihkan, dengan begitu karyawan tidak perlu

repot-repot naik untuk menjangkau permukaan mesin yang tinggi cukup dengan

menggunakan alat ini saja . Sehingga kecelakaan kerja dapat ditekan sekecil

mungkin, lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman juga dapat tercapai. Dan

juga karyawan dapat menghemat cukup banyak waktu, sehingga waktu yang

tersisa bisa digunakan untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.

4.2.4.4 Usulan Perbaikan Untuk Mengatasi Masalah Bahaya Bau Zat Kimia

Salah satu lagi yang perlu diperhatikan adalah pernafasan pekerja pada

saat bekerja semua oxigen yang masuk haruslah baik agar konsentrasi bekerja

dapat sempurna dan dapat bekerja dengan baik. Pada area pengecatan khusunya,

pada area ini sangatlah mungkin terjadi penyebaran zat kimia yang dapat

mengganggu pernafasan pekerja yang berada di area tersebut, oleah karena itu

selain di pasang rambu untuk mengingatkan pekerja yang akan masuk, sangat

disarankan pada semua pekerja untuk menggunakan masker pada saat ingin

memasuki area tersebut guna melindungi pernafasannya. Ada juga cara lain yaitu

penambahan Air Purifying respirator pada area tersebut, guna alat ini yaitu

sebagai menyetabilkan udara dengan zat kimia dari cat tersebut sehingga udara

bersih masih bisa terjaga dari polusi zat kimia tersebut dan menghindarkan

pekerja dari bahaya yang berhubungan dengan pernafasan. Untuk lebih jelasnya

Tabel 4.14. Usulan Perbaikan Terhadap Sumber Bahaya No Sumber Bahaya Identifikasi Bahaya (Resiko Yang

Mungkin Terjadi) Usulan Perbaikan

1. Jarak Mesin

Resiko pekerja tangan tergores pisau bethel yang menyebabkan jari luka, jari putus atau bahkan tangan bisa putus.

Penggunaan APD Sarung tangan (glove), Pakaian Khusus (Ketle Pack)

2. Pemindahan Barang

Resiko pekerja tertabrak Forklift yang menyebabkan luka pada kepala, kaki dan bagian tubuh lain

Pemasangan Rambu, penerapan SOP

3.

Membersihkan mesin di ketinggian

Terjatuh dari tangga

Penambahan Tangga yang aman, penggunaan mesin Penghisap debu

(Vacum cleaner), SOP

4. Bau zat kima

Resiko mengalami gangguan pernafasan,mulai sesak nafas hingga bila parah bisa tak sadarkan diri

Pemasangan Rambumenggenakan masker dan pemasangan air purifying

respirator

4.3. Analisa dan Pembahasan

Pada sub bab ini dijelaskan satu persatu dari hasil perhitungan dan

penentuan program K3, serta beberapa penjabaran dan solusi pemecahan dari

hal-hal yang menyebabkan bahaya.

4.3.1. Analisa Perhitungan Tingkat Program K3

Bedasarkan penilaian terhadap tingkat program K3 yang melalui kuisioner

yang telah dihitung pada sub bab 4.2 pencapaian program K3 di PT. Bambang

Djaja diperoleh angka 84.9 % dengan cara merata-rata dari angka pencapaian satu

persatu program K3. Nilai pencapaian ini termasuk kategori KUNING karena

berada pada range 60 % - 84 % yang berarti bahwa pencapaian dari suatu

indicator kinerja belum tercapai atau belum mencapai target yang maksimal,

Apabila diperinci program K3 ada 5 ketegori penilaian yang nilainya

sudah tercapai atau mencapai target (Kategori HIJAU) yaitu pada Upaya

pencegahan terjadi keadaan darurat yang nilainya sebesar 86.2 %, Penyelidikan

Kecelakaan yang nilainya sebesar 86.1 %, Hubungan koordinasi dengan pihak

security sebesar 85.3 %, Training sebesar 88.5 %, dan Inspeksi sebesar 88 %,

Pengendalian limbah dan polusi nilainya sebesar 86.8 %. Namun masih banyak

kategori penilaian yang belum tercapai atau belum mencapai target yang

maksimal (Kategori KUNING), yaitu pada Penggunaan APD yang nilainya

sebesar 83 %, Hubungan koordinasi dengan pihak teknik nilainya sebesar 80.6 %,

dan Akses jalan masuk dan evakuasi nilainya sebesar 80 % (Tabel 4.8.).

Nilai-nilai ini mengindikasi bahwa pencapaian dari suatu indicator kinerja belum

tercapai, jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya berbagai macam

kemungkinan untuk menjamin keberhasilan program K3. Pihak manajemen

bertanggung jawab untuk menghimbau serta menekankan kepada karyawan untuk

menerapkan semua program K3, agar tidak terjadi kecelakaan kerja dimasa yang

akan datang.

Alat Pelindung Diri (APD) mempunyai nilai kinerja sebesar 83 %. Dari

hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan beberapa karyawan,

kekurangan yang terdapat pada penggunaan APD yaitu karena karyawan kurang

merasa nyaman menggunakan APD, ini bisa terlihat dari angka kecelakaan yang

terjadi pada departemen spinning belum mencapai Min Accident. Hal ini juga

Upaya pencegahan terjadi keadaan darurat mempunyai nilai pencapaian

kinerja 86.2 %, hal ini terjadi karena PT. Bambang djaja khususnya pada

departemen spinning telah menerapkan system pencegahan yang baik, dan

didukung semua pekerja yang selalu memberikan dukungan yang nantinya dapat

meminimalkan / menghilangkan kecelakaan agar tidak terulang sehingga tidak

menimbulkan kerugian dan korban yang besar.

Penyelidikan terhadap kecelakaan mempunyai nilai kinerja 86.1 %, ini

menunjukkan kategori penilaian sudah mencapai target. Hal ini dikarenakan

pendataan di PT. Bambang djaja sudah baik sehingga sangat membantu dalam

proses penyelidikan terhadap terjadinya kecelakaan. Data sebuah kecelakaan

dapat digunakan sebagai bahan koreksi dan perbaikan dimasa yang akan datang.

Dengan pelaporan kecelakaan yang cepat dan akurat dampak dari kecelakaan akan

lebih mudah diatasi dan korban kecelakaan dapat mendapat pertolongan dengan

segera.

Hubungan koordinasi dengan pihak sekuriti berkinerja sebesar 85.3 %, ini

menunjukkan koordinasi pihak manajemen K3 dengan pihak sekuriti berjalan

cukup baik. Sekuriti tidak hanya menjaga keamanan dari pencurian atau menjaga

keluar masuknya karyawan tetapi juga harus memantau siapa saja yang memasuki

area berbahaya. Salah satu pemantauan yang dimaksud adalah mereka yang

membawa barang-barang yang mampu menimbulkan bahaya. Contohnya korek

api atau barang yang dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan, minuman keras,

Hubungan koordinasi dengan pihak teknik berkinerja sebesar 80.6 %. PT.

Bambang Djaja merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan teknologi

yang cukup modern, sehingga diperlukan teknisi yang cukup kompeten sehingga

mampu menghilangkan tingkat kecelakaan dengan begitu produktivitas kerja bias

meningkat. Perawatan serta perbaikan dari mesin atau peralatan harus dirancang

dengan baik agar hazard yang mungkin timbul karena berkurangnya kemampuan

mesin dan keausan peralatan sebagai akibat dari korosi yang terjadi. Penanganan

perbaikan harus direspon dengan baik agar tidak terjadi kecelakaan.

Nilai implementasi program K3 pelatihan atau training berkinerja sebesar

88.5 %, nilai ini telah memenuhi pencapaian target, karena karyawan PT.

Bambang djaja telah cukup mendapatkan pelatihan dan pembinaan operasional

secara berkelanjutan (Continue). Pelatihan dan pembinaan operasional ini

mempunyai maksud untuk mereduksi hazard yang mungkin timbul.

Inspeksi dalam implementasi program K3 berkinerja sebesar 88% di PT.

Bambang djaja, inspeksi telah terlaksana dengan baik. Inspeksi ini juga

merupakan salah satu tugas dari manajemen K3 dalam menjaga kinerja

perusahaan, khususnya dalam mencegah timbulnya kecelakaan dan bahaya yang

dapat menimbulkan korban serta kerugian.

Pengendalian limbah dan polusi berkinerja sebesar 86.8 %, dimana telah

memperoleh nilai yang cukup baik, karena PT. Bambang djaja telah baik dalam

hal mengendalikan limbah khususnya sisa proses produksi yang berupa sisa

pemotongan bahan, polusi udara dll. Sehingga tidak mencemari karyawan

Akses jalan masuk dan evakuasi terhadap karyawan memperoleh nilai

sebesar 80 %. Hal ini disebabkan karena akses jalan masuk dan evakuasi pada unit

ini kurang mendapat perhatian, seperti kurangnya petunjuk jalan darurat, serta

sempitnya akses jalan dikarenakan mesin – mesin yang bersar memenuhi area

tersebut.

4.3.2. Analisa Perhitungan Tingkat Program K3

Dari data kecelakaan kerja yang diperoleh selama Januari 2009 sampai

Desember 2009 terjadi 19 kecelakaan di PT. Bambang djaja. Dari seluruh

kecelakaan tersebut 15 (lima belas) termasuk dalam kategori KUNING dan 4

(empat) diantaranya termasuk dalam kategori HIJAU. Karena telah terjadi 15

(lima belas) kecelakaan kerja dalam kategori KUNING, maka secara keseluruhan

ditentukan bahwa kategori kecelakaan kerja di PT. Bambang djaja selama tahun

Januari 2009 sampai Desember 2009 adalah termasuk kategori KUNING. Suatu

kecelakaan dikategorikan HIJAU bila terjadi kecelakaan ringan atau luka ringan

yang tidak mengganggu hari kerja. Sedangkan suatu kecelakaan kerja

dikategorikan KUNING apabila kecelakaan tersebut membutuhkan perawatan

medis yang insentif (terjadi kecelakaan sedang). Sehingga pekerja harus

meninggalkan tugas regulernya selama satu hari kerja penuh atau lebih

(Mengakibatkan hilang hari kerja). Untuk kecelakaan kerja dalam kategori

MERAH bila terjadi kecelakaan berat yang mengakibatkan luka berat dan cacat

seumur hidup.

Telah ditentukan pada bab sebelumnya bahwa kategori tingkat kinerja

program K3 adalah KUNING dan kategori kecelakaan kerja juga masuk kategori

KUNING, maka bedasarkan tabel 4.10 level / tingkat implementasi program K3

di PT. Bambang Djaja pada level 3 (Hati-hati).

4.3.4. Analisa Hazop (Analisa Perbaikan untuk mengatasi permasalahan Jarak Mesin )

Perbaikan dalam mengatasi jarak mesin yang terlalu dekat yang

mengakibatkan karyawan kesulitan dalam melakukan aktifitasnya dilakukan

dengan cara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang baik dan benar, karena

dengan cara ini dinilai telah cukup untuk menanggulangi kecelakaan kerja

daripada harus menggeser posisi mesin yang notabene membutuhkan dana yang

cukup besar, belum lagi kerugian perusahaan akibat berhentinya proses produksi

mesin yang dipindah.

4.3.5. Analisa Hazop (Analisa Perbaikan untuk mengatasi permasalahan kewaspadaan )

Perbaikan dalam mengatasi permasalahan kewaspadaan dengan cara

pemasangan tanda atau rambu adalah sudah tepat karena dengan adanya

rrambu-rambu pekerja tidak akan akan teledor pada saat bekerja sehingga tidak

kecelakaan kerja dapat terhindarkan. Peran penyuluhan terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja juga berperan sangat penting, hal ini diupayakan agar para

karyawan memahami pentingnya mengutamakan kesehatan dan keselamatan

kerja bertujuan untuk selalu mengingatkan karyawan agar selalu waspada

terhadap bahaya disekelilingnya

4.3.6. Analisa Hazop (Analisa Perbaikan untuk mengatasi permasalahan Ketinggian )

Dari ke 3 (tiga) alternatif usulan perbaikan untuk mengatasi bahaya

ketinggian dalam membersihkan mesin yang telah dijelaskan pada sub bab

sebelumnya, yang paling baik digunakan pada spinning departemen di PT.

Bambang djaja adalah dengan pengadaan alat penghisap debu, karena alat ini

sangat cocok dan sangat efektif mengatasi permasalahan tersebut diatas.

Disamping itu dengan pengadaan alat penghisap debu akan lebih menghemat

waktu dalam proses pembersihan debu maupun serat polyster pada mesin,

sehingga karyawan yang bertugas dapat mengerjakan pekerjaan lainnya.

4.3.7. Analisa Hazop (Analisa Perbaikan untuk mengatasi permasalahan polusi / bau zat kimia )

Perbaikan dalam mengatasi permasalahan lalu-lintas kerja dengan cara

pemasangan tanda atau rambu lalu lintas adalah sudah tepat karena dengan adanya

rrambu-rambu lalu lintas para pekerja akan lebih sadar. Pada area pengecatan

khusunya, pada area ini sangatlah mungkin terjadi penyebaran zat kimia yang

dapat mengganggu pernafasan pekerja yang berada di area tersebut, oleah karena

itu selain di pasang rambu untuk mengingatkan pekerja yang akan masuk, sangat

memasuki area tersebut guna melindungi pernafasannya. Ada juga cara lain yaitu

penambahan Air Purifying respirator pada area tersebut, guna alat ini yaitu

sebagai menyetabilkan udara dengan zat kimia dari cat tersebut sehingga udara

bersih masih bisa terjaga dari polusi zat kimia tersebut dan menghindarkan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data – data dan analisa dan pengolahan data yang telah

dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Level / tingkat implementasi program K3 – kecelakaan di PT. Bambang Djaja

sebesar 84.9 %, sehingga termasuk dalam kategori Kuning . Level / tingkat

implementasi program K3 di PT. Bambang Djaja berada pada level 3

(hati-hati)

2. Adapun analisa terhadap potensi bahaya yang menempati prioritas teratas,

yaitu :

 Masalah pada saat membersihkan mesin  Kewaspadaan pekerja

 Masalah ketinggian.

 Permasalahan bahaya zat kimia

Usulan perbaikan untuk meminimalisasi kecelakaan yaitu :  Menerapkan penggunaan peralatan standart dalam bekerja.

 Menggunakan APD secara baik dan benar dan pemberian sanksi kepada karyawan yang melanggar.

 Menciptakan kondisi yang nyaman dalam ruang lingkup perusahaan sehingga dapat meningkatkan konsentrasi bekerja.

 Selalu Mentaati peraturan perusahaan, membuat tanda lalu lintas kerja yang mudah dilihat dan dimengerti serta membuat penyuluhan, baik

berupa poster atau training agar karyawan dapat menyadari pentingnya

mengutamakan keselamatan kerja.

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian di PT. Bambang Djaja , maka saran yang

dapat diberikan adalah :

1. Hendaknya pembenahan dilakukan pada implementasi penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) sacara benar, hubungan koordinasi dengan security,

Hubungan koordinasi dengan pihak teknik dan Akses jalan masuk dan

evakuasikarena masih pada kategori kuning.

2. karena tingkat kecelakaan masih berada pada kategori kuning, sudah

seharusnya untuk lebih meningkatkan kesadaran akan penggunaan APD dan

kesadaran untuk mematuhi setiap SOP (Standar Operation Procedure) yang

ada.

3. Alangkah baiknya melakukan penyempurnaan metode identifikasi sumber

bahaya yang selama ini digunakan oleh PT. Bambang Djaja , selain itu perlu

dilakukan penilaian resiko / perangkingan sumber bahaya (hazards) agar

dapat diprioritaskan sumber bahaya mana yang paling kritis, sehingga dapat

diambil tindakan pengendalian untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan

kerugian.

4. Melakukan tindakan guna upaya mencegah dan mengendalikan yang tepat

terhadap setiap sumber bahaya (hazards) yang telah diidentifikasi pada

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sugeng Budiono, 2005. Pengenalan Potensi Bahaya Industrial Dan Analisis Kecelakaan Kerja”.(Dalam Artikel) Depnaketrans.

Ashfal, C, Ray, 1999. Industrial safety And Health Management”. Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

Gempur Santoso, 2004. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja” Ghalia Indonesia, Bogor selatan.

Prabowo, Kurniadi Heru, 2005. Pengukuran Tingkat Kinerja Implementasi Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (LK3) dan Perangkingan Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment” (studi kasus: Instalasi Grup-Unit Pemasaran V Pertamina Surabaya). Skripsi ITS, Surabaya.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomer : PER.05/MEN/1996. Tentang “Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja”.

Soehatman Ramli, 2009. “ Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Panduan Penerapan Berdasarkan OHSAS18001 Dan Permenaker 05/1996”.

Sonny Sumarsono, M. 2003. “Metode Riset Sumber Daya Manusia”. Ghalia Indonesia, Bogor selatan

Suma’mur, 1986. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kebakaran”, Jakarta, Gunung Agung.

Triekens, J.H, Hvolby, H.H, 2000. Performance Measurement and

Improvement in Supply Chain”. Ciney Conference.

Thomas J, Anton, 1989. “ Occupational Safety Management And Engineerin”.

Gambaran Umum Perusahaan Di PT. Bambang Djaja

PT. Bambang Djaja merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang Industri Trafo yang terletak di kawasan Rungkut Industri. Banyak manfaat yang diperoleh dengan keberadaan PT. Basmbang Djaja, salah satunya adalah mengurangi angka atau tingkat pengangguran karena banyak menyerap tenaga kerja disekitarnya dan juga secara langsung akan meningkatkan keadaan ekonomi masyarakat sekitar yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat setempat.

PT. Bambang Djaja juga memberikan kesempatan serta fasilitas bagi mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek dan juga pengerjaan Tugas Akhir. Dengan kerja praktek mahasiswa dapat membanding dan menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah dengna kenyataan secara langsung mengenai proses poduksi pembuatan Trafo mulai dari bahan baku sampai dengna bahan jadi dan maintenance. Selain itu mahasiswa akan mengetahui tentang proses produksi dan permasalahan yang ada dalam perusahaan khususnya dalam proses produksi ssrta mengetahui kualitas dari perusahaan.

Lampiran 2

Yth Karyawan PT. Bambang Djaja Di tempat Dengan Hormat,

Saya mahasiswa program S1 Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Surabaya Jawa Timur.

Saat ini saya sedang melakukan tugas akhir dengan judul PENGUKURAN TINGKAT

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) UNTUK MENGKATEGORIKAN HAZARD DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT PADA PT. BAMBANG DJAJA SURABAYA ”.

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung atau mengukur seberapa besar pelaksanaan program K-3. Pada kuisoner ini Bapak / Ibu dimohon kesediaannya untuk mengisi kuisoner. Saya sangat mengharapkan bantuan Bapak / Ibu mengisi kuisioner sesuai dengan kondisi yang ada.

Adapun pentujuk cara pengisian kuisioner adalah sebagai berikut : Bapak / Ibu diminta mengisi dengan skala 1, 2 dan 3.

Dimana :

 Skala 1 = Bila Anda merasa kondisi riil sama sekali belum memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

 Skala 2 = Bila Anda merasa kondisi riil memenuhi sebagian dari standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

 Skala 3 = Bila Anda merasa kondisi riil telah memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Sebagai contoh pengisian dapat dilihat dibawah ini :

Skala Nilai Kod

e Implementasi Program K3 1 2 3 Keterangan

A Penggunaan APD

A1 1.1. Peralatan keselamatan kerja sudah terpenuhi dan dalam kondisi baik 1 2 3

Atas kesediaan dalam pengisian kuisoner saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Lampiran 2

Nama :

Skala Nilai No. Kode Implementasi Program K3

1 2 3

Keterangan

A Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

A1 1.1. Peralatan keselamatan kerja sudah terpenuhi dan dalam kondisi baik 1 2 3 A2 1.2. APD telah tersedia untuk setiap jenis pekerjaan yang berbahaya dan sesuai standar 1 2 3 A3 1.3. Semua peralatan APD telah digunakan dengan benar 1 2 3 A4 1.4. Pekerja mentaati penggunaan APD dilokasi kerja 1 2 3 1.

A5 1.5. Petugas K3 selalu mengontrol distribusi dan penggunaan APD 1 2 3 B Upaya pencegahan terjadi keadaan darurat

B1 2.1. Pihak PT. Indojaya Prima Semesta Memiliki prosedur dalam menghadapi

keadaan darurat dengan baik 1 2 3 B2 2.2. Pekerja memahami respon yang harus diambil dalam keadaan darurat sebelum tim

bantuan tiba 1 2 3

B3 2.3. Latihan mengatasi keadaan bahaya sudah disusun dan dilaksanakan dengan baik dan rutin

1 2 3 2.

B4 2.4. Proses pengawasan berlangsung secara rutin dan terjadwal 1 2 3 C Penyelidikan Kecelakaan

C1 3.1. Data kecelakaan kerja tercatat dengan lengkap 1 2 3 C2 3.2. Pengawas melaporkan tentang semua jenis kecelakaan yang terjadi dalam 24 jam 1 2 3 3.

C3 3.3. Petugas HS (menindaklanjuti semua laporan yang Healthy Safety)

berkaitan dengan aspek K3 1 2 3

D Hubungan koordinasi dengan pihak security

D1 4.1. Pihak dibawa pekerja saat memasuki area operasi security mengontrol benda yang 1 2 3 D2 4.2. keamanan lingkungan sekitar pabrik Security selalu siaga dalam menjaga 1 2 3 4.

D3 4.3. keluar-masuknya orang atau kendaraan Security selalu siaga dalam mengawasi 1 2 3 E Hubungan koordinasi dengan pihak teknik

E1

5.1. Semua mesin berbahaya dalam keadaan terlindungi dan bisa digunakan sesuai fungsi

dengan baik 1 2 3

E2 5.2. Program pemeliharaan mesin secara preventive sudah terjadwal 1 2 3 5.

E3 5.3. Adanya pemberitahuan dini tentang cara, beban, dan peringatan penggunaan 1 2 3 F Training

F1 6.1. Pelatihan dan pembinaan operasional telah diikuti oleh pekerja 1 2 3 6.

F2 6.2. Pelatihan dan pembinaan operasional telah dilaksanakan secara berkelanjutan (continue)

Lampiran 2

F3 6.3. Pelatihan dan pembinaan operasional telah berjalan efektif

1 2 3 G Inspeksi

G1

7.1. Pihak HS (Healthy Safety) telah

Dokumen terkait