• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Perbaikan

IV- 1 4.1 Proses Produksi Batako

4.7 Usulan Perbaikan

Posisi kerja selama proses pemindahan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan adalah membungkuk dan berdiri. Aktivitas yang dilakukan dengan membungkuk sebaiknya diperbaiki. Aktivitas pengambilan batako pada mesin cetak sebaiknya dilakukan dengan berjongkok dengan posisi punggung dan leher yang tidak menyamping. Hal tersebut untuk mengurangi beban yang diterima oleh tubuh pada saat mengambil batako. Tempat hasil pencetakan pada mesin cetak harus dibuat rendah sehingga memudahkan dalam proses pengambilan batako dengan posisi tubuh jongkok.

Proses pengambilan batako sebaiknya diusahakan dengan menekukkan lutut lalu tubuh dalam posisi jongkok. Salah satu kaki yang terkuat diletakkan di depan sebagai tumpuan dan sikap punggung diusahakan tegak atau sebesar 60°. Kaki harus dekat dengan beban batako yang akan diangkat. Posisi ini akan mengurangi beban otot punggung. Tangan mengangkat beban dengan sikap punggung tetap tegak dan meletakkannya pada paha kaki yang terkuat. Dagu ditarik ke belakang agar punggung bisa tegak lurus. Pastikan pegangan tangan

sudah kuat dan nyaman. Berdiri dengan bertumpu pada kaki yang terkuat agar beban diserap oleh otot kaki. Beban batako diangkat hati-hati dengan sikap punggung masih tegak sampai dengan berdiri sempurna. Berat beban digunakan untuk mengimbangi berat badan. Posisi tubuh harus tetap posisi merapat dan dekat dengan objek yang diangkat. Setelah berdiri dan mengangkat beban batako dengan stabil, sebaiknya mengubah arah kaki dan tidak memutar pinggul ketika pengangkatan menuju stasiun pengeringan.

Aktivitas pemindahan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan sebaiknya dilakukan dengan posisi tubuh berdiri yang stabil. Pandangan ke depan selama pengangkatan dan tidak menurunkan atau menaikkan posisi beban. Operator hendaknya menegakkan pinggang dan tidak mengambil langkah yang terlalu cepat dan besar karena hal tersebut dapat memberikan penambahan tekanan pada jaringan otot tangan. Beban harus berada sedekat mungkin dengan tubuh dengan posisi tangan disesuaikan dengan kenyamanan saat berjalan.

Proses peletakan batako sebaiknya juga dilakukan dengan berjongkok secara perlahan dengan menekuk lutut untuk susunan batako yang masih rendah. Selain itu, peletakan posisi batako sebaiknya disesuaikan dengan posisi pada saat pemindahan. Sehingga salah satu lengan tidak melakukan gerakan fleksi yang berlebihan. Susunan batako juga hendaknya tidak terlalu tinggi karena akan membutuhkan penggunaan otot yang berlebihan karena berlawanan dengan gravitasi. Susunan batako hendaknya tidak pada satu sisi saja namun diletakkan pada dua sisi kanan dan kiri. Operator pemindahan batako sebaiknya

menggunakan sarung tangan dan papan alas yang digunakan harus dirancang lebih ideal untuk bagian genggaman. Aktivitas pemindahan batako hendaknya juga dapat dilakukan bergantian dengan operator lain sehingga tidak tergantung dengan shift kerja yang telah ditentukan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi beban kerja dan adanya relaksasi sehingga peredaran darah akan lancar.

V-1 5.1 Kesimpulan

Keluhan yang timbul akibat aktivitas pemindahan batako yaitu sebagian besar dirasakan di seluruh bagian tubuh delapan operator yang memindahkan batako secara manual dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan. Keluhan agak sakit dirasakan pada alat gerak tubuh bagian bawah seperti lutut, pergelangan kaki, dan kaki. Keluhan berupa sakit dirasakan pada anggota tubuh leher, paha, betis, bahu, dan alat gerak tubuh bagian atas seperti lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, dan tangan. Keluhan berupa sangat sakit dirasakan pada tubuh bagian belakang seperti punggung, pinggang, dan pinggang bagian bawah.

Potensi penyakit dapat terjadi pada rangka maupun otot operator yang bekerja memindahkan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan. Potensi penyakit yang terjadi pada rangka operator pemindahan batako yaitu dislokasi dan kifosis. Potensi penyakit yang terjadi pada otot operator pemindahan batako yaitu nyeri bawah pinggang, bursitis, hipertrofi, kaku leher, terkilir atau keseleo dan kram. Hasil penilaian menunjukkan bahwa aktivitas pengambilan batako pada stasiun pencetakan dan aktivitas peletakan batako pada stasiun pengeringan memiliki nilai level risiko yang sangat tinggi sehingga tindakan perbaikan sekarang juga. Aktivitas pemindahan batako dari stasiun pencetakan

menuju stasiun pengeringan memiliki nilai level risiko yang tinggi sehingga diperlukan perbaikan segera.

Perbaikan posisi kerja pada aktivitas pengambilan batako dan peletakan batako yaitu sebaiknya dilakukan dengan berjongkok. Proses pengambilan batako sebaiknya diusahakan salah satu kaki yang terkuat diletakkan di depan sebagai tumpuan dan sikap punggung diusahakan tegak atau sebesar 60°. Tangan mengangkat beban dengan sikap punggung tetap tegak dan meletakkannya pada paha kaki yang terkuat. Berat beban digunakan untuk mengimbangi berat badan. Posisi tubuh harus tetap posisi merapat dan dekat dengan objek yang diangkat. Aktivitas pemindahan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan sebaiknya dilakukan dengan posisi tubuh berdiri yang stabil.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian ini yaitu untuk menggunakan metode selain REBA untuk menilai postur kerja dan mengukur denyut jantung operator sehingga dapat diketahui konsumsi energi, oksigen, dan waktu istirahat. Selain itu dapat menambah variabel bebas yang lain seperti faktor risiko pekerjaan, kebiasaan merokok, obesitas, dan kebiasaan olahraga dalam pengujian hipotesis. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menyebarkan kuesioner atau wawancara pada saat pekerjaan berlangsung untuk meminimalkan bias yang terjadi. Penelitian selanjutnya diharapkan memberikan usulan berupa perancangan alat yang ergonomis untuk pemindahan batako.

Bridger, R.S.1995. Introduction to ergonomic.McGraw-Hill, Singapore.

Budiyono, Setiadi. 2011. Anatomi Tubuh Manusia. Penerbit Laskar Aksara, Bekasi.

Corlett, E.N., Eklund J.A.E., Reilly T. dan Troup, J.D.G. 1987. Assessment of Workload from Measurement of Stature. Applied ergonomics, v18, pp. 65-71.

Hamzah, Andi Januar. 2011. Analisis dan Perbaikan Postur Kerja Pengangkata n Kotak Telur. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Health and Safety Commission. 1986. Proposals for Health and Safety (Manual Handling of Loads). Regulations and guidance, HMSO, London.

Herdiana, Dian. 2009. Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pekerja Pengangkut Genteng UD. Sinar Mas Dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assestment (REBA). Universitas Gunadarma, Depok. Highnett dan Mc Atamney. 2000. REBA Employee Assesment Worksheet. Applied

Ergonomics, 201-205.

Kantana, Trimunggara. 2010. Faktor Fa ktor Ya ng Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain Pada Kegiatan Mengemudi Tim Ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading Jakarta Tahun 2010. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Khaizun. 2013. Faktor Penyebab Keluhan Subjektif pada Punggung Pekerja

Tenun Sarung ATBM di Desa Wanarejan Utara Pemalang. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Penerbit Guna Widya, Surabaya.

Pangaribuan, Dina Meliana. 2010. Analisa Postur Kerja Dengan Metode RULA pada Pega wai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomics, Work and Health. Macmillan Press, London.

Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Silalahi, Bennett. 2006. Ergonomi Sebagai Azas Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen LPMI, Jakarta.

Stevenson, M.G. 1987. Readings inRSI : The Ergonomics Approach to Repetition Strain Injuries. UNSW Press, Sydney.

Syarif, Yondanil Setiawan. 2011. Analisis Keluhan Sistem Rangka dan Otot Pekerja Pembuatan Batubata Tradisional Di Daerah Pariama n Sumatera Barat.Universitas Gundarma, Jakarta.

Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Harapan Press Solo, Surakarta.

Tarwoto. 2009. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Trans Info Media, Jakarta.

Tayyari, F. dan Smith, J.L. 1997. Occupational Ergonomics : Principles and Applications, Chapman & Hall.

Zulfiqor, Muhammad Taufik. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan MSDs pada Welder pada Bagian Welding di PT. Catterpilar Indonesia. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dokumen terkait