• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

E. Usulan Program Kegiatan Rekoleksi

E. Usulan Program Kegiatan Rekoleksi

1. Latar belakang Usulan Penyusunan Program Kegiatan Rekoleksi

Dengan melihat permasalahan yang ada dan pengaruh kegiatan rekoleksi dalam penelitian ini ternyata rekoleksi berpengaruh terhadap kedewasaan kristiani para siswi asrama putri St. Theresia Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara. Pengaruh ini semakin besar bila kegiatan rekoleksi diberikan secara periodik. Kegiatan rekoleksi adalah salah satu bentuk pembinaan iman yang dapat digunakan dalam pengembangan kedewasaan iman. Seiring dengan perkembangan jaman, ternyata kemajuan jaman ini mempengaruhi gaya hidup remaja sekarang, oleh karena itu perlu menerapkan kegiatan rekoleksi yang relevan dengan kehidupan mereka. Untuk itu pembimbing asrama putri perlu kreatif dalam mencari pembimbing rekoleksi yang dekat dengan remaja atau yang dapat memahami permasalahan remaja saat ini.

Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa kegiatan rekoleksi yang disenangi dan bermanfaat bagi para siswi asrama putri St. Theresia Kabanjahe adalah suasana yang tenang dan hening berada pada 89% dari 124 orang, pendamping yang mengenal peserta berada pada 70% dari 124 orang, materi yang mendalam dan menarik berada pada 70% dari 124 orang dan metode yang bervariasi berada pada 70% dari 124 orang.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan menunjukkan bahwa kegiatan rekoleksi mempunyai pengaruh terhadap kedewasaan kristiani. Pengaruh kegiatan rekoleksi yakni 11,0%, persentase ini belumlah besar. Setiap peningkatan

pelaksanaan kegiatan rekoleksi akan memberikan peningkatan kedewasaan kristiani para siswi asrama putri. Sehubungan dengan ini peneliti kembali melihat bahwa pengaruh itu semakin besar bila kegiatan rekoleksi dilaksanakan secara rutin. Rekoleksi yang diminati oleh para siswi asrama putri berdasarkan respon mereka, adalah rekoleksi yang relevan dengan kehidupan mereka artinya rekoleksi dengan metode yang variatif, pembimbing yang mengenal peserta, materi yang mendalam dan menarik, suasana yang hening dan tenang. Pembimbing berperan penting dalam menentukan metode, materi sesuai dengan situasi dan taraf perkembangan remaja. Pembimbing asrama sebagai panitia bekerja sama dalam menentukan tujuan, tempat dan waktu yang tepat. Dengan demikian proses rekoleksi akan berjalan dengan baik. Kedewasaan kristiani perlu diperkembangkan terus- menerus. Berbagai cara dilakukan banyak orang untuk sampai pada kedewasaan kristiani yang matang. Dalam situasi jaman sekarang ini orang yang tidak kuat imannya akan hanyut oleh arus jaman, khususnya para remaja yang masih dalam proses pencarian identitas diri. Oleh karena itu para siswi asrama putri perlu menerima pembinaan iman melalui kegiatan rekoleksi, maka hidup mereka akan terarah pada kehendak Allah, artinya mereka akan teguh pada iman kristiani dan mudah bersyukur dalam situasi apapun.

Bertolak dari hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh kegiatan rekoleksi terhadap kedewasaan kristiani, maka sebagai seorang katekis dan sekaligus salah satu anggota Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina penulis menaruh perhatian akan perkembangan iman para siswi asrama putri St. Theresia Kabanjahe. Penulis merasa terdorong untuk menyusun program kegiatan rekoleksi bagi para siswi asrama putri sebagai bentuk sumbangan penulis guna membantu para siswi asrama putri dalam meningkatkan kedewasaan Kristiani mereka.

Dalam langkah ini diharapkan dapat mendukung dan membantu para siswi asrama putri menuju kedewasaan kristiani. Masing- masing pribadi termotivasi untuk memperkembangkan imannya, yang tampak pada keterlibatan mereka dalam kehidupan bersama di asrama dan kegiatan-kegiatan doa, baik di dalam asrama maupun di lingkungan Gereja. Pertama-tama mereka terbantu untuk tertarik akan kegiatan pembinaan iman yang diselenggarakan oleh pihak asrama, sekolah, dan Gereja, dengan demikian mereka akan semakin mampu mewujudkan imannya melalui kesaksian hidup mereka sehari-hari.

2. Tema dan Tujuan

Pemilihan tema dalam suatu program pembinaan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan peserta. Pembinaan di asrama putri bertujuan untuk pengembangan kepribadian dan kedewasaan kristiani para siswi asrama putri St. Theresia Kabanjahe. Adapun alasan pemilihan tema berdasarkaan pokok permasalahan pada Bab I dan berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa para siswi asrama masih perlu pengembangan kepribadian dan peningkatan kedewasaan iman. Melalui tema-tema ini diharapkan para siswi asrama putri St. Theresia Kabanjahe mampu membangun pribadi yang dewasa, peka dan terlibat dalam hidup bersama, dan meningkatkan kedewasaan iman. Diharapkan dengan mengikuti kegiatan rekoleksi ini para siswi asrama putri St. Theresia semakin dewasa secara manusiawi dan secara kristiani.

Tema Umum : Membangun kepribadian remaja yang utuh, peka dalam hidup bersama dan bertanggungjawab dalam mengembangkan iman. Tujuan Umum : Bersama-sama pendamping, membangun kepribadian yang

utuh, bersikap peka akan kebutuhan sesama, dan bertangnggungjawab dalam pengembangan iman, sehingga mampu menghadapi tantangan jaman ini, dan bangga menjadi seorang kristiani.

Tema umum ini akan dibagi menjadi 6 sub tema dan 6 tujuan sub tema, agar dalam proses pelaksanaan dapat berjalan dengan lebih terarah sesuai tujuan masing-masing tema. Ke-enam sub tema tersebut yaitu:

Sub Tema 1 : Inilah diriku apa adanya.

Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari kelemahan dan kelebihan diri sehingga semakin mampu terbuka dan percaya diri, mewujudkan sikap dan tindakan dalam hidup sehari-hari baik di lingkungan asrama maupun sekolah, dengan demikian mereka dapat menerima kelebihan dan kekurangannya.

Sub Tema 2 : Aku adalah pribadi yang unik sebagai citra Allah.

Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari Keunikan dirinya, sehingga semakin mampu menerima keunikan dirinya dan mensyukurinya melalui sikap dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari- hari sebagai citra Allah.

Sub Tema 3 : Menjadi pribadi yang utuh dan dewasa.

Tujuan : Bersama- sama pendamping, peserta semakin menyadari bahwa menjadi pribadi yang utuh dan dewasa merupakan proses, sehingga semakin mampu menerima dan menghargai

proses diri dan sesamanya mewujudkan sikap dan tindakan dalam kehidupan di sekolah dan di asrama.

Sub Tema 4 : Saling berbagi dalam hidup bersama.

Tujuan : Bersama- sama pendamping, peserta semakin menyadari pentingnya semangat saling berbagi dalam hidup bersama, sehingga semakin rela mengembangkan semangat berbagi dalam hidup bersama di lingkungan asrama maupun sekolah. Sub Tema 5 : Membangun persahabatan yang sehat.

Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari pengertian dan pemahaman mengenai persahabatan antar remaja, sehingga semakin mampu meneladan Yesus dalam menjalin perssahabatan, mewujudkan dalam sikap dan tindakan dalam membangun persahatan yang sehat dalam kehidupan sehari- hari baik di asrama maupun di sekolah

Sub Tema 6 : Menjadi saudara bagi sesama.

Tujuan : Bersama- sama pendamping, peserta semakin menyadari panggilan menjadi saudara bagi sesama, sehingga semakin mampu meneladan sikap Yesus yang mampu menjadi saudara bagi siapa pun dan mewjudkan dalam sikap dan tindakan dalam hidup sehari- hari baik di lingkungan asrama maupun sekolah.

iman.

Tujuan Umum : Bersama-sama pendamping, membangun kepribadian yang utuh, bersikap peka akan kebutuhan sesama, dan bertanggungjawab dalam penembanan iman, sehingga mampu menhadapi tantangan jaman ini, dan bangga menjadi

seorang kristiani.

N o .

Subtema Tujuan subtema Materi Metode Sarana Sumber bahan Evaluasi

1 2 3 4 5 6 7 8 11) Inilah diriku apa adanya Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari kelemahan dan kelebihan diri sehingga semakin mampu terbuka dan percaya diri, mewujudkan sikap dan tindakan dalam hidup sehari- hari baik di lingkungan asrama maupun sekolah, dengan demikian mereka semakin menerima kelebihan dan kekurangannya. - Pengalaman peserta mengenai: “Kelebihan dan kelemahan”. - Mat 25: 14-30 - Tanya jawab - Penugasan - Refleksi - Sharing - Pera-gaan - Menon- ton - Gerak dan lagu - Game/ permainan - LCD - Lap Top - Alat tulis - Kitab Suci Perjanjian Baru - Kaset Suara - Tape recorder - Teks lagu “Ku mau spertiMu Yesus, Hatiku senyum - Komkat KWI, 1994: 12 - Team retret CIVITA, 1984: 10-11 - Suparno, 1989: 5-7. - Pendamping - Proses - Materi - Metode - Tempat - Sarana

2)Aku adalah pribadi yang unik sebagai citra Allah 3)Menjadi pribadi yang utuh dan dewasa Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari keunikan dirinya, sehingga semakin mampu

menerima keunikan dirinya dan

mensyukurinya melalui sikap dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai citra Allah.

Bersama- sama pendamping, peserta semakin menyadari bahwa menjadi pribadi yang utuh dan dewasa merupakan proses, sehingga semakin

- Mazmur 8 - Ciri-ciri orang dewasa - Gal 5: 16-26 - Tanya jawab - Penugasan - Refleksi - Peragaan - Gerak dan lagu - Game/ permainan - Tanya jawab - Penugasan - Refleksi - Peragaan - Bermain love,Hanya ini Tuhan”. - Kaset CD “Gift Of Hope” - Foto Keluarga - Alat tulis - Kitab Suci Perjanjian Lama - Kaset Suara “Tuhanlah Gembalaku“ - Tape recorder - Teks lagu - Teks lagu” Bejana tanah liat » - Teks Galatia 5: 16-26 - Kila, 1996: 67-90 - Shelton, 1988: 106-113 - Sumantri, 2002: 32-40. - Proses - Pendamping - Metode - Materi - Tempat - Sarana - Suasana - Pendamping - Materi - Metode - Proses - Sarana - Tempat

mewujudkan sikap dan tindakan dalam kehidupan di sekolah dan di asrama

- Game/ permainan - Gerak dan lagu kedewasaan “ - Kaset Suara - Tape recorder 2 4)Saling berbagi dalam hidup bersama 5)Membangun persahabatan yang sehat Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari pentingnya semangat saling berbagi dalam hidup bersama, sehingga semakin rela

mengembangkan

semangat berbagi dalam hidup bersama di lingkungan asrama maupun sekolah. Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari pengertian dan pemahaman mengenai persahabatan antar remaja, sehingga semakin mampu meneladan Yesus dalam menjalin perssahabatan, - Pengalaman peserta mengenai: “Peranan dalam hidup bersama ” - Yoh 6: 1-15 - Nilai-nilai persahabatan - Yoh 15: 9-17 - Tanya jawab - Sharing kelompok - Penugasan - Refleksi - Peragaan - Gerak dan lagu - Permainan ”Puzel” - Sharing kelompok - Tanya jawab - Refleksi - Teka-teki Kitab Suci - Gerak dan lagu - Teks Yoh 6: 1-15 - Teks lagu” Dua ikan lima roti” - Kaset Suara - Tape recorder - Potongan kalimat - Amplop - Teks Yoh 15 : 9-17 - Teks lagu ”Kamu sahabatku” - Kaset Suara - Tape recorder - Kisah ”Dua - Pujasumarta, 2003: 32-39 - Sumantri, 2002: 46-33 - Subiyanto, 2003: 23-31 - Martasudjita, 2002: 11-15 - Martasudjita: 2003: 10-12 - Pendamping - Proses - Sarana - Metode - Materi - Tempat - Pendamping - Proses - Sarana - Materi - Metode - Tempat

6)Menjadi saudara bagi sesama

yang sehat dalam

kehidupan sehari- hari baik di asrama maupun di sekolah

Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari

panggilan menjadi saudara bagi sesama, sehingga semakin mampu

meneladan sikap Yesus yang mampu menjadi saudara bagi siapapun dan mewujudkan dalam sikap dan tindakan dalam hidup sehari- hari baik di

lingkungan asrama maupun di sekolah. - Mengenal sahabat dan menjadi sahabat - Luk 10: 25-42 - Tanya jawab - Sharing kelompok - Penugasan - Refleksi - Menonton - Bermain peran - Gerak dan lagu - Permainan - Teks Luk 10: 25-42 - LCD - Lap Top - Teks lagu ” Gemuruh” - Teks lagu “ Kasih yang sempurna” - Tape recorder - Kaset suara “ Instrumental” - Kila, 1996: 109-117 - Martasudjita, 2003: 15 - Powell, 1977: 89-103 - De Mello, 1995: 70-73 - Materi - Metode - Sarana - Pendamping - Tempat - proses

4. Petunjuk Pelaksanaan Program Kegiatan Rekoleksi

Penulis mengusulkan program kegiatan rekoleksi dilaksanakan dua bulan sekali, pengaturan jadwal pelaksanaan diserahkan pada pembimbing asrama. Diusahakan tempat pelaksanaan tidak di asrama putri St. Theresia, tapi di luar kompleks asrama. Tempat rekoleksi mempengaruhi proses kegiatan rekoleksi dan peserta rekoleksi. Penulis melihat bahwa asrama putri St. Theresia Kabanjahe kurang cocok sebagai tempat kegiatan rekoleksi, karena suasana baru sangat dibutuhkan oleh para siswi asrama putri yang membawa udara segar bagi mereka.

Usulan program ini terdiri dari tema umum, dan dibagi menjadi tiga sub tema. Diharapkan pelaksanaan rekoleksi berdasarkan urutan sub tema yang sudah ada, karena tema dan tujuan disusun berdasarkan suatu urutan proses. Dalam pelaksanaan kegiatan rekoleksi yang pertama, penulis menawarkan dengan model SCP (Shared Christian Praxis). SCP ini bertitik tolak dari pengalaman hidup peserta, yang direfleksikan secara kritis dan dikonfront asikan dengan pengalaman iman dan visi kristiani hingga sampai pada sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru (langkah- langkahnya merujuk pada hal 18). Penulis melihat dengan proses ini para siswi asrama putri akan sampai pada kedewasaan kepribadian dan kedewasaan kristiani.

5. Susunan Acara Rekoleksi

Waktu Acara/ Kegiatan

Sabtu, 25 Juli 2009

Pkl. 16.00 – 17.00 : Minum Sore

17.00 – 18.00 : - Pembukaan dan pengantar teknis kegiatan rekoleksi - Penjelasan arti dan makna rekoleksi

- Pengantar rekoleksi (maksud, tema, dan tujuan rekoleksi) 18.15 – 19.00 : Ibadat pembukaan

19.00 – 19.30 : Makan malam

20.00 – 22.00 : Sesion I : Belajar dari Toni Malendes (Langkah I dan II) 22.00 – 22.30 : Ibadat malam

22.30 : Tidur

Minggu, 26 Juli 2009

Pkl. 05.30 – 06.00 : Bangun pagi, mandi 06.00 – 06.45 : Ibadat pagi

06.45 – 07.15 : Makan pagi 07.15 – 08.00 : Pribadi (Refleksi)

08.00 – 10.00 : Sesion II: Hadiah yang Terindah dari Tuhan (Langkah III dan IV)

10.00 – 10.30 : Snack

10.30 – 12.30 : Sesion III: Niat-niatku (Langkah V) 11.30 – 11.15 : Persiapan Ekaristi

11.15 – 12.00 : Perayaan Ekaristi

12.00 – 12.30 : Evaluasi dan kata penutup 12.30 -13.15 : Makan siang

13.30 : Sayonara

6. Contoh Persiapan (Satu Kali Kegiatan Rekoleksi)

REKOLEKSI BAGI SISWI ASRAMA PUTRI ST. THERESIA KABANJAHE DENGAN MODEL SCP

A. IDENTITAS

1. Tema : Inilah Diriku Apa Adanya

2. Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari dan menerima kelemahan dan kelebihan dirinya, sehingga semakin mampu terbuka, percaya diri dan bersyukur, dalam mewujudkan sikap dan tindakan dalam hidup sehari- hari baik di lingkungan asrama maupun di lingkungan sekolah. 3. Hari : Sabtu-Minggu, 25 – 26 Juli 2009

4. Waktu : Pkl. 16.00 – Minggu, Pkl. 13.30 5. Metode : - Tanya jawab

- Penugasan - Refleksi - Sharing - Menonton - Gerak dan lagu - Game/ permainan

6. Model : SCP (Shared Christian Praxis) 7. Sarana : - LCD

- Lap Top - Alat tulis

- Kitab Suci Perjanjian Baru - Kaset Suara

- Tape recorder - Teks lagu - Madah Bakti

- Kaset CD “ GIFT OF HOPE 8. Sumber Bahan : - Komkat KWI, 1994: 12

- Team retret CIVITA, 1984: 10-11

- Suparno, P. SJ. (1989). Retret untuk SLP dan SLA (Aku

di Kasihi Tuhan). Yogyakarta:Kanisius. Hal. 5-7.

- Kila, Pius, SVD (1996). Rekoleksi &Retret Remaja. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 67-90.

- Leks, Stefan. (2003). Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius.

B. PEMIKIRAN DASAR

Masa remaja adalah masa pertumbuhan sekaligus masa pencarian identitas diri. Dalam masa pertumbuhan ini, banyak permasalahan yang mereka hadapi yang datang dari dalam diri, dari keluarga, dari lingkungan, dan dari teman sebaya, terlebih atas pengaruh jaman ini. Salah satu permasalahan dalam diri remaja adalah kurang menyadari potensi dan kenal jati diri, karena it u mereka kurang mampu bersyukur atas keberadaan diri, kurang percaya pada orang lain dan kurang percaya kepada Tuhan (Suparno, 2004: 5). Remaja yang kurang mengenal potensi yang dimiliki nampak dalam sikapnya yang selalu berusaha menjadi seperti orang lain, ikut jaman atau Trend. Belajar dari Toni Malendes dapat mengenal kelemahan dan kelebihan diri, dan mampu mengembangkan bakat-bakat yang ada di dalam diri.

Injil Matius 25: 14-30 menguraikan bahwa Tuhan menganugerahkan kepada setiap manusia talenta sesuai dengan kemampuannya. Ada yang menerima lima

talenta, dua talenta, dan ada yang hanya satu talenta semua menurut kesanggupannya masing- masing (ay. 15). Karena Tuhan mengetahui kesanggupan setiap pribadi manusia yang diciptakannya, maka ia tidak akan memberikan kepada semua orang sama. Berapapun diberikan Tuhan talenta kepada kita pantas untuk disyukuri.

Dalam rekoleksi kali ini diharapkan para siswi asrama putri St. Theresia dapat menyadari kelemahan dan kelebihan diri, mengenali dan mengakui keberadaan dalam dirinya. Dengan demikian mereka semakin mampu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan Tuhan kepada mereka sebagai rahmat yang berharga dari Tuhan.

C. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH

1. Pembukaan

Hari, tanggal: Sabtu, 25 Juli 2009 Waktu : Pkl. 17.00 - 19.00 Proses

a. Pembukaan dan Pengantar Teknis

1) Pendamping menyampaikan selamat datang kepada para peserta rekoleksi, misalnya sebagai berikut:

Selamat sore teman-teman semua. Kami mengucapkan selamat datang, selamat berjumpa dan berkumpul di tempat ini. Sungguh merupakan kebahagiaan bagi kita sekalian, kita dapat berkumpul pada sore ini sampai besok siang untuk bersama-sama masuk pada pengalaman hidup kita masing- masing melihat dan mengenali diri kita dihadapan Allah. Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kita masih diberi kesempatan untuk memperbaharui hidup kita. Kami ucapkan trimakasih banyak atas kehadiran kita semua. Kita berharap semoga dengan bimbingan Tuhan,

kita di sini dapat saling meneguhkan sebagai saudari yang hidup bersama-sama di asrama Putri St. Theresia Kabanjahe.

2) Pembimbing menyampaikan seputar proses dan acara rekoleksi yang akan dijalani bersama selama kurang lebih satu hari. Pengantar rekoleksi misalnya:

Rekan-rekan asrama putri yang terkasih dalam Kristus, kita sering mendengar bahkan mengikuti retret atau rekoleksi. Sebagai penyegaran kembali pemahaman kita akan rekoleksi maka berikut ini akan disajikan sedikit gambaran rekoleksi yang akan kita jalani.

No. Uraian Rekoleksi Retret

1 Arti Latin, recolleccio,

mengumpulkan (pengalaman).

Perancis, la retraite artinya pengunduran diri, menyendiri, menyepi, menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari.

2 Waktu Dilakukan periodik, misalnya periode waktu satu bulan sekali, satu tahun sekali. Bisa juga periodik berdasarkan masa liturgi, adven, prapaska. Dilakukan aksidental, misalnya peristiwa tertentu, minat tertentu.

Dilakukan antara 2,4,6,7,,8,10 atau 30 hari.

3 Bahan Pengalaman hidup setelah rekoleksi terakhir, pengalaman dalam bulan yang telah lalu, dari kebutuhan dan minat yang sedang mendapat perhatian kita/ kelompok.

Seluruh pengalaman hidup kita dimasa lampau, atau pengalaman hidup sesudah retret terakhir.

4 Unsur pokok

Pertama,

usaha dibidang iman, hidup rohani yang bertujuan: untuk mengenal karya Allah dalam diri kita, cara kerja Allah dan bimbinganNya bagi kita dan tanggapan kita terhadap karya, cara kerja dan bimbingan Allah itu.

Kedua,

merupakan latihan kepekaan jiwa kita terhadap Allah, cara kerja Allah dan bimbinganNya serta tanggapan kita terhadap karya, cara kerja dan bimbingan Allah itu.

Dengan latihan ini, kita semakin peka dan cakap untuk menangkap karya Allah, cara kerja Allah dan bimbinganNya dan tanggapan kita terhadapNya dalam waktu-waktu selanjutnya.

Diharapkan dari kita untuk mempergunakan waktu rekoleksi ini bersama denga n Allah. Rekan-rekan yang terkasih sore ini kita berkumpul kembali karena cinta Allah sendiri. Hendaknya kita bersyukur, karena di dalam diri kita masing-masing banyak karya cinta Allah. Namun kita sering kurang menyadari sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kurang percaya diri. Disadari atau tidak hal itu sering terungkap misalnya, mengapa rambutku keriting, mengapa kulitku tidak putih, mengapa jerawatku banyak, mengapa badanku pendek, mengapa suaraku tidak semerdu dia, dan masih banyak lagi mengapa yang lain. Tidak hanya dalam ungkapan seperti di atas, masih banyak kita jumpai orang yang kurang percaya diri, jadinya ingin seperti orang lain, dalam bertingkah laku, berfikir, bergaya seperti idolanya sehingga ia tidak menjadi dirinya sendiri. Dalam pertemuan ini kita akan bersama-sama menyadari dan mengenali karya cinta Tuhan dalam diri kita sendiri, dan kita berharap semakin, mampu mengakui dan menerimanya sebagai rahmat Tuhan, sehingga kita akan berkembang dalam kepribadian yang utuh dan dewasa. Dalam diri kita masing- masing Tuhan menganugerahkan banyak hal yang dapat kita kembangkan untuk mencapai prestasi atau perkembangan sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Kita berkembang atau tidak berkembang tergantung kepada kemauan dan keterbukaan untuk terus maju mencoba dan mencoba.

3) Pendamping mengajak peserta bermain dengan Game “Ular Naga” untuk membentuk kelompok.

Ø Permainan di lapangan terbuka. Pendamping membagi peserta dalam 6 kelompok, dan dalam setiap kelompok diberikan balon yang sudah diisi angin.

Ø Dalam setiap kelompok peserta saling memegang pundak teman yang di depannya membentuk seperti ular.

Ø Peserta yang di depan berperan sebagai kepala ular, dan yang di belakang berperan sebagai ekor ular, dimana balon diikat di belakang pinggang ekor ular. Kelompok berusaha menjaga ekor supaya jangan dipatok oleh kepala naga yang lain. Sambil bernyanyi “Ular Naga yang Panjang”, semua kelompok ular berkeliling lapangan sambil berusaha memecahkan ekor ular kelompok lain.

Ø Di tengah-tengah permainan pemimpin permainan meniup pluit, seraya berteriak bentuk ular baru dengan jumlah tujuh orang. Demikianlah terbentuk kelompok baru.

b. Ibadat pembukaan

Ibadat pembukaan di Ruang doa, setelah ibadat selesai, petugas dapat memimpin doa makan malam. Doa makan dapat dilakukan di tempat doa itu (ruang doa)

c. Makan malam bersama

2. Sesion I : Belajar Dari Toni Malende z (LANGKAH I dan II)

Hari, tanggal : Sabtu, 25 Juli 2009 Waktu : Pkl. 20.00 – 22.00 Proses

1) Doa Pembukaan dipimpin oleh salah satu peserta. Berikut ini adalah contoh doa pembukaan pertemuan sesion I.

Allah Bapa yang maha baik, kami bersyukur atas waktu dan kesempatan yang boleh kami alami malam ini sampai besok, karena kami Engkau perkenankan hidup bersama sebagai saudara di asrama putri St. Theresia Kabanjahe dan karena Engkau memperkenankan kami bertumbuh dan berkembang menikmati rahmat kasihMu, terlebih ya Tuhan Engkau memberi kami banyak talenta. Tuhan bimbinglah kami agar mampu menyadari, mengenal dan terbuka mengalami anugerahMu itu, sehingga kami semakin berkembang menjadi diri sendiri seperti ya ng Engkau kehendaki. Bukalah mata, telinga dan hati kami masing- masing agar rela terlibat aktif dalam rekoleksi ini, sehingga kami sungguh Kau mampukan menerima dan mensyukuri keberadaan diri kami apa adanya. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

2) Pendamping menghantar peserta kepada tema rekoleksi, misalnya sebagai berikut:

Pada bulan ini tema rekoleksi kita adalah “Inilah diriku apa adanya”. Teman-teman asrama yang baik, tema ini menunjuk pada keberadan diri kita senyatanya. Kita adalah unik, tiada duanya. Di dunia ini satu dengan yang lain ada mirip tetapi tidak serupa, pasti ada perbedaannya. Perbedaan itu bukan untuk membuat yang lain tersisih, tetapi perbedaan itulah yang dinamakan talenta yang berbeda. Tuhan telah memberi kita talenta sesuai kemampuan kita masing- masing (Mat 25:15). Dalam rekoleksi ini kita diajak untuk sejenak kembali melihat sejauh mana kita menerima,

Dokumen terkait