• Tidak ada hasil yang ditemukan

UTANG BANK JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek terdiri dari:

Dalam dokumen PT LINTAS INSANA WISESA DAN ENTITAS ANAK (Halaman 44-47)

2015 2014

(Disajikan kembali (Disajikan kembali

2016 - Catatan 35) - Catatan 35)

Kredit Investasi

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Entitas Induk - 1.000.000.000 1.000.000.000

Entitas anak - 1.000.000.000 1.000,000.000

Jumlah - 2.000.000.000 2.000.000.000

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Entitas Induk

Berdasarkan Surat Keputusan Kredit No. JMM/2/155/R tanggal 12 Juni 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas kredit dari BNI. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Imelda Nur Pane, S.H., No. 83 tanggal 18 Desember 2015 mengenai perubahan kelima perjanjian pemberian fasilitas perbankan. Fasilitas kredit yang diperoleh Entitas Induk adalah Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp 1.000.000.000. Fasilitas ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 13,25% per tahun dan digunakan sebagai pembangunan Hotel Allium di Jalan Benteng Betawi, Tangerang. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 20 Maret 2016. Fasilitas ini sudah dilunasi oleh Entitas Induk tanggal 16 Maret 2016.

42 12. UTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) (lanjutan) Entitas Induk (lanjutan)

Fasilitas utang bank jangka pendek dan utang bank jangka panjang (Catatan 17) dari BNI dijamin secara gabungan dengan:

a. Aset tetap tanah dan bangunan (Catatan 10).

b. Properti investasi (Catatan 11).

c. Piutang dagang dan persediaan dengan nilai penjaminan sebesar Rp 4.075.691.984 (Catatan 6 dan 8).

d. Apartemen Essence, Unit Eminence yang terletak di Jalan Dharmawangsa X No. 86, Jakarta atas nama Andre Jerrico Legoh, Komisaris Entitas Induk, dengan nilai penjaminan sebesar Rp 2.800.000.000.

e. Jaminan pribadi atas nama Ir. Musyanif, pemegang saham utama Grup.

f. Jaminan perusahaan atas nama PT Cakrawala Permai Prima dan PT Saligading Bersama, pemegang saham Entitas Induk.

Selama utang Entitas Induk terhadap BNI belum dilunasi, tanpa persetujuan tertulis dari BNI, Entitas Induk dilarang melakukan aktivitas antara lain sebagai berikut:

a. Mengubah bentuk atau status hukum Entitas Induk, mengubah anggaran dasar (kecuali meningkatkan modal Entitas Induk) memindah-tangankan resipis atau saham Entitas Induk baik antar pemegang saham maupun kepada pihak lain yang mengakibatkan perubahan pemegang saham dominan.

b. Mengubah susunan pengurus Entitas Induk dan pemilikan saham Entitas Induk.

c. Menggunakan dana Entitas Induk untuk tujuan di luar usaha yang dibiayai dengan fasilitas kredit dari BNI.

d. Mengizinkan pihak lain menggunakan Entitas Induk untuk kegiatan usaha pihak lain.

e. Menjual dan/atau menyewakan harta kekayaan Entitas Induk atau barang agunan kepada pihak lain.

f. Melunasi seluruh atau sebagian hutang Entitas Induk kepada pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi yang belum atau telah didudukkan sebagi pinjaman subordinasi fasilitas kredit BNI.

g. Menerima fasilitas kredit baru baik dari bank lain maupun lembaga keuangan lainnya (termasuk menerbitkan obligasi), kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya.

h. Memberikan pinjaman kepada siapa pun juga, termasuk kepada para pemegang saham, kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya.

i. Mengikatkan diri sebagai penjamin dan menjaminkan harta kekayaan dalam bentuk dan maksud apapun, yang telah dijaminkan oleh Entitas Induk ke BNI, kepada pihak lain.

j. Membagi laba usaha dan membayar dividen kepada pemegang saham.

k. Melakukan likuidasi atau pembubaran atau tindakan-tindakan kepailitan.

l. Melakukan merger, akuisisi atau investasi/penyertaan pada perusahaan lain.

m. Melakukan investasi yang melebihi proceed Entitas Induk, penyertaan modal atau pengambil-alihan saham pada perusahaan lain.

n. Menggadaikan atau dengan cara lain mempertanggungkan saham Entitas Induk kepada pihak manapun.

o. Mengubah bidang usaha.

p. Melakukan interfinancing dengan anggota grup usaha.

q. Menerbitkan/menjual saham kecuali dikonversi menjadi modal, yang dibuat secara notarial.

r. Membuka usaha baru yang tidak terkait dengan usaha yang telah ada.

43 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) (lanjutan) Entitas Induk (lanjutan)

Selama jangka waktu pinjaman, Entitas Induk harus menjaga dan mempertahankan rasio keuangan (Catatan 17) sebagai berikut:

a. Rasio lancar minimal 1,00 kali.

b. Debt to Equity Ratio maksimal 2,30 kali.

c. Debt Service Coverage minimal 100%.

Pada tanggal 31 Desember 2016, rasio keuangan Entitas Induk adalah:

a. Rasio lancar sebesar 0,77 kali.

b. Debt to Equity Ratio sebesar 4,6 kali.

c. Debt to Service Coverage sebesar 13,49%.

Meskipun belum memenuhi rasio keuangan tersebut, Entitas Induk belum pernah menerima pernyataan wanprestasi (default) dari BNI.

Beban bunga dari utang bank jangka pendek dari BNI untuk tanggal 31 Desember 2016, 2015 dan 2014 disajikan sebagai “Beban Bunga” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

PT Lancar Makmur Sentosa (LMS)

Berdasarkan Surat Keputusan Kredit No. JMM/2/215/R tanggal 4 Agustus 2014, LMS memperoleh fasilitas kredit dari BNI. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Imelda Nur Pane, S.H., No. 5 tanggal 15 Februari 2016 mengenai perubahan ketiga perjanjian pemberian fasilitas perbankan. Fasilitas kredit yang diperoleh LMS adalah Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp 1.000.000.000. Fasilitas ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 13,25% per tahun dan digunakan sebagai tambahan modal kerja untuk beban operasional Hotel Ammi Cepu (LMS). Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 5 Mei 2016.

Fasilitas ini sudah dilunasi oleh LMS tanggal 17 Maret 2016.

Fasilitas utang bank jangka pendek dan utang bank jangka panjang (Catatan 17) dari BNI dijamin secara gabungan dengan:

a. Aset tetap tanah (Catatan 10)

b. Apartemen Essence, Unit Eminence yang terletak di Jalan Dharmawangsa X No. 86, Jakarta atas nama Andre Jerrico Legoh, komisaris Entitas Induk, dengan nilai penjaminan sebesar Rp 2.800.000.000.

c. Jaminan pribadi atas nama Ir. Musyanif, pemegang saham utama Grup.

d. Jaminan akta perusahaan atas nama PT Saligading Bersama, pemegang saham Entitas Induk.

Selama utang LMS terhadap BNI belum dilunasi, tanpa persetujuan tertulis dari BNI, LMS dilarang melakukan aktivitas antara lain sebagai berikut:

a. Mengubah bentuk atau status hukum LMS, mengubah anggaran dasar (kecuali meningkatkan modal LMS) memindah-tangankan resipis atau saham LMS baik antar pemegang saham maupun kepada pihak lain yang mengakibatkan perubahan pemegang saham dominan.

b. Mengubah susunan pengurus LMS dan pemilikan saham LMS.

c. Menggunakan dana LMS untuk tujuan di luar usaha yang dibiayai dengan fasilitas kredit dari BNI.

d. Mengizinkan pihak lain menggunakan LMS untuk kegiatan usaha pihak lain.

e. Menjual dan/atau menyewakan harta kekayaan LMS atau barang agunan kepada pihak lain.

f. Melunasi seluruh atau sebagian hutang LMS kepada pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi yang belum atau telah didudukkan sebagi pinjaman subordinasi fasilitas kredit BNI.

44 12. UTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) (lanjutan)

PT Lancar Makmur Sentosa (LMS) (lanjutan)

g. Menerima fasilitas kredit baru baik dari bank lain maupun lembaga keuangan lainnya (termasuk menerbitkan obligasi), kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya.

h. Memberikan pinjaman kepada siapa pun juga, termasuk kepada para pemegang saham, kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya.

i. Mengikatkan diri sebagai penjamin dan menjaminkan harta kekayaan dalam bentuk dan maksud apapun, yang telah dijaminlkan oleh LMS ke BNI, kepada pihak lain.

j. Membagi laba usaha dan membayar dividen kepada pemegang saham.

k. Melakukan likuidasi atau pembubaran atau tindakan-tindakan kepailitan.

l. Melakukan merger, akuisisi atau investasi/penyertaan pada perusahaan lain.

m. Melakukan investasi yang melebihi proceed LMS, penyertaan modal atau pengambil-alihan saham pada perusahaan lain.

n. Menggadaikan atau dengan cara lain mempertanggungkan saham LMS kepada pihak manapun.

o. Mengubah bidang usaha.

p. Melakukan interfinancing dengan anggota grup usaha.

q. Menerbitkan/menjual saham kecuali dikonversi menjadi modal, yang dibuat secara notarial.

r. Membuka usaha baru yang tidak terkait dengan usaha yang telah ada.

Selama jangka waktu pinjaman, LMS harus menjaga dan mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:

a. Rasio lancar minimal 1,00 kali.

b. Debt to Equity Ratio maksimal 2,30 kali.

c. Debt Service Coverage minimal 100%.

Pada tanggal 31 Desember 2016, rasio keuangan LMS adalah:

a. Rasio lancar sebesar 0,20 kali.

b. Debt to Equity Ratio sebesar 1,3 kali.

c. Debt to Service Coverage sebesar 28,75%.

Meskipun belum memenuhi rasio keuangan tersebut, Entitas Induk belum pernah menerima pernyataan wanprestasi (default) dari BNI.

Beban bunga utang bank jangka pendek dari BNI untuk tanggal 31 Desember 2016, 2015 dan 2014 disajikan sebagai “Beban Bunga” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

Dalam dokumen PT LINTAS INSANA WISESA DAN ENTITAS ANAK (Halaman 44-47)

Dokumen terkait