• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:1114) utang adalah uang yang dipinjam dari orang atau pihak lain dan disertai kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima. Sedangkan menurut Riyanto (1997:227) modal asing/utang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan, yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan. Bagi perusahaan, modal tersebut pada saatnya harus dibayar kembali.

Hendriksen (1997:118) berdasar Statement of Financial Accounting Concepts No. 3 mendefinisikan utang (liabilities) sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, yang timbul dari kewajiban yang ada dari suatu entitas (kesatuan) tertentu untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa ke entitas lainnya di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Pengertian lain juga diberikan oleh Canning yang mendefinisikan utang sebagai suatu jasa yang dapat dinilai dengan uang, yang mana seorang pemilik menurut hukum (atau keadilan) berkewajiban menyerahkan kepada orang lain (sekumpulan orang) kedua dan yang merupakan imbangan tidak bersyarat yang disepakati bagi sejumlah jasa tertentu yang memiliki nilai uang yang sama atau lebih besar yang timbul dari orang kedua ini untuk pemilik (Hendriksen, 1997:120). Suatu utang memiliki 3 karakteristik sangat penting (Dyckman, Dukes, dan Davis, 2001:157), yaitu: 1. Ada kewajiban yang dapat dipenuhi hanya dengan mentransfer aktiva atau jasa ke entitas

lain.

3. Kewajibannya sangat mungkin dan tidak dapat dihindarkan.

Menurut Riyanto (1997:227-240), modal asing/utang digolongkan menjadi tiga, yaitu modal asing/utang jangka pendek, modal asing/utang jangka menengah, dan modal asing/utang jangka panjang.

1. Modal Asing/Utang Jangka Pendek (Short-term Debt)

Modal asing/utang jangka pendek adalah modal asing/utang yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usaha. Adapun jenis-jenis modal asing (utang atau kredit) jangka pendek yaitu:

a. Kredit rekening koran

Kredit rekening koran adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan plafon tertentu di mana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhan. Bunga yang dibayar perusahaan hanya untuk yang diambil saja meskipun sebenarnya jumlah yang dipinjam lebih dari itu. Perusahaan hanya akan mengambil kredit rekening koran dalam hal-hal yang perlu saja misalnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan modal perusahaan. Apabila uang ini sudah tidak diperlukan lagi maka disetor kembali ke bank umum. Dengan demikian bentuk kredit ini sangatlah elastis, tetapi bunganya relatif tinggi. b. Kredit dari penjual (leverancier crediet)

Kredit penjual merupakan kredit perniagaan (trade credit) dan kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan secara kredit. Apabila penjualan dilakukan secara kredit berarti penjual baru menerima pembayaran produk beberapa waktu kemudian setelah barang diserahkan. Selama waktu itu berarti pembeli menerima kredit penjual dari penjual dan penjual memberi kredit penjual kepada pembeli. Pada umumnya,

perusahaan yang memberi kredit penjual adalah perusahaan industri sedangkan perusahaan yang menerima adalah perusahaan perdagangan. Sering pula wholesaler memberi kredit kepada retailer.

c. Kredit dari pembeli (afnemers crediet).

Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya. Di sini pembeli membayar harga barang yang dibeli terlebih dahulu. Setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya. Selama waktu itu dapat dikatakan bahwa pembeli memberikan kredit pembeli kepada penjual/pemasok bahan mentah atau barang dagangan.

Menurut Sjahrial (2006:219-232) macam-macam sumber pembiayaan perusahaan adalah pembiayaan spontan, pinjaman jangka pendek tanpa jaminan, dan pinjaman jangka pendek dengan jaminan.

Pembiayaan Spontan.

Pembiayaan spontan adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan. Dua sumber utama pembiayaan spontan jangka pendek yaitu:

Utang dagang adalah sumber utama pembiyaan jangka pendek yang tidak memerlukan jaminan. Utang dagang dihasilkan dari transakasi barang/bahan baku yang dibeli secara kredit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian kredit yaitu syarat kredit, periode kredit, potongan tunai, periode potongan tunai, awal periode kredit, dan tanggal faktur.

Kewajiban yang masih harus dibayar, yaitu utang akibat jasa yang diterima, di mana pembayarannya belum dilakukan. Contoh kewajiban yang masih harus dibayar yaitu utang upah.

Sumber Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan.

Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang diperoleh di dalam usaha biasanya terdiri dari:

Pinjaman bank. Bank adalah sumber utama yang memberikan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan. Jenis-jenis pinjaman bank tanpa jaminan yaitu:

Kredit berjangka, yaitu pinjaman jangka pendek yang dapat diperoleh dari bank dan biasanya dibuat ketika peminjam memerlukan tambahan dana dalam jangka pendek. Jumlah pinjaman dibayarkan sekaligus dan pembayaran pinjaman baik pokok maupun bunga juga dilakukan sekaligus sesuai perjanjian kredit. Pinjaman tersebut mempunyai nilai jatuh tempo 30 hari sampai dengan 9 bulan.

Perjanjian kredit, yaitu perjanjian antara bank komersil dengan perusahaan untuk menentukan jumlah kredit jangka pendek yang yang diberikan kepada perusahaan dalam periode waktu tertentu. Perjanjian kredit bukan merupakan pinjaman yang pasti dapat diperoleh melainkan pinjaman dapat diberikan jika bank mempunyai dana yang mencukupi. Sewaktu kredit aan digunakan, perusahaan harus memberitahukan kebutuhan dana kepada bank. Perusahaan harus menandatangani surat aksep setiap pencarian kredit.

Perjanjian pengakuan utang, yaitu pinajam yang dijamin bank bahwa akan tersedia dana untuk periode tertentu dengan anggapan bank tidak menghadapi kelangkaan uang. Biasanya periode tidak lebih dari satu tahun. Jika pinjaman tidak dipergunakan, peminjam tetap haus membayar

biaya komitmen.

Warkat komersial. Warkat komersial adalah suatu bentuk pembiayaan jangka pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan. Pada umumnya hanya perusahaan besar yang mempunyai kondisi keuangan dan reputasi yang baik, yang dapat menerbitkan warkat komersial.

Pinjaman jangka pendek dengan jaminan. Suatu saat perusahaan akan kehabisan

sumber pembiayaan jangka pendek dengan jaminan maka perusahaan dapat memperoleh tambahan dari pembiayaan jangka pendek dengan jaminan. Jaminan yang diajukan perusahaan biasanya berupa aktiva lancar seperti piutang atau persediaan barang dagang.

d. Kredit wesel

Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan utang (promes) yang berisi kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu, kepada pihak tertentu, dan pada saat tertentu. Surat tersebut dapat dijual atau diuangkan ke bank setelah ditandatangani. Bagi pihak yang membeli, surat tersebut dinamakan wesel tagih (notes receivables) dan bagi pihak yang menjual, surat tersebut dinamakan wesel bayar (notes payables).

2. Modal Asing/Utang Jangka Menengah (Intermediate-term Debt)

Modal asing/utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan membelenjai usaha dngan jenis kredit ini karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di satu pihak dan sulit untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang di lain pihak. Bentuk-bentuk utama kredit jangka menengah adalah:

Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu, misalnya pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau setiap tahun. Term loan ini biasanya diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi, suppliers atau manufactures.

b. Leasing

Apabila kita tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan kegunaan dari aktiva tersebut, kita dapat memperoleh hak penggunaan atau suatu aktiva tanpa disertai dengan hak milik. Hal ini dinamakan leasing. Ada beberapa bentuk utama lease oleh lessor, yaitu lease operasi, lease pembiayaan langsung, lease jenis penjualan, dan leverage lease (Kieso et.all, 2002:249) .

3. Modal Asing/Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)

Modal asing/utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari 10 tahun. Pada umumnya utang jangka panjang digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi perusahaan. Oleh karena itu, kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun bentuk-bentuk utama utang jangka panjang antara lain:

a. Pinjaman obligasi (bonds payable)

Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka panjang, di mana debitur mengeluarkan surat pengakuan utang dengan nominal tertentu. Pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diangsur setiap tahunnya. Jika pembayaran dilakukan sekaligus dinamakan sinking funds system. Sedangkan jika pembayaran dilakukan secara berangsur maka dinamakan amortization system. Beberapa bentuk obligasi, yaitu obligasi biasa, obligasi konvertibel, obligasi berseri, obligasi sampah, dan lain

sebagainya.

b. Pinjaman hipotik (mortgage)

Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak. Apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya maka barang tersebut dapat dijual dan hasil penjualannya digunakan untuk menutup tagihannya.

Dyckman, Dukes, dan David (2001:139) membagi utang menjadi 2, yaitu utang jangka pendek atau kewajiban lancar dan utang jangka panjang atau kewajiban tidak lancar.

1. Utang Jangka Pendek/Kewajiban Lancar

Utang jangka pendek/kewajiban lancar yaitu utang yang likuidasinya secara layak diperkirakan akan memerlukan penggunaan sumber daya yang ada, yang secara tepat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau penciptaan utang lancar lain. Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam operasi normal selama siklus operasi perusahaan atau 1 tahun sejak tanggal neraca, mana yang lebih lama. Dimensi waktu yang berlaku bagi aktiva lancar, umumnya juga berlaku bagi kewajiban lancar. Kewajiban lancar yang umum adalah:

a. Utang usaha.

b. Wesel bayar jangka pendek. c. Kas dan utang dividen properti.

d. Kewajiban akrual yang berkaitan dengan beban. e. Uang muka deposito yang dikembalikan. f. Pendapatan diterima di muka.

2. Utang Jangka Panjang/Kewajiban Tidak Lancar

Utang jangka panjang/kewajiban tidak lancar adalah utang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama. Terdapat tiga prinsip dasar yang digunakan untuk menilai utang jangka panjang (Dyckman, Dukes, dan David, 2001:218), yaitu:

a. Nilai yang dicatat pada tanggal penerbitan adalah nilai sekarang dari semua arus kas masa datang yang didiskonyokan pada suku bunga pasar berjalan untuk sekuritas utang dengan risiko yang ekuivalen.

b. Beban bunga adalah produk dari suku bunga pasar pada saat penerbitan dan saldo kewajiban pada awal periode pelaporan.

c. Nilai buku utang jangka panjang pada tanggal neraca adalah nilai sekarang dari semua pembayaran kas tersisa yang diwajibkan, dengan menggunakan suku bunga pasar pada saat penerbitan.

Terdapat 2 macam utang jangka panjang yaitu: a. Obligasi

Obligasi adalah sekuritas utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan lembaga pemerintah untuk menjamin sejumlah besar modal atas dasar jangka panjang. Obligasi merupakan janji formal perusahaan penerbit untuk membayar pokok dan bunga atas modal yang diinvestasikan berupa pengembalian. Klasifikasi obligasi menurut Dyckman, Dukes, dan David (2001:188) yaitu:

Entitas penerbit:

Obligasi industri, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta yang mencari laba.

Jaminan

Obligasi yang dijamin, yaitu obligasi yang didukung hak gadai atas aktiva tertentu. Pemegang obligasi mempunyai klaim pertama atas hasil penjualan aktiva yang dijaminkan.

Obligasi tidak dijamin, yaitu obligasi yang hanya didukung oleh kredit penerbit. Apabila penerbit jatuh bangkrut, pemegang obligasi menjadi kreditur umum untuk pembagian aktiva penerbit.

Tujuan penerbitan

Obligasi pembelian, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk pembayaran penuh atau sebagian atas properti.

Obligasi pendanaan kembali, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk menarik obligasi yang ada.

Obligasi konsolidasi, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk menggantikan beberapa terbitan yang ada.

Pembayaran bunga

Obligasi biasa (berjangka), yaitu obligasi yang menyediakan bunga kas pada suku bunga ditetapkan.

Obligasi laba, yaitu obligasi yang bunganya tergantung pada laba penerbit. Obligasi terdaftar. Penerbit membayar bunga hanya kepada orang yang namanya tercatat pada obligasi.

Obligasi tidak terdaftar. Bunga dan pokok dibayar kepada pemegang, transfer tidak memerlukan pengesahan (endorsement).

dipisahkan dari obligasi.

Jatuh tempo

Obligsi biasa (berjangka), yaitu obligasi yang jatuh tempo pada satu tanggal yang telah ditetapkan.

Obligasi serial, yaitu obligasi yang jatuh tempo pada beberapa tanggal cicilan. Obligasi yang dapat ditarik. Penerbit dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo.

Obligasi yang dapat ditebus. Pemegang obligasi dapat memaksakan penebusan lebih cepat.

Obligasi konvertibel. Pemegang dapat mengkonversi obligasi menjadi sekuritas ekuitas penerbit.

b. Wesel

Wesel adalah suatu dokumen formal yang menetapkan syarat-syarat utang. Wesel jangka panjang seringkali digunakan untuk akuisisi aktiva tertentu sedangkan obligasi lebih tepat digunakan untuk menambah jumlah modal yang besar demi tujuan umum. Wesel biasanya mempunyai jatuh tempo yang lebih pendek daripada obligasi dan tidak diperdagangkan pada bursa yang terorganisasi.

I. Kebijakan Utang

Kebijakan utang perusahaan diproxikan sebagai leverage ratio perusahaan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2006:188-189), leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Seperti diketahui dalam mendanai usaha, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah dari sumber modal sendiri (laba ditahan) dan modal pinjaman (utang).

Brigham et. al. (1999) dalam Fidyati (2003:20) mengemukakan bahwa penggunaan utang yang berbeban bunga mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungan penggunaan utang bagi perusahaan yaitu: (1) biaya bunga mengurangi beban pajak, (2) kreditur hanya mendapat bunga yang relatif tetap sehingga kelebihan keuntungan merupakan klaim bagi pemilik perusahaan, dan (3) kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemilik dapat mengendalikan perusahaan dengan dana yang lebih kecil. Selain menguntungkan bagi perusahaan, penggunaan utang juga memiliki beberapa kelemahan yaitu bila bisnis perusahaan tidak bagus, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik menjadi berkurang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

Keputusan untuk menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan dengan rasio-rasio. Keuntungan dengan mengetahui leverage ratio adalah:

1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. 2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. 3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

Adapun rasio-rasio yang ada dalam leverage ratio adalah:

1. Debt to Assets Ratio (Debt Ratio), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus : Debt to Assets Ratio = Total Debt Total Asset

2. Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui setiap Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Bagi bank, semakin besar rasio ini akan

semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi. Namun bagi perusahaan justru semakin besar rasio maka akan semakin baik.

Rumus : DER = Total Debt

Equity

3. Longterm Debt to Equity Ratio (LTDER) merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa bagian dari setiap Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jankga panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Rumus : LTDER = Long Term Debt

Equity

4. Tangible Asset Debt Coverage (TADC) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara aktiva tetap berwujud dengan utang jangka panjang. Artinya rasio ini menunjukkan setiap Rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang.

Rumus : TADC = Fixed Assets

Long Term Debt

5. Current Liabilities to Net Worth (CLNW) merupakan rasio antara utang lancar dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Sifat rasio ini sama dengan Debt to Equity Ratio (DER).

Rumus : CLNW = Current Liabilities Equity

Dokumen terkait