• Tidak ada hasil yang ditemukan

Utilitas Bangunan dan Energi Alternatif Dalam Aplikasinya

BAB IV TAMAN BUDAYA YANG DIRENCANAKAN

5.2. Mikro

5.2.8. Utilitas Bangunan dan Energi Alternatif Dalam Aplikasinya

Utilitas bangunan yang direncanakan menggunakan sistem konversi energi. Aplikasi energy alternatif dalam bangunan untuk dapat memenuhi kebutuhan energy atau untuk menghemat energy dalam operasional bangunan yang direncanakan.

Energi alternatif yang digunakan antara lain energi angin, dengan wind turbin energi angin diubah menjadi pembangkit listrik mandiri untuk mencukupi listrik dalam bangunan. Sinar matahari dengan panel photovoltaic diubah menjadi pembangkit listrik, bersama turbin angin menyuplai listrik mandiri dalam

126

bangunan, tidak selalu bergantung listri PLN, meskipun tetap berlangganan listrik PLN namun konsumsi energinya dapat dihemat. System kerja wind turbin cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik.

5.2.10.1. Sistem Air Bersih

Air bersih yang diambil dari PDAM, sumur dan rainwater cacthing serta deepwell digunakan untuk kegiatan lavatory KM/WC, toilet; kebutuhan air minum dan masak; kegiatan servis, pemeliharaan bangunan; dan untuk menyirami roofgarden.

Sistem Distribusi, distribusi air bersih menggunakan kombinasi dari dua sistem yang populer digunakan, yakni sebagai berikut.

1) Up Feed Distribution, yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju outlet. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain : Fire hydrant, kran-kran umum.

2) Down Feed Distribution, yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas, dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain : Sprinkler head, shower, toilet, dapur, dsb.

Air bersih yang berasal dari sumber ditampung dulu pada ground reservoir yang juga menjadi cadangan air untuk kebakaran, dimana dari sini dipompakan ke tangki atas atau langsung ke outlet yang sebelumnya melalui sand filter untuk memperbaiki mutu air, dan melalui boiler (water heater) untuk konsumsi air panas. Sementara cadangan air dari Rainwater cacthing langsung ke top reservo ir.

127

Skema 5.28. Skema Air Bersih sumber:analisa pribadi

5.2.10.2. Sistem Sanitasi

Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau penyaluran air kotor dan air hujan.Dalam konsep Desain Berkelanjutan air limbah dapat diolah kembali untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat daripada dibuang. Konsep tersebut sering disebut Water Recycling Green Building (Tabloid Rumah : Edisi Sustainable Construction : 2008).

a. Water Recycling

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus tersedia setiap saat. Penggunaan air yang paling besar justru berasal dari operasional bangunan. Saat ini kebanyakan bangunan tid ak memiliki system pengolahan limbah air dengan baik. Padahal sistem ini seharusnya merupakan hal yang sangat penting untuk menghemat konsumsi air dan menguran gi dampak lingkungan seperti pencemaran dan banjir. Air limbah dari bangunan dapat diatu r u lan g dengan sistem-sistem sebagai berikut.

1) Grey Wat er System, yaitu limbah air yang berasal dari dapur, air cucian, air PDA

Ground tank Pomp Top Reservoir Distribusi

Sumu

Fasilitas

Rainwater Cacthing

128

dari shower kamar mandi, dll. Sistem kerjanya adalah sebagai berikut: air yang berasalh dari grey water ditampung dalam suatu bak khusus yang dapat menyaring lemak, sabun, dan kotoran-kotoran lainnya. Setelah itu air dialirkan melalui pipa menuju ke return water tank. Kemudian air dialirkan untuk memenuhi kebutuhan seperti menyiram tanaman, menyiram toilet, dan lain-lain.

2) Black Water System, yaitu air yan g berasal dari air limbah yang berasal dari toilet. Sistem kerja dari Black Water System adalah sebagai berikut: air limbah dialirkan melalui pipa menuju ke bak penampungan dan diolah di dalamnya. Setelah bersih air dapat digunakan untuk menyiram tanaman. 3) Rainwater System, yaitu air hujan yang jatuh dari atap dan site (tidak di

rainwater catcher) akan ditampung di kolam penampungan alami untuk pengairan lain (bukan air bersih) seperti menyiram roof garden dan mencuci kendaraan. Namun tidak semua air hujan tertangkap rainwater cachcer dan kolam penampungan pembuangan air hujan melalui saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass block.

b. Air kotor, yaitu air yang berasal dari area servis, seperti MCK.

129

Skema 5.29. Skema Air kotor sumber:analisa pribadi

Skema 5.30. Skema system pengolahan sampah sumber:analisa pribadi

5.2.10.3. Sistem Pembuangan Sampah

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa d itangani lebih lanjut sebelum dibuang. Dan disetiap sudut dan bangunan taman budaya kota padang disediakan tempat pembuangan samap yang nantinya akan dibuang ke TPA.

5.2.10.4. Sistem Keamanan Taman pada Taman Budaya Kota Padang 5.2.10.4.1. Pemadam Kebakaran

Sampah yang bisa didaur ulang

Sampah yang

tidak bisa didaur TPA

Bak penampung sampah daur

Bak penampung sampah non daur

ulang

Daur

Air kotor Bak penampung

Sumur resapan Limbah dapur dan lavatory Pengolahan air Tinja Septictank Pengolahan

Biogas Listrik air

130

Gambar 5.36. sprinkler

sumber:juwana jimmy, panduan sistem bangunan tinggi hal. 150, 2005

Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah fungsi bangunan, luasan bangunan dan peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

Taman Budaya Kota Padang merupakan bangunan bermassa jamak dengan ketinggian bangunan 1- 3 lantai. Sistem yang biasa digunakan dalam bangunan sebagai berikut.

1) Sistem Sprinkler Air

Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box. Setiap sprinkler juga dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran.

Menurut buku panduan sistem bangunan tinggi untuk bangunan dengan klasifikasi bertingkat rendah atau ketinggian sampai dengan 8 meter tidak diharuskan penggunaan sprinkel maupun fire alarm.

2) Fire Estinguisher

Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan

131

Gambar 5.37. fire estinguiser sumber:dokumen pribadi dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. Sistem ini tergolong mudah dilakukan oleh semua orang karena ukuran tabung Fire Estinguisher yang beragam.

3) Outdoor Hydrant

Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai. Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan pengamanan terhadap bahaya kebakaran di Taman Budaya Kota Padang adalah untuk bangunan 1-3 lantai tidak diharuskan menggunakan sistem sprinkle maupun fire alarm. Sehingga pada seluruh bangunan hanya diletakan Fire Estinguisher ditempat tempat yang strategis dan outdoor hydrant.

5.2.10.4.2. CCTV

CCTV (closed circuit television) merupakan kamera yang digunakan untuk memberi informasi secara visual dengan monitoring dan direkam guna mendapatkan keamanan dengan jelas. CCTV biasa d iletakkan pada sudut-sudut ruangan penting seperti ruang koleksi, ruang administrasi dan keuangan.

132

5.2.9 Sistem Kelistrikan

Dokumen terkait