• Tidak ada hasil yang ditemukan

V 33 Prasasti Batu Gajah di Kecamatan

Dalam dokumen V-1 DOKUMEN RPI2JM KABUPATEN BANGGAI LAUT (Halaman 33-38)

c Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

V 33 Prasasti Batu Gajah di Kecamatan

Labobo;

- Situs Goa Jepang di Kecamatan

Labobo;

- Labuan Tumbe di Kecamatan

Labobo;

- Kawasan sejarah Lipu Lapus di

Kecamatan Bangkurung; dan

- Makam Syeh Maulana Saidi di

Kecamatan Bokan Kepulauan.

5. Kawasan rawan bencana alam

adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,

klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Banggai Laut, terdiri atas:

a. Kawasan rawan longsor, yaitu kawasan yang berpotensi besar terjadinya longsor karena pengaruh kestabilan/kemiringan lereng, topografi, geomorfologi dan kondisi geologi, kondisi vegetasi maupun tingkat kohesif tanah, meliputi beberapa kawasan yang berada di seluruh wilayak Kabupaten Banggai Laut.

- Peruntukan ruang sebagai kawasan lindung (tidak layak untuk pembangunan fisik) - Menyiapkan sistem peringatan dini bahaya longsor

- Pada lokasi tertentu beberapa kegiatan terutama non fisik masih dapat dilaksanakan dengan

ketentuan khusus dan/atau persyaratan yang pada dasarnya diarahkan dengan pendekatan konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa kondisi alam yang ada

- Pelarangan terhadap pembangunan rumah di daerah yang berpotensi terhadap rawan

longsor

- Pengendalian terhadap kegiatan pemanfataan lahan di sekitar kawasan rawan longsor - Membuat tanggul penahan tanah (talud) pada daerah-daerah berlereng curam yang

mengalami pemotongan bagian bawah lereng akibat pembuatan jalan

- Kegiatan budidaya yang berdampak tinggi pada fungsi lindung tidak diperbolehkan serta

kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dihentikan atau direlokasi

- Tutupan vegetasi yang tinggi dari perkebunan kelapa, cengkih dan jenis-jenis bambu serta

tanaman keras lainnya yang ada di kawasan ini harus tetap dipertahankan untuk melindungi tanah terhadap erosi dan longsor

- Mengembangkan kapasitas dan tutupan vegetasi dengan tanaman buah produktif

- Meningkatkan pemahaman masyarakat melalui penyuluhan baik secara langsung maupun

V - 34

b. Kawasan rawan banjir, adalah kawasan perkotaan Banggai dan kawasan lain yang berpotensi di seluruh wilayah kabupaten

- Menegaskan peruntukan ruang sebagai kawasan lindung; - Menyiapkan sistem peringatan dini bahaya banjir;

- Beberapa kegiatan terutama non fisik pada lokasi tertentu masih dapat dilaksanakan dengan

ketentuan khusus dan/atau persyaratan yang pada dasarnya diarahkan dengan pendekatan konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa kondisi alam yang ada;

- Kegiatan budidaya yang berdampak tinggi pada fungsi lindung tidak diperbolehkan serta

kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dihentikan atau direlokasi; dan

- Kegiatan budidaya pertanian / perkebunan, hutan kota, dan hutan rakyat, dapat

dilaksanakan dengan beberapa persyaratan seperti pemilihan vegetasi dan pola tanam yang tepat, sistem terasering dan drainase lereng yang tepat, rencana jalan untuk kendaraan roda empat yang ringan hingga sedang;

6. Kawasan lindung geologi a. Kawasan keunikan bentang alam berupa bentang alam goa yang didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit yaitu Goa Lengi Lengiten di Kecamatan Banggai.

- Mengarahkan pengembangan permukiman bukan ke arah kawasan lindung

b. Kawasan rawan gempa bumi, kawasan ini tersebar di seluruh wilayah kabupaten karena terletak disepanjang zona tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai– Sula dengan jalur ofiolit Sulawesi Timur. Tumbukan antara kedua lempeng tersebut merupakan fenomena tektonik yang dicirikan dengan pergerakan sistem sesar Sorong yang bergerak ke arah barat dan bersifat mendatar.

- Perencanaan pembangunan gedung yang efektif untuk mengurangi resiko gempa bumi; - Memasyarakatkan perencanaan bangunan hunian dengan konstruksi tahan gempa; - Menghindari pembangunan pada jalur patahan/sesar;

- Menyediakan jalur-jalur evakuasi bencana, dan membangun fasilitas evakuasi bencana; - Menyiapkan lokasi evakuasi bencana (pada lokasi dengan jarak tertentu);

- Pengorganisasian dan pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya mengacu pada fungsi

ruang yang fleksibel;

- Mempelajari perilaku bangunan dalam menerima beban gempa; dan - Membangun sistem peringatan dini bahaya gelombang pasang/tsunami

- Mengurangi dampak sapuan gelombang pasang perlu membangun infrastruktur penahan

ombak dan revitalisasi hutan bakau, penanaman pohon pelindung

- Penatagunaan lahan dengan intensitas pemanfaatan lahan, jumlah bangunan,

penggunaannya dan fungsi ruang terbuka pada daerah berpotensi gelombang pasang/tsunami

- Menempatkan permukiman pada suatu ketinggian tertentu yang dalam sejarah wilayah

tersebut tidak pernah terlanda gelombang pasang;

- Meningkatkan pemahaman masyarakat melalui simulasi, latihan peran, serta penyuluhan

V - 35

c. Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami, adalah kawasan yang berada di pesisir seluruh pulau di Kabupaten Banggai Laut.

V - 37

B. Rencana Kawasan Budidaya

Pada dasarnya kawasan di luar fungsi kawasan lindung adalah berupa kawasan budidaya. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang karena kondisi dan potensi fisik sumber daya alamnya dapat dimanfaatkan guna kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kawasan budidaya di KabupatenBanggai Laut adalah meliput:

a. Kawasan peruntukan hutan produksi. b. Kawasanperuntukan pertanian. c. Kawasan peruntukan perikanan. d. Kawasanperuntukan pertambangan. e. Kawasan peruntukan industri. f. Kawasanperuntukan pariwisata. g. Kawasanperuntukan permukiman. h. Kawasanperuntukan lainnya.

C. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Banggai Laut merupakan kawasan hutan yang secara ruang dipergunakan untuk kegiatan budi daya hutan, yang meliputi : Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap.

a) Kawasan hutan produksi terbatas memiliki luas kurang lebih 3.512,32 Ha, yang tersebar di beberapa wilayah, diantaranya; Kecamatan Banggai, Kecamatan Labobo, Kecamatan Bangkurung dan Kecamatan Bokan Kepulauan.

b) Kawasan hutan produksi tetap memiliki luas kurang lebih 4.956, 71 Ha, yang tersebar di baberepa wilayah, diantaranya Kecamatan Banggai Selatan, Kecamatan Banggai Tengah, Kecamatan Banggai Utara, Kecamatan Labobo, Kecamatan Bangkurung dan Kecamatan Bokan Kepulauan.

D. Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian merupakan kawasan pertanian dimana keadaan tanah dan sifat fisiknya sesuai bagi pengembangan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan, dengan sistem pengolahan lahan kering dan lahan basah.Berdasarkan rencana pola ruang, kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Banggai Laut tersebar pada seluruh wilayah, dengan luas lahan pertanian 5.267,35 Ha.

V - 38

Dalam dokumen V-1 DOKUMEN RPI2JM KABUPATEN BANGGAI LAUT (Halaman 33-38)

Dokumen terkait