METODE PENELITIAN
3.3.2 Prosedur Analisis .1 Optimasi Metode .1 Optimasi Metode
3.3.2.2 Validasi Metode
Hasil optimasi metode analisis kemudian divalidasi dengan parameter yang meliputi linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi, uji kecermatan dengan parameter persen perolehan kembali, uji kesesuaian sistem dengan parameter %RSD, uji keseksamaan dengan parameter %RSD, dan selektivitas.
3.3.2.2.1 Linieritas Baku
Masing-masing larutan baku seri (LBS) yang telah disaring dengan syringe filter PTFE 0,2 µm dan disonikasi selama 5 menit diijeksikan ke alat KCKT sebanyak 10 µL dengan kondisi sesuai hasil optimasi yang telah diperoleh. Hasil
kromatogram dianalisis luas area masing-masing analit kemudian dihitung persamaan regresi linier setiap analit sebagai Y = aX + b dan korelasi regresi (r).
3.3.2.2.2 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi dan kuantitasi dihitung secara statistik menggunakan garis regresi kurva kalibrasi. Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung mempergunakan persamaan berikut: (Harmita, 2004).
Batas deteksi: Q = (3 Sy/x) / Sl dan Batas kuantitasi: Q = (10 Sy/x) / Sl.
Dimana: Q = batas deteksi atau batas kuantitasi Sy = simpangan residual
Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko Sl = slope (b pada persamaan garis y = a+bx).
3.3.2.2.3 Akurasi
Uji akurasi yang dilakukan mempergunakan metode simulasi plasebo (spike placebo recovery). Sebagai plasebo dipergunakan sampel minuman ringan
berkarbonasi yang tidak mengandung analit yang diuji. Komposisi plasebo minuman ringan berkarbonasi dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 104.
Pengujian akurasi dilakukan pada rentang 80, 100, dan 120% menggunakan prosedur yang sesuai dengan pengujian sampel. Larutan sampel plasebo disonikasi selama 30 menit untuk menghilangkan gas yang terkandung di dalamnya. Untuk pengujian akurasi 100% dilakukan dengan penambahan 5 ml LBI siklamat, dan masing-masing 5 ml LBT-1 asesulfam, sakarin, aspartam, kafein, benzoat, asam sorbat dimasukkan ke dalam sebuah labu tentukur 50 ml. Larutan kemudian ditambah dengan larutan plasebo yang telah disonikasi sampai garis tanda.
Sehingga di dalam larutan mengandung sekitar 5 mg siklamat, dan masing-masing 0,5 mg asesulfam, sakarin, aspartam, kafein, benzoat, asam sorbat. Larutan tersebut disonikasi kembali selama 5 menit kemudian dipipet 2 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml serta diencerkan dengan aquabides sampai garis tanda. Larutan disaring dengan penyaring syringe filter PTFE 0,2 µm kemudian disonikasi selama 5 menit dan diinjeksikan 10 µL ke dalam alat KCKT dengan kondisi sesuai hasil optimasi.
Akurasi 80% dilakukan dengan menambah 4 ml LBI siklamat, dan masing-masing 4 ml LBT-1 asesulfam, sakarin, aspartam, kafein, benzoat, asam sorbat dimasukkan ke dalam sebuah labu 50 ml. Untuk akurasi 120% dilakukan dengan menambahkan 6 ml LBI siklamat, dan masing-masing 6 ml LBT-1 asesulfam, sakarin, aspartam, kafein, benzoat, asam sorbat dimasukkan ke dalam labu 50 ml.
Sebagai kromatogram blanko dibuat dengan memipet 5 ml larutan plasebo yang telah disonikasi 30 menit ke dalam labu tentukur 50 ml. Dicukupkan dengan aquabides sampai garis tanda. Dipipet 2 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu 10 ml serta dicukupkan dengan aquabides sampai garis tanda. Larutan disaring dengan penyaring syringe filter PTFE 0,2 µm kemudian disonikasi selama 5 menit dan diinjeksikan ke dalam alat KCKT dengan kondisi sesuai hasil optimasi. Pada kromatogram blanko dianalisis bila terdapat kadar analit yang diuji. Hasil perhitungan akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali dengan persamaan berikut: (Harmita, 2004).
% Perolehan kembali = 𝐶 ∗
𝐶 × 100%
Dimana: C * = konsentrasi analit yang diperoleh dari hasil pengujian C = konsentrasi baku yang ditambahkan ke dalam plasebo
3.3.2.2.4 Uji Keseksamaan
Uji keseksamaan dilakukan sebagai uji kesesuaian sistem (UKS) dan uji keterulangan (repeatability). Pengujian UKS dilakukan dengan melakukan 6 kali injeksi menggunakan larutan baku yang sama pada kondisi sistem KCKT yang diperoleh sesuai hasil optimasi. Larutan yang mengandung campuran 20 ppm siklamat, dan masing-masing 1 ppm asesulfam, sakarin, aspartam, kafein, benzoat, asam sorbat diinjeksikan dengan volume 10 µL sebanyak 6 kali perulangan pada alat KCKT. Hasil perhitungan UKS dinyatakan sebagai %RSD.
Pengujian keterulangan dilakukan dengan melakukan 6 kali perulangan sesuai prosedur pengujian. Pengujian dilakukan dengan menguji larutan baku yang ditambahkan ke dalam larutan plasebo. Larutan sampel plasebo yang telah disonikasi selama 30 menit ditambah dengan 5 ml LBI siklamat, dan masing-masing 5 ml LBT-1 asesulfam, sakarin, aspartam, kafein, benzoat, asam sorbat dimasukkan ke dalam sebuah labu tentukur 50 ml. Larutan dicukupkan dengan plasebo sampai garis tanda. Kemudian dipipet 2 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml serta diencerkan dengan aquabides sampai garis tanda. Larutan disaring dengan penyaring syringe filter PTFE 0,2 µm kemudian disonikasi selama 5 menit dan diinjeksikan sebanyak 10 µL ke dalam alat KCKT dengan kondisi sesuai hasil optimasi. Hasil perhitungan dinyatakan sebagai %RSD.
3.3.2.2.5 Uji Selektivitas
Uji selektivitas dilakukan dengan membandingkan kromatogram larutan plasebo plus baku terhadap kromatogram larutan plasebo. Pada kromatogram larutan baku plus plasebo harus menunjukkan waktu tambat yang relatif sama dengan waktu tambat masing-masing analit. Sedangkan pada kromatogram larutan
plasebo tidak menunjukkan puncak serapan sesuai waktu tambat analit yang dianalisis. Kondisi pengujian menggunakan metode KCKT sesuai hasil optimasi.
Larutan plasebo plus baku dibuat sesuai prosedur pengujian 100% pada uji akurasi. Larutan plasebo plus baku dibuat dengan cara memipet 5 ml LBI siklamat, dan masing-masing 5 ml LBT-1 asesulfam, sakarin, aspartam, kafein, benzoat, asam sorbat dimasukkan ke dalam sebuah labu tentukur 50 ml. Larutan kemudian ditambah dengan larutan plasebo yang telah disonikasi. Larutan dipipet 2 ml dan dimasukkan ke labu tentukur 10 ml serta diencerkan dengan aquabides. Larutan disaring dengan syringe PTFE 0,2 µm dan diinjeksikan 10 µL ke alat KCKT.
Sebagai larutan plasebo dibuat sesuai prosedur pengujian blanko pada uji akurasi. Larutan plasebo dibuat dengan cara memipet 5 ml larutan sampel blanko yang telah disonikasi ke labu tentukur 50 ml kemudian dicukupkan dengan aquabides. Larutan dipipet 2 ml kemudian dimasukkan ke labu 10 ml serta dicukupkan dengan aquabides garis tanda. Larutan disaring dengan syringe filter PTFE 0,2 µm kemudian diinjeksikan sebanyak 10 µL ke alat KCKT.
3.3.3 Pengujian Sampel