BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. A nalisis Karakteristik Psikometri
5. Validitas
a. Pengertian Validitas
Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannnya pengukuran tersebut, sehingga disini tampak bahwa bahwa pengertian validitas juga sangat erat kaitannya dengan tujuan pengukuran, oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik, dengan demikian, pernyataan valid terhadap suatu pengukuran harus diikuti oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan awal pengukuran serta kelompok subjek yang mana (Azwar, 2007).
Sisi lain dari pengertian validitas menurut Azwar (2007) adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu
menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya di antara subjek yang satu dengan yang lain.
b. Jenis-Jenis Validitas 1. Content related validation
Validitas isi menunjukkan sejauhmana tes yang merupakan seperangkat aitem-aitem dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (sesuai dengan kawasan ukur). Ukuran sejauhmana ini ditentukan berdasar indeks representatifnya isi tes tersebut bagi isi hal yang akan diukur. Validitas berdasarkan estimasi isi merupakan bentuk validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professionaljudgement.
2. Criterion related validation
Validitas berdasar kriteria merupakan validitas yang diperlihatkan oleh adanya hubungan skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu criteria, dalam validasi tes berdasar kriteria, umumnya tes yang akkan diuji validitasnya disebut sebagai prediktor. Prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu :
a). Validitas prediktif
Estimasi validitas prediktif sangat penting artinya bila tes yang dimaksud berfungsi sebagai prediktor bagi performansi diwaktu yang akan datang (Azwar, 2005).
b). Validitas konkuren
Estimasi validitas konkuren dilakukan apabila skor tes dan skor kriterianya dapat diperoleh dalam waktu yang sama. Azwar (2007) mengatakan bahwa sebagian besar faktor kriteria dalam estimasi validitas konkuren ialah skor tes lain yang biasanya sudah teruji dan terstandar dengan baku.
3. Construct related validation
Ada baiknya diketahui pengertian konstrak terlebih dahulu, Sebelum membahas tentang validitas konstrak, konstrak psikologis adalah suatu konsep yang dengan kesadaran penuh sengaja diciptakan bagi tujuan ilmiah khusus, dan konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi dari hal-hal khusus (Kerlinger, 1973). Konstrak terdiri dari dua proposisi, yaitu:
1. Definisi dan spesifikasi mengenai suatu konsep secara sistematis dan terencana sehingga memungkinkan dilakukannya observasi an pengukuran terhadapnya. Dalam hal ini konstrak dapat berupa petunjuk kegiatan-kegiatan atau tindakan yang diperlukan dalam pengukuran suatu konstrak.
2. Konstrak tersebut dimasukkan kedalam bagan teori yang dengan berbagai cara akan dikaitkan dengan konstrak-konstrak lain. Dengan kata lain merumuskan hipotesis yang mengaitkan konstrak baru tersebut dengan konstrak-konstrak lain kedalam jalinan teoritis yang kompak.
Prinsipnya, pengujian kedua proposisi inilah yang menjadi fokus kajian dalam validitas konstrak. Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana
suatu tes mengukur trait atau konstrak teoretik yang hendak diukurnya (Azwar, 2007). Fokus pengujian validitas konstrak tersebut adalah:
1. Apakah data yang dikumpulkan dari alat ukur yang disusun telah mendukung konstruksi teorinya.
2. Apakah bukti-bukti empiris yang dikumpulkan dari berbagai pengujian relasi telah mendukung hipotesis dalam bagan teorinya.
Berdasarkan kedua fokus pengujian validitas konstrak tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus pengujian pertama adalah analisis faktor dan fokus pengujian yang kedua adalah analisis multitrait multimethode.
1. Analisis faktor
Analisis faktor merupakan kumpulan prosedur matematik yang kompleks guna menganalisis hubungan diantara variable-variabel dan menjelaskan hubungan tersebut dalam bentuk kelompok variable yang terbatas yang disebut faktor.
2. Analisis multitrait multimethode
Campbell dan Fiske (dalam Murphy & Davidshofer, 2003) menguraikan tentang cara mengukur validitas konstrak dan menjelaskan bahwa jika ingin mengukur dua konstrak atau lebih menggunakan dua macam metode atau lebih dapat menggunakan pendekatan multitrait multimethode.
Pendekatan multitrait multimethode menghasilkan dua macam validitas, yakni validitas konvergen dan validitas diskriminan. Dasar pemikirannya adalah suatu tes
harus berkorelasi tinggi dengan variabel-variabel yang secara teori harus berkorelasi tinggi inilah yang disebut validitas konvergen dan tidak berkorelasi dengan variable- variabel yang secara teori tidak berkorelasi (validitas diskriminan).
Teknis penerapan pendekatan multitrait multimethode adalah sebagai berikut. Pada suatu kesempatan dilakukan pengukuran terhadap lebih dari satu konstrak dengan menggunakan lebih dari satu metode, kemudian diari interkorelasi antara hasil pengukuran itu. Interkorelasi itu adalah antara hal-hal berikut:
1. Konstrak yang sama diukur dengan alat yang sama (monotrait-monomethode). 2. Konstrak yang sama diukur dengan alat yang berbeda (monotrait-
heteromethode).
3. Konstrak yang berbeda diukur dengan alat yang sama (heterotrait- monomethode).
4. Konstrak yang berbeda diukur dengan alat yang berbeda (heterotrait- heteromethode).
Teori koefisien korelasi untuk keempat hal yang telah dijelaskan adalah: 1. Konstrak yang sama diukur dengan alat yang sama (monotrait-monomethode)
koefisien korelasinya akan tinggi karena menjelaskan tentang unsur konvergen
2. Konstrak yang berbeda diukur dengan alat yang berbeda (heterotrait- heteromethode) koefisien korelasinya akan tinggi karena menjelaskan tentang unsur diskriminan ( Suryabrata,2005).
Penelitian ini akan menggunakan validitas konstruk tes dengan metode multitrait-multimethode meliputi validitas diskriminan dan validitas konvergen. c. Interpretasi Koefisien Validitas
Interpretasi koefisien validitas bersifat relatif, tidak ada batasan pasti mengenai koefisien terendah yang harus dipenuhi agar validitas dinyatakan memuaskan. Estimasi validitas pada umumnya tidak dapat dituntut koefisien yang tinggi sekali.
Koefisien validitas yang dianggap memuaskan akan dikembalikan kepada para penguji validitas dan pemakai tes itu sendiri, terutama pemakai alat tes yang akan memanfaatkan keputusan yang didasari hasil pengukuran yang bersangkutan (Azwar, 2005). Koefisien validitas dapat dianggap memuaskan apabila melebihi 0,30. Angka ini ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subjek yang berjumlah besar.