• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Interpretasi hasil dan diskusi hasil

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang “pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks pada fase menopause wanita pekerja di dusun tani asli desa kampung lalang kecamatan medan sunggal tahun 2014”.

a. Perubahan psikologik wanita pekerja di dusun tani asli desa kampung lalang kecamatan medan sunggal tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.2 bahwa dari 49 responden sebagian besar responden mengalami perubahan psikologi fase menopause maladaptif (61,2 %) mayoritas 30 responden dan minoritas adaptif 38,8 % yaitu 19 responden.

Dari 49 responden tersebut mayoritas responden berusia 51-54 tahun (59,2%) Sebanyak 65,3 % berpendidikan rendah ((belum tamat SD-SMP) dan yang

berpendidikan tinggi (SMA/SMK-PT) minoritas 34,7 % sebanyak 17 responden. Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali mempengaruhi keadaan psikis seorang wanita. Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan termasuk

perkembangan psikisnya (Kronenberg, 1990; Utian, 2005). Selain itu, bisa

masa menopause, beberapa wanita menyambutnyadengan biasa. Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya.

Sesuai pendapat notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Pensidikan merupakan upaya berperilaku dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran pada sekelompok orang atau individu. Proses pendidikan itu sendiri di dalamnya mencakup pengembangan tindakan atau perilaku. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia dalam membuka fikiran atau menerima hal-hal baru dan berfikir secara alami (Notoadmodjo, 2003 ).

Perananatau aktifitas warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran

tentang maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya pendidikan adalah proses untuk membentuk seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan

melakukan analisis terhadap apa yang dihadapinya. Pendidikan setingkat

SMA/sederajat merupakan pendidikan tingkat menengah dimana tingkat pendidikan ini diharapkan seseorang akan cukup memiliki kemampuan untuk menerima

informasi dan pengetahuan yabg berhubungan dengan biologi reproduksi manusia. Dari 49 responden tersebusalah satu faktor mayoritas responden berprofesi PNS 61,2 % dan minoritas non PNS (IRT, Swasta) 38,8 % sebanyak 19 responden. Sesuai pendapat Hurlock yang mengatakan bahwa pekerjaan seseorang akan

berpengaruh terhadap pola sikap yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap tingkat social ekonomi dan tingkat social ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, semakin baik pekerjaan maka diharapkan tingkat kesehatannya juga semakin baik.

Keluarga memberikan dampak yang berarti pada wanita menopause, sebab bila sosial ekonomi rendah dapat berakibat rendahnya kemampuan keluarga untuk menyediakan makanan yang bergizi. Keadaan mi mengakibatkan gizi jelek pada keluarga

Khususnya Meningkatnya tanggung jawab keluarga disertai dengan

berkurangnya prospek ekonomi, mengakibatkan wanita harus melakukan tindakan untuk mendukung mereka dan keluarga. Meningkatnya tanggung jawab sebagai dampak rendahnya sosial ekonomi, mengakibatkan wanita harus melakukan aktifitas untuk mendukung ekonomi keluarga. diperkirakan lebih dari seperempat sampai

sepertiga rumah tangga di dunia, wanitanya harus ikut bekerja untuk menopang ekonomi keluarga. Hal ini berdampak terhadap penundaan pemenuhan beberapa kebutuhan untuk memelihara kesehatan karena harus memprioritaskan terhadap

pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih penting (Wade, 2007).

b. Kebutuhan seks wanita menopause pekerja di dusun tani asli desa kampung lalang kecamatan medan sunggal tahun 2014

Kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja yang tidak terpenuhi sebanyak 57,1 % sebanyak 28 responden dan yang terpenuhi 42,9 % yaitu 21 responden. Pada saat wanita memasuki usia menopouse maka wanita mengalami penurunan jumlah kadar hormon estrogen dalam darah. Seperti kita ketahui secara definisi bahwa menopause adalah berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya, keadaan yang demikian

dipahami oleh sebagian masyarakat kita terutama para generasi tua bahwa pada keadaan menopause, wanita sudah tidak boleh melakukan hubungan seks.

Mitos yang demikian ini di sisi lain di pahami oleh para wanita bahwa sperma yang masuk melalui vaginanya tidak akan dapat keluar lagi sehingga dapat

menyebabkan penyakit busung, juga karena penurunan kadar estrogen dan progesteron tadi maka akan terjadi sulitnya keluar cairan vagina ataupun hanya sedikit mengeluarkan cairan yang dapat berfungsi sebagai rubrikan tersebut sehingga akan menyebabkan rasa nyeri yang sangat pada saat penetrasi sehingga baik suami ataupun istri tersebut

merasakan tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seks.

Hal ini pula lah yang di jadikan dasar bagi para laki-laki untuk menjustifikasi kebolehannya melakukan hubungan seks ekstra marital dengan wanita lain ataupun menikah lagi. Kebanyakan orang di atas usia 45 tahun berpikir demikian. Mereka mengatakan sangat puas dengan kehidupan seks mereka. Tiga puluh satu persen dari mereka baru menyatakan terkadang puas dan tidak puas. Sisanya, 23% pria dan 14% wanita mengatakan mereka tidak puas.

Para ahli mengatakan, kehidupan seks berusia lebih tua, kerapkali lebih mengambil manfaat dari pengalaman dan kepercayaan seksual. Berdasarkan hubungan yang telah sangat lama berjalan, umumnya kualitas hubungan telah meningkat baik dari segi kepercayaan dan keintiman. Seiring bertambahnya usia, hasrat seksual biasanya menurun. Hal ini berlaku pada pria dan wanita, kendati wanita dua sampai tiga kali lebih berpotensi dibanding pria. Jika hal ini terjadi, kuncinya ada pada hormon yang menurun karena beberapa perubahan. Selain, masalah seperti konflik dengan pasangan, masalah medis, dan isu budaya juga memainkan peran. Namun selama seseorang sehat, masalah-masalah tambahan seharusnya tak terlalu signifikan sebagai pengganggu.

Berdasarkan fakta yang dihimpun dari sebuah penelitian, ada sekitar 35% pria berusia di atas 50 tahun yang bercinta hanya beberapa kali dalam sebulan. Fakta ini mendukung pernyataan jika aktivitas seksual pria dapat menurun ketika beranjak

dewasa. Namun menurut penelitian oleh Kinsey Institute, banyak pria berusia matang tetap aktif secara seksual. Sekitar 25% pria berusia di atas 50 tahun mengatakan dirinya memiliki hubungan seksual beberapa kali dalam sebulan, 10 % mengatakan memiliki hubungan intim dua hingga 3 kali seminggu. Pada wanita di atas 50 tahun, sekitar 20% mengatakan mereka memiliki hubungan seks beberapa kali dalam sebulan.

Dan sekitar 7% mengatakan mereka berhubungan seks 2 hingga 3 kali seminggu. Estrogen bukanlah satu-satunya hormon yang menurun pasca menopause. Hormon lain pada wanita seperti progesteron dan testosteron juga menurun. Penurunan estrogen dan progesteron sendiri menyebabkan gairah seks wanita menjadi lebih rendah.

Di sisi lain, juga bisa menyebabkan vagina menjadi kering karena kemampuan pelumasan yang menurun, ini juga menyebabkan sensasi seksual berkurang dan potensi orgasme menurun. Pada satu titik, wanita dapat mengalami hubungan seksual yang menyakitkan. Sedangkan penurunan kadar testosteron pada wanita menyebabkan penampilan yang menjadi lebih tua. Kendati hal ini tak terkait langsung dengan menopause namun pada penelitian lebih lanjut, kondisi ini juga mengurangi hasrat seksual pada beberapa wanita.

c. Untuk mengindentifikasi pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara perubahan

psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja. Dari hasil penelitian, mayoritas responden yang mengalami perubahan psikologi yang terpenuhi dengan

kategori adaptif dengan frekuensi 16 (76,2%) dan maladaptif dengan frekuensi 14 (50%).

Hal ini dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0,000 < 0,05) berarti H0 ditolak. Hal ini secara statistik

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengaruh Periode perubahan tersebut dapat juga disebut sebagai klimakterium atau sering disebut dengan perubahan dalam hidup atau masa transisi (Papalia, Olds, dan Feldman, 1998).

Dari tabel 5.3 didapatkan hasil mayoritas perubahan psikologi yang terpenuhi dengan kategori adaptif dengan frekuensi 16 responden (76,2%) dan maladaptif dengan frekuensi 14 responden (50%). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sebagian besar wanita pekerja menopause mengalami perubahan psikologi terhadap kebutuhan seksnya. Kecemasan merupakan bentuk perasaan

khawatir, gelisah, dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Setiap individu mempunyai keyakinan dan harapan yang berbeda-beda, karena perbedaan tersebut maka tidak ada dua individu yang akan memberikan reaksi yang sama, meskipun tampaknya seakan-akan bereaksi dengan cara yang sama. Situasi yang membuat cemas adalah situasi yang mengandung maasalah tertentu yang akan memicu rasa cemas dalam diri individu.

Hampir semua kaum ibu mengalami suasana hati depresif dan melenkolis. Sebab utamanya ialah karena ingin mengingkari dan memprotes proses biologis mengarah pada ketuaan yang ditandai dengan datangnya menopause. Perubahan-perubahan yang terjadi diinterpretasikan menjadi sesuatu hal yang menakutkan karena kaum ibu tersebut memiliki pengetahuan mengenai menopause yang sangat kurang. Dan terdapat berbagai

faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi menopause pada ibu. Faktor tersebut diantaranya adalah kepercayaan diri dari sisi internal serta dukungan keluarga sebagai faktor eksternal. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresi lendir.

Istilah menopause berarti berakhirnya atau berhentinya masa menstruasi. Tetapi, berkahirnya menstruasi itu hanya merupakan salah satu rangakaian gejala yang

menandakan perubahan secara perlahan-lahan masa reproduksi, yang diakibatkan karena bertambahnya usia. Selain itu, gejala adanya perubahan endokrin, fisik maupun psikis yang terjadi pada waktu berakhirnya masa reproduksi seorang wanita. Mungkin juga diikuti oleh berkurangnya aktivitas seksual yang normal pada laki-laki. Biasanya disebut dengan klimakterium.

Dokumen terkait