• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

G. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008).

a. Female Genital Self-Image Scale (FGSIS)

Pada penelitian sebelumnya, skala FGSIS telah diuji validitasnya dengan metode validitas konstruk. Validitas konstruk didasarkan pada penilaian terhadap kesesuaian antara konstruk

yang diukur dengan kinerja atau respon yang diberikan oleh subjek (Supratiknya, 2004). Skala FGSIS memiliki hubungan antar item yang baik. Hubungan antara satu item dan keseluruhan item total berkisar dari 0,55 hingga 0,77 (melebihi 0,30). Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa item-item pada skala FGSIS telah mewakili konsep yang akan diukur. Selain itu, skala FGSIS berhubungan positif signifikan dengan Female Sexual Function Scale pada ranah keterangsangan seksual, kepuasan seksual, dan kondisi tidak nyaman/ sakit tetapi tidak berhubungan signifikan dengan ranah hasrat seksual.

Pada validasi skala FGSIS selanjutnya oleh Herbenick, Schick, Reece, Sanders, Dodge, dan Fortenberry (2011) dilakukan modifikasi item untuk meningkatkan ketepatan item dengan apa yang ingin diukur. Peneliti menemukan adanya dua item yang mengukur konstruk yang sama atau mengukur konstruk yang kurang sesuai. Selanjutnya, peneliti menggunakan panduan teori dan statistik untuk menghilangkan item 1, 5, dan 6. Hasil perhitungan statistika menemukan bahwa FGSIS-4 memiliki validitas skala yang baik. Perhitungan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) memperoleh hasil 0,05 mengindikasikan adanya close fit, merupakan model yang baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa FGSIS-4 merupakan model skala yang lebih baik dibandingkan dengan FGSIS versi original. Selain itu, skala

FGSIS-4 berhubungan positif signifikan dengan pemeriksaan ginekologis, frekuensi masturbasi, penggunaan vibrator, dan keseluruhan domain pada Female Sexual Function Scale.

b. New Sexual Satisfaction Scale (NSSS)

Pada penelitian sebelumnya, skala NSSS telah diuji validitasnya dengan metode validitas konstruk (Stulhofer dkk., 2010). Validitas konstruk didasarkan pada penilaian terhadap kesesuaian antara konstruk yang diukur dengan kinerja atau respon yang diberikan oleh subjek (Supratiknya, 2004). Korelasi zero-order dilakukan antara skor NSSS dan pengukuran konstruk yang berhubungan dengan kepuasan seksual. Skala NSSS terbukti berhubungan positif signifikan dengan pengukuran kepuasan hidup secara umum. Selanjutnya, NSSS berhubungan negatif dengan kebosanan seksual dan berhubungan positif dengan keintiman hubungan, komunikasi seksual dengan pasangan, dan status relasi. Hasil tersebut telah terbukti signifikan pada sampel pelajar laki-laki dan perempuan di Kroasia dan Amerika Serikat. Skala NSSS juga ditunjang dengan uji validitas konvergen yang menunjukkan asosiasi signifikan antara pengukuran kepuasan seksual secara umum dengan skor NSSS pada kedua sampel (r = 0.44 – 0.67).

Pada penelitian kali ini, skala FGSIS dan NSSS divalidasi dengan metode validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian isi skala dengan konstruk yang diukur oleh skala yang bersangkutan (Supratiknya, 2014). Kesesuaian isi dan konstruk skala pada penelitian ini dikaji dengan expert judgement yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Sebelumnya, peneliti melakukan adaptasi skala menggunakan Guideline for the Cross-Cultural Adaptation Process (Beaton dkk., 2000). Proses penerjemahan dilakukan dalam empat tahap, yaitu:

a. Tahap pertama adalah penerjemahan. Skala FGSIS dan NSSS diterjemahkan dari bahasa asli (bahasa Inggris) ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang memiliki pengetahuan tentang konten dalam skala yang diterjemahkan dan pihak yang tidak memiliki pengetahuan tentang konten skala yang diterjemahkan.

b. Tahap kedua adalah sintesis. Hasil terjemahan skala dari kedua pihak (pada tahap pertama) disintesis atau disesuaikan oleh tim peneliti dan kedua pihak penerjemah untuk mendapatkan hasil yang lebih mewakili maksud dan tujuan dari pembuatan skala. Tujuan dari tahap ini adalah menyesuaikan dan memutuskan penggunaan bahasa yang tepat yang akan digunakan dalam skala Bahasa Indonesia.

c. Tahap ketiga adalah penerjemahan kembali (Back Translate). Penerjemahan kembali dilakukan oleh beberapa pihak, yaitu pihak yang fasih berbahasa inggris, pihak yang terlibat dalam tahap pertama dan kedua sekaligus sebagai pihak yang memiliki pengetahuan tentang skala yang diterjemahkan, dan tim peneliti. Tahap ini bertujuan untuk membandingkan dan mencocokkan kesesuaian hasil penerjemahan dengan bahasa pada skala asli. d. Tahap keempat adalah peninjauan dari pakar/ahli. Peninjauan skala

dilakukan oleh seorang expert judgement yang memiliki pengetahuan tentang organ seksual. Pada penelitian ini peninjauan dilakukan oleh dosen pembimbing selaku ahli yang memahami bidang seksual.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran (Supratiknya, 2014). Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2008).

a. Female Genital Self-Image Scale (FGSIS)

Pada penelitian sebelumnya oleh Herbenick dkk. (2011), reliabilitas skala FGSIS diukur dengan konsistensi internal (Cronbach’s alpha) dan tes ulang (test-retest reliability). Koefisien Cronbach’s alpha pada FGSIS original 7 item cukup tinggi, yaitu

0,91. Setelah dilakukan pengurangan item, koefisien Cronbach’s alpha turun menjadi 0,86. Hasil perhitungan Cronbach’s alpha mengkonfirmasi adanya pengurangan kelebihan diantara item-item. Selanjutnya, dilakukan pendekatan tes-ulang (test-retest) pada skala FGSIS-4 dan memperoleh hasil r = 0,78. Perubahan skor antara tes pertama dan kedua menunjukkan perbedaan yang minimal. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa FGSIS-4 merupakan skala yang memiliki reliabilitas baik.

Uji reliabilitas skala pada penelitian ini juga diukur dengan konsistensi internal (Cronbach’s alpha). Berdasarkan analisis yang dibantu dengan program IBM SPSS Statistics 23, koefisien reliabilitas diperoleh sebesar 0,623. Hasil ini menunjukkan bahwa skala ini memiliki reliabilitas yang cukup baik.

b. New Sexual Satisfaction Scale (NSSS)

Pada penelitian sebelumnya oleh Stulhofer dkk. (2010), reliabilitas skala NSSS diukur dengan konsistensi internal (internal consistency) dan tes ulang (test-retest reliability). Koefisien Cronbach’s alpha pada seluruh skala NSSS cukup tinggi, yaitu 0,94 – 0,96. Sedangkan pada kedua sub-skala, yaitu 0,91 – 0,93 dan 0,90 – 0,94. Selanjutnya, hasil tes ulang (test-retest) stabil pada rentang 0,72 – 0,84. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa NSSS merupakan skala yang memiliki reliabilitas baik.

Uji reliabilitas skala pada penelitian ini juga diukur dengan konsistensi internal (Cronbach’s alpha). Berdasarkan analisis yang dibantu dengan program IBM SPSS Statistics 23, koefisien reliabilitas diperoleh sebesar 0,975. Hasil ini menunjukkan bahwa skala NSSS memiliki reliabilitas yang baik.

H. Metode Analisis Data

Dokumen terkait