• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian model secara Back Testing dengan cara membandingkan nilai

actual loss dengan perkiraan maksimum kerugian. Perkiraan maksimum kerugian diperoleh dari nilai UL pada setiap periode. Actual loss adalah nilai NPF pada periode pengamatan. Perbandingan actual loss dengan UL disajikan oleh pada Lampiran 12.

Tabel pada lampiran 12 memperlihatkan nilai UL selalu diatas actual loss. Ini berarti bahwa model bisa memproyeksikan secara akurat kerugian yang terjadi akibat default. Secara jelas, hal ini bisa dilihat pada grafik gambar 4 di bawah ini.

Sumber : Data diolah (2014

Gambar 4. Grafik perbandingan NPF dengan proyeksi kerugian Maksimum (UL/VAR) - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 VAR (Rp 000.000) NPF (Rp 000.000)

Likelihood RatioTest

Likelihood Ratio (LR) Test adalah metode uji validasi model dengan menghitung jumlah banyaknya actual loss yang melebihi nilai UL selama periode obeservasi. Nilai ini dibandingkan dengan toleransi jumlah kesalahan pada selang kepercayaan tertentu. Bila jumlah kesalahan proyeksi masih dibawah ambang toleransi, maka model ini valid.

Gambar 4 meperlihatkan bahwa actual loss (NPF) selama periode observasi

selalu dibawah UL. Dengan demikian jumlah kesalahan estimasi adalah 0 dari 12 pengamatan.

Rumus uji LR disajikan oleh pesamaan 10.

Dengan memasukkan p = 5 %, N= 0 dan T = 12 ke dalam rumus di atas,

hasil LR adalah 0,5346. Nilai sebaran Chi-Square pada derajat bebas 1 dengan selang kepercayaan 95% adalah 3,841.

Nilai LR test tersebut (0,5346) dibawah nilai Chi-Square (3,841), sehingga dapat dikatakan bahwa model creditRisk+ ini valid dan bisa diterima untuk perhitungan resiko pembiayaan pada LKMS KSB.

Perhitungan Hasil Metode CreditRisk+ untuk Menghitung CAR

Hasil perhitungan estimasi rata-rata kerugian pembiayaan akibat default

(expected loss) menunjukkan bahwa nilainya lebih kecil dari PPAP yang dibentuk oleh KSB dengan menggunakan tarif seperti yang disarankan

Microsave (tabel 8 ). Ini menunjukkan bahwa PPAP yang dibentuk sudah mampu menutup resiko rata-rata kerugian yang terjadi akibat default.

Demikian pula hasil perhitungan estimasi kerugian maskimum (unexpected

loss) yang nilainya diatas actual loss (NPF)pada periode observasi (Gambar 4 ). Ini menunjukkan bahwa estimasi kerugian maksimum bisa mengcover kerugian

maksimum yang terjadi akibat default. Dengan demikian nilai UL bisa dijadikan

alat untuk mengukur resiko pembiayaan maksimal pada KSB.

Perhitungan CAR untuk BPRS sebagai entitas LKM Bank mengacu pada PBI no 8/22/PBI/2006 dan SE no 8 2006 Dpbs serta Permeneg Koperasi dan UKM no 20/per/M.KUKM/XI/2008 menghitung resiko pembiayaan dengan bobot 100% sebagai bagian dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Suatu LKM dikatagorikan sehat bila memiliki nilai CAR lebih dari 8%. Untuk BPRS, dikatakan sehat apabila memiliki nilai CAR minimum 12,5%. Perhitungan CAR disajikan dalam persamaan 1.

Perhitungan ATMR untuk KSB menghasilkan nilai 2,537,297,774 sehingga CAR menghasilkan 18,47 %.

Pendekatan yang berbeda dilakukan untuk menghitung ATMR dengan

menggunakan hasil metode CreditRisk+. Resiko pembiayaan dihitung sebagai

hasil dari perbandingan nilai UL terhadap total saldo pembiayaan. Rata-rata Rasio UL terhadap saldo pembiayaan berdasar tabel 18 adalah menghasilkan 0,35 %, sehingga dengan menggunakan metode ini, nilai ATMR LKMS KSB menjadi 234,045,893 dan CAR menjadi 194,62% .

Implikasi dari hasil ini, dengan mengacu pada CAR 8% sebagai minimum

capital requirement, maka LKMS KSB bisa menerima pembiayaan modal kerja dari investor untuk melakukan ekspansi pembiayaan sampai dengan Rp1,497 trilyun atau meningkat 650 kali lipat dari posisi Juni 2014.

Peningkatan jangkauan layanan pembiayaan menjadi 1.982.500 orang dari 3050 debitur pada posisi juni 2014. Ini jauh lebih besar dibanding peningkatan pelayanan 2 kali lipat saja bila bobot resiko pembiayaan dihitung 100% atau menjadi 6100 debitur .

Pendekatan lain untuk menghitung potensi kemampuan ekspansi adalah dengan menghitung rasio maksimum kerugian terhadap pembiayaan dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Modal LKMS KSB bulan Juni 2014 adalah Rp451,1 juta. Rata-rata rasio Unexpected Loan (estimasi kredit macet maksimum ) terhadap pembiayaan adalah 0,352%. Dengan rasio ini, maka Rp451,1 juta bila diasumsikan untuk mengcover kerugian maksimum pembiayaan, maka total pembiayaan yang bisa diberikan adalah Rp 128,2 milyar dengan jangkauan 128.000 debitur.

Analisis Internal dan Eksternal Koperasi Sejahtera Bangsaku

Berdasarkan analisa kondisi lingkungan internal dan eksternal koperasi Sejahtera Bangsaku, didapat hasil keukuatan, kelemahan serta peluang dan ancaman sebagai berikut :

1. Identifikasi Kekuatan (Strength)

a. Metode Pembiayaan dengan model Gramen sudah teruji dan dikuasai

oleh LKMS KSB.

Parameter yang mencerminkan hal ini adalah :

 Debitur tumbuh

Gambar 5. Diagram batang perkembangan debitur LKMS KSB (KSB 2014)

Pertumbuhan debitur dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan. Akhir tahun 2013 debitur sebanyak 2.726 orang. Selama Tahun 2013 terbentuk 76 majelis dengan debitur baru sebanyak 1.551 orang di cabang Tasikmalaya dan

Cabang Ciamis. Hal ini bertambah sekitar 80% dari tahun sebelumnya, akselerasi layanan ini merupakan akibat langsung dari tersedianya sumber dana tambahan untuk perputaran dan pertambahan staff Lapangan. Rasio anggota per pendamping lapangan adalah 1 : 340.

 Pembiayaan berkembang pesat

Pembiayaan berkembang sangat pesat. Terlihat dari grafik di bawah, pembiayaan tahun 2013 tumbuh 120% . Selain karena adanya debitur baru, tumbuhnya pembiayaan juga karena debitur lama yang telah lunas bertambah plafondnya. Tingkat kepuasaan debitur pun cukup baik. Ada 312 orang pada tahun 2013 yang mundur sebagai debitur Koperasi. Sebanyak 31% diantaranya mundur karena tidak mau mengikuti pertemuan mingguan.

Gambar 6. Grafik pembiayaan KSB tahun 2008 -2013 (KSB 2014)

 PAR rendah

Nilai PAR rendah, sebagaimanana ditunjukkan oleh tabel 10, maksimal PAR 0,23% pada bulan September 2013, bulan Juni 2014 nilai PAR 0,028% . Bila dibandingkan dengan beberapa LKM sejenis, misal Mitra Bisnis Keluaraga (MBK) dengan PAR 0,003%, KPP UMKM syariah dengan PAR 0,11 % dan Koperasi Baik dengan PAR 0,03% , nilai PAR KSB sama dibawah 0,5%.

 Rasio Keuangan di atas rataan industri

Parameter lain yang menunjukakan kinerja Koperasi dengan metode Grameen Bank sudah baik adalah beberapa indikator rasio keuangan. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh tabel 22 dibawah ini, OSS, ROA dan ROE sudah masuk dalam kisaran rasio LKM yang sustainable di Asia.

Tabel 9 . Rasio keuangan penting KSB 2013 Rasio Rumus Perhitungan Nilai Kop SB Benchmarking untuk LKM yg ber- kelanjutan di Asia Operating Self Sufficiency (OSS) Pendapatan Finansial Biaya Dana+CPP+BOP 110% - 119% 123% -127% Return on Assets (ROA)

Net Operating Income+Pajak

Rataan Aset 2.96% 1.7% - 3.4% Return on Equity

(ROE)

Net Operating Income + Pajak

Rataan Modal 13.83% 12.3% - 17.1% Sumber : KSB ( 2014)

b. Dukungan dari pendiri

KSB didirikan oleh aktivis yayasan Peramu dengan beberapa orang dosen Tazkia yang pendanaannya berasal dari group Soetrisno Bahir. Dukungan dari Peramu terlihat dari penempatan manager dan ketua pengurus serta dari aspek pendanaan. Direkur operasional adalah mantan pengurus Koperasi BAIK yang sudah pengalaman dalam model Grameen Bank, manager adalah aktivis senior di Peramu. Dengan menempatkan seniornya yang berpengalaman, maka proses pengendalian risiko pembiayaan bisa dilakukan dengan baik. Pendanaan sebesar 63% diperoleh dari kerjasama penempatan dana LKMS di Bogor yang merupakan bagian dari networking Peramu. Ketersediaan dana sangat penting terutama untuk memenuhi permintaan peningkatan plafond pembiayaan dari debitur lama maupun ketepatan waktu pemberian pembiayaan .

Keterangan 1)KHU: Khoiru Ummah; 2)TBU: Tadbiirul Ummah; 3) KU: Khidmatul Ummah; 4) Wihdatul Ummah. Semuany adalah koperasi jaringan Peramu di Bogor

Gambar 7. Diagram Sumber KSB 2013

c. Loyalitas SDM tinggi

Staf manajemen koperasi berjumlah 13 orang dengan 2 orang sebagai staf manajemen pusat. Seluruh staf lapangan/cabang merupakan SDM lokal,

yaitu Tasikmalaya dan Ciamis dengan rentang usia 19 – 30 tahun. Semua staf

manajemen yang telah masuk masa kontrak (honorer) diberikan gaji sesuai dengan standar UMR Kabupaten Tasikmalaya. Sejak tahun 2008, hanya 1 orang keluar dari KSB. Loyalitas sdm sangat penting bagi lembaga keuangan

mikro, karena biasanya debitur membangun hubungan kepercayaan yang tinggi dengan staff lembaga.

2. Identifikasi Kelemahan

a. Pengembangan SDM belum terencana dengan baik

Selama Tahun 2013 LKMS KSB telah melakukan beberapa pelatihan internal untuk para karyawan, diantaranya Pelatihan Aqad-Aqad Syariah, Pelatihan Wawasan Ikhtiar dan Motivasi SDM, Desain Produk Tabungan Berencana dan Pelatihan Literasi Keuangan. Tetapi pelatihan tersebut masih berdasarkan kebutuhan sesaat, bukan sesuatu yang terencana dalam kegiatan pengembangan SDM. Ini karena dengan masih fokusnya KSB pada ekspansi lembaga agar mencapai skala ekonomis seperti yang dijelaskan oleh Gambar 11 tentang Rekam jejak LKMS KSB sejak berdiri pada tahun 2008 sampai tahun 2013.

b. Produk Funding belum mampu memobisasi dana sehingga Modal Kerja

untuk Pembiayaan terbatas.

Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat masih sedikit, karena Tasikmalaya sebagai daerah untuk lending bukan menghimpun dana masyarakat . BPS Tasikmalaya mencatat bahwa untuk tahun 2012 dana pihak III perbankan sebesar 5,993 trilyun rupiah di kabupaten Tasikmalaya dan 342 milyar rupiah di kota Tasiklmaya. Sementara kredit yang diserap tahun 2012 sebesar 9,303 trilyun rupiah di kabupaten dan 547 Milyar rupiah di kota Tasilmalaya.

c. Ekuiti Sulit Bertambah.

Sejak berdiri tahun 2008, modal tidak bertambah , tetap Rp408.680.000,00 . Ini dikarenakan sulit bertambahnya dana modal dari

masyarakat. Sementara pendiri belum menambah modalnya. Rincian modal sebagai berikut :

 simpanan pokok anggota Rp65,000,000.00

 simpanan wajib anggota Rp31,200,000.00

 setoran LWK Rp5,220,000.00

 penyertaan Rp307,260,000.00

 jumlah Rp408,680,000.00

3. Identifikasi Peluang

a. Segmen pasar pembiayaan mikro kepada masyarakat miskin masih

tinggi untuk daerah Tasikmalaya dan Ciamis.

Tahun 2010, penduduk Tasikmalaya yang miskin sebanyak 376.045 orang. Sementara yang dilayani oleh koperasi sampai dengan maret 2014 3201 debitur. Wilayah operasi KSB baru beroperasi di 4 kecamatan dari total 39 kecamatan di Tasikmalaya dan 2 kecamatan di Ciamis dari total 36 kecamatan.

b. Bank umum syariah sebagai sumber pendanaan

Tahun 2014, Bank Muamalat sudah melakukan kerjasama pembiayaan dengan KSB sebesar 1 milyar rupiah.

c. Jumlah LKM lain yang beroperasi di Tasikmalaya masih sedikit

Di Kabupaten Tasikmalaya, ada 354 koperasi sementara ciamis 892 koperasi. Tetapi belum ada koperasi simpan pinjam yang melakukan kredit dengan model Grameen Bank.

d. Kultur masyarakat dalam wirausaha tinggi.

Karakter wirausaha adalah logis dan senantiasa berhitung dalam berbuat. Ini berdampak pada logisnya debitur koperasi dalam mengajukan plafond pembiayaan yang selalu dihitung dengan kemampuan mengangsur, Sehingga hal ini turut berdampak pada rendahnya NPF.

Dokumen terkait