• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Penelitian

Dalam dokumen EVALUASI DIRI PERILAKU PROFESIONAL DI IN (Halaman 35-42)

Bab III Metode Penelitian

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel berupa variabel bebas, yaitu perilaku profesional di institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta.

F. Definisi Operasional

1. Profesional

Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

2. Perilaku profesional

Perilaku profesional mengacu pada perilaku yang dapat diamati yang mencerminkan nilai-nilai dan standar profesional.

Komponen perilaku profesional institusi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: altruism, honor and integrity, caring and

compassion, respect for others, responsibility and accountability, excellence and scholarship, dan leadership.

3. Dosen

Pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta.

4. Pimpinan

Pimpinan dalam hal ini adalah Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta dan Pembantu Ketua, yaitu pimpinan Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Guna Bangsa Yogyakarta.

5. Karyawan

Karyawan adalah tenaga kerja yang diterima dan diperkerjakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta dan ditetapkan dengan perjanjian kerja oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta.

6. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta dan merupakan bagian dari civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta.

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan Oktober 2012. Tahap persiapan diawali dengan menetapkan tema dan judul penelitian

dengan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, mengurus perijinan studi pendahuluan, menyusun proposal penelitian dan seminar proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012, didahului dengan mengurus perijinan penelitian.

a. Pemilihan sampel dengan menggunakan accidental sampling. b. Pengumpulan data awal dengan menggunakan teknik Focused

Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh fasilitator. c. Analisis data hasil Focused Group Discussion (FGD).

d. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara semi struktur dilakukan oleh seorang interviewer. Wawancara dilakukan dengan metode umpan balik 360 derajad.

e. Analisis data hasil wawancara.

f. Peer review terhadap hasil analisis data wawancara dan Focused Group Discussion (FGD).

g. Audit hasil analisis data dan peer review oleh pembimbing penelitian.

3. Tahap Pelaporan

Setelah semua data terkumpul dan dianalisis, selanjutnya peneliti melakukan penulisan laporan penelitian dengan membuat narasi dan seminar hasil.

H. Analisis Data

Analisis data mengungkapkan bagaimana strategi peneliti dalam mereduksi data yang diperoleh menjadi informasi yang memiliki makna tetapi lebih ringkas. Cara analisis data dalam penelitian kualitatif adalah dengan melakukan koding. Koding merupakan proses kreatif dengan memecah data menjadi unit yang lebih kecil (kode), memahami kode-kode tersebut, kemudian merangkum kembali kode-kode tersebut dalam bentuk kategori dan hubungan antar-kategori (Utarini, 2000). Kode dapat berupa

singkatan atau simbol yang mewakili sekelompok kata, frase, kalimat atau paragraf. Kode biasa dikembangkan dari permasalahan penelitian, hipotesis, konsep-konsep kunci, atau tema-tema yang penting (Miles & Huberman, 1994).

Dalam melakukan koding, peneliti sebelumnya mempersiapkan kelengkapan transkrip. Transkrip adalah catatan lengkap mengenai seluruh data yang diperoleh dari informan (Utarini, 2000). Transkrip yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil FGD dan wawancara.

Pada penelitian ini, koding dilakukan oleh peneliti dan seorang asisten secara mandiri dan terpisah untuk menghindari adanya subjektifitas. Koding dilakukan dengan menggunakan bantuan program Atlas.ti. Pada tahap pertama, dilakukan open coding dengan memberi kode-kode yang sesuai dengan data yang terdapat pada transkrip. Kode-kode yang dihasilkan selanjutnya dikelompokkan ke dalam kategori. Koding dilakukan baris per baris. Setelah melakukan open coding, tahap selanjutnya adalah mencari hubungan antar kategori-kategori tersebut yang bertujuan untuk menghasilkan theoretical codes. Tahap terakhir proses analisis adalah dengan menetapkan kategori utama (main category) yaitu kategori yang berkaitan dengan sebanyak mungkin kategori yang telah dihasilkan sebelumnya (Utarini, 2000).

Setelah koding selesai, peneliti dan asisten bertemu untuk membahas perbedaan pandangan dan membuat kesepakatan tentang hasil koding. Perbedaan pandangan yang ditemukan antara lain, peneliti memberikan kode “keteladanan dosen” pada satu quotasi tetapi asisten peneliti memberikan kode “komunikasi dosen”. Setelah diskusi, diambil kesepakatan menggunakan kode “keteladanan dosen” yang diambil. Pada quotasi lain, peneliti memberikan kode “bimbingan terhadap mahasiswa” dan asisten peneliti memberikan kode “diskriminasi terhadap mahasiswa”. Setelah berdiskusi, diambil kesepakatan menggunakan kode “diskriminasi terhadap mahasiswa”.

I. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Keterpercayaan (credibility) oleh Satori dan Komariah (2010) dinyatakan sebagai ukuran kebenaran data yang diperoleh, dimana terdapat kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian. Peningkatan keterpercayaan penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan melakukan perpanjangan pengamatan (prolonged engagement), peningkatan ketekunan/kegigihan (persistent observation), triangulasi, analisis kasus negatif (negative case analysis), diskusi dengan teman sejawat (peer review), dan member check (Satoridan Komariah, 2010).

Upaya pencapaian kredibilitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Triangulasi

Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Berbagai teknik triangulasi yang dapat dilakukan yaitu triangulasi dari sumber/informan, triangulasi dari sumber pengumpulan data, dan triangulasi waktu (Satori dan Komariah, 2010).

Proses triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber/informan untuk menggali data lebih mendalam yaitu dengan menggunakan penilaian umpan balik 360 derajat. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari pimpinan, dosen, karyawan dan mahasiswa.

2. Diskusi dengan teman sejawat (peer review)

Moleong (2007) mengungkapkan bahwa diskusi dengan teman sejawat akan menghasilkan: (a) pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (b) temuan teori substantive, (c) membantu mengembangkan langkah berikutnya, (d) pandangan lain sebagai pembanding. Pada penelitian ini, peneliti melakukan peer review

dengan seorang sejawat, LM, yang merupakan seorang dosen suatu institusi pendidikan, lulusan Magister Pendidikan Kedokteran FK UGM, dan mengambil tema tesis “integritas akademik mahasiswa” sehingga dianggap mempunyai pemahaman yang sama mengenai perilaku profesional. Peneliti mendiskusikan hasil analisa data dan interpretasi dengan teman sejawat. Sejawat memberikan masukan mengenai data- data yang masih dilewatkan dan interpretasi data yang kurang sesuai.

Keteralihan (transferability) suatu penelitian didapatkan apabila orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut di tempat lain (Satori dan Komariah, 2010). Suatu penelitian dinyatakan reliabilitas (dependability) apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian tersebut (Satori dan Komariah, 2010). Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

Objektivitas (confirmability) didapatkan apabila hasil penelitian telah disepakati oleh banyak orang (Satori dan Komariah, 2010). Uji objektivitas hampir sama dengan uji reliabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Uji objektivitas menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.

J. Etika Penelitian

Penelitian ini telah mematuhi prosedur yang berlaku, yaitu dengan melakukan :

1. Perijinan kepada bagian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta.

2. Pengisian surat kesediaan sebagai narasumber setelah dijelaskan mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian.

3. Permohonan ethical clearance dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Dalam dokumen EVALUASI DIRI PERILAKU PROFESIONAL DI IN (Halaman 35-42)

Dokumen terkait