BAB III METODOLOGI PENELITIAN
D. Variabel Penelitian
1. Kultur Lingkungan Kerja
Kultur lingkungan kerja adalah pola nilai, norma, sikap hidup, ritual dan kebiasaan yang baik dalam lingkungan kerja, sekaligus cara memandang persoalan dan pemecahannya. Kultur lingkungan kerja merupakan faktor esensial dalam membentuk karyawan menjadi manusia yang optimis, berani tampil, berperilaku kooperatif, kecakapan personal dan akademik. Ada empat dimensi kultur lingkungan kerja diantaranya power distance, individualism dan collectivism, femininity dan masculinity, dan uncertainty avoidance (Hofstede, 1994:35-125). Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja:
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Kerja
Dimensi Indikator No.Item
Power distance
a. Perbedaan diantara karyawan diminimalkan
b. Ada ketergantungan antara karyawan yang lemah dan yang kuat
c. Tingkatan di lingkungan kerja berarti adanya perbedaan aturan
1 2 3 4
d. Sistem manajemen di lingkungan kerja e. Perbedaan gaji antara atasan dan
bawahan.
f. Bawahan ikut serta dalam mengambil keputusan
g. Persepsi terhadap hak istimewa dan simbol status. 5 6 7 Individualism vs collectivism
a. Basis identitas diri
b. Keharmonisan di tempat kerja. c. Hubungan komunikasi
d. Penyalahgunaan kepemimpinan e. Hubungan antar karyawan f. Dasar penggajian dan promosi g. Sistem manajemen h. Hubungan kerja 8 9 10 11 12 13 14 15 Femininity vs masculinity
a. Cara penyelesaian masalah b. Prinsip kerja
c. Perbedaan jenis kelamin dalam lingkungan kerja.
d. Prinsip pekerjaan yang manusiawi. e. Tipe manajer.
f. Sikap bersosial dalam lingkungan kerja.
16 17 18 19 20 21 Uncertainty avoidance
a. Kebutuhan akan peraturan dalam lingkungan kerja.
b. Orientasi dalam bekerja c. Semangat bekerja
d. Sikap terhadap pencapaian ketelitian e. Sikap terhadap perilaku karyawan.
f. Bentuk penilaian terhadap hasil pekerjaan.
22 23 24 25 26 27
Pengukuran variabel kultur lingkungan kerja didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan
yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju (SS)=4; setuju (S)=3; tidak setuju (TS)=2; dan sangat tidak setuju (STS)=1.
2. Locus of Control
Locus of controlmerupakan keyakinan individu tentang faktor-faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol (locus of control internal) dan yang di luar kontrol dirinya (locus of control eksternal), serta sejauh mana orang tersebut merasakan adanya hubungan antara usaha-usaha yang telah dilakukannya dengan akibat-akibatnya. Ada enam dimensi locus of control yaitu status-recognition (pengakuan status), dominance (dominasi), independence (ketidaktergantungan), protection- dependency (perlindungan-ketergantungan), love and affection (cinta dan kasih sayang), danphysical comfort(kenyamanan fisik) (Rotter, 1964:58-59). Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel locus of control:
Tabel 3.2
Tabel Operasionalisasi VariabelLocus of Control
Pertanyaan No Dimensi Indikator Internal Eksternal 1. Status-recognition (pengakuan status) Kebutuhan untuk dihargai Ingin dianggap kompeten 4a,5a,10a, 14b, 23b 4b,5b,10b, 14b, 23a
Kesuksesan dalam berkarya 2. Dominance (dominasi) Kebutuhan untuk mengontrol
aktifitas orang lain Kebutuhan untuk berkuasa 3a,12a,17b, 22a,24b 3b,12b,17a, 22b,24a 3. Independence (ketidaktergantunga n) Keyakinan diri Menggantungkan pada diri sendiri/usaha sendiri 8a,9b,11a, 13a,15a,16b, 18b,21b,25b, 28a 8b,9a,11b, 13b,15b,16a, 18a,21a, 25a,28b 4. Protection- dependency (perlindungan- ketergantungan) Menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan Menggantungkan diri pada orang lain
1a,2b,6b, 7b,19a, 29b
1b,2a,6a, 7a,19b, 29a
5. Love and affection (cinta dan kasih sayang)
Kebutuhan untuk dicintai
Kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang
20b,26a 20a,26b 6. Physical comfort (kenyamanan fisik) Kebutuhan akan kepuasan fisik (menghindari sakit, mencari kesenangan jasmani) 27b 27a
Pengukuran variabel locus of control didasarkan pada indikator-indikator yang terdapat pada skala Rotter. Masing-masing pertanyaan dijabarkan dalam skala nominal, dimana skor 0 =locus of control eksternaldan skor 1 =locus of control internal.
3. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Ada lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain (Goleman ,1999:57-59). Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional:
Tabel 3.3
Tabel Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional
Dimensi Indikator No. Item
Mengenali emosi diri
a. Mengetahui keterbatasan diri
b. Keyakinan akan kemampuan sendiri c. Mengetahui kekuatan
d. Mengenali emosi diri
1 2 3 4 Mengelola emosi
a. Menahan emosi dan dorongan negatif b. Menjunjung norma kejujuran dan
5 6
integritas
c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri d. Luwes terhadap perubahan
e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi baru 7 8 9 Memotivasi diri
a. Dorongan untuk menjadi lebih baik b. Menyesuaikan dengan sasaran kelompok
dan organisasi
c. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan
d. Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan
10 11 12 13 Mengenali emosi orang lain
a. Memahami perasaan orang lain
b. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain c. Mengerti perasaan orang lain
d. Siap sedia melayani
14 17 18 16 Membina hubungan dengan orang lain a. Kemampuan persuasi
b. Terbuka mendengarkan orang lain dan memberi kesan yang jelas
c. Kemampuan menyesuaikan tanggung jawab
d. Memiliki semangatleadership e. Kolaborasi dan kooperasi
f. Ada kemampuan untuk membangun tim
19, 15 20 21 22 23 24 Pengukuran variabel kecerdasan emosional didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju (SS)=4; setuju (S)=3; tidak setuju (TS)=2; dan sangat tidak setuju (STS)=1.
4. Kualitas Pelayanan Karyawan
Kualitas pelayanan ialah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Ada lima dimensi kualitas pelayanan karyawan yaitu: keandalan (reliability), daya tanggap (responsive), jaminan (assurance), empati (empaty), dan bukti fisik (tangible) (Zeithaml dalam Hendroyono, http://www.lrckesehatan.net/). Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kualitas pelayanan karyawan:
Tabel 3.4
Tabel Operasionalisasi Variabel Kualitas Pelayanan Karyawan
Dimensi Indikator No. Item
Keandalan (reliability)
a. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan. b. Dapat diandalkan dalam menangani
masalah jasa pelanggan.
c. Menyampaikan jasa secara benar semenjak pertama kali.
d. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
e. Menyimpan catatan atau dokumen tanpa kesalahan. 1 2 3 4 5
Daya tanggap (responsive)
a. Menginformasikan pelanggan tentang kepastian waktu penyampaian jasa. b. Pelayanan yang segera/cepat bagi
pelanggan.
c. Kesediaan untuk membantu pelanggan. d. Kesiapan untuk merespon permintaan
pelanggan. 6 7 8 9 Jaminan (assurance)
a. Karyawan yang menumbuhkan rasa percaya para pelanggan.
b. Membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan transaksi.
c. Karyawan yang secara konsisten bersikap sopan.
d. Karyawan yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan. 10 11 12 13 Empati (empaty)
a. Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan.
b. Karyawan yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian. c. Sungguh-sungguh mengutamakan
kepentingan pelanggan.
d. Karyawan yang memahami kebutuhan pelanggan.
e. Waktu beroperasi (jam kantor) yang nyaman. 14 15 16 17 18 Bukti fisik (tangible) a. Peralatan modern.
b. Fasilitas yang berdaya tarik visual. c. Karyawan yang berpenampilan rapi dan
profesional.
d. Materi-materi berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik visual.
19 20 21 22
Pengukuran variabel kualitas pelayanan karyawan didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan
dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju (SS)=4; setuju (S)=3; tidak setuju (TS)=2; dan sangat tidak setuju (STS)=1.