BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Uji Asumsi
4.3.3. Variance Decomposition
Variance decomposition bertujuan untuk mengukur perkiraan varians error suatu variabel yaitu seberapa besar perbedaan sebelum dan sesudah shock, baik yang berasal dari variabel sendiri maupun dari variabel lain. Analisis variance decomposition ini dibagi menjadi tiga periode yaitu periode jangka pendek pada 1-5 tahun, periode jangka menengah pada 6-10 tahun dan periode jangka panjang lebih dari 10 tahun sebagai berikut:
1. Variance Decomposition Pajak (T)
Berdasarkan Lampiran 10 variance decomposition VAR dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance pajak (T) dijelaskan oleh varians pajak (T) sebesar 100 persen, pada periode 2 varians pajak (T) sebesar 79,98 persen diikuti oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 13,70 persen, varians PDB sebesar 3,66 persen, varians inflasi (INF) sebesar 1,90 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 0,76 persen.
Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance pajak (T) dijelaskan oleh varians pajak (T) itu sendiri sebesar 54,46 persen, varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 39,20 persen, varians inflasi (INF) sebesar 2,89 persen, varians PDB sebesar 2,87 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 0,59 persen.
Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance pajak (T) dijelaskan oleh varians pajak (T) sebesar 49,14 persen, varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 43,70 persen, varians PDB sebesar 3,42 persen, varians inflasi (INF) sebesar 3,08 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 0,65 persen.
Pada periode jangka pendek varians pajak (T) secara dominan mengkontribusi pajak (T), jangka menengah dan panjang varians pajak (T) itu sendiri dan varians pengeluaran pemerintah secara dominan mengkontribusi pajak (T).
Sedangkan variance decomposition SVAR, berdasarkan Tabel 4.23 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance pajak (T) dijelaskan oleh varians shock pajak (
å
T) sebesar 100 persen,pada periode 2 varians shock pajak (
å
T) sebesar 66,24 persen diikuti oleh variansshock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 31,84 persen, varians shock tingkat bunga(
å
R) sebesar 1,68 persen, varians shock inflasi (å
INF) sebesar 0,15 persen, variansshock PDB (
å
PDB) sebesar 0,09 persen.Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance pajak (T) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 73,18 persen,varians shock pajak (
å
T) sebesar 25,01 persen, varians shock tingkat bunga (å
R)sebesar 1,59 persen, varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,12 persen, varians shockDalam periode jangka panjang perkiraan error variance pajak (T) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 80,30 persen, varians shockpajak (
å
T) sebesar 17,74 persen, varians shock tingkat bunga (å
R) sebesar 1,72 persen,varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,14 persen, varians shock PDB (å
PDB) sebesar0,10 persen.
Pada periode jangka pendek varians shock pajak (
å
T) secara dominanmengkontribusi pajak (T), jangka menengah dan jangka panjang varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) secara dominan mengkontribusi pajak (T), artinya shockpengeluaran pemerintah sangat berkontribusi terhadap pajak, jika shock pengeluaran pemerintah meningkat maka pengeluaran pemerintah aktual meningkat sehingga pajak juga akan meningkat.
Tabel 4.23. Variance Decomposition Pajak (T) Variance Decomposition
of LOG(T):
Period S.E. Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 1.00 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 1.31 66.24 31.84 1.68 0.15 0.09 5 2.16 27.79 70.41 1.61 0.10 0.10 6 2.28 25.01 73.18 1.59 0.12 0.10 7 2.40 22.60 75.64 1.54 0.13 0.10 10 2.65 18.73 79.33 1.70 0.14 0.10 11 2.73 17.74 80.30 1.72 0.14 0.10 15 2.96 15.10 82.86 1.79 0.15 0.11 20 3.17 13.13 84.79 1.82 0.15 0.11
2. Variance Decomposition Pengeluaran Pemerintah (G)
Berdasarkan Lampiran 10 variance decomposition VAR dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance pengeluaran pemerintah (G) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) itu sendiri sebesar 77,26 persen, varians pajak (T) sebesar 22,74 persen, sedangkan varians tingkat bunga, inflasi dan PDB tidak berkontribusi terhadap varians pengeluaran pemerintah.
Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance pengeluaran pemerintah (G) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) itu sendiri sebesar 80,22 persen, varians pajak (T) sebesar 13,05 persen, varians inflasi (INF) sebesar 5,34 persen, varians PDB sebesar 0,74 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 0,66 persen.
Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance pengeluaran pemerintah (G) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) itu sendiri sebesar 77,73 persen, varians pajak (T) sebesar 14,66 persen, varians inflasi (INF) sebesar 4,85 persen, varians PDB sebesar 1,92 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 0,83 persen.
Pada periode jangka pendek varians pengeluaran pemerintah (G) itu sendiri dan varians pajak (T) secara dominan mengkontribusi pengeluaran pemerintah (G), jangka menengah dan panjang varians pengeluaran pemerintah (G) itu sendiri dan varians pajak (T), varians inflasi (INF) secara dominan mengkontribusi pengeluaran pemerintah (G).
Sedangkan variance decomposition SVAR, berdasarkan Tabel 4.24 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance pengeluaran pemerintah (G) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 100 persen, pada periode 2 varians shock pengeluaranpemerintah (
å
G) sebesar 98,92 persen, shock pajak (å
T) sebesar 0,13 persen, variansshock tingkat bunga (
å
R) sebesar 0,90 persen, varians shock PDB (å
PDB) sebesar 0,05persen, varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0.000159persen.Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance pengeluaran pemerintah (G) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar97,02 persen, varians shock pajak (
å
T) sebesar 1,73 persen, varians shock tingkatbunga (
å
R) sebesar 1,16 persen, varians shock PDB (å
PDB) sebesar 0,06 persen,varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,02 persen.Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance pengeluaran pemerintah (G) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar96,41 persen, varians shock pajak (
å
T) sebesar 2,09 persen, varians shock tingkatbunga (
å
R) sebesar 1,37 persen, varians shock PDB (å
PDB) sebesar 0,07 persen,varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,05 persen.Pada periode jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) secara dominan mengkontribusi pengeluaranpemerintah (G), artinya kebijakan fiskal lebih berkonsentrasi untuk menentukan pengeluaran pemerintah (G).
Tabel 4.24. Variance Decomposition Pengeluaran Pemerintah (G) Variance Decomposition
of LOG(G):
Period S.E. Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 1.00 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00 2 1.84 0.13 98.92 0.90 0.00 0.05 5 2.98 1.64 97.23 1.05 0.02 0.06 6 3.22 1.73 97.03 1.16 0.02 0.06 7 3.42 1.97 96.70 1.24 0.03 0.07 10 3.90 2.12 96.41 1.35 0.04 0.07 11 4.04 2.09 96.41 1.37 0.05 0.07 15 4.52 1.80 96.59 1.47 0.06 0.08 20 4.97 1.52 96.77 1.54 0.08 0.08
Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1
3. Variance Decomposition Tingkat Bunga (R)
Berdasarkan Lampiran 10 variance decomposition VAR dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance tingkat bunga (R) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 48,85 persen, varians pajak (T) sebesar 27,35 persen, varians tingkat bunga (R) itu sendiri sebesar 23,79 persen, sedangkan varians inflasi dan PDB tidak berkontribusi terhadap varians tingkat bunga (R).
Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance tingkat bunga (R) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 53,41 persen, varians
tingkat bunga (R) itu sendiri sebesar 15,03 persen, varians pajak (T) sebesar 13,67 persen, varians inflasi (INF) sebesar 12,26 persen, varians PDB sebesar 5,63 persen.
Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance tingkat bunga (R) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 58,01 persen, varians pajak (T) sebesar 13,32 persen, varians tingkat bunga (R) itu sendiri sebesar 12,37 persen, varians inflasi (INF) sebesar 10,57 persen, varians PDB sebesar 5,73 persen.
Pada periode jangka pendek varians pengeluaran pemerintah (G), varians pajak (T) dan varians tingkat bunga (R) itu sendiri secara dominan mengkontribusi tingkat bunga (R), jangka menengah dan panjang varians pengeluaran pemerintah (G) secara dominan mengkontribusi tingkat bunga (R).
Sedangkan variance decomposition SVAR, berdasarkan Tabel 4.25 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance tingkat bunga (R) dijelaskan oleh varians shock tingkat bunga (
å
R)sebesar 100 persen, pada periode 2 varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G)sebesar 80,32 persen, varians shock tingkat bunga (
å
R) sebesar 14,56 persen, shockpajak (
å
T) sebesar 4,76 persen, varians shock inflasi (å
INF) sebesar 0,19 persen,varians shock PDB (
å
PDB) sebesar 0,16 persen.Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance tingkat bunga (R) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 75,05 persen,sebesar 8,43 persen, varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,17 persen, varians shockPDB (
å
PDB) sebesar 0,10 persen.Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance tingkat bunga (R) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 78,17 persen,varians shock pajak (
å
T) sebesar 14,82 persen, varians shock tingkat bunga (å
R)sebesar 6,76 persen, varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,17 persen, varians shockPDB (
å
PDB) sebesar 0,09 persen.Pada periode jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) secara dominan mengkontribusi tingkat bunga, artinyakebijakan fiskal lebih berkontribusi untuk menentukan tingkat bunga dibandingkan kebijakan moneter dari variabel shock tingkat bunga (
å
R) itu sendiri.Tabel 4.25. Variance Decomposition Tingkat Bunga (R) Variance Decomposition
of LOG(R):
Period S.E. Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 1.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00 2 2.69 4.76 80.32 14.56 0.19 0.16 5 3.89 17.72 73.27 8.74 0.18 0.09 6 4.10 16.25 75.05 8.43 0.17 0.10 7 4.21 16.07 75.44 8.22 0.17 0.10 10 4.66 15.03 77.69 7.028 0.16 0.10 11 4.77 14.82 78.17 6.76 0.17 0.09 15 5.21 12.76 81.05 5.94 0.16 0.09 20 5.64 10.97 83.41 5.37 0.15 0.10
4. Variance Decomposition Inflasi (INF)
Berdasarkan Lampiran 10 variance decomposition VAR dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance inflasi (INF) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 62,35 persen, varians inflasi (INF) sebesar 20 persen, varians pajak (T) sebesar 14,18 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 3,47 persen sedangkan varians PDB tidak berkontribusi terhadap varians inflasi.
Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance inflasi (INF) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 44,58 persen, varians inflasi (INF) itu sendiri sebesar 32,15 persen, varians pajak (T) sebesar 14,11 persen, varians PDB sebesar 4,75 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 4,42 persen.
Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance inflasi (INF) dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 44,98 persen, varians inflasi (INF) itu sendiri sebesar 31,46 persen, varians pajak (T) sebesar 13,55 persen, varians PDB sebesar 5,38 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 4,64 persen.
Pada periode jangka pendek, jangka menengah dan panjang varians pengeluaran pemerintah (G), varians inflasi (INF) itu sendiri dan varians pajak (T) secara dominan mengkontribusi varians inflasi.
Sedangkan variance decomposition SVAR, berdasarkan Tabel 4.26 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance inflasi (INF) dijelaskan oleh varians shock tingkat bunga (
å
R) sebesar39,60 persen, shock pajak (
å
T) dan varians shock pengeluaran pemerintah (å
G) sebesar29,44 persen, varians shock PDB (
å
PDB) sebesar 1,52 persen, varians shock inflasi(
å
INF) sebesar 0,004persen,Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance inflasi (INF) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 43,54 persen,varians shock pajak (
å
T) sebesar 40,41 persen, varians shock tingkat bunga (å
R)sebesar 14,96 persen, shock PDB (
å
PDB) sebesar 0,79 persen, varians shock inflasi(
å
INF) sebesar 0,29 persen.Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance inflasi (INF) dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 42,58 persen,varians shock pajak (
å
T) sebesar 42,19 persen, varians shock tingkat bunga (å
R)sebesar 14,17 persen, varians shock PDB (
å
PDB) sebesar 0,74 persen, varians shockinflasi (
å
INF) sebesar 0,32 persen.Pada periode jangka pendek varians shock tingkat bunga (
å
R) secara dominanmengkontribusi inflasi, sedangkan jangka menengah dan jangka panjang varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) dan varians shock pajak (å
T) secara dominanmengkontribusi inflasi artinya kebijakan fiskal lebih berkontribusi untuk menentukan inflasi dibandingkan kebijakan moneter dari variabel shock tingkat bunga (
å
R).Tabel 4.26. Variance Decomposition Inflasi (INF)
Variance Decomposition of LOG(INF):
Period S.E. Shock
Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 2.39 29.44 29.44 39.60 0.00 1.52 2 4.14 9.98 65.15 23.59 0.03 1.25 5 5.33 39.10 44.81 14.98 0.28 0.84 6 5.49 40.41 43.54 14.96 0.29 0.79 7 5.53 41.19 42.96 14.76 0.31 0.79 10 5.69 41.69 42.93 14.32 0.31 0.75 11 5.73 42.19 42.58 14.17 0.32 0.74 15 5.81 41.49 43.62 13.85 0.31 0.72 20 5.89 40.62 44.78 13.59 0.31 0.71
Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1
5. Variance Decomposition PDB
Berdasarkan Lampiran 10 variance decomposition VAR dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance PDB dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 40,39 persen, varians PDB itu sendiri sebesar 38,61 persen, varians pajak (T) sebesar 18,09 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 2,87 persen sedangkan varians inflasi (INF) sebesar 0,03 persen.
Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance PDB dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 57,13 persen, varians pajak (T) sebesar 31,03 persen, varians PDB itu sendiri sebesar 8 persen, varians inflasi (INF) sebesar 2,57 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 1,26 persen.
Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance PDB dijelaskan oleh varians pengeluaran pemerintah (G) sebesar 58,29 persen, varians pajak (T) sebesar
31,28 persen, varians PDB itu sendiri sebesar 6,34 persen, varians inflasi (INF) sebesar 2,97 persen, varians tingkat bunga (R) sebesar 1,12 persen.
Pada periode jangka pendek varians pengeluaran pemerintah, varians PDB itu sendiri dan varians pajak secara dominan mengkontribusi varians PDB, jangka menengah dan panjang varians pengeluaran pemerintah (G), varians pajak (T) dan varians PDB itu sendiri secara dominan mengkontribusi varians PDB.
Sedangkan variance decomposition SVAR, berdasarkan Tabel 4.27 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek yaitu periode 1 perkiraan error variance PDB dijelaskan oleh shock pajak (
å
T) dan varians shock pengeluaranpemerintah (
å
G) sebesar 46,82 persen, varians shock tingkat bunga (å
R) sebesar 4,26persen, varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 1,94 persen, varians shock PDB (å
PDB)sebesar 0,16 persen.
Dalam periode jangka menengah perkiraan error variance PDB dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 93,74 persen, varians shockpajak (
å
T) sebesar 3,66 persen, varians shock tingkat bunga (å
R) sebesar 2,21 persen,varians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,28 persen, varians shock PDB (å
PDB) sebesar0,11 persen.
Dalam periode jangka panjang perkiraan error variance PDB dijelaskan oleh varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) sebesar 95,59 persen, varians shockvarians shock inflasi (
å
INF) sebesar 0,22 persen, varians shock PDB (å
PDB) sebesar0,11 persen.
Pada periode jangka pendek shock pajak (
å
T) dan varians shock pengeluaranpemerintah (
å
G) secara dominan mengkontribusi PDB, sedangkan jangka menengahdan jangka panjang varians shock pengeluaran pemerintah (
å
G) secara dominanmengkontribusi PDB, artinya kebijakan fiskal lebih berkontribusi untuk menentukan PDB dibandingkan kebijakan moneter dari variabel shock tingkat bunga (
å
R).Tabel 4.27. Variance Decomposition PDB Variance Decomposition
of LOG(PDB):
Period S.E. Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 0.39 46.82 46.82 4.26 1.94 0.16 2 0.73 17.71 78.42 2.91 0.82 0.14 5 1.44 4.67 92.53 2.36 0.33 0.11 6 1.62 3.66 93.74 2.21 0.28 0.11 7 1.78 3.07 94.37 2.20 0.26 0.11 10 2.14 2.15 95.41 2.11 0.23 0.11 11 2.23 1.97 95.59 2.11 0.22 0.11 15 2.54 1.53 96.07 2.08 0.21 0.11 20 2.81 1.24 96.39 2.06 0.20 0.11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN