BAB 5 PENUTUP
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA ... 125 LAMPIRAN ... 129
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbedaan Struktur Anatomi Jaringan Pembuluh
Trakea pada Berbagai Spesies Famili Leguminosae ... 82 Tabel 4.2 Perbedaan Ukuran Jaringan Pembuluh Trakea pada
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Serabut Xilem, Trakea dan Trakeid ... 13
Gambar 2.2 Serabut Xilem dan Trakeid ... 15
Gambar 2.3 Bentuk Penebalan Trakea ... 19
Gambar 2.4 Arachis hypogaea L ... 25
Gambar 2.5 Leucaena leucocephala ... 27
Gambar 2.6 Glycine max L ... 28
Gambar 2.7 Vigna sinensis L ... 29
Gambar 2.8 Bagan Kerangka Konseptual ... 42
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Preparat Maserasi Famili Leguminosae ... 51
Gambar 4.1 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (1) Arachis hypogaea L ... 55
Gambar 4.2 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (2) Arachis hypogaea L ... 56
Gambar 4.3 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (3) Arachis hypogaea L ... 57
Gambar 4.4 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (4) Arachis hypogaea L ... 58
Gambar 4.5 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (5) Arachis hypogaea L. ... 59
Gambar 4.6 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (6) Arachis hypogaea L ... 60
Gambar 4.7 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (1) Leucaena leucocephala. ... 61
Gambar 4.8 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (2) Leucaena leucocephala ... 62
Gambar 4.9 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (3) Leucaena leucocephala ... 63
Leucaena leucocephala ... 64
Gambar 4.11 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (5)
Leucaena leucocephala ... 65
Gambar 4.12 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (6)
Leucaena leucocephala ... 66 Gambar 4.13 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (1)
Glycine max L ... 67
Gambar 4.14 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (2)
Glycine max L ... 68
Gambar 4.15 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (3)
Glycine max L ... 69
Gambar 4.16 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (4)
Glycine max L ... 70
Gambar 4.17 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (5)
Glycine max L ... 71
Gambar 4.18 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (6)
Glycine max L ... 72
Gambar 4.19 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (1)
Vigna Sinensis L ... 73
Gambar 4.20 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (2)
Vigna Sinensis L ... 74
Gambar 4.21 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (3)
Vigna Sinensis L ... 75
Gambar 4.22 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (4)
Vigna Sinensis L ... 76
Gambar 4.23 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (5)
Vigna Sinensis L ... 77
Gambar 4.24 Foto Preparat Jaringan Pembuluh Trakea Batang (6)
Vigna Sinensis L ... 78
Gambar 4.25 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Gambar 4.26 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Arachis hypogaea L (2) ... 84
Gambar 4.27 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Arachis hypogaea L (3) ... 85
Gambar 4.28 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Arachis hypogaea L (4) ... 86
Gambar 4.29 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Arachis hypogaea L (5) ... 87
Gambar 4.30 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Arachis hypogaea L (6) ... 88
Gambar 4.31 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Leucaena leucocephala (1) ... 89
Gambar 4.32 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Leucaena leucocephala (2) ... 90
Gambar 4.33 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Leucaena leucocephala (3) ... 91
Gambar 4.34 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Leucaena leucocephala (4) ... 92
Gambar 4.35 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Leucaena leucocephala (5) ... 93
Gambar 4.36 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Leucaena leucocephala (6) ... 94
Gambar 4.37 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Glycine max L (1) ... 95
Gambar 4.38 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Glycine max L (2) ... 96
Gambar 4.39 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Glycine max L (3) ... 97
Gambar 4.40 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Gambar 4.41 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Glycine max L (5) ... 99
Gambar 4.42 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Glycine max L (6) ... 100
Gambar 4.43 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Vigna Sinensis L (1) ... 101
Gambar 4.44 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Vigna Sinensis L (2) ... 102
Gambar 4.45 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Vigna Sinensis L (3) ... 103
Gambar 4.46 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Vigna Sinensis L (4) ... 104
Gambar 4.47 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Vigna Sinensis L (5) ... 105
Gambar 4.48 Foto Preparat SEM Jaringan Pembuluh Trakea
Batang Vigna Sinensis L (6) ... 106
Gambar 4.49 Para Meter Perhitungan Jaringan Trakea Spesies
Famili Leguminosae (1) ... 110
Gambar 4.50 Para Meter Perhitungan Jaringan Trakea Spesies
Famili Leguminosae (2) ... 110
Gambar 4.51 Para Meter Perhitungan Jaringan Trakea Spesies
Famili Leguminosae (3) ... 111
Gambar 4.52 Para Meter Perhitungan Jaringan Trakea Spesies
Famili Leguminosae (4) ... 111
Gambar 4.53 Para Meter Perhitungan Jaringan Trakea Spesies
Famili Leguminosae (5) ... 112
Gambar 4.54 Para Meter Perhitungan Jaringan Trakea Spesies
Famili Leguminosae (6) ... 112
Gambar 4.55 Buku Saku Biologi Tampak Depan dan Belakang ... 114 Gambar 4.56 Buku Saku Biologi Bagian Petunuk Belajar dan
Gambar 4.57 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 1-3 ... 116
Gambar 4.58 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 4-6 ... 116
Gambar 4.59 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 7-9 ... 117
Gambar 4.60 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 10-12 ... 117
Gambar 4.61 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 13-15 ... 118
Gambar 4.62 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 16-18 ... 118
Gambar 4.63 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 19-21 ... 119
Gambar 4.64 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 22-24 ... 119
Gambar 4.65 Buku Saku Biologi Bagian Isi Hal. 25-27 ... 120
DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Gambar 1.1 : Foto Dokumentasi Prosedur Kerja Pembuatan Preparat
Maserasi ... 129 Gambar 1.2 : Foto Dokumentasi Prosedur Kerja Pembuatan Preparat SEM .. 131
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Tabel 1.1 : Normalitas Panjang Trakea pada Famili Leguminosaea ... 132 Tabel 1.2 : Normalitas Diameter Trakea pada Famili Legumiinoseae ... 133 Tabel 1.3 : Normalitas Ketebalan Dinding Trakea pada Famili
Leguminoseae ... 135 Tabel 1.4 : Normalitas pada Famili Leguminoseae ... 136 Tabel 1.5 : Hasil Perhitungan Anava pada Panjang Trakea Famili
Leguuminoseae ... 137 Tabel 1.6 : Hasil Perhitungan Anava pada Diameter Trakea Famili
Leguminoseae ... 138 Tabel 1.7 : Hasil Perhitungan Anava pada Ketebalan Dinding Trakea
Famili Leguminoseae ... 139 Tabel 1.8 : Homogenitas pada ke-6 Ulangan dari Spesies Arachis
hypogaea, Leucaena leucocephala, Glycine max L, dan Vigna sinensis ... 140 Tabel 1.9 : Anava One-way dengan Pengambilan Keputusan berdasarkan
perbandingan F hitung dan F tabel pada Spesies Arachis hypogaea, Leucaena leucocephala, Glycine max L, dan Vigna sinensis dengan 6 kali Ulangan ... 140 Tabel 1.10 : Anava One-way dengan Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Probabilitas pada Spesies Arachis hypogaea, Leucaena leucocephala, Glycine max L, dan Vigna sinensis dengan 6 Kali Ulangan ... 141
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1989. Kedelai. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).
Apt, Rio Pratama. 2011. Standardisasi Ekstrak Kulit Kacang Tanah. (Online). Http://r10pr4t4m4.blogspot.co.id/2011/04/standardisasi-ekstrak-kulit-kacang.hmll,diunduh pada tanggal 31 Juni 2014.
Basahona, Sumanto. 2010. Deskripsi Tumbuhan Berdasarkan Family (suku). (Online). Ilmu Kehutanan. Fakultas Pertanian. Universitas Sam Ratulangi Manado 2010. Http://basahona.blogspot.co.id/2010/12/deskripsi-tumbuhan-berdasarkan-family.htm,. diakses pada tanggal 30 Juli 2014.
Campbell, N.A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Campbell, N.A. 2010. Biologi Edisi Kesebelas (Jilid 2). Jakarta: Erlangga. Dhani. 2014. Scanning Electron Mikroscope (SEM).
http://masudahkusuma.blogspot.com/2014/01/scanning-electron-microscopy-sem.html. Diakses tanggal 8 juli 2014.
Diyana, Dani Resta Nur. 2014. Analisis Perbandingan Struktur Anatomi Jaringan Pembuluh Trakea pada Berbagai Spesies dari Genus Amaranthus sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Esau, K. 1964. Anatomy of Seed Plants, 2nd ed. New York: John Wiley & Sons. Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan (Edisi Ketiga). Penerjemah Soediarto dkk.
Jogjakarta: Gajahmada University Press.
Gempar, 2013. Manfaat Lamtoro (Leucaena leucocephala). (Online). http://gemparvaroz.blogspot.com/2013/06/manfaat-lamtoro-leucaena-leucocephala.html, diunduh 30 Juli 2014.
Haryadi, Jodi., Tama, Prima Waodya., Adi, Setyo., Candri, Sintha Tiara., Putri, Syahroni M.P. 2013. Laporan Praktikum Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Fakultas Pertanian. Program Studi Peternakan. Universitas Sebelas Maret Surakarta: Surakarta. http://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrxgzYwxdFWlHEA1Gn3RQx.;_ylu=X3 oDMTByZWY0N3NuBHNlYwNzcgRwb3MDNQRjb2xvA3NnMwR2dGlk Aw/RV=2/RE=1456616880/RO=10/RU=http%3a%2f%2fksi.fp.uns.ac.id% 2fbox%2fpeternakan%2fSemester%25202%2fLaporan%2520Smt%25202% 2fLaporan%2520ITMT%2fbab%25204%2520Pembahasan%2520legume%
2520%28TIPUS%29.docx/RK=0/RS=8kQOeWJmAUWWDiUuM5z6kFO m6l8,D diunduh pada tanggal 21, Agustus 2014.
Hendry. 2010. Populasi dan Sampel. (Online blogger). https://teorionline.wordpress.com/201001/24/populasi_dan_sampel/,
diunduh 26, Febuari 2016.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Huda, khoirul. 2010. Budidaya Kacang Tanah (Arachis hypogaea L). (Oneline) Http://hudamagazine.blogspot.com/2010/01/budidaya-tanaman-kacang-tanah-arachis.html, diunduh pada tanggal 30 Juli 2014.
Husna, Tsalats Wahyul., Rita Septiani., Fauzan Arif Billah. 2013. Isolasi dan Penentuan Senyawa Aktif Serta Aktifitas Antioksidan Kulit Kacang Tanah. Laporan Praktikum Kimia Bahan Alam, Fakultas Sains dan Teknologi. Program Studi Kimia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta.
Indramayu, Intan. 2013. Laporan Praktikum Mikroteknik Metode Maserasi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Kartasapoetra, Ir.A.G. 1988. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel & Jaringan). Jakarta: PT. Bina Aksara.
Kemas, Ali. 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kimball, J.W. 1992. Biology. Addison-Wesley Publishing Company Inc. Alih Bahasa Sutarmi, S.T. dan Sugiri, N. 1992. Jakarta: Erlangga.
Kurniawati, Feby. 2013. Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Plantamor. 2012. Informasi Spesies.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=55. Diakses tanggal 07, Juli 2014. Purwanti, E., et. al.,1998. Metode Penelitian. UMM: Malang.
Rentika, Dias. 2014. Analisis Perbandingan Morfologi Bentuk Sel Stomata Daun Pada Berbagai Spesies Dari Genus Sansevieria Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jurusan MIFA. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Rofieq, Ainur. 2012. Metodologi Penelitian. Modul Kuliah Metodologi Penelitian. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mhammadiyah Malang: Malang.
Silabus SMA. 2013. Silabus SMA Kelas XI Kurikulum 2013
Sijabat, H. 2010. Tinjauan Pustaka (Kacang Tanah).(Online). Universitas Sumatra: Sumatra.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/4/Chapter%20II.pdf, diunduh pada tanggal 27, Oktober 2014.
Soerodikoesoemo, Wibisono.1987.Materi Pokok Anatomi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Subadar, Ahmad. 2012. Identifikasi Tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi. (Online).
Http://Ahyan8891.blogspot.com/2012/06/VbehaviorurIdefaultvmlo_29.html, diundh pada tanggal 05, Maret 2015.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan). Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno. 2013. Membandingkan Cepat Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max) dengan Metode Penyiraman Air Biasa dan Air Vetsin (Monosodium
Glutamat). (Onlie).
https://trisnoajjah12.wordpress.com/2013/06/03/membandingkan-cepat-pertumbuhan-tanaman-kedelaiglycine-max-dengan-metode/, diunduh pada tanggal 27 Juli 2014.
Sayursayurku.2011. Kacang Panjang. (Online).
https://sayursayurku.wordpress.com/2011/02/20/kacang-panjangphaseolus-vulgaris/, diunduh pada tanggal 27, Febuari 2014.
Soerodjotanojo, Sh. Membina Usaha Perkebunan Lamtoro Gung. Pn Balai Pustaka. Jakarta 1983.
Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Syafei, Irwan. 2010. Makalah Tanaman Kacang Panjang. (Online) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah jakarta.
Http://info- onely.blogspot.co.id/2011/04/hayalan-tentang-hidup-makalah-tanaman.html, diunduh pada tanggal 22 agustus 2014.
Wahyuni, Sri. M.Kes. 2005. Buku Petunjuk Praktkum Mikroteknik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Wahyuni, Sri. M.Kes. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Zulkarnaini, 2009. Teknik Penyusunan Bahan Ajar (Pengantar Sederhana). (Online blogger). Diakses pada tanggal 28, Juni 2009. Https://zulkarnainidiran.wordpress.com/200906/28131, diunduh pada tanggal 15, November 2014.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang struktur anatomi tumbuhan sangat penting bagi
seseorang yang ingin mempelajari tumbuhan (Hidayat, 1995). Hal ini
dikarenakan anatomi tumbuhan memiliki peranan yang sangat penting dalam
hubungan antar ilmu, karena tafsiran yang sesungguhnya dari fungsi bagian
tumbuhan bertumpu pada pengetahuan yang baik tentang sel dan jaringan yang
berkaitan dengan fungsi tersebut (Patria, 2014). Menutut Essau (1964), struktur
anatomi batang setiap jenis tumbuhan sangat bervariasi sehingga dapat digunakan
sebagai kunci identifikasi. Materi struktur anatomi pada tumbuhan dianggap sulit
bagi siswa karena proses belajarnya bersifat hafalan, hal ini dikarenakan masih
minimnya sumber belajar struktur anatomi jaringan tumbuhan dalam proses
pembelajaran (Kurniawati, 2014).
Batang dari tanaman Leguminosae bervariasi dalam ukuran tinggi maupun
luas penampangnya, demikian pula sistem pertangkaiannya dan kadar kayu pada
batang. Ciri-ciri pertumbuhan batang: erectus (tumbuh tegak), repens (menjalar),
semi erectus, dan scandens (memanjat/membelit) (Arif, 2011). Ciri khas
masing-masing Leguminosae mengidentifikasikan pula adanya perbedaan dalam struktur
anatomi jaringan pembuluhnya. Jaringan pembuluh pada tanaman terdiri dari dua
kelompok sel yang sama, namun berbeda bentuk, struktur dinding, serta isi selnya,
kedua kelompok sel itu adalah xilem dan floem.
2
Famili Leguminosae merupakan tanaman dari kelompok kacang-kacangan
yang bersifat musiman, dan ada pula yang bersifat tahunan. Suku
polong-polongan atau Fabaceae merupakan salah satu suku tanaman dikotil yang
terpenting dan terbesar. Banyak tanaman budidaya penting termasuk dalam suku
ini, dengan bermacam-macam kegunaan: biji, buah (polong), bunga, kulit kayu,
batang, daun, hingga akarnya digunakan manusia dalam pembuatan makanan,
minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan ternak, bahan
pengobatan, hingga pengolahan racun (Guruh, 2014).
Xilem berfungsi mengangkut air dari tanah serta zat yang terlarut di
dalamnya, sedangkan floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis
(Hidayat, 1995). Xilem mempunyai struktur yang lebih kuat sehingga dapat utuh
sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi. Oleh
karena itu dipilihlah xilem untuk dapat mengetahui perbedaan struktur anatomi
jaringan pembuluh tersebut (Kurniawati, 2013). Keragaman dinding sekunder
bervariasi yaitu berbentuk cincin, spiral, jenis skalariform atau tangga dan jenis
bernoktah terlindung bulat (Hidayat, 1995). Jaringan pembuluh dapat dilihat
dengan cara mengamatinya menggunakan mikroskop. Pembuatan preparat ini
menggunakan metode maserasi yang merupakan salah satu metode dalam
mikroteknik (Kurniawati, 2013).
Maserasi merupakan suatu proses perendaman sampel dengan menggunakan
suatu pelarut dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
bentuk-bentuk sel. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan
3
terjadi pemecahan dinding sel akibat perbedaan tekanan di dalam dan di luar sel,
sehingga senyawa yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik
dan proses ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama
perendaman yang diinginkan (Nurdiansyah & Redah, 2011). Mikroteknik itu
sendiri merupakan ilmu atau seni yang mempersiapkan organ, jaringan atau
bagian jaringan untuk dapat diamati dengan bantuan mikroskop (Kurniawati,
2013).
Materi jaringan tumbuhan dibahas dalam pembelajaran biologi SMA
(Sekolah Menengah Atas) kelas XI IPA yang tercantum dalam silabus kurikulum
2013 pada materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan yaitu “Memahami tentang komponen kimiawi penyusun sel, ciri hidup pada sel yang ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan proses yang berlangsung di dalam sel
sebagai unit terkecil kehidupan” memungkinkan pendidik maupun peserta didik sangat membutuhkan bahan ajar tentang jaringan pembuluh pada tumbuhan
tingkat SMA yang belum banyak dilakukan, padahal selama ini materi tersebut
dianggap sulit karena bersifat hafalan maka perlu dilakukannya tindak lanjut dari
pengembangan bahan media ajar yang dapat membantu memperkaya wawasan
peserta didik.
Proses pembelajaran kurikulum tingkat nasional untuk SMA/MA mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
4
menyebabkan proses belajar mengajar dianggap sulit bagi pendidik maupun
peserta didik, karena itu diperlukan bahan pendukung pembelajaran yang
digunakan oleh pendidik sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi peserta didik
dalam menerangkan suatu materi, juga untuk mempermudah suatu proses
pembelajaran seorang pendidik dapat membawa bahan pembelajarannya secara
langsung kehadapan peserta didik di kelas. Dengan menghadirkan bahannya
seiring dengan penjelasan mengenai materi itu, maka bahan tersebut dijadikan
sebagai sumber belajar. Menurut Sanjaya (2012) penggunaan media ajar dengan
menarik perhatian siswa dapat menambah motivasi belajar terhadap materi
pembelajaran yang disampaikan. Untuk menampilkan yang terlalu kecil misalnya
sel jaringan pada tumbuhan guru dapat memanfaatkan mikroskop, film slide,
foto-foto, atau gambar.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien maka
diperlukan langkah penting yaitu dengan menyusun perencanaan dan mendesain
pembelajaran. Perencanaan menekankan kepada proses penyusunan pedoman
pembelajaran dalam rangka menerjemahkan kurikulum yang berlaku, sedangkan
desain pembelajaran menekankan kepada upaya memecahkan masalah
pembelajaran (Sanjaya, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya
perencanaan pembelajaran saja yang dibutuhkan, akan tetapi desain pembelajaran
juga tidak kalah penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya suatu proses
belajar dan pembelajaran.
Pembuatan preparat maserasi pada mata praktikum mikroteknik di
5
preparat yang baik pada saat praktikum, namun tidak ada tindak lanjut dari hasil
preparat tersebut. Terutama untuk dijadikan kelengkapan sumber literatur, yang
ada hanyalah panduan kegiatan praktikum mikroteknik pada maserasi. Buku
petunjuk praktikum yang ada hanya berisi: 1) tujuan praktikum; 2)alat dan bahan,
serta; 3) cara kerja saja, buku ini tidak dilengkapi analisa hasil preparat sebagai
contohnya. Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan murni seperti pembuatan
preparat (mikroteknik) merupakan ilmu yang perkembangannya kurang cepat
(Kurniawati, 2013).
Leguminosae mempunyai batang yang bervariasi dalam ukuran tinggi
maupun luas penampang dan beragam jenis batangnya yakni: tumbuh tegak,
menjalar dan memanjat atau membelit (Arif, 2011). Hal ini akan memudahkan
siswa dalam mengamati keragaman jenis jaringan pembuluh tumbuhan pada
tingkat Famili. Kurniawati (2013) juga sudah mengemukakan pendapatnya
tentang media berupa buku petujuk praktikum mikroteknik di laboratorium
biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang harus ditingkatkan sebagai
bahan ajar biologi guna untuk memudahkan pendidik juga peserta didik dalam
melakukan proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul “Variasi Berbagai Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea Famili Leguminosae Pada Preparat Maserasi Sebagai Bahan Ajar Biologi Tingkat SMA”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah variasi bentuk jaringan pembuluh trakea pada preparat
Famili Leguminaeae?
2. Bagaimanakah perbandingan ukuran anatomi jaringan pembuluh trakea
dilihat dari panjang, tebal, dan lebar diameter pada berbagai spesies dari
Famili Leguminoseae?
3. Bagaimanakah hasil penelitian ini jika dimanfaatkan sebagai bahan ajar
biologi tingkat SMA kelas XI?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi variasi bentuk jaringan trakea pada preparat Famili
Leguminosae.
2. Untuk menganalisis perbandingan ukuran anatomi jaringan pembuluh trakea
dilihat dari panjang, tebal, dan diameter pada berbagai spesies dari Famili
Leguminoseae.
3. Untuk memanfaatkan hasil penelitian variasi bentuk jaringan pembuluh
trakea pada Famili leguminoseae yang dikhususkan sebagai bahan ajar
7
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
a. Mengetahui perbandingan (meliputi persamaan dan perbedaan) bentuk dan
struktur jaringan pembuluh trakea tumbuhan anggota Famili Leguminosae
b. Pada aspek pendidikan, guru dapat memanfaatkan preparat yang telah
dibuat untuk pengamatan jaringan pembuluh pada tanaman sehingga
hasilnya dapat digunakan sebagai bahan ajar biologi tingkat SMA kelas XI.
2. Secara Praktis
a. Menambah khasanah keilmuwan bagi penulis pada pengetahuan tentang
macam-macam bentuk jaringan pembuluh trakea pada berbagai tanaman
Famili Leguminosae dan sekaligus memperluas terapan keilmuan peneliti
pada mata kuliah Mikroteknik, Anatomi Tanaman dan Botani.
b. Memberikan tambahan bahan ajar biologi berupa buku saku jaringan
pembuluh trakea yang dapat digunakan pada sekolah di jenjang SMA kelas
XI.
1.5 Batasan Masalah
Agar penelitian tidak menyimpang dari fokus permasalahan, perlu adanya
batasan penelitian sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini tanaman yang digunakan untuk penelitian adalah
tanaman Famili Leguminaseae yang diperoleh darikebun petani di sekitar
8
2. Jaringan tanaman yang akan diamati adalah jaringan pembuluh trakea
berupa xilem dinding sekunder.
3. Tanaman dengan Famili Leguminaseae yang digunakan adalah Arachis
hypogaea L. (kacang tanah), Leucaena leucocephala (lamtoro), Glycine max L (kedelai), dan Vigna sinensis (kacang panjang).
4. Bagian Famili yang digunakan yaitu batang tanaman.
5. Metode yang digunakan berupa metode sediaan preparat maserasi yang akan
dilaksanakan di laboratorium biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Bahan ajar yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa buku saku untuk
pembelajaran biologi materi jaringan tanaman tingkat Sekolah Menengah
Atas kelas XI IPA yang tercantum dalam silabus kurikulum 2013.
1.6 Definisi Istilah
Definisi istilah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Xilem berfungsi
mengangkut air dan garam tanah, sedangkan floem berfungsi mengangkut
hasil fotosintesis (Hidayat, 1995).
2. Trakea merupakan komponen penyusun jaringan pembuluh angkut xilem
yang berasal dari trakeid, ujungnya banyak memiliki pori untuk masuknya
air dan zat hara, komponennya lebih pendek dan lebih lebar dari trakeid,
berlignin dan dindingnya mengalami penebalan berupa gelang, cincin dan
berpilin. Setelah dewasa trakea dan trakeid berbentuk bulat panjang, terdiri
9
3. Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan
untuk melihat kenampakan sel secara utuh, prinsip kerja dari teknik
pembuatan ini adalah dengan cara memutuskan lamella tengah dari sel
tanaman. Pemutusan lamella tengah bertujuan memisahkan bagian sel
dengan sel lainnya sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh. Teknik ini
sangat bermanfaat, banyak penelitian melakukan teknik ini untuk
mengekstraksi suatu zat atau bagian tertentu dari sel tanaman (Rachman dan
Siagian, 1976).
4. Mikroskop elektron payar (Scanning Electron Microscope) atau biasa
disingkat SEM khususnya berguna untuk penelitian terperinci mengenai
permukaan spesimen (Campbell, 2010). SEM adalah sebuah mikroskop
elektron yang dapat melakukan perbesaran objek sampai 2 juta kali.
Mikroskop ini menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan
perbesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop
cahaya (Dhani, 2014).
5. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Bahan yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis