• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMAKAIAN VERBA SHINU DAN NAKUNARU

3.1. Verba Shinu

Analisis Pemakaian Verba Shinu yang tepat dalam kalimat :

Contoh Kalimat 1 :

 大地震 起 私 死 思 Tepat

Daijishin ga okotta toki, watashi wa shinuka to omotta.

‘ Sewaktu terjadi gempa besar, saya pikir saya akan mati’.

 大地震 起 私 亡 思 Kurang tepat

Daijishin ga okotta toki, watashi wa nakunaru to omotta.

‘Sewaktu terjadi gempa besar, saya pikir saya akan mati’. Analisis kalimat di atas :

Jika dilihat dari pemakaian di atas pemakaian verba shinu lebih tepat digunakan daripada penggunaan verba nakunaru. Hal ini dikarenakan si penderita adalah diri sendiri, serta untuk mengungkapkan kejadian itu (gempa besar) sebagai sesuatu yang berdampak besar terhadap

dirinya. Oleh karenanya pemakaian kata shinu dalam kalimat diatas merujuk diri sendiri dan bukan untuk orang lain serta tidak mengandung rasa hormat pada orang lain. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Nomoto (1998:1031) dalam buku Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Edisi Bahasa Indonesa, mengatakan bahwa verba shinu adalah untuk menyatakan tentang mahkluk yang kehilangan nyawanya (tidak mengandung rasa hormat).

Contoh Kalimat 2 :

 昨日 私 犬 Tepat

Kinou wa watashi no inu ga shinimashita.

‘Kemarin, anjing saya telah mati’.

 昨日 私 犬 亡 ま Kurang tepat

Kinou wa watshi no inu ga nakunarimashita

‘Kemarin, anjing saya telah mati’. Analisis kalimat di atas :

Jika dilihat dari pengertian kalimat di atas hampir sama, namun maknanya menjadi berbeda. Dimana dalam kalimat tersebut yang mati adalah seekor anjing dan bukan manusia. Dalam hal ini, pemakaian verba shinu lebih tepat digunakan dibandingkan verba nakunaru. Karena pemakaian verba shinu digunakan untuk mengungkapkan kematian makhluk hidup lain selain manusia yaitu seperti hewan. Hal ini sesuai dengan teori Nomoto (1998 : 1031) yang menyatakan bahwa verba shinu digunakan untuk menyatakan mengenai kehilangan nyawanya (tidak mengandung rasa hormat).

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Ogata Toshiyuki (2005 : 6) yang menyatakan bahwa verba shinu adalah penjelasan mudah menggambarkan kematian sesuatu. Dapat dipakai juga untuk makhluk selain manusia.

Contoh Kalimat 3 :

一緒 Tepat

Shinu mo ikiru mo issho.

‘Sehidup Semati bersama’.

 亡 一緒 Kurang tepat

Nakunaru mo ikiru mo issho.

‘Sehidup Semati bersama’.

Analisis kalimat di atas :

Pada kalimat di atas verba shinu paling tepat digunakan, meskipun verba nakunaru secara harfiah memiliki pengertian yang sama. Namun dari segi semantiknya, lebih tepat digunakan verba shinu untuk mengungkapkan penjelasan mengenai kematian secara jelas. Serta dari segi tata bahasapun lebih tepat digunakan verba shinu. Dijelaskan juga oleh Ogata Toshiyuki (2005 : 6)dalam Word Reference Forums.com yang menyatakan bahwa verba shinu adalah penjelasan mudah menggambarkan kematian dari sesuatu hal. Dapat dipakai juga untuk makhluk selain manusia.

Contoh Kalimat 4 :

Tepat

Shinu ki de hataraku.

Bekerja keras dengan sungguh-sungguh (sampai mati).

 亡 Kurang tepat

Nakunaru ki de hataraku.

Bekerja keras dengan sungguh-sungguh (sampai mati). Analisis kalimat di atas :

Kalimat diatas menunjukkan sesuatu hal dengan sungguh-sungguh sampai mati. Dimana pada kalimat tersebut yang menunjukkan sesuatu hal bukan untuk hanya untuk mengungkapkan kematian seseorang, akan tetapi lebih memberi pengertian akan sesuatu hal yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dapat dikatakan kalimat tersebut merupakan suatu ungkapan, bukan arti yang sebenarnya. Sehingga lebih tepat digunakan verba shinu untuk memberikan makna lebih tegas dalam kalimat di atas dibandingkan verba nakunaru.

Contoh Kalimat 5 :

 あ 死 ほ 愛 tepat

Anata wo shinu hodo ai shiteru.

 あ 亡 ほ 愛 kurang tepat

Anata wo nakunaru hodo ai shiteru.

‘Saya cinta padamu sampai mati’. Analisis kalimat di atas :

Pada kalimat di atas verba shinu lebih tepat digunakan dibandingkan verba nakunaru. Karena penempatan verba shinu pada kalimat di atas sebagai bentuk penegasan. Dan dari segi semantik, verba shinu di atas lebih menjelaskan makna sebenarnya dari verba nakunaru. Meskipun dari segi tata bahasa verba nakunarupun tepat. Namun dalam penempatan makna lebih tepat digunakan verba shinu.

Contoh Kalimat 6 :

 要 時 使わ せ 金 死 まう tepat

Iru toki ni tsukawanakute wa sekkaku no kane mo shinde shimau.

‘Kalau tidak dipakai pada waktu yang diperlukan uang itu tidak berguna’.

 要 時 使わ せ 金 亡 まう kurang tepat

Iru toki ni tsukawanakute wa sekkaku no kane mo nakunatte shimau.

‘Kalau tidak dipakai pada waktu yang diperlukan uang itu tidak ada’. Analisis kalimat di atas :

Kalimat di atas memiliki makna ‘menjadi tidak berguna’. Karena itu verba shinu yang digunakan bukan verba nakunaru . walaupun dari segi tata bahasa benar. Namun dari segi semantik yaitu penempatan maknanya menjadi berbeda. Dimana apabila verba shinu yang

digunakan mengartikan ‘menjadi tidak berguna’, sedangkan apabila verba nakunaru yang digunakan maknanya menjadi ‘tidak ada atau hilang’. Kalau dilihat dari kalimat di atas, maka verba shinu lebih tepat digunakan untuk mengungkapkan maksud dari makna kalimat di atas. Hal ini sesuai dengan pendapat Michizuki (1996:672) yang mengatakan bahwa verba shinu dapat digunakan sebagai ungkapan untuk menyatakan bahwa sesuatu itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Contoh Kalimat 7 :

 ノ PC ニタ 死 ま tepat

Noto PC monitaa shinimashita.

‘Monitor notebook PC saya mati’.

 ノ PC ニタ ま kurang tepat

Noto PC monitaa nakunarimashita.

‘Monitor notebook PC saya mati’ .

Analisis kalimat di atas :

Kalimat di atas mempunyai makna tidak dapat digunakan lagi. Itu berarti verba shinu lebih cocok digunakan daripada verba nakunaru. Karena apabila penempatan verba-nya berbeda maka akan berbeda pula maknanya. Apabila verba shinu yang digunakan maknanya menjadi ‘tidak dapat digunakan lagi, sudah mati atau rusak’. Sedangkan apabila dipakai verba nakunaru menjadi ‘tidak ada’. Hal ini sesuai dengan teori Michizuki (1996:672) yang mengatakan bahwa verba shinu dapat digunakan sebagai ungkapan untuk menyatakan bahwa sesuatu itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Dokumen terkait