• Tidak ada hasil yang ditemukan

Verbatim Wawancara Pertama Mindfulness

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 2. Verbatim Wawancara Pertama Mindfulness

Meaning

Unit Data Interpretasi Transformasi

Yang ingin saya tanyakan pertama-tama, mungkin dapat Anda ceritakan tentang rutinitas meditasi. Jadi tiap minggunya berapa kali? Kemudian dari sekali meditasi kira-kira berapa lama?

1. Ya.. ee... Kalau yang rutin ya sehari minimal sekali. A rutin melakukan meditasi setiap hari, minimal satu kali

Meditasi satu kali sehari 2. Biasanya tiap kali sit itu satu jam. Biasanya A bermeditasi selama

satu jam

Meditasi satu jam 3. Kadang-kadang bolong di weekend karena weekend

saya harus pulang ke rumah ibu dan disana e....situasinya agak sulit. Agak sulit karena nggak ada kamar privat. Jadi kalo mau meditasi ya harus...nggak ada cushion.. Jadi ya meditasi di atas kasur, di atas batal di sebelah orang lain yang tidur atau di sebelah orang lain yang belum tidur di ruang tamu, kalo ngeyel... tapi kebanyakan bolong kalo weekend.

A terkadang tidak melakukan meditasi saat weekend di rumah orang tua

Saat weekend kadang tidak melakukan meditasi

84 modelnya jadwalnya ganti-ganti, kadang jam 8

ngajar kadang nggak ada. Kadang ngajar jam 8 sesi satu sesi dua nggak ngajar, sesi tiganya ngajar lagi. Jadi saya nyolong-nyolong. Satu sesi satu setengah jam. Ya saya bisa nyolong minimal satu jam dan nggak perlu pake bel karena ada bel yang nandakan 10 menit lagi kelas mau mulai, tak anggap itu sudah belnya. Jadi kalo aku meditasi misalnya jam 9.30, selesainya ngajar ada bel jam 11 kurang 10. Nah kalo mulai 9.30 lebih dikit berarti ya 1 jam lebih sedikit.. pokoknya nunggu sampe bel. Saya hanya bilang kalo nggak penting sekali nggak usah cari saya. Kalo masalah hidup dan mati ketok2 pintu. Kalo hanya orang cari, murid cari silahkan tunggu.. jadi rutinitasnya seperti itu.. Rutinitasnya tidak rutin... curi-curi waktu. Rutinnya sore... jadi intinya kalo ada waktu luang nggak ngajar, biasanya saya curi-curi.

saat ia memiliki waktu senggang saat bekerja

senggang

Jadi dapat dikatakan satu harinya itu ada meditasi yang pasti itu sore dan ada tambahan di..?

5. Yang pasti malamnya. A melakukan rutinitas meditasinya

di malam hari

Meditasi di malam hari 6. Kemudian kalo ada waktu curi-curi. Nggak selalu

ada waktu untuk curi-curi. Kalo ada waktu saya mengasingkan diri.

A menyatakan akan bermeditasi bila ia memiliki waktu luang saat bekerja

Bermeditasi saat pekerjaan senggang

E.. Kan Anda sudah cukup lama meditasi? Kalo boleh tau, tujuan Anda bermeditasi itu apa? 7. E.. dulu tujuan saya mencapai pencerahan;

enlightenment.. haha.. Dulu, waktu awal belajar tujuan saya mencapai pencerahan.

A bertujuan mencapai pencerahan pada awal belajar meditasi

85 8. Setelah saya tahu, setelah melakukan meditasi dan

membaca buku dan tau oo.. ternyata sebelum enlightenment banyak hal yang bermanfaat. Pencerahan itu seperti itu, seberapa jauh saya pencerahan, ya saya sekarang lebih ke hal yang imediate dan praktis. Misalnya sekedar lebih tenang atau mengatasi semua masalah.

A saat ini ingin mencapai hal yang imediate dan praktis melalui meditasi. Misalnya : lebih tenang atau mengatasi semua masalah

Mampu mengatasi masalah

9. Tendangannya sekedar meluntur, gigitannya masalah itu meluntur, saya sudah seneng.

A merasa senang bilang ia sudah cukup mampu mengatasi masalahnya menggunakan meditasi

Rasa senang

10. Mendapat pola pikir yang benar / right view. Sekedar benar saja sudah lumayan, sekedar misalnya ada masalah atau ada apapun sekedar tau ini ada persepsi dari pikiran. Pertama, bisa ngomong secara intelektual seperti itu, karena selain secara intelektual saya bisa ngomong begitu, minimal ada jeda antara masalah dan respon. Kedua ada jarak antara masalah yang seakan-akan solid jadi nggak solid. Jadi itu hanya persepsi pikiran

A juga memiliki tujuan agar ia mendapat pola pikir yang benar

Pola pikir yang benar

11. Minimal dapat itu saya udah seneng, kalau itu sudah dapat terlaksana saya seneng.

A merasa senang bila tujuannya bermeditasi tercapai

Rasa senang 12. Walaupun untuk masalah kecil itu terlaksana. Kalau

masalah besar itu sama sekali tidak terlaksana hahaha.... terkadang jadi pseudoscience.. terkadang terlaksana....

Pencapaian meditasi dari A baru dapat terlaksana pada permasalahan yang kecil

Meditasi baru dapat menyelesaikan permasalahan yang kecil

86 merasa malu sama diri saya sendiri juga sama orang

deket saya.. kalo sekarang ya pacar saya.. Kalo sama yang nggak terlalu dekat misalnya sama teman- teman karena mereka jarang mengikuti saya di masalah, ketemunya ya enak-enak atau di kantor.

dan orang-orang dekatnya bila tidak dapat mengatasi masalahnya dengan meditasi

14. Di kantor saya sudah less identify.. udah sangat berkurang identifikasinya.. Jadi kalo ada masalah saya jarang marah-marah. saya paling tegur baik- baik gitu.

A merasa dirinya sudah jarang marah saat berada di tempat kerjanya

Amarah berkurang

15. Mungkin buat mereka wah A ini orangnya sabar, padahal nggak. Padahal saya sangat malu.

A merasa malu pada dirinya Rasa malu 16. Atau teman-teman kondisinya enak aja... kalo cuma

masalah teman main footsal.. kalah menang buat saya nggak penting, mungkin buat orang lain mungkin penting. Jadi orang lain bisa marah-marah kalo kalah, saya biasa-biasa saja. Tapi untuk hal yang lebih merupakan value saya, saya bisa sangat pemarah. Shock comfort. Kalo saya nyetir ada orang nyalip saya bisa sangat marah haha....saya pernah neriaki supir taksi belum lama.. mungkin baru setengah tahun. Saya teriaki...

A dapat sangat marah apabila ada hal yang kurang tepat dengan valuenya

Larut dalam amarah

17. Untuk hal itu saya sangat malu sama diri saya sendiri. Saya sangat malu sama pacar saya yang duduk di sebelah saya, kaget liat saya bisa seperti itu..

A merasa malu pada dirinya dan orang dekatnya, bila amarah A keluar

Rasa malu

18. Katanya meditator hahaha... katanya kamu ini meditasi.. Ya dia nggak ngomong gitu.. mungkin dia layak mikir gitu, saya sendiri mikir gitu...

A mempertanyakan kualitas meditasinya saat ia tidak dapat mengatasi hal yang tidak sesuai dengan valuenya

Mempertanyakan kualitas meditasi

87 19. Menurut saya, objektif bahwa itu sangat ngawur.

Padahal ya tidak ada yang solid tidak ada yang benar dalam pemikiran itu. Kalo disitu ada orang yang sakit dan dia diantar dengan cepat.. oo mungkin sopir itu benar, saya yang ngawur.. Saya hanya mikir itu ngawur, sangat egois mengganggu jalan memakai jalan yang lain terutama saya....

A berpikir bahwa pemikiran yang dibuat adalah tidak benar dan egois

Pikiran bahwa dirinya tidak benar dan egois

Baik, dicerita sebelumnya tadi, Anda cukup sulit menghadapi beberapa masalah terlebih yang tidak sejalan dengan value Anda e.. bisa diceritakan nggak value seperti apa yang cukup sulit anda toleransi?

20. Value adalah hal yang saya anggap penting. Atau adalah hal yang membangun ego saya, seperti pemikiran saya terhadap saya sendiri saya ini manusia yang begini begitu.

A mengutarakan makna value yang dimaksud A

Value diri

21. Jadi kalo itu yang terjadi, yang mengganggu tu saya bisa kelabakan. Misalnya value saya ini saya mengganggap diri saya ini cerdas kalo ada orang menganggap saya bodoh ya itulah saya bisa marah. Soalnya saya ini orang yang displin, kalau mengkritik menganggap saya orang yang tidak baik atau jelek, displinnya jelek, saya bisa marah. Atau saya orang yang leadershipnya bagus, makanya saya adalah manager yang baik kadang-kadang kalo ada staff yang mbolos atau melakukan hal-hal yang indipliner sebetulnya hal itu tidak terlalu menganggu jalannya kantor ini tapi otak saya bisa memprovokasi wah.. menyepelekan leadershipmu ni, itu saya bisa marah. Jadi hal-hal macam itu yang bisa membuat saya marah.

A dapat marah saat terdapat kondisi yang tidak sesuai dengan value yang dimiliki. Value yang tersebut adalah cerdas, displin, dan baik dalam memimpin

Larut dalam amarah

88 bentukan pikiran saya. Ini penting ini nggak penting.

Saya punya label yang ini yang itu sangat tidak dibutuhkan, useless sangat pointless. Label yang sangat mengganggu sangat membebani, tapi itu tidak luntur begitu aja. Itu perlu berlatih. Jadi hal-hal yang masih tersisa itu ya oke, saya masih sangat terganggu.

oleh value yang terbentuk dari pikiran A

terbebani

23. Walaupun label itu, Satu-satu saya berusaha ini nggak usah nggak usah ini nggak papa. Saya terus berusaha check out dari label itu. Apapun yang membebani saya check out. Walaupun itu biasanya, tapi baik juga kok saya pegang ini saya lewatkan- lewatkan.

A berusaha untuk menyingkirkan pemikiran yang menganggu dalam dirinya

Menyingkirkan pemikiran yang mengganggu

24. Misalnya staff mereka berarti menyepelekan leadershipmu tapi saya ah check out aja. Kadang- kadang saya juga berpikir ya leadership penting untuk menjalankan mengkoordinasi tapi kalo mereka lepas dari jalur koordinasi bukan berarti mereka menyepelekan leadership mungkin mereka hanya sekedar pengen malas-malasan. Jadi saya berusaha berpikir dengan sudut yang lain. Semoga saya bisa less identify.

A berusaha untuk berpikir dengan sudut lain dalam mengatasi masalah yang muncul dari ketidaksesuaian kondisi dengan value yang dimiliki A

Berpikir dengan sudut lain

25. Ya.. masalah yang membuat saya masih kelabakan atau sulit mengatasi masalah yang berhubungan dengan ego pride.

A merasa masih sulit mengatasi masalah yang berhubungan dengan ego pride.

89 26. Kalau yang saya banggakan itu ketenangan diri terus

jadi tidak tenang saya jadi tidak tenang; gusar pada suatu masalah. Terus misalnya ada orang yang melihat saya dengan pandangan katanya kamu ini meditator yang tenang, saya bisa sangat kelabakan.

A kelabakan atau gusar saat masalah datang pada dirinya

Larut dalam kekhawatiran

Kelabakannya itu seperti apa?

27. Kelabakannya ya saya bisa moodnya bisa sangat jelek. Ekspresinya bisa sangat jelek e... saya bisa sangat kecewa sama diri saya sendiri. Saya mempertanyakan kualitas practise saya. Tapi juga bisa lebih negatif yaitu bisa dengan menyalahkan orang lain keadaan. Berusaha melakukan action- action yang sangat menolak keadaan itu. Misalnya e..staff ini sudah memicu kegusaran saya, satu sudah memicu kegusaran saya kedua masih mempertanyakan leadhership saya secara langsung maupun tidak langsung. Ketika secara langsung atau tidak langsung, membuat saya, saya anggap membuat keadaan disini jadi tidak kondusif ya kegusaran saya ini bisa wah.. wes pecat ajalah. Jadi saya kegusarannya saya mempertanyakan diri saya sendiri. Kedua keluar saya menyalahkan orang lain. Terus manifestasinya biasa lebih keluar kalau ke dalam ya saya perlu memperbanyak meditasi haha..

Saat gusar, biasanya A merasa kecewa terhadap dirinya

Rasa kecewa

28. Saya tau kalo meditasi dengan pamrih yang macam ini biasanya jelek kualitasnya.

A menyatakan bahwa meditasi yang dengan pamrih adalah buruk kualitasnya

Meditasi dengan pamrih berkualitas buruk

90 kamu marah dan gusar meledak-ledak adalah duduk.

Kamu merasakan seberapa jelek dudukmu. Orang yang belum pernah melakukan meditasi saat dia marah sekali itu berarti belum seorang meditator. Harusnya seorang meditator, saat kamu marah sekali hal pertama duduk dulu.

meditasi yang menyarankan untuk duduk meditasi saat amarah muncul

muncul

30. Kadang saya melakukannya kualitasnya sangat jelek, fokusnya sangat jelek

A melakukan meditasi yang buruk saat kemarahan muncul

Meditasi yang dilakukan buruk

31. Jadi biasanya yang tercipta yang keluar yaitu kalau orang ini nggak bisa diajak kerjasama saya pecat aja. Kalau perlu sekarang. Saya hitung gajinya saya hitung pesangonnya langsung aja sekarang.

A biasa meluapkan amarahnya Larut dalam amarah

Jadi kalau saya tangkap tadi, dalam menghadapi berbagai masalah, Anda itu tadi dengan berusaha untuk berpikir dengan sudut yang lain. Kemudian mungkin langsung menyelesaikan masalah di tempat, misalnya kalo masalah dari luar, ya pecat dan lain sebagainya, mungkin ada cara menangani masalah yang lain, dengan model lain yang biasa Anda lakukan?

32. Ya satu saya lihat ke dalam. Sekarang sudah secara tidak sengaja itu terjadi.

A sudah mengalami perubahan dalam menghadapi masalah, yaitu mampu melihat ke dalam terlebih dulu

Pola pikir yang benar

33. Ya saya lumayan seneng. A merasa cukup senang akan

perubahan yang terjadi

Rasa senang 34. Maksudnya ini nggak sesolid yang kelihatan. Jadi

kadang-kadang kalo saya melihat masalah atau kejadian kejadian ini nggak sesolid... misalnya ini orangnya malas orang ini malas itu dimana? Bentuknya apa? Warnanya apa? Saya sering secara refleks.. itu saya lanjutkan kalo saya sedang bagus..

Saat kesadaran A dalam tingkat yang baik, A mampu menyadari hakikat pikiran

Menyadari hakikat pikiran

35. Cuma kadang-kadang sudah berpikir.. tetep aja sesaknya di dada terasa.

A masih tetap merasa berat dalam menghadapi masalah, meski ia

91 sudah berpikir dengan lebih baik

36. Jadi penyelesaian-penyelesaiannya selain itu tadi adalah kalo secara reflek itu terjadi. Orang ini malas orang ini malasnya dimana? Warnanya apa? Baunya apa? Kalau itu gigitannya luntur ya saya kadang- kadang nggak sampe menegur dia. Karena setelah saya liat nggak juga.

A tidak akan melakukan reaksi yang negatif bila kesadarannya pada taraf yang baik

Tidak bereaksi negatif bila kesadaran baik

Kalau yang sering Anda gunakan yang ke dalam atau yang keluar dulu? 37. E.. keluar dulu hahaha... keluar dulu maksudnya

gini.. nyalahkannya lebih cepat keluar dulu, bukan marah-marahnya yang keluar dulu. Nyalahkan dulu, tapi nyalahkannya lebih cepat. Melihat masalahnya di luar itu lebih cepat.. aduh orang ini memang useless.. lebih cepat.

A lebih cepat menyalahkan suatu hal di luar dirinya

Cepat menyalahkan

38. Nah kemudian, pertama kita berpikir orang itu useless tapi juga usefull. Kedua kalo mau dibuat pride.. ini label saya, persepsi saya. Kalo pikiran ini tidak mempersepsi ya kejadian itu ya hanya kejadian. Bahkan kalo banyak orang suruh duduk sini 4 orang diskusi.. trus kantor ini saya lihat begini-begini, terus saya putar film, mungkin saya tanya gimana? Menurutmu orang ini gimana? ya baik-baik aja.. ya menarik ya penampilannya. Jadi yang bilang useless saya tok hahaha....

A biasa melihat pikiran setelah menyalahkan

Melihat pikiran setelah menyalahkan

39. Misalnya yang terakhir ada yang terbaru beberapa minggu lalu, ada beberapa murid sedang tes di satu ruangan, lampunya mati. Dan pake genset, waktu kantor mau tutup kurang 15 menit, hari sabtu keadaan denyut nadi kantor melemah sudah mau

A gusar akan sesuatu yang dianggapnya bermasalah

Larut dalam kekhawatiran

92 sudah pulang. Tapi kantor tutup jam 2 kurang ¼.

Lampunya mati, gensetnya gak ada bensin. Penjaga kebersihannya bilang oo.. tinggal 15 menit udahlah nanggung rasah beli bensin nanggung, front officenya setuju.. murid-muridnya.. terus karena mati lampu diminta mengerjakan tesnya di sofa karena terang. Dengar berita itu saya langsung, aduh orang-orang ini berarti malas, malas beli bensin pengennya liburan, tinggal 15 menit trus ada kata nanggung. Pertama pikiran saya gitu. Saya langsung berpikir panjang dan cepat, malas, tidak mengutamakan kepentingan kantor, malas, hanya ingin liburan. Dan keputusan nanggung itu tidak ada di tangan mereka. Keputusan itu harusnya di tangan saya. Harusnya bapak penjaga ini nggak boleh bilang nangung. Train of thoughtnya panjang. Terus saya pikir, saya terus merasa... saya pikir yang saya belain adalah ego saya saya merasa disepelekan, mereka nggak lapor, kurang 15 menit mereka tidak tau performa kerja saya. Kalau ada saya mereka mungkin nggak berani lagi. Tapi setelah saya pikir yang saya belain bukan servicenya ke orang tapi yang saya belain itu ini lho. Yang saya belain itu bukan objektif benar. Dan saya 100 persen benar. Ya mungkin saya benar, berdasar AD ART ya jelas mereka melanggar, ya tapi masalah ini bisa besar karena saya begitu dan lagi kalo muridnya complaint pergi.. nggak laku. Bisnis saya nggak laku dan nggak dapat duit. Bisnis saya terganggu... dengan

93 pemikiran itu, terus saya berpikir mari kita pikir

sumber masalah nomor satu yang seakan-akan objektif adalah nanti murid-murid ini complaint mari kita lihat murid ini complaint nggak. Toh nggak, besoknya ketemu saya terus, saya berusaha..eh.. gimana ujianmu? Ya lumayan mas, agak sulit tapi ya lulus kayanya. Mereka sama sekali nggak ngurus yang namanya mati lampu. Masih happy-happy aja. Mereka happy, kerjakan di sofa ya happy malah mungkin lebih empuk, front officer ya happy, weekend dan sebagainya pak yang njaga kebersihan juga happy nggak ada masalah soal itu. Saya sendirian yang nggak happy. Keliatannya semua orang baik-baik. Jadi saya cuman kumpulkan orang- orang itu.. ya keputusan waktu itu nggak bener... tidak terjadi apa-apa tidak ada imbas apapun ke murid-murid ini, tapi lain kali nggak boleh gitu. Lain kali kalo kita masih bisa layani mereka lebih baik. Walaupun tinggal 15 menit, beli bensin makan waktu 15 menit dan sebagainya selama masih bisa kita kerjakan kita kerjakan. Saya ngomong gitu supaya besok kalo ada hal yang besar kita terus nggak papa-nggak papa. Tapi saya lebih tenang, nggak mempengaruhi apa-apa.

Oh ya Anda e.. ini kan tadi Anda bilang dalam penyelesaian masalah itu lebih sering keluar, kemudian apakah di banyak masalah itu, meditasi yang Anda lakukan itu apa ya? Ada dampak nggak terhadap masalah-masalah itu? Maksudnya ada andil besar nggak untuk mengatasi masalah-masalah itu?

94 nyalahke, kamu gini-gini tapi terus saya bisa bentar

yoo... seperti tadi saya contohin ini adalah persepsi pikiran. Kedua ini menghantam yang dihantam adalah ego saya pride saya. Keluarnya sih saya bisa ngomong kamu service ke orang-orang itu gak bagus kita imagenya jelek gimana....ya ini ego saya. Nah dalam proses meditasi pemikiran ini..e.. saya dapat pemikiran macam ini melihat dengan sudut lain mengetahui terjadi di dalam itu dari proses.

membuat A dapat menyadari hakikat pikiran

41. Karena proses meditasi ini kebetulan di dunia ini sangat dekat dengan filosofi budhis. Walaupun dia bukan milik budhis sebetulnya proses ini bisa dilakukan setiap orang. Jadi kemampuan untuk melihat macam ini tadi..e.. yang saya baca kebanyakan...90% berasal dari filosofi budhis.

A menyatakan bahwa meditasi dapat dilakukan oleh siapapun

Meditasi dapat dilakukan siapapun

42. Nah, hal yang secara intelektual yang saya ketahui ini, intelektual sekali. Dia ditunjang secara practise. Tapi yang terjadi adalah ego saya begini ini bentukan pikiran, itu terjadi di level intelektual. Buat saya tarafnya masih intelektual.

A menyatakan bahwa tingkat meditasinya masih dalam tataran intelektual

Tingkat meditasi yang intelektual

43. Jadi saya akan duduk berusaha berpikir berlama- lama. Konfrontasi pikiran saya begini saya berusaha mikir begini dan lain sebagainya. Nah, keefektivan pemikiran ini tergantung meditasi. tergantung seberapa bagus landasan practise kita.

A menyatakan bahwa keefektifan meditasi tergantung dari praktek meditasi yang dilakukan

Keefektifan meditasi tergantung dari praktek meditasi

44. Jadi saya bilang hal yang valuenya nggak susah work, susah nggak work. Saya tau wah saya bad practisioner. Haha...

A menyatakan bahwa ia praktisi yang buruk

Menilai diri sebagai meditator yang buruk

95

meditasinya yang telah dilakukan

Oh ya Anda tadi kan e.. yang Anda ceritakan kan masalah yang berat-berat dan sulit diatasi dengan meditasi, nah masalah yang dapat diatasi dengan meditasi apa aja ?

46. Oh ya.. ya salah satunya itu tadi....genset mati.. Terakhir juga misalnya lampu mati.. ngidupin genset trus misal gensetnya meledak.. mungkin saya akan berpikir saya bisa apa sekarang... kalo nggak ada saya akan duduk dan rileks.. saya paling bilang ke front officer..hal terbagus yang bisa saya lakukan adalah kelas berikutnya jam 9.30 kamu cancel. Orang-orangnya kamu smsin kelas hari ini cancel karena mati lampu... Kalo saya nggak berpikir dengan cara yang lebih simpel saya akan berpikiran panjang... panjang sekali itu, saya akan berpikiran nah kalo mati lampu cancel kelas ini namanya bukan perusahaan yang bonafit. PLN ne kurang ajar, mati nggak kasi tau padahal laudry kecil sebelah dikasi tau bahwa besok mati lampu, kita nggak dikasi tau, tiba-tiba bekk gitu aja. Padahal tagihan PLN kita

Dokumen terkait