• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.2. Waktu Penelitian

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. 3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah saus tomat dan saus cabai isi ulang yang diperoleh dari 5 kantin di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Pemilihan kantin tersebut secara total populasi. Jumlah kantin yang ada di lingkungan USU ada sebanyak 38 kantin. Diantara 38 kantin tersebut, 19 kantin merupakan kantin yang berada di lingkungan Fakultas sedangkan 19 kantin lainnya berada di luar Fakultas yang bertempat di salah satu lokasi di lingkungan USU yang disebut dengan Pajak USU. Berdasarkan survai pendahuluan dari 38 kantin tersebut hanya 5 kantin yang menggunakan saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang secara terpisah, dimana 3 kantin dari Fakultas dan 2 kantin lainnya berada di Pajak USU.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan melakukan pengumpulan sampel dan uji laboratorium dengan metode tuang (Pour Plate) untuk mengetahui jenis-jenis mikroba yang dapat tumbuh pada saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang.

3.5. Definisi Operasional

1. Saus tomat isi ulang adalah saus tomat dalam kemasan plastik yang diisi ulang kedalam botol saus yang telah tersedia di kantin tersebut.

2. Saus cabai isi ulang adalah saus cabai dalam kemasan plastik yang diisi ulang kedalam botol saus yang telah tersedia di kantin tersebut.

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

3. Uji laboratorium adalah kegiatan pemeriksaan saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang untuk mengetahui ada tidaknya mikroba dengan menggunakan Metode Pour Plate.

4. Ada mikroba adalah suatu keadaan dimana uji laboratorium menunjukkan hasil positif adanya mikroba pada saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang yang telah diuji.

5. Tidak ada mikroba adalah suatu keadaan dimana uji laboratorium

menunjukkan hasil negatif terhadap pertumbuhan mikroba pada saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang yang telah diuji.

6. Jenis mikroba adalah spesies bakteri atau jamur yang dapat tumbuh pada saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang setelah dilakukan uji laboratorium. 7. Standard Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3546-2004 adalah peraturan yang

memuat syarat mutu saus tomat.

8. Standard Nasional Indonesia (SNI) No. 01-2976-1992 adalah peraturan yang memuat syarat mutu saus cabai.

3.6. Teknik Pengolahan Sampel

Setelah pemeriksaan laboratorium selesai dilaksanakan maka hasilnya diolah secara manual dan dijelaskan dalam bentuk deskriptif.

3.7. Pelaksanaan Penelitian 3.7.1. Cara Pengambilan Sampel

1. Persiapkan wadah steril.

2. Siapkan formulir tentang lokasi pengambilan, tanggal pengambilan dan kode sampel.

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

3. Masukkan saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang ke dalam wadah steril tersebut.

4. Wadah diberi kode, lokasi pengambilan dan tanggal pengambilan sampel dengan menggunakan spidol.

5. Masukkan sampel tersebut ke dalam box es yang telah disiapkan sebelumnya. 6. Kirim sampel ke laboratorium untuk diperiksa.

3.8. Instrumen dan Bahan Penelitian 3.8.1. Alat-alat yang diperlukan

1. Autoclave 2. Inkubator

3. Timbangan/balance 4. Labu Erlenmeyer 5. Rak tabung reaksi 6. Lampu Bunsen 7. Spidol

8. Tabung reaksi

9. Petri dish/cawan petri 10.Pipet ukur : 1ml 11.Ose cincin dan jarum 12.Objek Glass

13.Mikroskop 14.Pipet tetes

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. 3.8.2. Bahan, Media dan Reagensia

1. Saus tomat isi ulang dan saus cabai isi ulang 2. Nutrient Agar (NA)

3. Patato Dextrose Agar (PDA) 4. Mac Conkey Agar (MCA) 5. SS Agar

6. Laktose Broth

7. Brilliant Green Lactose bile Broth (BGLB) 2% 8. Buffer Phospat

9. Gentien Violet 5% 10.Karbolfuchin 11.Lugol 1% 12.Alkohol 96%

3.9. Cara Kerja Penelitian

3.9.1. Cara Kerja Penetapan Angka Lempeng Total (ALT)

Metode : Pour Plate/Metode Tuang

Prinsip : Pertumbuhan bakteri pada media setelah diinkubasi pada suhu 37°C selama 2x24 jam.

I. Pengenceran

a. Sampel sebanyak 10g dimasukkan kedalam gelas ukur, kemudian

ditambahkan larutan Buffer Phospaf sampai 100 ml. Aduk hingga homogen.

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

b. Dengan menggunakan pipet steril pindahkan 1ml suspensi diatas ke dalam larutan Buffer Phospaf.

c. Lakukan pengenceran sampai di dapat pengenceran 102 dengan garam fisiologis.

II. Pembiakan Sampel 1. Nutrient Agar

a. Dari tiap pengenceran diatas di ambil 1ml dan dimasukkan ke dalam petridish.

b. Tuangkan sebanyak 15-20 ml Nutrien Agar ke dalam petridish tersebut diatas.

c. Goyangkan cawan petridish sedemikian rupa sehingga sampel dan Agar tercampur merata.

d. Setelah Agar membeku, balikkan cawan petridish dan inkubasi pada suhu 37°C selama 2x24 jam.

e. Hitung koloni yang tumbuh. 2. SS Agar

a. Ambil 1 sengkelit sampel dari pengenceran di atas. b. Goreskan pada permukaan media SS Agar secara zig-zag. c. Inkubasi pada suhu 37°C selama 2x24 jam.

d. Amati koloni yang tumbuh.

e. Bila ditemukan koloni tidak berwarna/bening, maka tersangka Salmonella. 3. Mac Conkey Agar

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

b. Goreskan pada permukaan media MC Agar secara zig-zag. c. Inkubasi pada suhu 37°C selama 2x24 jam.

d. Amati koloni yang tumbuh.

e. Bila ditemukan koloni berwarna merah jambu, bulat dan besar, maka tersangka E. coli

3.9.2. Penetapan Koloni Kapang

Prinsip : Pertumbuhan Kapang dalam media yang cocok setelah diinkubasi pada suhu 25oC - 30oC selama 5 hari.

a. Cara kerja sama seperti pada penetapan ALT.

b. Pada pemeriksaan kapang menggunakan media Patato Dextrose Agar (PDA)

c. Inkubasi pada suhu 25oC - 30oC

d. Pada hari ke 5 dilihat pertumbuhan koloni, warna dan struktur.

e. Koloni kapang biasanya buram, abu-abu, kehitaman dan seperti kapas. f. Tegaskan koloni kapang dengan pemeriksaan di bawah mikroskop. g. Bila ditemukan spora/konidia, strigmata berarti Aspergillus (+).

3.9.3. Cara kerja Pemeriksaan Most Probable Number (MPN)

I. Test Pendahuluan

a. Siapkan 7 tabung reaksi yang berisi masing-masing Laktose Broth sebanyak 10 ml.

b. Pipet sampel 10 ml, lalu masukkan ke tabung 1-5. c. Pipet sampel 1 ml, lalu masukkan ke tabung 6. d. Pipet sampel 0,1 ml, lalu masukkan ke tabung 7.

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

e. Masing-masing tabung homogenkan.

f. Inkubasikan pada suhu 37°C selama 2x24 jam.

g. Hasil (+) dinyatakan dengan terbentuknya gas pada tabung Durham dan dilanjutkan test penegasan.

h. Hasil (-) berarti coliform negative dan tidak pelu dilakukan test penegasan. II. Test Penegasan

a. Dari tiap tabung yang positif pada test awal, dipindahkan 1-2 ose kedalam tabung yang berisi 10 ml BGLG 2%. Dari masing-masing tabung penegasan diinokulasikan ke dalam 2 seri.

b. Satu seri tabung BGLB 2% di inkubasikan pada suhu 37°C selama 2x24 jam untuk coliform. Satu seri tabung BGLB 2% lain diinkubasikan pada suhu 44°C selama 2x24 jam untuk colifecal.

c. Pembacaan dilakukan setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB yang menunjukkan (+) gas, kemudian dicocokkan dengan tabel MPN.

3.9.4. Cara Kerja Identifikasi dengan Pewarnaan Gram

Prinsip : Pewarnaan Gram adalah suatu cara pewarnaan differensial yang dapat membedakan bakteri dalam 2 golongan besar yaitu bakteri Positif Gram dan Negatif Gram. Bakteri Positif Gram dapat mempertahakan zat warna pertama (Primary stain) yaitu ungu kristal karbol sedangkan bakteri Negatif Gram melepaskan zat warna pertama dan mengikat zat warna kedua yaitu Safranin (countestain).

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

a. Dengan menggunakan ose steril, ambil koloni tersangka dan buat sediaan pada objek glass kemudian fiksasi dengan lampu spritus.

b. Tetesi dengan larutan Gentien Violet 5% selama 5 menit lalu cuci dengan air mengalir.

c. Tetesi larutan Lugol 1% selama 1 menit kemudian bilas dengan air.

d. Bilas dengan larutan Alkohol 96% sehingga tidak adanya zat warna pada sediaan.

e. Tetesi dengan larutan Karbolfuchin selama 3 menit kemudian bilas dengan air dan keringkan dengan menggunakan kertas saring.

f. Amati dengan mikroskop lensa objektif pembesaran 100x dengan menggunakan Oil Emersi.

3.9.5. Cara Kerja Reaksi Biokimia (RBK)

Tujuan : Untuk mengidentifikasi bakteri dalam menentukan spesiesnya. a. Ambil 1 koloni dari Nutrient Agar dengan ose jarum.

b. Suntikkan ke dalam bouillon 1 ml. c. Inkubasikan pada 37oC selama 20 menit

d. Sesudah tumbuh tanam ke: Indol, MSA, Simon citrate, TSIA dengan menggunakan ose cincin dan jarum.

e. Inkubasikan jajaran warna tersebut dalam inkubator pada 37oC selama 24 jam.

f. Amati perubahan yang terjadi.

Indol : Hasil (+) bila terjadi cincin merah jingga keunguan. Hasil (-) bila tidak berubah atau warna kuning kecoklatan.

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

MSA : Hasil (+) bila terjadi warna kuning.

Hasil (-) bila tidak berubah warna atau tetap warna orange.

Simon citrate : Hasil (+) bila terjadi perubahan warna hijau menjadi biru. Hasil (-) bila tidak terjadi perubahan warna.

TSIA : Bila terjadi perubahan pada bagian tegaknya warna kuning dengan atau tanpa warna hitam (H2S). Pada bagian miringnya warna merah atau tidak berubah.

g. Bila Tersangka Staphylococcus maka dilakukan Test Katalase (H2O2) :

- Ambil 1 sengkelit koloni tersangka Staphylococcus - Letakkan di atas objek gelas

- Teteskan H2O2 2 tetes

- Bila terjadi gelembung Udara berarti (+), bila tidak terjadi berarti (-).

3.10. Analisa Data

Data yang diperoleh akan diolah dengan cara manual dan dibandingkan dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3546-2004 tentang persyaratan mutu saus tomat dan (SNI) No. 01-2976-1992 tentang persyaratan mutu saus cabai, khususnya mengenai batas maksimum cemaran mikroba dalam saus tomat dan saus cabai.

Santi Imelda Gea : Hygiene Sanitasi Dan Analisa Cemaran Mikroba Yang Terdapat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Isi Ulang Yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.

Dokumen terkait