BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
2. Waktu Penelitian
Tahap persiapan meliputi pengajuan judul, penyusunan
proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, konsultasi
proposal penelitian, konsultasi instrumen penelitian, dan pengajuan ijin
penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan
September 2010.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen penelitian, uji
validitas, indeks kesukaran, daya beda, konsistensi internal, dan
reliabilitasnya. Setelah instrumen siap, selanjutnya dilakukan
pengambilan data penelitian. Tahap pelaksanaan ini dilakukan pada
commit to user
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi pengolahan data hasil penelitian
dan penyusunan laporan akhir dilakukan pada bulan Desember 2010
sampai dengan bulan Februari 2011.
B. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimental
semu. Alasan digunakan penelitian eksperimental semu adalah peneliti
tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel
yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono (2003: 82), tujuan
penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan
untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan
dimana akan dibandingkan akibat dari dua jenis perlakuan tertentu.
Data yang merupakan hasil pengaruh perlakuan terhadap
kelompok eksperimen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan.
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Problem Posing. Kedua
pendekatan pembelajaran tersebut merupakan variabel bebas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pada akhir penelitian, kedua kelompok diukur dengan
menggunakan alat ukur yang sama yaitu soal tes prestasi belajar
matematika siswa. Hasil pengukuran tersebut dianalisis dan dibandingkan
dengan tabel uji statistik yang digunakan.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan faktorial 2 x 3. Adapun desainnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Tabel Data Amatan
Keaktifan Belajar (B) Pendekatan
Pembelajaran (A)
Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)
CTL (a1) AB11 AB12 AB13 Problem Posing (a2) AB21 AB22 AB23
Keterangan :
AB11 = nilai siswa dengan keaktifan belajar tinggi yang diberi perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL.
AB12 = nilai siswa dengan keaktifan belajar sedang yang diberi perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL.
AB13 = nilai siswa dengan keaktifan belajar rendah yang diberi perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL.
AB21 = nilai siswa dengan keaktifan belajar tinggi yang diberi perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing.
AB22 = nilai siswa dengan keaktifan belajar sedang yang diberi perlakuan
commit to user
AB23 = nilai siswa dengan keaktifan belajar rendah yang diberi perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing.
3. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah :
a. Menentukan populasi;
b. Menentukan sampel penelitian secara stratified cluster random
sampling, pada penelitian ini sampel dibagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di mana pada
keduanya kemudian dilakukan uji keseimbangan untuk mengetahui
bahwa sebelum dilakukan eksperimen, kedua kelompok berada dalam
kondisi yang seimbang;
c. Melakukan pengambilan data tentang keaktifan belajar matematika
dengan angket yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu
keaktifan belajar tinggi, keaktifan belajar sedang dan keaktifan belajar
rendah;
d. Kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan pendekatan
CTL sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan
pendekatan Problem Posing;
e. Melakukan tes prestasi belajar matematika untuk pokok bahasan
Operasi Hitung Bilangan Bulat;
f. Melakukan analisis data untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dari penggunaan pendekatan pembelajaran yang berbeda, keaktifan
belajar dan interaksi pendekatan pembelajaran dan keaktifan belajar.
C. Populasi danSampel 1. Populasi
Menurut Budiyono (2009: 121), ”Keseluruhan pengamataan yang
akan diteliti, berhingga atau tak berhingga, membentuk apa yang disebut
populasi (universum)”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V semester ganjil SD Negeri di kecamatan Grobogan Tahun Ajaran
2010/2011 yang terdiri dari 42 SD Negeri, seperti terlihat pada Lampiran
27.
2. Sampel
Sebagian populasi yang diamati disebut sampel atau contoh
(Budiyono, 2009: 119). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel
dari populasi, diharapkan hasil yang dicapai sudah dapat menggambarkan
sifat dari populasi tersebut. Hasil pada penelitian ini akan digeneralisasi
pada populasi.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara acak bertingkat (stratified
cluster random sampling) pada Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan
Grobogan. Pertama dilakukan pengelompokkan pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Grobogan berdasarkan rangking sekolah yang didasarkan pada
commit to user
2008/2009 dan 2009/2010. Sekolah-sekolah ini digolongkan menjadi tiga
kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Dari tiga kelompok
tersebut diambil secara random masing-masing dua sekolah sekaligus satu
kelas pada masing-masing sekolah.
Pengambilan sampel dengan cara acak dimaksudkan agar setiap
SD mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Setelah dipilih
secara acak, didapatkan sampel SD dari kelompok tinggi adalah SDN 4
Karangrejo dan SDN 2 Putatsari. Dari kelompok sedang SDN 3 Teguhan
dan SDN 2 Tanggungharjo. Dari kelompok rendah SDN 1 Lebengjumuk
dan SDN 3 Sedayu. Sehingga diperoleh 3 SD untuk kelas eksperimen
yaitu SDN 4 Karangrejo, SDN 3 Teguhan dan SDN 3 Sedayu serta 3 SD
untuk kelas kontrol yaitu SDN 2 Putatsari, SDN 2 Tanggungharjo dan
SDN 1 Lebengjumuk. Daftar SD yang termasuk ke dalam kelompok
tinggi, sedang dan rendah dapat dilihat pada Lampiran 28.
D. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka pemikiran, dalam penelitian ini terdapat dua
variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
a. Pendekatan Pembelajaran
1) Definisi operasional
Pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pecapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses
pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus
dikelola.
2) Indikatornya adalah pembelajaran dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan pendekatan Problem Posing.
3) Skala pengukurannya adalah nominal.
4) Simbolnya adalah Ai dengan i =1,2.
b. Keaktifan Belajar
1) Definisi Operasional
Keaktifan adalah keadaan siswa yang giat, rajin, selalu berusaha
bekerja dengan sungguh-sungguh dalam proses belajar mengajar.
2) Indikatornya adalah skor angket keaktifan belajar.
3) Skala pengukurannya adalah skala interval kemudian diubah dalam
skala ordinal, yang terdiri dari tiga kategori yaitu tinggi, sedang
dan rendah.
a) Keaktifan siswa tinggi jika Xtotal stotal
2 1
nilai > +
b) Keaktifan siswa sedang jika nilai 2 1 £ - total total s X total total s X 2 1 + £
c) Keaktifan siswa rendah jika Xtotal stotal
2 1
nilai <
commit to user
2. Variabel Terikat
Variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika siswa.
a. Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang berupa gambaran
dan penguasaan kemampuan dalam pelajaran matematika setelah siswa
mengikuti pelajaran dalam kurun waktu tertentu.
b. Indikatornya adalah skor tes prestasi belajar.
c. Skala pengukurannya adalah skala interval.
d. Simbolnya adalah (AB)ij.
E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan utuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan
untuk menelusuri data historis (Burhan Bungin, 2008: 144).
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis, misalnya buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
catatan, dan sebagainya.
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
tentang keadaan awal siswa yang diambil dari nilai ulangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yang diperoleh digunakan untuk menguji keseimbangan rerata
kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150).
Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan
instrumen berupa item soal tes yang masing-masing mengukur satu
jenis variabel. Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika pada sub
pokok bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat setelah dikenai suatu
perlakuan. Tes ini berupa soal-soal mengenai materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat. Tes yang digunakan berbentuk tes obyektif berbentuk
pilihan ganda di mana terdapat 4 alternatif jawaban.
c. Metode angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui
(Suharsimi Arikunto, 2006: 151). Metode ini merupakan suatu teknik
atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen yang dipakai
commit to user
yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data
yang dialami oleh responden sendiri kemudian alternatif jawaban yang
harus dijawab telah tertera dalam angket tersebut. Angket ini berisi
soal-soal untuk mengukur keaktifan belajar siswa.
2. Pengembangan Instrumen Penelitian a. Instrumen dalam Penelitian
Pada penelitian ini, metode tes akan digunakan untuk
memperoleh data prestasi belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan
yaitu tes obyektif.
Langkah-langkah dalam membuat tes terdiri dari:
1) Menyusun materi yang akan digunakan dalam membuat soal
2) Membuat kisi-kisi soal tes
Kisi-kisi soal tes prestasi belajar terdapat pada Lampiran 2.
3) Menyusun soal
Soal tes prestasi belajar terdapat pada Lampiran 3.
4) Prosedur pemberian skor untuk jawaban tes sebagai berikut:
nilai 1 jika benar, 0 jika salah.
5) Mengadakan uji coba tes
Sedangkan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa,
digunakan metode angket. Dalam penelitian ini digunakan angket
langsung tertutup berbentuk obyektif yaitu suatu bentuk angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Langkah-langkah membuat angket :
1) Menyusun materi yang akan digunakan untuk membuat angket.
2) Membuat kisi-kisi angket
Kisi-kisi angket terdapat pada Lampiran 12.
3) Menyusun angket
Item soal aktivitas belajar dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah
disusun sebelumnya. Angket terdapat pada Lampiran 13.
4) Menentukan cara pemberian skor.
Dalam menentukan skor angket setiap alternatif jawaban
mempunyai skor berbeda-beda. Pemberian untuk tiap-tiap
alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item.
Pemberian bobot nilai pernyataan positif adalah sebagai berikut:
· Nilai 4 untuk jawaban a
· Nilai 3 untuk jawaban b
· Nilai 2 untuk jawaban c
· Nilai 1 untuk jawaban d
Sedangkan bobot nilai pernyataan negatif adalah sebagai berikut :
· Nilai 1 untuk jawaban a
· Nilai 2 untuk jawaban b
· Nilai 3 untuk jawaban c
· Nilai 4 untuk jawaban d 5) Mengadakan uji coba angket.
commit to user
b. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun, diuji cobakan terlebih dahulu
untuk melihat apakah instrumen yang telah disusun memenuhi
syarat-syarat instrumen yang baik.
1) Ujicoba Soal Tes
a) Uji Validitas Isi
Berdasarkan tujuan diadakannya tes hasil belajar
yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang
ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada
keseluruhan situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada
tes ini adalah uji validitas isi dengan langkah-langkah seperti
yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono
(2003: 60) sebagai berikut:
(1) Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (pada tes prestasi dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi).
(2) Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain tersebut.
(3) Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal dengan domain performan yang terkait.
(4) Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasarkan data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah (3).
Penilaian validitas isi ini biasanya dilakukan oleh
para pakar, seperti yang dikemukakan oleh Budiyono (2003:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Penilaian apakah instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi biasanya dilakukan melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar atau validator). Dalam hal ini para penilai (yang sering disebut subject-matter experts), menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi (substansi) yang akan diukur.
b) Uji Reliabilitas
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran tersebut dapat memberikan hasil relatif tidak
berbeda bila dilakukan kembali pada subyek yang sama pada
waktu yang berbeda. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas
menggunakan teknik Kuder-Richardson atau biasa disebut
dengan KR-20 (digunakan untuk mencari reliabilitas yang
skornya bukan 1 atau 0),yaitu sebagai berikut:
÷÷ ÷ ø ö çç ç è æ -÷ ø ö ç è æ -=
å
2 2 11 1 t i i t s q p s n n r dengan: 11r = indeks reliabilitas instrumen.
n = banyaknya butir instrumen.
i
p = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-i.
i
q = 1- pi, i = 1, 2, ..., n
2
t
s = variansi total.
Adapun suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11³0,7.
commit to user
c) Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat
kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran
tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
s J B P= dengan: P = indeks kesukaran.
B = banyak peserta tes yang menjawab soal benar tiap butir soal.
s
J = banyaknya peserta tes yang memberi jawaban. Dalam penelitian ini soal dianggap baik, jika 0,30£P£0,70
(Suharsimi Arikunto, 1998: 208)
d) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda
masing-masing butir soal dilihat dari korelasi antar skor
butir-butir soal tersebut dengan skor totalnya. Daya pembeda
menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl
Pearson sebagai berikut:
( )( )
( )
(
2 2)(
2( )
2)
å
å
å å
å å å
-= Y Y n X X n Y X XY n rxyperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dengan:
xy
r = indeks daya pembeda untuk butir tes ke-i.
n = banyak subyek yang dikenai tes. X = skor butir ke-i.
Y = skor total.
Dalam penelitian ini soal tes dikatakan mempunyai daya
pembeda yang baik jika rxy ³0,3.
(Budiyono, 2003: 65)
2) Uji coba Angket
a) Validitas Isi
Validitas dari suatu instrumen biasanya dinilai oleh
para pakar (Budiyono, 2003: 65). Sehingga validitas isi dari
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
oleh para pakar.
b) Reliabilitas angket
Uji reliabilitas angket digunakan rumus Alpha.
Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut:
÷ ÷ ø ö ç ç è æ -=
å
2 2 11 1 1 t i s s n n r dengan: 11r = indeks reliabilitas instrumen.
n = banyaknya butir instrumen.
2
i
commit to user 2
t
s = variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba.
Adapun suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11³0,7.
(Budiyono, 2003: 70)
c) Konsistensi Internal
Untuk mengetahui korelasi butir soal angket
digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson
sebagai berikut:
( )( )
( )
(
2 2)(
2( )
2)
å
å
å å
å å å
-= Y Y n X X n Y X XY n rxy dengan: xyr = indeks konsistensi internal untuk butir angket ke-i.
n = banyak subyek yang dikenai angket.
X = skor butir ke-i.
Y = skor total (dari subyek uji coba).
Butir soal angket dipakai jika rxy ³0,3
(Budiyono, 2003: 65)
F. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dari pelaksanaan penelitian, yang dilakukan
selanjutnya adalah pengujian terhadap data tersebut. Adapun pengujian data
adalah sebagai berikut: Pada awal penelitian dilakukan uji keseimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
prasyarat keseimbangan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas nilai awal.
Selanjutnya pada nilai hasil penelitian dilakukan dilakukan uji prasyarat
analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas baru kemudian dilakukan uji
hipotesis dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Setelah
dilakukan uji hipotesis, bila perlu dilakukan juga uji lanjut pasca anava dengan
melakukan uji komparasi ganda.
1. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok belum
dikenai perlakuan, bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
tersebut dalam keadaan seimbang. Secara statistik, untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan rataan yang berarti dari dua sampel yang
independen. Sebelum dilakukan uji keseimbangan terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk membuktikan bahwa sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Seperti dikemukakan
Budiyono (2009: 168) bahwa semua penggunaan uji statistik mengenai
beda rerata dan uji statistik lain mensyaratkan sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Pada penelitian ini untuk uji
normalitas menggunakan metode Lilliefors, yaitu:
1) Hipotesis
0
H : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
1
commit to user 2) Taraf signifikansi a =0,05 3) Statistik uji ) ( ) (zi S zi F Maks L= -dengan :
L = koefisien Lilliefors dari pengamatan
F(zi) = P(Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1)
S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah zi
s X X zi i -= Keterangan : i. -ke skor = i X sampel. rataan = X sampel. variansi = s 4) Daerah kritik
{
L L L n}
DK = | > a: yang diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikansi dan derajat kebebasan n (dengan n : ukuran
sampel).
5) Keputusan uji
a) Jika L> La maka H0 ditolak b) Jika L£La maka H0 diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
6) Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal jika H0
diterima.
b) Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal jika H0
ditolak.
(Budiyono, 2000 : 169)
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Hal ini dimaksudkan untuk
menentukan statistik uji yang akan digunakan dalam uji keseimbangan.
Prosedur uji homogenitas populasi dengan uji Bartlett sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 :
s
12=s
22 (variansi populasi homogen)H1 : Tidak semua variansi sama (variansi populasi tidak homogen)
2) Taraf signifikansi a = 0,05 3) Statistik uji
[
-å ]
= 2 2 2,303 f logRKG fjlogsj c c dengan : 2 c ~ c2(
k-1)
k = banyaknya populasi (banyaknya sampel)
k = 2 untuk pendekatan pembelajaran
commit to user
f = derajat kebebasan untuk RKG = N – k
fj = nj – 1= derajat bebas untuk sj2 ; j = 1,2,...k
j = 1, 2, …, k
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j