• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.3 Wawancara Dengan Guru Kelas

Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak terkait

sehubungan data yang akan diambil. Peneliti mewawancarai guru Kelas III

sehubungan dengan kesulitan belajar membaca yang dialami oleh kedua siswa di SD

Kanisius Minggir Sleman.

Hasil wawancara dengan guru kelas III mengenai kesulitan belajar membaca

yang dialami oleh TN dan dan DR.

a. Wawancara dengan guru kelas III mengenai Siswa TN

Menurut hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III bahwa, perilaku TN

sehari-hari sama dengan murid yang lainnya, namun TN lebih cendrung pendiam.

Dalam pembelajaran di kelas, didapati TN kesulitan membaca. TN sudah tahu huruf

namun belum bisa membaca huruf X-Y-Z. Menurut informasi guru kelas III untuk

mengeja satu suku kata atau lebih TN juga masih mengalami kesulitan , terutama

suku kata NGA-NGI,-NGU-NGE-NGO dan NYA-NYI-NYU-NYE-NYO. Pada awal

masuk kelas III TN sama sekali belum bisa membaca walaupun sudah mengerti

huruf. Mungkin salah satu penyebabnya adalah saat kelas I TN tidak mengerti huruf

sama sekali dan pernah tinggal kelas. Saat naik kelas II TN sudah mulai mengenal

huruf walaupun belum bisa membaca, sehingga ketika TN masuk kelas III dia belum

bisa membaca, dia benar-benar harus dari nol untuk belajar membaca.

Ayah TN bekerja sebagai buruh sedangkan ibunya dirumah bekerja sebagai

ibu rumah tangga. Menurut guru kelas III bahwa, ketika TN memiliki pekerjaan

Rumah (PR) ibunya menyempatkan untuk membantu TN mengerjakannya. TN

tinggal dirumah hanya dengan Bapak dan Ibunya . TN sangat dimanja oleh orang

tuanya dikarenakan anak tunggal.

Di sekolah, TN diberikan pendekatan khusus dan pengawasan. Guru kelas

sering mendatangi meja TN agar bisa membantu ketika TN sulit dalam membaca.

Guru kelas juga memberikan motivasi TN untuk belajar membaca, tujuannya agar

TN lebih semangat dalam belajar. Selain pendekatan didalam kelas guru juga

memberikan les tambahan yang dilakukan setelah jam pelajaran usai selama satu jam.

Les tambahan diadakan pada hari selasa dan kamis. Les tambahan yang diberikan

guru kelas III itu hanya berjalan beberapa waktu saja, sekarang sudah tidak diberikan

les tambahan dikarenakan kesibukan guru kelas III. Setelah di berikan pendekatan

khusus dan les tambahan TN menunjukkan ada perubahan, dari yang berawal tidak

bisa membaca sama sekali sekarang sudah paham huruf dan bisa membaca walaupun

masih kesulitan membaca kata-kata panjang.

Kendala yang dihadapi oleh guru kelas III dalam memberikan bantuan

pelayanan terhadap TN yaitu, pertama dari anaknya sendiri yang malas, ketika

keinginannya hanya ingin bermain, TN tetap kekeuh dan susah untuk belajar.

Terkadang belajarnya kurang serius. TN selalu menolak membaca didepan kelas.

Kedua dari orangtuanya kurang mendukung. Orang tua TN pernah dipanggil ke

sekolah, namun undangan tersebut tidak dipenuhi. Guru kelas juga pernah menemui

orang tua TN pada saat menjemput TN pulang sekolah, namun kurang merespon.

Bantuan pelayanan yang diberikan sekolah terhadap TN tidak akan maksimal apabila

tidak didukung tambahan dari rumah yaitu kedua orang tuanya.

Saat ini TN mendapatkan layanan bimbingan dari peneliti berupa bimbingan

belajar membaca. Menurut pendapat guru kelas III bahwa, setelah di berikan

bimbingan belajar/les tambahan oleh peneliti TN mengalami perubahan yang cukup

baik. Kemampuan membaca TN jauh lebih baik dan lebih lancar. TN sekarang sudah

lebih berani apabila diberi tugas membaca, walaupun masih ada kesalahan saat

membaca. Seperti kata-kata BEBERAPA dan TERTABRAK TN sudah bisa

membaca dengan benar. Dulu TN tidak bisa membaca kata TERTABRAK selalu

dibaca TERTABAK, dan kata BEBERAPA dibaca BERAPA. TN dalam membaca

sering menghilangkan huruf dan sekarang sudah mulai benar membacanya.

b. Wawancara dengan guru kelas 3 mengenai Siswa DR

Menurut hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III bahwa, perilaku DR

di sekolah sehari-hari sama dengan murid yang lainnya, namun DR cendrung lebih

aktif dibandingkan dengan TN, terkadang dia suka sibuk bermain sendiri. Dalam

pembelajaran di kelas, dia kesulitan dalam hal membaca. DR sudah mengerti huruf

namun belum bisa membedakan huruf d dengan b. DR juga belum bisa membaca

huruf X-Y-Z sama seperti TN. Dalam hal mengeja satu suku kata atau lebih DR

masih mengalami kesulitan terutama NGA-NGI,-NGU-NGE-NGO dan

NYA-NYI-NYU-NYE-NYO hal ini juga di alami oleh TN. Pada awal masuk kelas III DR

dengan TN sama-sama belum bisa membaca walaupun sudah mengerti huruf.

Mungkin salah satu penyebabnya, karena dia saat kelas I tidak mengerti huruf dan

tidak bisa membaca sama sekali. Tetapi saat naik di kelas II, dia sudah mulai

mengenal huruf walaupun belum bisa membaca. Sehingga ketika DR masuk kelas III

masih belum bisa membaca, dia benar-benar harus belajar membaca dari nol sama

kasusnya dengan TN.

Ayah DR bekerja sebagai petani sedangkan ibunya dirumah bekerja sebagai

ibu rumah tangga. DR adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, ibu DR sibuk karena

harus mengurus ketiga anaknya. Mungkin itu salah satu hal yang menyebabkan DR

kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Menurut informasi dari guru kelas III bahwa,

Guru kelas pernah bertanya kepada ibunya tentang keadaan DR. Menurut pengakuan

ibunya bahwa DR itu berbeda (maksudnya kurang pandai) tidak seperti

kakak-kakaknya sehingga ibunya membiarkan saja apapun yang DR lakukan dan tidak

pernah memaksa DR untuk belajar, dengan alas an DR memang tidak mampu.

DR tinggal di rumah tidak hanya dengan Ayah dan Ibunya, di rumah itu ada

kakek dan kakak-kakaknya . Menurut informasi dari guru kelas III, kakeknya sibuk

bekerja di sawah jadi kurang bisa memperhatikan DR. Kakak-kakaknya juga masih

sekolah, salah satu kakaknya bersekolah di SD yang sama dengan DR dan kakak

tertua DR sudah SMP. Kakak-kakaknya juga kurang bisa memperhatikan DR. Dia

sering bermain sendiri, terkadang hingga jauh dari rumahnya namun tidak ada yang

mencari.

Menurut guru kelas III, DR pun diberikan pendekatan khusus dan pengawasan

yang lebih seperti TN. Guru kelas III sering mendatangi meja mereka agar bisa

membantu ketika DR maupun TN kesulitan dalam membaca. Guru kelas juga

memberikan motivasi DR untuk belajar membaca. Tujuannya agar DR lebih

semangat dalam belajar membaca.

DR dan TN diperlakukan sama oleh guru kelas III, selain pendekatan di

dalam kelas guru juga memberikan les tambahan yang diberikan setelah jam pelajaran

usai selama satu jam. Les tambahan untuk DR diadakan pada hari selasa dan kamis,

namun hal itu berjalan hanya beberapa waktu saja. Kesibukkan guru kelas III

membuat les tambahan tidak berjalan. Menurut guru kelas III, setelah di berikan

pendekatan khusus dan les tambahan DR menunjukkan ada perubahan. DR yang

awalnya tidak bisa membaca sekarang sudah bisa membaca walaupun belum lancar

dan masih sering salah. DR masih harus sering diingatkan kembali saat membaca. DR

juga sudah mulai berani kalau diberi tugas membaca, dulu sama sekali tidak mau.

Dalam memberikan bantuan pelayanan terhadap DR, guru kelas III memiliki

kendala, yang pertama dari kemampuan anaknya sendiri memang kurang bisa

menangkap pelajaran. Sebenarnya DR merupakan anak yang memiliki semangat

untuk belajar membaca tetapi tidak bisa tenang ketika belajar membaca, setiap kali

membaca terkesan terburu-buru sehingga sering salah pengucapannya atau lain dalam

penulisannya. Kedua, dari orangtuanya kurang mendukung, cenderung cuek dengan

kondisi anaknya. Pelayanan dari sekolah berupa les tambahan untuk DR hasilnya

kurang maksimal, karena tidak mungkin apabila bantuan yang diberikan disekolah

saja yang digunakan. Seharusnya ada tambahan dari rumah yaitu kedua orang tua dan

keluarga lainnya.

DR mendapatkan layanan bimbingan dari peneliti berupa bimbingan belajar

membaca. Menurut pendapat guru kelas III, setelah di berikan bimbingan belajar/les

tambahan oleh peneliti ada perubahan yang cukup baik. Kemampuan membaca DR

jauh lebih baik dan lebih lancar. Kepercayaan diri DR untuk membaca didepan kelas

jauh lebih baik daripada sebelumnya, walaupun masih ada kesalahan saat membaca

DR sudah tidak takut dan malu. Dulu DR tidak bisa membaca huruf NG dan kata

yang mengandung huruf NG, sekarang sedikit demi sedikit sudah bisa.

4.2 Identifikasi Kesulitan Belajar

Dokumen terkait