LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.21 Web Hosting
Menurut Ahmadi dan Hermawan dalam (Handayani et al., 2018) mengemukakan bahwa ”Web Hosting adalah salah satu bentuk layanan jasa penyewaan tempat di internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi menampilkan layanan jasa atau produknya di web atau situs internet”.
2.1.22 Dreamweaver
Menurut Puspitosari dalam (Saifudin, 2016) mengemukakan bahwa ”Dreamweaver merupakan software dari Adobe yang biasa digunakan oleh desainer
web dan programmer web untuk mengembangkan suatu situs web”.
2.1.23 HTML (Hyper Text Markup Language)
Menurut Abdulloh dalam (Handayani et al., 2018) mengemukakan bahwa ”HTML singkatan dari Hyper Text Markup Language, yaitu skrip yang berupa tag-tag untuk membuat dan mengatur struktur website”.
Sedangkan menurut (Pratama, 2014:218) menyimpilkan bahwa:
HTML atau Hyper Text Markup Language merupakan salah satu bahasa pemrograman yang digunakan di dalam pembuatan aplikasi dan layanan berbasis web. Bahkan di awal-awal website ada, HTML merupakan salah satu bahasa populer yang digunakan (selain Perl). HTML memiliki peran di dalam kesuksesan Search engine optimization (SEO) pada website anda. Melalui HTML, seorang web master atau sekaligus pemilik website bersangkutan, dapat menambahkan Meta Tag, Tag, bahkan konten di dalam halaman website untuk artikel, tautan ke URL suatu file, penambahan gambar, video, dan audio, pada halaman website.
2.1.24 PHP (Hypertext Preprocessor)
Menurut (Hidayatullah & Kawistara, 2015:231) mengatakan bahwa ”PHP
Hypertext Preprocessor atau disingkat dengan PHP ini adalah suatu bahasa scripting
khususnya digunakan untuk web development. Karena sifatnya yang server side
scripting, maka untuk menjalankan PHP harus menggunakan web server”.
Sedangkan menurut Abdulloh dalam (Handayani et al., 2018) mengemukakan bahwa ”PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang merupakan server-side
programming, yaitu bahasa pemrograman yang diproses di sisi server”.
2.1.25 CSS (Cascading Style Sheets)
Menurut Abdulloh dalam (Handayani et al., 2018) mengemukakan bahwa ”CSS singkatan dari Cascading Style Sheets, yaitu skrip yang digunakan untuk mengatur desain website”.
2.1.26 JQuery
Menurut (Hidayatullah & Kawistara, 2015:422) mengatakan bahwa ”JQuery adalah suatu Javascript Library. Karena JQuery berada di atas Javascript ”.
Sedangkan menurut Abdulloh dalam (Handayani et al., 2018) mengemukakan bahwa ”JQuery merupakan salah satu java script library, yaitu kumpulan fungsi java script siap pakai, sehingga mempermudah dan mempercepat kita dalam membuat kode java script”.
2.1.27 JavaScript
Menurut (Hidayatullah & Kawistara, 2015:422) mengatakan bahwa ”JavaScript (js) ialah suatu bahasa scripting yang digunakan sebagai fungsionalitas dalam membuat suatu web”.
Sedangkan menurut Abdulloh dalam (Handayani et al., 2018) mengemukakan bahwa ”Peran JavaScript dalam membuat website adalah memberikan efek animasi
yang menarik dan interaktif dalam penanganan event yang dilakukan oleh pengguna
website”.
2.1.28 TinyMCE
Menurut Rahman dalam (Saifudin, 2016) mengemukakan bahwa ”Sebuah platform mandiri berbasis Javascript /HTML What You See Is What You Get (WYSIWYG), dirilis dalam versi opensource di bawah LGPL oleh Moxiecode System
AB”.
2.1.29 UML (Unified Modelling Language)
Menurut (Rosa A & Shalahuddin, 2016:137) menyimpulkan bahwa:
UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. Pengenalan UML pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncullah sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling
Language (UML). UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual
untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak.
Pada skripsi ini penulis menggunakan enam Pemodelan Diagram UML yang terkait dari referensi buku (Rosa A & Shalahuddin, 2016), yaitu:
1. Use Case Diagram
Menurut (Rosa A & Shalahuddin, 2016:155) menyimpulkan bahwa:
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem infromasi yang akan dibuat. Secara kasar, Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada
use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case.
Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu orang.
Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit- unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
2. Activity Diagram
Menurut (Rosa A & Shalahuddin, 2016:161) menyimpulkan bahwa:
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:
Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan
Urutan atau pengelompokkan tampilan dari sistem/user interface dimana seetiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan
Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya
Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak
3. Class Diagram
Menurut (Rosa A & Shalahuddin, 2016:141) menyimpulkan bahwa:
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi.
Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas
Operasi atau metode adalah fungsi- fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas
4. Sequence Diagram
Menurut (Rosa A & Shalahuddin, 2016:165) menyimpulkan bahwa:
Diagram sequence menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenaro yang ada pada use case.
5. Component Diagram
Menurut (Rosa A & Shalahuddin, 2016:148) menyimpulkan bahwa:
Diagram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem. Diagram komponen juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:
Source code program perangkat lunak
Komponen executable yang dilepas ke user
Basis data secara fisik
Framework sistem, framework pada perangat lunak merupakan kerangka kerja yang dibuat untuk memudahkan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi
6. Deployment Diagram
Menurut (Rosa A & Shalahuddin, 2016:154) menyimpulkan bahwa:
Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram deployment juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:
Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan
device, node, dan hardware
Sistem client/server
Sistem terdistribusi murni
Rekayasa ulang aplikasi