• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Cukup

F- PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.): Pak Ketua

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos, M.Si/F.PDIP):

Ya nanti Pak Willem, sampai nanti ke Pak Willem ya. Silakan Pak Herson.

F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.):

Pimpinan dan semua Komisi yang hadir, ketiga Menteri, Menteri Perhubungan,

Menteri PU dan Kemendes.

Saya tidak panjang, saya hanya memberikan apresiasi yang baik kepada kedua kementerian yaitu PU dan Kemendes. Saya ini seminggu ini ada di desa bersama-sama dengan petugas-petugas, baik pendamping desa

maupun tenaga ahli. Awalnya dengan begitu banyak aturan yang tumpang tindih terjadi kebingungan.

Nah saya bersyukur dari Kemendes sudah mengeluarkan aturan yang terbaru, terutama dalam hal yang akan menerima BLT ini. Memang benar ada tumpang tindih data dan ini sudah biasa di negara kita berbagai sumber data yang ada. Tapi khusus BLT Kemendes akan ada pendataan yang dilakukan oleh Tim Relawan sehingga terlihat mana yang sudah dapat, mana yang belum, mana yang wajib dapat dan mana yang tidak wajib dapat.

Saya hanya mengingatkan kepada Kementerian Desa, agar konsistensi pengucuran dana ke daerah itu tepat waktu, agar tidak terjadi persoalan-persoalan baru yang ada, itu pertama.

Yang kedua, pendamping desa ini mereka juga ini harus kita jaga. Nah saya belum melihat ada upaya-upaya untuk menjaga mereka. Ini Pak Menteri, mereka juga ini kan begitu mudah terpapar dengan virus Covid 19. Oleh karena itu saya mengharapkan ada upaya-upaya dari Kementerian Desa untuk melindungi kepada pendamping-pendamping desa dan tenaga-tenaga ahli kita.

Kemudian kepada Menteri PU, saya mengulangi ada teman tadi yang mengatakan Pak Suryadi kalau tidak salah tadi. Jangan yang sepuluh koma sekian triliun ini, ini harus dipisahkan, berapa yang sudah lalu yang memang sudah di APBD sebelum ada pergeseran dan berapa yang baru. Contoh misalnya yang P3TGAI itu kan dari 6.000 jadi 4.000.

Nah Satker di bawah ini yang harus cepat, karena dia mulai terhitung April, 3 bulan sekarang sudah akan akhir April. Nah oleh karena itu Satker-satker yang ada di provinsi ini cepat turun ke bawah untuk melakukan sosialisasi tentang program ini. Itu Pak Menteri, tapi pada prinsipnya kami bersyukur karena program yang diluncurkan ke bawah ini betul-betul menyentuh masyarakat.

Kemudian kepada Perhubungan. Kami tidak ada hal yang ingin disampaikan kepada Menteri Perhubungan.

Demikian Ketua.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos, M.Si/F.PDIP):

Terima kasih Pak Herson, PDI Perjuangan cukup.

Sekarang Pak Eddy Santana dari Gerindra, bersiap-siap Pak Sudewo. F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Terima kasih.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos, M.Si/F.PDIP):

Silakan Pak Eddy Santana.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.): Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan Komisi V beserta seluruh Anggota dan para Menteri beserta jajaran mitra kerja dari Komisi V.

Pertama, saya ingin menyampaikan langsung kepada Menteri Perhubungan. Beberapa waktu yang lalu saya sebagai tanggung jawab moral daerah pemilihan yaitu Sumatera Selatan, Palembang khususnya. Di Airport Suttan Mahmud Badaruddin II itu banyak sekali keluhan-keluhan dari petugas. Artinya petugas ini juga ragu dalam melayani penumpang itu, tetapi mereka ragu juga terpapar Covid 19 ini.

Oleh karena itu mereka meminta, saya kira sama di bandara-bandara lain juga, mereka meminta mereka yang bertugas di bandara-bandara itu harusnya ada secara berkala diadakan rapid tes Covid 19 ini. Nah sehingga mereka lebih yakin dan kemudian karena berhubungan langsung dengan penumpang dan dekat jaraknya. Nah social ataupun physical distancing ini diragukan juga. Oleh karena itu mereka harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan alat pelindung diri yang disesuaikan dengan keadaan di bandara. Nah ini keluhan dari mereka.

Kemudian yang saya amati juga yang...(rekaman terputus) dari berikan kartu...(rekaman suara kurang jelas) hanya menurut saya karena demikian banyak uang atau anggaran yang dialihkan untuk menangani Covid 19 ini. Ada baiknya yang dari luar itu langsung juga diadakan rapid tes untuk Covid 19 ini yang ingin saya sampaikan.

Kemudian tadi sama dengan Pak Tamanuri ya, saya jalan darat nah waktu itu dari Bakauheni mau ke Merak. Nah ini terjadi penumpukkan yang luar biasa ratusan truk menghalangi mobil penumpang dan ini berjam-jam. Nah saya kira setelah lihat adanya perubahan pembelian tiket online dan ini dipaksakan juga untuk truk-truk. Bayangkan supir truk disuruh membeli online padahal mereka belum siap. Oleh karena itu ada juga alternatif itu yang langsung seperti yang lama tempo hari membayar melalui e-toll-nya. Nah ini lebih efektif saya kira, ini harus diperhatikan ini, mohon perhatiannya maksudnya.

Saya kira ini yang dapat saya sampaikan atau yang ingin saya sampaikan mohon perhatian Pak Menteri. Nah kalau untuk Menteri PU saya

kira sudah tepat lebih diperbanyak program padat karya. Nah kemudian untuk Menteri Desa dan PDTT, rekrutmen dari pendamping ini hendaknya lebih transparan. Kami belum tahu permasalahan ini ada rekrutmen pendamping desa. Apakah ini dibuka secara luas atau hanya teman-teman Pak Menteri saja?

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos, M.Si/F.PDIP):

Terima kasih Pak Eddy. Senggolan terakhirnya itu agak tajam itu. Silakan Pak Sudewo sekarang, bersiap-siap Pak Willem Wandik. Silakan Pak Sudewo. Tolong dibuka Pak Dewo supaya bisa bicara. Pak Sudewo silakan. Sekarang Pak Sudewo, ya silakan Mas Dewo, bersiap-siap Pak Willem Wandik.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T.,M.T.): Baik, terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Pak Menteri PUPR, Menteri PDT dan Menteri Perhubungan,

Dan semua Kawan-kawan Anggota Komisi V DPR RI.

Pertama kepada Pak Menteri PUPR, Pak Basoeki Hadi Mulyono. Saya sependapat dengan apa yang dilakukan upaya-upaya Pak Menteri PUPR menanggapi mandat dari Presiden dan dari Menteri Keuangan, akibat dari pandemi Covid 19 ini. Saya sepakat karena Pak Menteri PUPR dalam metode dan kerangka berpikirnya melakukan penghematan anggaran sebesar kurang lebih 44,5 triliun.

Itu sudah sesuai dengan semangat dan efisiensi yang semestinya memang harus dilakukan. Adapun beberapa anggaran beberapa program yang akan dilakukan penghematan, kami percayakan sepenuhnya kepada Pak Menteri. Meskipun pada saat sekarang ini belum bisa disampaikan kepada Komisi V. Hanya ada dua hal yang ingin saya sampaikan sebagai masukan kepada Pak Menteri PUPR.

Pertama adalah soal refocusing fasilitas penampungan observasi karantina yang di Pulau Galang Kepulauan Riau, itu sudah dituntaskan pembangunan tahap pertama dengan kapasitas 340 kamar. 340 ruang yang sekarang ini menurut pemantauan Pak Menteri PUPR sudah terisi 40 ruang. Adapun tahap kedua yang direncanakan berkapasitas 600 ruang, ini mohon dilakukan peninjauan kembali. Mengingat yang 340 ruang yang sudah tuntas dibangun itu belum semuanya dimanfaatkan. Maka dilihat perkembangannya terlebih dahulu, perlu dan tidaknya untuk pembangunan tahap kedua, ini juga dalam rangka efisiensi.

Yang kedua, saya setuju dengan Pak Menteri PUPR memperbanyak proyek-proyek program-program padat karya. Ya dalam hal memberikan kesempatan yang seluas-luasnya, kesempatan bekerja kepada warga di pedesaan. Hanya kami ingin mengsinkronkan cara berpikir kami di Anggota DPR RI dengan Bapak Menteri PUPR bahwa Anggota DPR RI ini juga diamanahkan oleh Undang-undang MD3. Kami tidak hanya punya fungsi legislasi, punya fungsi pengawasan, fungsi budgeting, tetapi juga fungsi representasi Dapil.

Representasi Dapil dalam hal ini esensinya adalah bertanggung jawab penuh bagaimana pembangunan di daerah pemilihannya masing-masing. Oleh sebab itu dalam rangka melaksanakan dan mengaktualisasikan amanah Undang-undang MD3 ini, kami berharap Pak Menteri PUPR memberikan dukungan. Banyaknya program padat karya yang bertambah menjadi sekian jumlahnya itu berilah kesempatan kepada kami Anggota DPR RI untuk mengaktualisasikan amanah Undang-undang MD3. Ini juga dalam rangka membantu Kementerian mendistribusikan sekian banyaknya program supaya tepat sasaran dengan waktu yang sudah terbatas ini.

Kalau kita lihat komposisi secara proporsional dengan 53 atau 55 Anggota DPR RI di Komisi V. Itu sekitar 70% dari luas wilayah atau daerah di wilayah Indonesia. Bila diekuivalenkan dengan jumlah program-program padat karya ini berilah kesempatan kepada kami Anggota DPR RI untuk ikut mendistribusikan paling tidak juga sejumlah 70% dari jumlah program-program padat karya dengan berbagai macam jenisnya. Itu yang pertama.

Yang kedua kami sampaikan kepada Kementerian Desa dan PDT. Kementerian PDT saya melihatnya semangatnya berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Menteri PUPR. Menteri PUPR melakukan penghematan program di sana sini untuk menambah jumlah program padat karya. Tetapi di satu sisi Kementerian Pedesaan PDT yang program-programnya itu justru bersifat padat karya malah dipotong diubah menjadi BLT. Ini tentu kontradiktif. Apalagi kalau saya melihat Surat Peraturan Kementerian Desa ini. Ini saya tidak melihatnya bahwa apa yang dilakukan oleh Kementerian PDT bukanlah mandatori dari Kementerian Keuangan atau mandatori dari Instruksi Presiden. Ini hanya merupakan inisiatif dari Kementerian Desa.

Perlu diingat bahwa perubahan padat karya menjadi BLT ini bisa menimbulkan suatu persoalan baru dan Kementerian PDT seyogyanya melakukan evaluasi terhadap kinerjanya. Mengapa saya katakan demikian, karena banyak sekali desa-desa yang sudah jenuh dengan dana desa dari Kementerian Desa. Sampai desa itu bingung menggunakan anggaran dana desa. Sudah banyak infrastruktur, sudah 100%, sudah purna pembangunan infrastrukturnya di desa, tapi 2 tahun 3 tahun terakhir.

Bahkan sampai dengan tahun 2020 masih dialokasikan dana desa oleh Kementerian Desa dengan jumlah yang sama dari tahun-tahun yang sebelumnya. Ini mestinya menjadikan prioritas untuk dievaluasi dana dari Kementerian PDT. Jangan dipukul rata untuk dihabisi sekian persen-sekian

persen secara menyeluruh di seluruh Indonesia. Perlu ada update data, ini perlu dilakukan pencermatan bahwa yang desa dengan jenuh dana desa oleh untuk pembangunan infrastruktur, inilah yang diprioritaskan untuk dikurangi lebih dulu.

Yang kedua.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos, M.Si/F.PDIP):

Pak Dewo bisa dipersingkat Mas, bisa dipersingkat? Kita punya waktu sudah habis ini.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T.,M.T.):

Kementerian PDT, Instruksi Presiden bahwa dana desa ini adalah padat karya. Pada kenyataannya masih banyak menggunakan pihak ketiga, ready mix jadi ini tidak sesuai dengan semangat Instruksi Presiden. Perlu PDT melakukan monitoring dan evaluasi supaya pelaksanaan padat karya ini bisa betul-betul terlaksana.

Kemudian yang ketiga, ini saya percepat mohon maaf Pimpinan. Pelaksanaan dana desa selama ini dan sampai dengan sekarang itu tidak ada yang namanya ada manajemen pendukung, ada dana operasional untuk desa. Kan tidak mungkin yang namanya pembangunan satu infrastruktur secara fisik tanpa ada manajemennya. Pasti melalui rapat, pasti melalui survey bahan, desain, pengawasan dan laporan pertanggungjawaban, tapi itu nol. Tidak dialokasikan oleh PDT. Ini satu manajemen yang tidak tepat dan perlu dilakukan evaluasi.

Sekarang masalah Covid 19 maupun yang akan datang, perlu adanya dana operasional untuk desa dalam rangka pelaksanaan dana desa. Saya percepat mestinya banyak hal yang masih perlu harus saya sampaikan Pimpinan, tapi saya cukup sekian. Itulah yang bisa saya sampaikan dalam waktu saya singkat ini.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos, M.Si/F.PDIP):

Terima kasih Mas Dewo.

Waktu kita sudah lewat 100% dari apa yang diputuskan di Bamus yaitu dua jam. Sekarang kita sudah jam 14.00 WIB.

Pimpinan.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos, M.Si/F.PDIP):

Sebentar, sudah jam 14.06 WIB. Saya mau perpanjang lagi pak, kita perpanjang setengah jam cukup ya? Setuju ya setengah jam kita perpanjang.

Pak Willem mohon dipersingkat kalau bisa, karena nanti kita mesti dengar lagi jawaban dari tiga kementerian ini untuk selanjutnya kita ambil kesimpulan.

Saya persilakan Pak Willem Wandik.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Dokumen terkait