• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wisatawan Pensiunan dan Lanjut Usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Kenapa Wisatawan Dunia Semakin Banyak

2.2.1 Wisatawan Pensiunan dan Lanjut Usia

Salah satu penyebab semakin membludaknya jumlah wisatawan dunia adalah karena berubahnya struktur demografi dunia. Teknologi kesehatan yang semakin maju menyebabkan orang dalam usia 60 keatas memiliki tingkat kesehatan yang prima. Dengan kesehatan yang baik, ditambah dengan rancangan pensiun yang baik,

9

dan sistem demokratisasi yang baru menyebabkan populasi usia senja ini lebih banyak melakukan perjalanan baik lewat jalan raya, lewat udara, maupun lewat laut.

Populasi ageing atau senior citizen atau manusia lanjut usia ini jumlahnya cukup besar. Populasi orang di atas 55 tahun ini di Amerika Serikat akan bertambah dari 21% saat ini menjadi 27% pada tahun 2010. Pada umur ini orang mulai mengelilingi dunia setelah selama ini umurnya dihabiskan untuk bekerja. Umur harapan hidup yang makin panjang menyebabkan orang lanjut usia (lansia) juga semakin banyak. Bentuk piramida kependudukan negara-negara maju berubah dengan struktur balita yang sangat sedikit karena angka kelahiran yang kecil dan jumlah lansia yang banyak karena umur harapan hidup yang semakin panjang. Para lanjut usia ini ada dalam kondisi pensiun artinya banyak waktu luang dan juga dalam kondisi memiliki tabungan yang cukup besar karena Income atau GDP yang sangat tinggi dengan system penggajian yang sangat baik dan social insurance (jaminan pensiun) yang sangat melindungi para lanjut usia. Manusia jenis ini memiliki kecendrungan ingin bepergian kemana saja untuk melihat dan memperoleh pengalaman yang sebanyak-banyaknya menjelajahi dunia ini. Banyak negara telah memiliki umur kependudukan yang tua yaitu persentase jumlah lansianya lebih dari 20%. Dengan tingkat kesejahteraan yang memadai maka manusia jenis ini kerjanya hanya ingin mencari kenikmatan, kenyamanan, ketenangan dengan bepergian keliling dunia sebagai wisatawan.

Apa yang terjadi dengan lansia di Indonesia?. Lansia di Indonesia tidak banyak pengaruhnya bagi keinginan untuk bepergian kemana-mana, karena semakin

10

panjang umurnya berarti semakin panjang penderitaannya karena ketidak mampuan mereka dalam segala aspek kehidupan. Lansia di Indonesai dan khususnya di Bali justru semakin tidak berdaya dengan semakin bertambahnya umur. Keinginan untuk bersenang-senang sebagai wisatawan harus dikubur dalam-dalam. Sitem perlindungan social (social security or social insurance) bagi kaum lansia di Indonesia sungguh sangat berbeda dibandingkan dengan social security di negara-negara maju. Di Indonesia lansia adalah laskar tak berguna dan cendrung dianggap sebagai beban pembangunan atau beban masyarakat. Di negara-negara maju lansia memiliki posisi tawar yang tinggi yang ikut menentukan kebijakan bangsa, negara, pemerintahan dan segala aspek kehidupan bangsanya.

2.2.2 Pengaruh Baby Boomer dan Generasi DINK

Pengaruh generasi Baby Boomer di seluruh dunia, khususnya di Amerika Serikat dan beberapa negara industri maju lainnya yaitu generasi yang lahir antara 1946 sampai 1954, saat ini telah mencapai usia dewasa atau usia matang dan mencapai tingkat penghasilan puncaknya. Pada saat itu kesejahteraan dunia karena pengaruh revolusi industri mulai bangkit. Ketika kesejahteraan mulai bangkit, keluarga mulai memperoleh rasa aman dalam kesejahteraannya sehingga merasa pantas dan mampu memiliki anak banyak sehingga angka kelahiran juga semakin besar. Tingkat fertilitas melonjak sehingga melahirkan masa Baby Boom, dan saat ini telah meledak menjadi generasi dewasa. Mereka pada umumnya berpendidikan tinggi dan terus menerus memiliki naluri atau keinginan untuk bepergian yang cendrung semakin jauh dan mencari pengalaman yang lebih besar. Kemajuan teknologi

11

kemunikasi dan transportasi tidak saja menyebabkan abad 21 ini menjadikan pariwisata sebagai "the worlds biggest industry" tetapi juga mencatat prestasi "the

largest by far that the world has ever seen".

Negara-negara maju mengalami perubahan struktur kependudukan yang juga mendorong pergerakan manusia menjadi wisatawan, yaitu munculnya generasi DINK (Dual Income No Kid). Pasangan suami istri saat ini merupakan pasangan yang keduanya sebagai pencari nafkah. Karena sibuk dengan pekerjaannya maka pasangan ini cendrung tidak berkeinginan untuk punya anak. Anak dianggap sebagai penghalang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya. Karena tidak punya anak maka mereka cendrung memiliki income yang tinggi dengan tingkat pengeluaran yang rendah karena tidak harus membayar rumah, makan dan pendidikan untuk anak-anaknya. Generasi pasangan seperti ini merupakan mode di negara-negara maju sehingga mereka memiliki kecendrung bebas bepergian kemana saja dan malahan berusaha mengunjungi tempat-tempat yang semakain jauh dan semakin panjang. Melakukan perjalanan sejauh mungkin menjadi obsesi mereka.

2.2.3 Perjalanan Wisatawan Semakin Panjang dan Semakin Jauh

Visi pariwisata 2020 menunjukkan bahwa wisatawan abad 21 akan tercatat sebagai wisatawan dengan menghabiskan waktu terlama selama liburannya, dengan bepergian ke China dan bahkan ke luar angkasa. Persentase wisatawan dengan bepergian lama atau waktu panjang) ini diduga akan terus meningkat dari 18 % tahun 1995 menjadi 24% tahun 2020. Pengusaha pariwisata yang melihat kesempatan

12

memperoleh untung dari booming wisatawan ini merekomendasikan kepada wisatawan untuk berkunjung ke Asia. China akan menjadi destinasi utama pada tahun 2020 dan akan menjadi empat besar daerah yang paling mendatangkan untung. Destinasi lainnya yang diduga akan membuat langkah besar dalam industri pariwisata adalah Rusia, Hong Kong, Thailand, Singapore, Indonesia dan Afrika Selatan. Perjalanan wisata keluar angkasa akan terrealisir pada 2004 atau 2005.

Namun demikian, walaupun dunia pariwisata mencatat prestasi spektakuler, mayoritas penduduk dunia tidak akan pernah menginjakkan kakinya keluar dari negaranya, bahkan keluar dari desanya sampai tahun 2020. Studi menunjukkan bahwa hanya 7 % dari populasi dunia akan bepergian secara internasional sampai 2020, yang pada tahun 1996 hanya 3,5%. (Focus on Tourism, D&C No.5/2000 September/October).

Sangat kontradiktif kehidupan wisatawan dunia yang berkeliling semakin jauh dan semakin panjang dibandingkan dengan kehidupan lokalit manusia yang ada dinegara-negara berkembang yang miskin yang tidak pernah beranjak keluar desanya, boro-boro berkeliling dunia. Adilkah dunia ini dan siapa yang dapat disalahkan dengan ketidak adilan kehidupan manusia di sunia ini? Adilkah jika Asia menjadi obyek tontonan yang dengan istilah sopannya dijadikan daerah tujuan wisata, padahal system pariwisata dunia saat ini berlangsung system eksploitasi sumber daya alam negara-negara berkembang oleh negara-negara maju dengan tingkat ekonomi yang jauh meninggalkan kemiskinan manusia di negara berkembang. Siapa yang bisa disalahkan?. Salahkah negara-negara maju menjadi kaya raya dan penduduknya

13

sejahtera, sebaliknya sebagian besar manusia di negara-negara miskin berjuang untuk memenuhi kebutuhan makan dengan mutu gizi yang paling sederhana. Siapa yang disalahkan jika mutu sumber daya manusia di negara-negara berkembang sangat jauh ketinggalan dibandingkan negara-negara maju.

2.2.4 Potensi Wisatawan Bisnis

Mengglobalnya perusahaan-perusahaan kelas dunia dan terjadinya aliansi perusahaan-perusahaan besar dan kecil antar negara akan mempengaruhi semakin tingginya frekuensi orang-orang perusahaan melakukan pertemuan. Pertemuan yang terjadi merupakan penggabungan antara bisnis dan bersenang-senang sehingga lahir pula wisatawan bisnis. Wisatawan bisnis ini sangat menguntungkan perusahaan penerbangan karena dengan 20 persen kapasitas ruangan yang disediakan untuk kelas bisnis ini, mampu menyumbangkan 50 persen laba perusahaan penerbangan. Oleh karena itu perusahaan penerbangan sangat memanjakan wisatawan bisnis ini dengan melakukan survai kebutuhannya. Hasilnya adalah pelayanan yang istimewa untuk mereka misalnya tempat duduk yang lebih leluasa, makanan yang lebih baik, kelonggaran yang lebih besar untuk bagasi, telepon, internet dan fax di udara, pengaturan perjalanan dan transportasi lokal sehingga bisnis tetap dapat dilakukan dengan baik dan cepat selama perjalanan mereka.

Wisatawan bisnis merupakan pangsa besar dari pariwisata, dan mereka akan memilih pertemuan pada tempat-tempat yang indah, nyaman, aman dan murah. Pilihan akan jatuh kepada distinasi yang bertebaran di Asia Pasific yang diramalkan

14

merupakan distinasi yang paling memiliki prosfek baik di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena distinasi ini dianggap murah disamping memiliki kelebihan budaya yang menarik dan daerahnya masih memiliki lingkungan yang alamiah.

Pertemuan antar ilmuwan untuk membicarakan berbagai masalah keilmuan dan teknologi tidak bisa dihindari lagi harus merupakan peertemuan global antar negara dan akan berlangsung semakin tinggi persentasenya setiap tahun. Pertemuan ilmuwan ini melahirkan "Tourist Convention" yang merupakan kelompok-kelompok wisatawan dalam rombongan besar. Tourist convention ini juga terjadi antar para birokrat pemerintahan didunia. Tourist conventian ini akan memiliki kecendrungan terus meningkat seiring dengan pengaruh globalisasi dan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi kecendrungan perusahaan saat ini berkembang memiliki jaringan yang mendunia atau mengglobal, memanfaatkan teknologi komunikasi dan transportasi yang semakin maju. Jenis Tourist Convention ini membuka lapangan kerja khusus sehingga dibutuhkan ahli-ahli Convention Tourism yang jarang dibuka oleh sekolah-sekolah pariwisata. Sekolah-sekolah pariwisata hanya mencetak robot-robot hotel atau pelayan-pelayan hotel.

2.2.5 Perubahan Tatanan Dunia Meningkatkan Jumlah Wisatawan

Pertumbuhan pariwisata juga didorong oleh perubahan global politik dunia yang mengarah pada proses demokratisasi. Perubahan perang dingin antara dua kekuatan dunia yaitu Amerika dan Uni Soviet dan penggabungan Jerman Timur dengan Jerman Barat menyebabkan 430 juta penduduk negara-negara Eropah Timur

15

dan bekas Uni Soviet ini bebas mengadakan perjalanan setelah selama 50 tahun dikurung oleh tirani negaranya. Ini adalah populasi yang lebih besar dari seluruh populasi Eropah Barat. Berhentinya perang dingin ini juga menyebabkan dunia tidak lagi mencurahkan begitu banyak sumber dayanya untuk perlombaan senjata sehingga masyarakat dunia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengadakan perjalanan, melakukan perdagangan internasional dan lebih banyak melakukan investasi melintasi perbatasan internasional.

Peristiwa global lainnya yang juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pariwisata adalah perubahan perekonomian Negara Cina dan India dari sistem perkonomian tertutup menjadi perekonomian bebas sehingga sangat memungkinkan 38% populasi dunia di dua negara ini bebas melakukan perjalanan wisata dan sebaliknya bebas dikunjungi oleh wisatawan dunia. Dua negara ini memiliki daya tarik yang cukup besar untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pengaruh lainnya adalah dibukanya hubungan diplomatik beberapa negara dengan Cina seperti Korea Selatan dan juga Indonesia. Amerika Serikat memperoleh ijin perjalanan ke Vietnam. Apalagi sudah ada tanda-tanda awal akan terjadi penggabungan Korea Utara dengan Korea Selatan, akan semakin memperbesar munculnya arus lintas wisatawan antar satu negara dengan negara lainnya.

Oleh karena itu tidak ada rumus yang membuat kecendrungan jumlah wisatawan pada satu destinasi seperti Bali akan menurun. Penurunan hanya akan terjadi secara insidental sewaktu-waktu jika terjadi isu-isu negatif seperti berjangkitnya penyakit, isu politik, perang, keamanan dan terorisme yang biasanya

16

hanya berpengaruh sesaat. Itulah sebabnya ketika Bom Bali meledak pada Oktober 2002, saya meramalkan pemulihan situasi normal di Bali akan terjadi paling lama enam bulan. Jika tidak terjadi kejadian beruntun yaitu Perang Irak dan Penyakit SARS pemulihan situasi enam bulan optimis dapat dicapai oleh Bali. Isu negatif lain yang juga akan berpengaruh negatif terhadap pariwisata di Bali adalah isu banyaknya orang Indonesia yang terlibat dalam gerakan terorisme, bahkan terorisme internasional, isu kekerasan politik. Isu HAM dan negara yang sakit dengann tingkat korupsi yang paling tinggi di dunia akan menjadi isu negatif juga dalam mempengaruhi perkembangan pariwisata di Indonesia.

2.2.6 Kiat Memperoleh Sukses Industri Kepariwisataan

Persaingan antar destinasi untuk merebut kunjungan wisatawan akan semakin tajam, yang harus direbut dengan usaha keras. Upaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan merupakan isu penting. Suatu daerah dekat Kutub Utara yang penduduknya terbiasa membantai anjing laut untuk diambil bulunya kemudian dijual, merupakan contoh pengrusakan lingkungan yang justru tidak menarik bagi wisatawan. Namun begitu masyarakatnya memperoleh manfaat dari banyaknya wisatawan yang ingin melihat anjing laut, maka pembantaian itu terhenti, justru terbalik menyayangi anjing laut tersebut. Di Desa Petulu Kabupaten Gianyar, burung Cangak (Gagak Putih) dikeramatkan sehingga tidak ada penduduk yang berani mengusiknya, justru menjadi tontonan yang sangat menarik bagi wisatawan dan menjadi aset daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Monyet yang pernah dibantai dan diburu untuk dikonsumsi oleh orang Bali khususnya monyet hitam (Irengan) di

17

hutan Bali Barat, saat ini menyisakan sesal, karena tidak lagi dijumpai Irengan di hutan Bali Barat. Namun monyet lain masih tersisa dan dijadikan berkah sebagai daya tarik wisatawan. Populasi monyet juga tetap lestari pada beberapa konsentrasi monyet di Bali seperti di Sangeh, Alas Kedaton Tabanan, Pulaki, Tamblingan dan beberapa tempat lainnya. Legenda Jayaprana-Layonsari hanya menyisakan kenangan bahwa di Bali Barat pernah hidup harimau, yang saat ini tidak mungkin lagi ditemukan, bahkan hutannya sudah menjadi tanah lapang.

Faktor-faktor negatif yang muncul dari proses pembangunan harus dieleminir. Pada kurun waktu 1998 sampai tahun 2003 secara beruntun banyak muncul peristiwa yang berakibat buruk bagi kunjungan wisatawan ke Bali. Peristiwa tersebut antara lain gangguan keamanan, kriminalitas, demonstrasi, keberingasan masa, pembakaran rumah, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan dan juga meluasnya penggunaan narkotika. Penjarahan hutan oleh penduduk juga merupakan isu penting yang menyebabkan wisatawan tidak mau datang. Pembakaran hutan tropis secara besar-besaran di daerah Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi merupakan isu yang sangat efektif digunakan oleh negara-negara maju untuk melakukan boikot kunjungan wisata. Negara-negara maju sering menggunakan isu lingkungan untuk menghambat kedatangan wisatawan ke suatu daerah. Saat ini bahkan negara-negara maju mengganjal import furniture dari Indonesia dengan alasan penyertaan legalitas asal kayu. Meubel yang tidak jelas asal kayunya dilarang diperdagangkan di pasar internasional.

18

Kiat untuk mengembangkan pariwisata modern kedepan adalah pemanfaatan teknologi tinggi seperti teknologi elektronik, teknologi komunikasi dan juga disertai dengan sumber daya manusia profesional. Kemudahan pengelolaan pariwisata dengan segala aspeknya semakin dimungkinkan menjadi sangat efisien, efektif, murah dan cepat dengan menggunakan elektronik teknologi. Oleh karena itu jika ingin bersaing, maka penguasaan elektronik-mail akan sangat menentukan dalam memenangkan persaingan. Padahal keahlian ini masih sangat langka dan banyak sekolah pariwisata tidak menggarap tenaga ahli bidang ini. Tenaga-tenaga lokal banyak yang belajar secara otodidak sehingga kemampuannya sangat terbatas, sehingga banyak tenaga ahli datang dari luar. Akibatnya terjadi kecemburuan antara ahli lokal dengan ahli luar dalam hal upah. Kependidikan pariwisata hanya memfokuskan diri pada tenaga-tenaga professional hotel, bahkan tidak layak disebut tenaga-tenaga professional karena system pendidikannya menghasilkan pekerja-pekerja robot yang melihat pariwisata seperti kaca mata kuda. Kedepan, Bali tidak bisa bersaing dengan hanya mengandalkan budaya dan nilai-nilai ketradisionalannya. Harus didukung oleh manajemen global dan pemanfaatan teknologi elektronik. Pariwisata budaya tidak akan dilemahkan oleh manajemen industri pariwisata modern dengan penggunaan elektronik teknologi dan teknologi komunikasi.

2.3 Variabel Penilai Potensi dan Perkembangan Obyek Wisata

Pengukuran memang sangat penting dalam menentukan sesuatu baik itu berupa barang yang dapat dilihat secara nyata maupun sesuatu yang hanya bisa kita rasakan. Misalnya pengukuran secara nyata yaitu mengukur banyak barang.

19

Pengukuran banyak barang dapat kita lakukan dengan cara menghitungnya. Sedangkan pengukuran sesuatu dengan menggunakan perasaan yaitu seperti keindahan suatu objek pariwisata, kenyamanan yang diberikan. Hal tersebut hanya bisa kita rasakan sendiri karena menyangkut perasaan yang timbul dari dalam diri kita sendiri. Sehingga, penilaian antar orang berbeda-beda antara satu hal dengan yang lainnya.

Berbagai varibael yang dikembangkan untuk mengetahui dan mengukur potensi atau keadaan pariwisata di suatu daerah adalahsebagai berikut:

1. KEAMANAN: keamanan dan ketertiban suatu daerah, sosial secutity atau keamanan sosial misalnya akses rumah sakit, pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit, rasa aman lahir bathin ada di Bali, kebersihan sehingga menjamin kesehatan para wisatawan, jaminan keselamatan jiwa dan harta pada waktu beradadi daerah pariwisata, bebas dari gangguan kriminalitas, kemudahan memperoleh makanan yang sehat

2. KESEJUKAN: penataan lingkungan di daerah pariwisata, adanya pertamanan untuk wisatawan dapat berekreasi, system penghijauan penghijauan sehingga menyejukkan, keindahan kota untuk wisatawan, pengelolaaan sampah dan limbah sehingga menyejukkan perasaan wisatawan, adanya pencemaran lingkungan, bebas dari bau busuk dari lingkungan kota, jaminan memperoleh produk pertanian organik

20

3. TERTIB yaitu kepastian hukum (law inforcement) didaerah wisata sehingga wisatawan mudah berurusan dengan hukum, kepastian waktu, aparat yang jujur dan melindungi, budaya antre dan kedisiplinan,

4. PELAYANAN DAN KERAMAHAN: keramahan masy di daerah pariwisata, rasa bersahabat, kesadaran masyarakat terhadap pariwisata, mutu pelayanan yang ditunjukkan kepada wisatawan, kemudahan memperoleh informasi yang akurat.

5. UNIK, INDAH, MENARIK: pemandangan alam yang indah dan menarik, obyek wisata yang cukup bervariasi, kebersihan pada obyek-obyek pariwisata, kebudayaan yang menarik, pantai yang bersih dan menarik, lingkungan yang indah dan bersih, wajah kota yang unik dan tradisional, pertamanan yang indah bersih dan menarik di lingkungan hotel, jalur wisata yang menarik, bengunan-bangunan yang unik dan bersejarah, atraksi yang unik dan menyenangkan wisatawan

6. PENGALAMAN : potensi manusiawi yang ada di daerah pariwisata (misalnya keramahan, sadar wisata, berbudaya, siap melayani), potensi alam (keindahan, kebersihan, cenderamata yang mudah diperoleh)

Dalam menentukan kelayakan suatu tempat atau objek pariwisata kita juga harus mengukurnya supaya objek pariwisata yang dibuka tersebut dapat dikembangkan dan semua orang dapat menikmatinya. Adapun pengukurannya tersebut dapat dibagi menjadi enam variabel, yaitu seperti Variabel Keamanan, Variabel Kesejukan, Variabel Ketertiban, Variabel Pelayanan dan Keramahan, Variabel Keunikan Keindahan dan Menarik, dan Variabel Pengalaman. Berikut

21

merupakan pengukuran yang dilakukan berdasarkan variabel – variabel yang ada. Secara lebih rinci masing-masing variable itu dapat diuraikan sebagai berikut:

2.3.1 Variabel Keamanan

Pada variabel keamanan ini diukur bagaimana keamanan yang terdapat pada suatu objek pariwisata apakah dapat mendukung dengan baik atau buruk. Subsistem variabel keamanan ini meliputi bagaimana hubungan antara masyarakat dengan pengadaan objek pariwisata yang ada disana apakah mereka mendukung atau tidak. Sehingga dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat akan menyebabkan objek pariwisata tersebut dapat dikembangkan lagi. Yang paling penting lagi yaitu bagaimana pengadaan rumah sakit atau penyelamatan yang terdapat pada objek pariwisata tersebut. Apabila pada objek pariwisata terdapat yang terpadu antara keamanan fisik dengan keselamatan kesehatan jiwa pengunjung akan memberikan nilai lebih pada objek pariwisata tersebut. Sehingga, wisatawan akan tertarik untuk berkunjung kesana karena keselamatan mereka terjamin dan jika terjadi apa – apa mereka akan mampu untuk pergi ke rumah sakit dengan cepat karena terdapat fasilitas kesehatan yang mendukung. Selain fasilitas tersebut yang tak kalah pentingnya yaitu fasilitas telekomunikasi yang tersedia. Dengan fasilitas ini akan menambah rasa keyakinan akan keamanan yang diberikan oleh pengelola objek pariwisata tersebut.

Rasa aman bagi para wisatawan adalah suatu hal yang utama karena para wisatawan menginginkan suatu hal yang membuat mereka nyaman dan betah berada di tempat wisata tersebut. Selain rasa aman dari perilaku kriminal, indikator

22

keamanan lainnya adalah rasa aman dari makanan. Restoran – restoran yang ada di Bali sudah menetapkan standar bahan – bahan makanan yang akan diberikan kepada wisatawan. Keamanan di suatu daerah pariwisata menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan objek wisata tersebut banyak dikunjungi para wisatawan, dengan keadaan keamanan yang sudah baik, para wisatawan akan merasa nyaman dan puas serta memungkinkan wisatawan tersebut ingin berkunjung kembali ke objek – objek wisata yang ada di Bali.

2.3.2 Variabel Kesejukan

Variabel ini memberikan kesan refresh pada otak. Dimana setelah melakukan banyak kegiatan dan otak menjadi stress dengan berwisata pada tempat yang sejuk ini akan dapat mengheningkan pikiran dan otak tidak stress lagi. Dari kesan tersebut akan membangkitakan minat dari pada wisatawan untuk berkunjung dan mengajak orang lain atau teman dekatnya untuk berkunjung kesana. Sehingga, dari satu atau dua orang tersebut akan mampu untuk mempromosikan tempat tesebut menjadi tempat pariwisata yang ramai pengunjung. Hal – hal yang perlu dilakukan pada variabel kesejukan ini yaitu adanya penataan lingkungan yang nyaman dan rapi seperti taman yang hijau dengan bunga yang berwarna – warni. Dengan adanya hal – hal tersebut akan menjadikan nilai tambah pada suatu objek wisata.

Pariwisata Bali merupakan salah satu incaran tempat destinasi wisata yang dicari oleh hampir semua wisatawan yang ada di dunia. Hal ini dikarenakan Bali terkenal dengan berbagai ciri khas budaya, tempat, dan hal-hal lainnya yang membawa kenikmatan tersendiri bagi pengunjungnya, keadaan suhu dan kelembaban

23

di Bali tergolong cukup nyaman. Hanya saja pembedanya adalah untuk daerah yang cenderung dekat daerah pegunungan, sehingga terasa agak dingin, sedangkan untuk daerah seperti Bali Selatan kondisinya agak panas. Perbandingan lain juga terlihat dari kondisi lingkungan sekitarnya. Pada daerah pegunungan ketradisionalan, pertanian, penataan lingkungan, dan unsur kerindangan sangat terasa. Berbeda halnya

Dokumen terkait