• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AGROWISATA DI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AGROWISATA DI BALI"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i

HASIL PENELITIAN

PERSEPSI MASYARAKAT

TERHADAP AGROWISATA DI BALI

Oleh :

PROF. DR. IR. NYOMAN SUTJIPTA, MS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

BALI

2016

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat serta karunia Beliau, Penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini sebagai bentuk penelitian yang dilakukan secara rutin setiap tahun tentang persepsi masyarakat di Bali terhadapap perkembangan pariwisata dan khususnya agrowisata Bali.

Penelitian ini membahas tentang penilaian masyarakat terdidik di Bali yang terdiri dari 44 responden terhadap perkembangan pariwisata yang ada di Bali. Penililaian ini menggunakan pedoman 6 variabel penilaian yang biasa digunakan untuk menilai potensi atau perkembangan pariwisata di Bali. Keenam variable itu ialah keamanan, kesejukan, ketertiban, pelayanan dan keraman, keunikan keindahan dan daya tarik, terakhir pengalaman. Setiap variabel menggunakan ukuran 20 parameter yang merupakan pertanyaan mengenai kondisi pariwisata dibali.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, Karena itu penulis mengharapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Penelitian ini dilakukan secara rutin setiap tahun sekali, sehingga diperlukan kritik atau saran khususnya alat ukur yang digunakan yaitu parameter dari kuesioner. Dengan demikian penelitian ini akan makin sempurna dari tahun ketahun.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Apabila dalam laporan ini terdapat suatu kesalahan baik dalam penulisan ataupun hal-hal yang diangkat, mohon dimaklumkan. Terimakasih dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat positif bagi kita semua.

Denpasar, 20 Oktober 2016 Peneliti

(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………i

Kata Pengantar ………...ii

Daftar Isi ………...iii

Daftar Lampiran ………... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………..1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……….……….………….3

1.3 Tujuan Penelitian ………...3

1.4 Manfaat Penelitian ……….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pariwisata ……….5

2.2. Kenapa Wisatawan Dunia Semakin Banyak ………8

2.2.1 Wisatawan Pensiunan dan Lanjut Usia ………8

2.2.2 Pengaruh Baby Boomer dan Generasi DINK ……… 10

2.2.3 Perjalanan Wisatawan Semakin Panjang dan Semakin Jauh ……... 11

2.2.4 Potensi Wisatawan Bisnis ……… 13

2.2.5 Perubahan Tatanan Dunia Meningkatkan Jumlah Wisatawan ……. 14

2.2.6 Kiat Memperoleh Sukses Industri Kepariwisataan ……… 16

2.3 Variabel Penilai Potensi dan Perkembangan Obyek Wisata ……….. 18

2.3.1 Variabel Keamanan ……… 21

2.3.2 Variabel Kesejukan ………... 22

2.3.3 Variabel Ketertiban ……… 23

2.3.4 Variabel Pelayanan dan Keramahan ………. 25

2.3.5 Variabel Keunikan, Keindahan, dan Menarik ………. 26

2.3.6 Variabel Pengalaman ……….. 27

2.3.7 Kuesioner Penelitian ……… 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 32

3.2 Jenis dan Sumber Data ……… 32

3.3 Metode Pengumpulan Data ……… 32

3.4 Teknik Analisa Data ……….. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Pariwisata Bali Ditinjau Dari Setiap Variabel ………. 36

4.1.1 Variabel Keamanan ……….. 36

4.1.2 Variabel Kesejukan ……….. 37

4.1.3 Variabel Ketertiban ………. 37

4.1.4 Variabel Pelayanan dan Keramahan ……… 38

4.1.5 Variabel Keunikan, Keindahan, Menarik ……… 39

4.1 6 Variabel Pengalaman ……….. 40

(4)

iv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 43

5.2 Saran ……….. 44

DAFTAR PUSTAKA ……….. 45

DAFTAR LAMPIRAN ……… 47

Lampiran 1: Kuisioner Penelitian ………. 47

Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kondisi Agrowisata Ditinjau dari Variabel Keamanan ……….. 51

Lampiran 3. Hasil Pengukuran Kondisi Agrowisata Ditinjau dari Variabel Kesejukan ……….. 52

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kondisi Agrowisata Ditinjau dari Variabel Ketertiban ………. 53

Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kondisi Agrowisata Ditinjau dari Variabel Pelayanan dan Keramahan ……….. 54

Lampiran 6. Hasil Pengukuran Kondisi Agrowisata Ditinjau dari Variabel Keindahan, Keunikan, Menarik ………. 55

Lampiran 7. Hasil Pengukuran Kondisi Agrowisata Ditinjau dari Variabel Pengalaman ………. 56

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki daya tarik dan kerap kali menjadi objek pandang yang wajib untuk dikunjungi. Perpaduan panorama alam perpaduan lembah, gunung, pesisir pantai dan sawah yang berundag-undag (terasering), serta keunikan seni budaya yang diwarisi masyarakat setempat menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah tujuan wisata Pulau Bali. Oleh sebab itu Bali dijadikan sebuah pulau destinasi wisata baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Perkembangan pariwisata ini memang banyak mempengaruhi tata kehidupan orang Bali, berbagai pengaruh luar banyak masuk, dengan dibentengi oleh ajaran agama dan aturan adat yang kuat, diharapkan pengaruh negatif yang ditimbulkan bisa diminimalisir, banyaknya penduduk pendatang dari luar pulau yang tidak terkontrol dengan baik tentu akan membawa pengaruh yang kurang baik juga. Namun melajunya wisata Bali lebih banyak membawa imbas yang lebih baik.

Sebagai daerah pariwisata, tentunya Bali memiliki banyak objek wisata menarik, begitu juga dengan hasil kreasi budayanya mempunyai nilai seni tinggi, adat istiadat, tradisi unik juga keramah-tamahan penduduk setempat sehingga menambah minat wisatawan untuk mengunjungi pulau kecil ini. Berbagai paket aktifitas ditawarkan bervariasi, baik rekreasi petualangan, bahari dan banyak lagi yang lainnya, perkembangan sarana transportasi pun sangat beragam, wisatawan

(6)

2

bisa memilih angkutan umum, taxi, trasnport freelance, sewa motor ataupun sewa mobil.

Pariwisata Bali berkembang dengan baik tidak hanya karena semata-mata pemandangan alam yang indah saja, tetapi juga dengan keragaman budaya, tradisi, seni, keyakinan beragama dan keramah-tamahan penduduknya. Selain itu pendukung serta prasarana pariwisata lengkap, baik itu hotel, restaurant, pusat rekreasi, sejumlah kantor konsulat, pasar oleh-oleh, layanan informasi wisata termasuk tour, sewa mobil dan motor. Semua yang tersedia lengkap untuk kebutuhan wisata Bali anda.

Selain itu Bali juga terkenal dengan objek Agrowisata nya. Agrowisata sebenarnya merupakan lahan atau produk terbaru dalam sektor pariwisata Indonesia guna memenuhi keperluan wisatawan yang mencintai keindahan alam pertanian, perdesaan, informasi dan teknologi, barang dan jasa yang terbuat dari produk pertanian. Pesatnya pembangunan pariwisata di Bali tidak hanya menimbulkan dampak positif seperti peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejasteraan tetapi juga menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran, kemacetan lalu lintas, kerusakan lingkungan dan pengalihan fungsi lahan terutama lahan pertanian yang dijadikan sebagai tempat pengembangan fasilitas dan sarana pariwisata seperti hotel, restoran, objek wisata dan lain-lain. Perlu adanya komitmen dari seluruh stakeholder pariwisata untuk bersama-sama menerapkan kosep pembangunan berkelanjutan (sustainable

(7)

3

sumberdaya alam, sosial – budaya, dan pemberian manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal. Oleh karena itu, penilaian terhadap pariwisata di Bali penting untuk dilakukan, agar mengetahui sejauh mana perkembangannya dan hal – hal yang menjadi kelemahan – kelemahan pariwisata Bali yang perlu diperbaiki.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diperoleh sebagai berikut :

1. Bagaimana penilaian masyarakat Bali terhadap perkembangan pariwisata Bali berdasarkan pengukuran enam variable penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan yang dapat disampaikan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penilaian masyarakat Bali terhadap perkembangan pariwisata Bali berdasarkan enam variable penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya tujuan tersebut, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagi Mahasiswa: agar memiliki gambaran mengenai penilaian responden terhadap pariwisata di Bali ditinjau dari setiap dan seluruh variabel penilai.

(8)

4

2. Bagi Dosen: sebagai bahan atau literatur tambahan dalam materi menganalisis keberadaan pariwisata di Bali melalui metode kuisioner.

3. Bagi Masyarakat: agar mendapatkan informasi mengenai penilaian responden terhadap pariwisata di Bali ditinjau dari setiap dan seluruh variabel penilai.

(9)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Pariwisata

Betapa besarnya gelombang pariwisata yang akan melanda dunia pada umumnya dan Bali pada khususnya. Jumlah wisatawan dunia akan bertambah terus dari tahun ketahun. Tahun 2020 diduga akan ada 1,5 milyar wisatawan dunia, dengan total pengeluaran 2 triliun US dolar. Kedatangan wisatawan diduga akan menigkat 4,3 % setahun selama dua dekade mendatang dan penerimaan dari pariwisata internasional akan meningkat 6,7% setiap tahun. Wisatawan domestik dunia jumlahnya akan 10 kali lipat dibandingkan wisatawan internasional yaitu 16 milyar orang, dengan pengeluaran empat kali lipat yaitu mencapai 8 triliun US dolar. Jika Bali mampu meraih 1% saja dari prosfek angka-angka tersebut, maka pada tahun 2020 jumlah wisatawan yang datang ke Bali adalah 15 juta orang. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada antisipasi terhadap pengaruh negatifnya. Dua decade terakhir terjadi perubahan social dan budaya yang sangat cepat di Bali sejak dibukanya mass tourism ke Bali. Pilihan sudah jatuh pada “mass tourism”, bukan “quality tourism”. Akhirnya Bali mengalami demam pariwisata. Demam pariwisata

menyebabkan orang hanya berpikir bisnis dan uang, meninggalkan nilai-nilai harmoni social budaya. Demam pariwisata menyebabkan orang berpikir tidak seimbang, hanya melihat aspek positif saja tanpa mempedulikan aspek negatifnya, padahal manusia Bali sangat sadar akan adanya filosofi Rhua Bhineda, bahwa

(10)

positif-6

negatif atau baik-buruk atau untung-rugi selalu bergandengan tanpa bisa dipisahkan dalam setiap aspek kehidupan.

Pariwisata dunia saat ini menjadi industri terbesar di dunia dengan begitu banyak aspek dinamik yang terlibat didalamnya seperti ekonomi, sosial budaya, agama, politik, iptek, transportasi, komunikasi, lingkungan dan bahkan kriminalitas. Bagi banyak negara dan bagi sebagian besar orang pariwisata merupakan penghasil uang terbesar dan sektor terkuat dalam pembiayaan ekonomi secara global. Pariwisata menjanjikan kemajuan ekonomi kepada banyak orang dan banyak negara di dunia ini. Orang yang bepergian keluar negaranya akan terus bertambah dari tahun ketahun seiring dengan kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh kemajuan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan transportasi. Jumlahnya akan dua kali lipat 20 tahun mendatang.

Menurut John Naisbitt (dalam Global Paradox, 1994) pariwisata mempekerjakan 204 juta orang di seluruh dunia, atau satu dari sembilan pekerja yang ada, 10,6 persen dari angkatan kerja global. Pariwisata adalah penyumbang ekonomi terkemuka di dunia menghasilkan 10,2 persen produk nasional bruto dunia. Pariwisata adalah produsen terkemuka untuk pendapatan pajak sebesar US$655 miliar. Pariwisata merupakan industri terbesar dunia dalam hal pengeluaran bruto, yaitu mendekati US$3,4 triliun. Pariwisata merupakan 10,9% dari semua belanja konsumen, 10,7 persen dari semua investasi modal, dan 6,9% dari semua belanja pemerintah. Pariwisata akan menghasilkan 144 juta pekerjaan di seluruh dunia sampai tahun 2005 dimana diantaranya 112 juta pekerja berkembang pesat di Asia Pasifik. Dalam abad

(11)

7

21 ini akan terjadi gelombang wisatawan Asia di pasar-pasar seluruh dunia, negara-negara asia akan menjadi tujuan wisata yang utama.

Menurut Dieter Brauer (dalam Development and Cooperation No. 5/2000 September-October) “tourism has become the biggest industry in the world. It offers

jobs for 200 million people and contributes 11,7 per cent to global Gross National Product. Almost 700 million tourist arrivals are expected for this year, and this number is estimated to grow to 1,5 billion by the year 2020”.

Studi WTO menunjukkan bahwa pada 2020 akan ada 1,5 milyar wisatawan yang akan bepergian keluar negaranya dengan pengeluaran 2 triliun US dolar, atau 5 milyar US dolar setiap hari. Ini berarti mendekati tiga kali lipat dibandingkan wisatawan pada tahun 1999 yang tercatat sejumlah 663 juta orang, atau lebih dari lima kali pengeluaran wisatawan yang tercatat US$453 milyard pada akhir tahun 1999. Kedatangan wisatawan diduga akan tumbuh 4,3 % setahun selama dua dekade mendatang dan penerimaan dari pariwisata internasional akan meningkat 6,7% setiap tahun. Wisatawan domestik jumlahnya akan 10 kali lipat dibandingkan wisatawan internasional yaitu 16 milyar orang, dengan pengeluaran empat kali lipat yaitu mencapai 8 triliun US dolar. Jika Indonesia mampu meraih 1% saja dari prosfek angka-angka tersebut, maka dapat dibayangkan berapa besar pemasukan dari sektor pariwisata. Namun banyak orang tidak memikirkan bahwa semakin besar jumlah wisatawan yang datang maka peluang daya rusaknya juga akan semakin besar bagi daerah kunjungan wisata.

(12)

8

Muncul pertanyaan, apa yang diharapkan dari kebesaran prosfek pariwisata bagi kehidupan rakyat kecil dan bagi kehidupan petani?. Apakah dibiarkan yang miskin akan tetap miskin sedangkan yang memiliki akses yang kuat secara langsung memperoleh keuntungan dari perkembangan pariwisata akan semakin kaya?. Padahal salah satu tujuan ideal dari pariwisata adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya secara keseluruhan, bukan kesejahteraan hanya segelintir orang.

2.2. Kenapa Wisatawan Dunia Semakin Banyak?

Jumlah wisatawan akan terus bertambah dari tahun ketahun. Dari segi bisnis hal ini tentu akan sangat menggembirakan sehingga menambah semangat para investor untuk ikut bersaing meraih bagian keuntungan dari pariwisata. Namun dari segi social, budaya dan lingkungan tentunya prosfek ini merupakan ancaman yang dapat merusak segalanya. Jika mampu menyeimbangkan dua kekuatan Rhua Bhineda yaitu positif dan negatif pembangunan pariwisata, maka kemanfaatannya akan sangat besar untuk membuat kelestarian dan harmonisasi sosial di Bali yang dalam istilah saat ini sedang berkembang istilah Ajeg Bali yang padanan dalam istilah universalnya adalah pembanguan yang sustainable atau berkelanjutan

2.2.1 Wisatawan Pensiunan dan Lanjut Usia

Salah satu penyebab semakin membludaknya jumlah wisatawan dunia adalah karena berubahnya struktur demografi dunia. Teknologi kesehatan yang semakin maju menyebabkan orang dalam usia 60 keatas memiliki tingkat kesehatan yang prima. Dengan kesehatan yang baik, ditambah dengan rancangan pensiun yang baik,

(13)

9

dan sistem demokratisasi yang baru menyebabkan populasi usia senja ini lebih banyak melakukan perjalanan baik lewat jalan raya, lewat udara, maupun lewat laut.

Populasi ageing atau senior citizen atau manusia lanjut usia ini jumlahnya cukup besar. Populasi orang di atas 55 tahun ini di Amerika Serikat akan bertambah dari 21% saat ini menjadi 27% pada tahun 2010. Pada umur ini orang mulai mengelilingi dunia setelah selama ini umurnya dihabiskan untuk bekerja. Umur harapan hidup yang makin panjang menyebabkan orang lanjut usia (lansia) juga semakin banyak. Bentuk piramida kependudukan negara-negara maju berubah dengan struktur balita yang sangat sedikit karena angka kelahiran yang kecil dan jumlah lansia yang banyak karena umur harapan hidup yang semakin panjang. Para lanjut usia ini ada dalam kondisi pensiun artinya banyak waktu luang dan juga dalam kondisi memiliki tabungan yang cukup besar karena Income atau GDP yang sangat tinggi dengan system penggajian yang sangat baik dan social insurance (jaminan pensiun) yang sangat melindungi para lanjut usia. Manusia jenis ini memiliki kecendrungan ingin bepergian kemana saja untuk melihat dan memperoleh pengalaman yang sebanyak-banyaknya menjelajahi dunia ini. Banyak negara telah memiliki umur kependudukan yang tua yaitu persentase jumlah lansianya lebih dari 20%. Dengan tingkat kesejahteraan yang memadai maka manusia jenis ini kerjanya hanya ingin mencari kenikmatan, kenyamanan, ketenangan dengan bepergian keliling dunia sebagai wisatawan.

Apa yang terjadi dengan lansia di Indonesia?. Lansia di Indonesia tidak banyak pengaruhnya bagi keinginan untuk bepergian kemana-mana, karena semakin

(14)

10

panjang umurnya berarti semakin panjang penderitaannya karena ketidak mampuan mereka dalam segala aspek kehidupan. Lansia di Indonesai dan khususnya di Bali justru semakin tidak berdaya dengan semakin bertambahnya umur. Keinginan untuk bersenang-senang sebagai wisatawan harus dikubur dalam-dalam. Sitem perlindungan social (social security or social insurance) bagi kaum lansia di Indonesia sungguh sangat berbeda dibandingkan dengan social security di negara-negara maju. Di Indonesia lansia adalah laskar tak berguna dan cendrung dianggap sebagai beban pembangunan atau beban masyarakat. Di negara-negara maju lansia memiliki posisi tawar yang tinggi yang ikut menentukan kebijakan bangsa, negara, pemerintahan dan segala aspek kehidupan bangsanya.

2.2.2 Pengaruh Baby Boomer dan Generasi DINK

Pengaruh generasi Baby Boomer di seluruh dunia, khususnya di Amerika Serikat dan beberapa negara industri maju lainnya yaitu generasi yang lahir antara 1946 sampai 1954, saat ini telah mencapai usia dewasa atau usia matang dan mencapai tingkat penghasilan puncaknya. Pada saat itu kesejahteraan dunia karena pengaruh revolusi industri mulai bangkit. Ketika kesejahteraan mulai bangkit, keluarga mulai memperoleh rasa aman dalam kesejahteraannya sehingga merasa pantas dan mampu memiliki anak banyak sehingga angka kelahiran juga semakin besar. Tingkat fertilitas melonjak sehingga melahirkan masa Baby Boom, dan saat ini telah meledak menjadi generasi dewasa. Mereka pada umumnya berpendidikan tinggi dan terus menerus memiliki naluri atau keinginan untuk bepergian yang cendrung semakin jauh dan mencari pengalaman yang lebih besar. Kemajuan teknologi

(15)

11

kemunikasi dan transportasi tidak saja menyebabkan abad 21 ini menjadikan pariwisata sebagai "the worlds biggest industry" tetapi juga mencatat prestasi "the

largest by far that the world has ever seen".

Negara-negara maju mengalami perubahan struktur kependudukan yang juga mendorong pergerakan manusia menjadi wisatawan, yaitu munculnya generasi DINK (Dual Income No Kid). Pasangan suami istri saat ini merupakan pasangan yang keduanya sebagai pencari nafkah. Karena sibuk dengan pekerjaannya maka pasangan ini cendrung tidak berkeinginan untuk punya anak. Anak dianggap sebagai penghalang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya. Karena tidak punya anak maka mereka cendrung memiliki income yang tinggi dengan tingkat pengeluaran yang rendah karena tidak harus membayar rumah, makan dan pendidikan untuk anak-anaknya. Generasi pasangan seperti ini merupakan mode di negara-negara maju sehingga mereka memiliki kecendrung bebas bepergian kemana saja dan malahan berusaha mengunjungi tempat-tempat yang semakain jauh dan semakin panjang. Melakukan perjalanan sejauh mungkin menjadi obsesi mereka.

2.2.3 Perjalanan Wisatawan Semakin Panjang dan Semakin Jauh

Visi pariwisata 2020 menunjukkan bahwa wisatawan abad 21 akan tercatat sebagai wisatawan dengan menghabiskan waktu terlama selama liburannya, dengan bepergian ke China dan bahkan ke luar angkasa. Persentase wisatawan dengan bepergian lama atau waktu panjang) ini diduga akan terus meningkat dari 18 % tahun 1995 menjadi 24% tahun 2020. Pengusaha pariwisata yang melihat kesempatan

(16)

12

memperoleh untung dari booming wisatawan ini merekomendasikan kepada wisatawan untuk berkunjung ke Asia. China akan menjadi destinasi utama pada tahun 2020 dan akan menjadi empat besar daerah yang paling mendatangkan untung. Destinasi lainnya yang diduga akan membuat langkah besar dalam industri pariwisata adalah Rusia, Hong Kong, Thailand, Singapore, Indonesia dan Afrika Selatan. Perjalanan wisata keluar angkasa akan terrealisir pada 2004 atau 2005.

Namun demikian, walaupun dunia pariwisata mencatat prestasi spektakuler, mayoritas penduduk dunia tidak akan pernah menginjakkan kakinya keluar dari negaranya, bahkan keluar dari desanya sampai tahun 2020. Studi menunjukkan bahwa hanya 7 % dari populasi dunia akan bepergian secara internasional sampai 2020, yang pada tahun 1996 hanya 3,5%. (Focus on Tourism, D&C No.5/2000 September/October).

Sangat kontradiktif kehidupan wisatawan dunia yang berkeliling semakin jauh dan semakin panjang dibandingkan dengan kehidupan lokalit manusia yang ada dinegara-negara berkembang yang miskin yang tidak pernah beranjak keluar desanya, boro-boro berkeliling dunia. Adilkah dunia ini dan siapa yang dapat disalahkan dengan ketidak adilan kehidupan manusia di sunia ini? Adilkah jika Asia menjadi obyek tontonan yang dengan istilah sopannya dijadikan daerah tujuan wisata, padahal system pariwisata dunia saat ini berlangsung system eksploitasi sumber daya alam negara-negara berkembang oleh negara-negara maju dengan tingkat ekonomi yang jauh meninggalkan kemiskinan manusia di negara berkembang. Siapa yang bisa disalahkan?. Salahkah negara-negara maju menjadi kaya raya dan penduduknya

(17)

13

sejahtera, sebaliknya sebagian besar manusia di negara-negara miskin berjuang untuk memenuhi kebutuhan makan dengan mutu gizi yang paling sederhana. Siapa yang disalahkan jika mutu sumber daya manusia di negara-negara berkembang sangat jauh ketinggalan dibandingkan negara-negara maju.

2.2.4 Potensi Wisatawan Bisnis

Mengglobalnya perusahaan-perusahaan kelas dunia dan terjadinya aliansi perusahaan-perusahaan besar dan kecil antar negara akan mempengaruhi semakin tingginya frekuensi orang-orang perusahaan melakukan pertemuan. Pertemuan yang terjadi merupakan penggabungan antara bisnis dan bersenang-senang sehingga lahir pula wisatawan bisnis. Wisatawan bisnis ini sangat menguntungkan perusahaan penerbangan karena dengan 20 persen kapasitas ruangan yang disediakan untuk kelas bisnis ini, mampu menyumbangkan 50 persen laba perusahaan penerbangan. Oleh karena itu perusahaan penerbangan sangat memanjakan wisatawan bisnis ini dengan melakukan survai kebutuhannya. Hasilnya adalah pelayanan yang istimewa untuk mereka misalnya tempat duduk yang lebih leluasa, makanan yang lebih baik, kelonggaran yang lebih besar untuk bagasi, telepon, internet dan fax di udara, pengaturan perjalanan dan transportasi lokal sehingga bisnis tetap dapat dilakukan dengan baik dan cepat selama perjalanan mereka.

Wisatawan bisnis merupakan pangsa besar dari pariwisata, dan mereka akan memilih pertemuan pada tempat-tempat yang indah, nyaman, aman dan murah. Pilihan akan jatuh kepada distinasi yang bertebaran di Asia Pasific yang diramalkan

(18)

14

merupakan distinasi yang paling memiliki prosfek baik di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena distinasi ini dianggap murah disamping memiliki kelebihan budaya yang menarik dan daerahnya masih memiliki lingkungan yang alamiah.

Pertemuan antar ilmuwan untuk membicarakan berbagai masalah keilmuan dan teknologi tidak bisa dihindari lagi harus merupakan peertemuan global antar negara dan akan berlangsung semakin tinggi persentasenya setiap tahun. Pertemuan ilmuwan ini melahirkan "Tourist Convention" yang merupakan kelompok-kelompok wisatawan dalam rombongan besar. Tourist convention ini juga terjadi antar para birokrat pemerintahan didunia. Tourist conventian ini akan memiliki kecendrungan terus meningkat seiring dengan pengaruh globalisasi dan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi kecendrungan perusahaan saat ini berkembang memiliki jaringan yang mendunia atau mengglobal, memanfaatkan teknologi komunikasi dan transportasi yang semakin maju. Jenis Tourist Convention ini membuka lapangan kerja khusus sehingga dibutuhkan ahli-ahli Convention Tourism yang jarang dibuka oleh sekolah-sekolah pariwisata. Sekolah-sekolah pariwisata hanya mencetak robot-robot hotel atau pelayan-pelayan hotel.

2.2.5 Perubahan Tatanan Dunia Meningkatkan Jumlah Wisatawan

Pertumbuhan pariwisata juga didorong oleh perubahan global politik dunia yang mengarah pada proses demokratisasi. Perubahan perang dingin antara dua kekuatan dunia yaitu Amerika dan Uni Soviet dan penggabungan Jerman Timur dengan Jerman Barat menyebabkan 430 juta penduduk negara-negara Eropah Timur

(19)

15

dan bekas Uni Soviet ini bebas mengadakan perjalanan setelah selama 50 tahun dikurung oleh tirani negaranya. Ini adalah populasi yang lebih besar dari seluruh populasi Eropah Barat. Berhentinya perang dingin ini juga menyebabkan dunia tidak lagi mencurahkan begitu banyak sumber dayanya untuk perlombaan senjata sehingga masyarakat dunia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengadakan perjalanan, melakukan perdagangan internasional dan lebih banyak melakukan investasi melintasi perbatasan internasional.

Peristiwa global lainnya yang juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pariwisata adalah perubahan perekonomian Negara Cina dan India dari sistem perkonomian tertutup menjadi perekonomian bebas sehingga sangat memungkinkan 38% populasi dunia di dua negara ini bebas melakukan perjalanan wisata dan sebaliknya bebas dikunjungi oleh wisatawan dunia. Dua negara ini memiliki daya tarik yang cukup besar untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pengaruh lainnya adalah dibukanya hubungan diplomatik beberapa negara dengan Cina seperti Korea Selatan dan juga Indonesia. Amerika Serikat memperoleh ijin perjalanan ke Vietnam. Apalagi sudah ada tanda-tanda awal akan terjadi penggabungan Korea Utara dengan Korea Selatan, akan semakin memperbesar munculnya arus lintas wisatawan antar satu negara dengan negara lainnya.

Oleh karena itu tidak ada rumus yang membuat kecendrungan jumlah wisatawan pada satu destinasi seperti Bali akan menurun. Penurunan hanya akan terjadi secara insidental sewaktu-waktu jika terjadi isu-isu negatif seperti berjangkitnya penyakit, isu politik, perang, keamanan dan terorisme yang biasanya

(20)

16

hanya berpengaruh sesaat. Itulah sebabnya ketika Bom Bali meledak pada Oktober 2002, saya meramalkan pemulihan situasi normal di Bali akan terjadi paling lama enam bulan. Jika tidak terjadi kejadian beruntun yaitu Perang Irak dan Penyakit SARS pemulihan situasi enam bulan optimis dapat dicapai oleh Bali. Isu negatif lain yang juga akan berpengaruh negatif terhadap pariwisata di Bali adalah isu banyaknya orang Indonesia yang terlibat dalam gerakan terorisme, bahkan terorisme internasional, isu kekerasan politik. Isu HAM dan negara yang sakit dengann tingkat korupsi yang paling tinggi di dunia akan menjadi isu negatif juga dalam mempengaruhi perkembangan pariwisata di Indonesia.

2.2.6 Kiat Memperoleh Sukses Industri Kepariwisataan

Persaingan antar destinasi untuk merebut kunjungan wisatawan akan semakin tajam, yang harus direbut dengan usaha keras. Upaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan merupakan isu penting. Suatu daerah dekat Kutub Utara yang penduduknya terbiasa membantai anjing laut untuk diambil bulunya kemudian dijual, merupakan contoh pengrusakan lingkungan yang justru tidak menarik bagi wisatawan. Namun begitu masyarakatnya memperoleh manfaat dari banyaknya wisatawan yang ingin melihat anjing laut, maka pembantaian itu terhenti, justru terbalik menyayangi anjing laut tersebut. Di Desa Petulu Kabupaten Gianyar, burung Cangak (Gagak Putih) dikeramatkan sehingga tidak ada penduduk yang berani mengusiknya, justru menjadi tontonan yang sangat menarik bagi wisatawan dan menjadi aset daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Monyet yang pernah dibantai dan diburu untuk dikonsumsi oleh orang Bali khususnya monyet hitam (Irengan) di

(21)

17

hutan Bali Barat, saat ini menyisakan sesal, karena tidak lagi dijumpai Irengan di hutan Bali Barat. Namun monyet lain masih tersisa dan dijadikan berkah sebagai daya tarik wisatawan. Populasi monyet juga tetap lestari pada beberapa konsentrasi monyet di Bali seperti di Sangeh, Alas Kedaton Tabanan, Pulaki, Tamblingan dan beberapa tempat lainnya. Legenda Jayaprana-Layonsari hanya menyisakan kenangan bahwa di Bali Barat pernah hidup harimau, yang saat ini tidak mungkin lagi ditemukan, bahkan hutannya sudah menjadi tanah lapang.

Faktor-faktor negatif yang muncul dari proses pembangunan harus dieleminir. Pada kurun waktu 1998 sampai tahun 2003 secara beruntun banyak muncul peristiwa yang berakibat buruk bagi kunjungan wisatawan ke Bali. Peristiwa tersebut antara lain gangguan keamanan, kriminalitas, demonstrasi, keberingasan masa, pembakaran rumah, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan dan juga meluasnya penggunaan narkotika. Penjarahan hutan oleh penduduk juga merupakan isu penting yang menyebabkan wisatawan tidak mau datang. Pembakaran hutan tropis secara besar-besaran di daerah Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi merupakan isu yang sangat efektif digunakan oleh negara-negara maju untuk melakukan boikot kunjungan wisata. Negara-negara maju sering menggunakan isu lingkungan untuk menghambat kedatangan wisatawan ke suatu daerah. Saat ini bahkan negara-negara maju mengganjal import furniture dari Indonesia dengan alasan penyertaan legalitas asal kayu. Meubel yang tidak jelas asal kayunya dilarang diperdagangkan di pasar internasional.

(22)

18

Kiat untuk mengembangkan pariwisata modern kedepan adalah pemanfaatan teknologi tinggi seperti teknologi elektronik, teknologi komunikasi dan juga disertai dengan sumber daya manusia profesional. Kemudahan pengelolaan pariwisata dengan segala aspeknya semakin dimungkinkan menjadi sangat efisien, efektif, murah dan cepat dengan menggunakan elektronik teknologi. Oleh karena itu jika ingin bersaing, maka penguasaan elektronik-mail akan sangat menentukan dalam memenangkan persaingan. Padahal keahlian ini masih sangat langka dan banyak sekolah pariwisata tidak menggarap tenaga ahli bidang ini. Tenaga-tenaga lokal banyak yang belajar secara otodidak sehingga kemampuannya sangat terbatas, sehingga banyak tenaga ahli datang dari luar. Akibatnya terjadi kecemburuan antara ahli lokal dengan ahli luar dalam hal upah. Kependidikan pariwisata hanya memfokuskan diri pada tenaga-tenaga professional hotel, bahkan tidak layak disebut tenaga-tenaga professional karena system pendidikannya menghasilkan pekerja-pekerja robot yang melihat pariwisata seperti kaca mata kuda. Kedepan, Bali tidak bisa bersaing dengan hanya mengandalkan budaya dan nilai-nilai ketradisionalannya. Harus didukung oleh manajemen global dan pemanfaatan teknologi elektronik. Pariwisata budaya tidak akan dilemahkan oleh manajemen industri pariwisata modern dengan penggunaan elektronik teknologi dan teknologi komunikasi.

2.3 Variabel Penilai Potensi dan Perkembangan Obyek Wisata

Pengukuran memang sangat penting dalam menentukan sesuatu baik itu berupa barang yang dapat dilihat secara nyata maupun sesuatu yang hanya bisa kita rasakan. Misalnya pengukuran secara nyata yaitu mengukur banyak barang.

(23)

19

Pengukuran banyak barang dapat kita lakukan dengan cara menghitungnya. Sedangkan pengukuran sesuatu dengan menggunakan perasaan yaitu seperti keindahan suatu objek pariwisata, kenyamanan yang diberikan. Hal tersebut hanya bisa kita rasakan sendiri karena menyangkut perasaan yang timbul dari dalam diri kita sendiri. Sehingga, penilaian antar orang berbeda-beda antara satu hal dengan yang lainnya.

Berbagai varibael yang dikembangkan untuk mengetahui dan mengukur potensi atau keadaan pariwisata di suatu daerah adalahsebagai berikut:

1. KEAMANAN: keamanan dan ketertiban suatu daerah, sosial secutity atau keamanan sosial misalnya akses rumah sakit, pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit, rasa aman lahir bathin ada di Bali, kebersihan sehingga menjamin kesehatan para wisatawan, jaminan keselamatan jiwa dan harta pada waktu beradadi daerah pariwisata, bebas dari gangguan kriminalitas, kemudahan memperoleh makanan yang sehat

2. KESEJUKAN: penataan lingkungan di daerah pariwisata, adanya pertamanan untuk wisatawan dapat berekreasi, system penghijauan penghijauan sehingga menyejukkan, keindahan kota untuk wisatawan, pengelolaaan sampah dan limbah sehingga menyejukkan perasaan wisatawan, adanya pencemaran lingkungan, bebas dari bau busuk dari lingkungan kota, jaminan memperoleh produk pertanian organik

(24)

20

3. TERTIB yaitu kepastian hukum (law inforcement) didaerah wisata sehingga wisatawan mudah berurusan dengan hukum, kepastian waktu, aparat yang jujur dan melindungi, budaya antre dan kedisiplinan,

4. PELAYANAN DAN KERAMAHAN: keramahan masy di daerah pariwisata, rasa bersahabat, kesadaran masyarakat terhadap pariwisata, mutu pelayanan yang ditunjukkan kepada wisatawan, kemudahan memperoleh informasi yang akurat.

5. UNIK, INDAH, MENARIK: pemandangan alam yang indah dan menarik, obyek wisata yang cukup bervariasi, kebersihan pada obyek-obyek pariwisata, kebudayaan yang menarik, pantai yang bersih dan menarik, lingkungan yang indah dan bersih, wajah kota yang unik dan tradisional, pertamanan yang indah bersih dan menarik di lingkungan hotel, jalur wisata yang menarik, bengunan-bangunan yang unik dan bersejarah, atraksi yang unik dan menyenangkan wisatawan

6. PENGALAMAN : potensi manusiawi yang ada di daerah pariwisata (misalnya keramahan, sadar wisata, berbudaya, siap melayani), potensi alam (keindahan, kebersihan, cenderamata yang mudah diperoleh)

Dalam menentukan kelayakan suatu tempat atau objek pariwisata kita juga harus mengukurnya supaya objek pariwisata yang dibuka tersebut dapat dikembangkan dan semua orang dapat menikmatinya. Adapun pengukurannya tersebut dapat dibagi menjadi enam variabel, yaitu seperti Variabel Keamanan, Variabel Kesejukan, Variabel Ketertiban, Variabel Pelayanan dan Keramahan, Variabel Keunikan Keindahan dan Menarik, dan Variabel Pengalaman. Berikut

(25)

21

merupakan pengukuran yang dilakukan berdasarkan variabel – variabel yang ada. Secara lebih rinci masing-masing variable itu dapat diuraikan sebagai berikut:

2.3.1 Variabel Keamanan

Pada variabel keamanan ini diukur bagaimana keamanan yang terdapat pada suatu objek pariwisata apakah dapat mendukung dengan baik atau buruk. Subsistem variabel keamanan ini meliputi bagaimana hubungan antara masyarakat dengan pengadaan objek pariwisata yang ada disana apakah mereka mendukung atau tidak. Sehingga dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat akan menyebabkan objek pariwisata tersebut dapat dikembangkan lagi. Yang paling penting lagi yaitu bagaimana pengadaan rumah sakit atau penyelamatan yang terdapat pada objek pariwisata tersebut. Apabila pada objek pariwisata terdapat yang terpadu antara keamanan fisik dengan keselamatan kesehatan jiwa pengunjung akan memberikan nilai lebih pada objek pariwisata tersebut. Sehingga, wisatawan akan tertarik untuk berkunjung kesana karena keselamatan mereka terjamin dan jika terjadi apa – apa mereka akan mampu untuk pergi ke rumah sakit dengan cepat karena terdapat fasilitas kesehatan yang mendukung. Selain fasilitas tersebut yang tak kalah pentingnya yaitu fasilitas telekomunikasi yang tersedia. Dengan fasilitas ini akan menambah rasa keyakinan akan keamanan yang diberikan oleh pengelola objek pariwisata tersebut.

Rasa aman bagi para wisatawan adalah suatu hal yang utama karena para wisatawan menginginkan suatu hal yang membuat mereka nyaman dan betah berada di tempat wisata tersebut. Selain rasa aman dari perilaku kriminal, indikator

(26)

22

keamanan lainnya adalah rasa aman dari makanan. Restoran – restoran yang ada di Bali sudah menetapkan standar bahan – bahan makanan yang akan diberikan kepada wisatawan. Keamanan di suatu daerah pariwisata menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan objek wisata tersebut banyak dikunjungi para wisatawan, dengan keadaan keamanan yang sudah baik, para wisatawan akan merasa nyaman dan puas serta memungkinkan wisatawan tersebut ingin berkunjung kembali ke objek – objek wisata yang ada di Bali.

2.3.2 Variabel Kesejukan

Variabel ini memberikan kesan refresh pada otak. Dimana setelah melakukan banyak kegiatan dan otak menjadi stress dengan berwisata pada tempat yang sejuk ini akan dapat mengheningkan pikiran dan otak tidak stress lagi. Dari kesan tersebut akan membangkitakan minat dari pada wisatawan untuk berkunjung dan mengajak orang lain atau teman dekatnya untuk berkunjung kesana. Sehingga, dari satu atau dua orang tersebut akan mampu untuk mempromosikan tempat tesebut menjadi tempat pariwisata yang ramai pengunjung. Hal – hal yang perlu dilakukan pada variabel kesejukan ini yaitu adanya penataan lingkungan yang nyaman dan rapi seperti taman yang hijau dengan bunga yang berwarna – warni. Dengan adanya hal – hal tersebut akan menjadikan nilai tambah pada suatu objek wisata.

Pariwisata Bali merupakan salah satu incaran tempat destinasi wisata yang dicari oleh hampir semua wisatawan yang ada di dunia. Hal ini dikarenakan Bali terkenal dengan berbagai ciri khas budaya, tempat, dan hal-hal lainnya yang membawa kenikmatan tersendiri bagi pengunjungnya, keadaan suhu dan kelembaban

(27)

23

di Bali tergolong cukup nyaman. Hanya saja pembedanya adalah untuk daerah yang cenderung dekat daerah pegunungan, sehingga terasa agak dingin, sedangkan untuk daerah seperti Bali Selatan kondisinya agak panas. Perbandingan lain juga terlihat dari kondisi lingkungan sekitarnya. Pada daerah pegunungan ketradisionalan, pertanian, penataan lingkungan, dan unsur kerindangan sangat terasa. Berbeda halnya dengan daerah perkotaan, sekalipun penataan taman sangatlah bagus, namun unsur kerindangan atau keteduhan jarang terasa, tidak bisa dipungkiri bahwa perbandingan polusi udara di daerah perkotaan jauh lebih besar dibandingkan dengan di daerah pedesaan dan pegunungan. Hal – hal yang perlu dilakukan pada variabel kesejukan ini yaitu adanya penataan lingkungan yang nyaman dan rapi seperti taman yang hijau dengan bunga yang berwarna – warni. Dengan adanya hal – hal tersebut akan menjadikan nilai tambah pada suatu objek wisata.

2.3.3 Variabel Ketertiban

Ketertiban pada objek pariwisata untuk dapat masuk dan menikmati keindahannya akan dapat menunjang dari pada pengembangan objek pariwisata tersebut. wisatawan mengidam – idamkan suatu objek pariwisata yang terstruktur dimana untuk mengunjunginya ada budaya antre sehingga, mengurangi dari pada ketidak nyamanan untuk berkunjung kesana. Seperti jika tidak ada peraturan yang tegas dalam berkunjung ke tempat wisata tersebut maka pengunjung akan berebut untuk saling mendahulukan masuk ketempat pariwisata tersebut dan hal ini akan terlihat jelas ketika terjadi liburan sekolah. Banyak orang ingin berlibur ketempat yang didambakan tersebut, jika tempat tersebut tidak diatur ketertibannya maka

(28)

24

kenyamanan pengunjung akan terganggu. Kejadian ini akan menjadi mengurangi kesan nyaman dalam berkunjung. Selain itu juga adanya aparat yang jujur untuk melindungi kenyamanan pengunjung dari pada berwisata.

Pariwisata di Bali pada umumnya jika diperhatikan, tingkat ketertiban yang dapat tercipta sebenarnya cukup tinggi. Hal ini terlihat dari masyarakat Bali yang sifatnya masih tradisional dan masih menghargai aturan atau adat istiadat daerahnya. Namun seiring perkembangan zaman, kawasan yang awalnya kental dengan kearifan lokal, kini terjajah oleh berbagai kawasan modern yang membuat kearifan lokal pudar. Wisatawan mengidam – idamkan suatu objek pariwisata yang terstruktur dimana untuk mengunjunginya ada budaya antre sehingga, mengurangi dari pada ketidak nyamanan untuk berkunjung kesana. Jika tidak ada peraturan yang tegas dalam berkunjung ke tempat wisata tersebut maka pengunjung akan berebut untuk saling mendahulukan masuk ketempat pariwisata tersebut dan hal ini akan terlihat jelas ketika terjadi liburan sekolah. Banyak orang ingin berlibur ketempat yang didambakan tersebut, jika tempat tersebut tidak diatur ketertibannya maka kenyamanan pengunjung akan terganggu. Kejadian ini akan menjadi mengurangi kesan nyaman dalam berkunjung. Selain itu juga adanya aparat yang jujur untuk melindungi kenyamanan pengunjung dari pada berwisata.

Cara lain yang terlihat sebagai bentuk tindakan ketertiban adalah pengaturan parkir di kawasan pariwisata. Biasanya di setiap kawasan pariwisata sudah tersedia petugas parkir atau di Bali biasanya disebut pecalang sebagai pengaman kawasan tersebut. Pengaturan parkir dilakukan guna mengefisienkan lahan pariwisata dan

(29)

25

dalam upaya untuk tidak adanya parkir kendaraan sembarangan sehingga kawasan pariwisata tetap terlihat rapi. Ketegasan aturan dalam membuang sampah juga dijadikan aturan tetap. Setiap pelanggaran yang dilakukan harus dikenakan sanksi yang tegas. Aturan berkunjung ke areal tempat suci juga sangat diperhatikan. Hal ini mengingat Bali merupakan daerah yang terkenal dengan kereligiusannya, sehingga tidak semua wisatawan dapat memasuki kawasan suci seenaknya.

2.3.4 Variabel Pelayanan dan Keramahan

Pelayanan dan keramahan sangat penting dalam menentukan kelayakan suatu objek pariwisata. Karena dari pelayanan yang ramah tersebut dapat kita nilai apakah objek pariwisata tersebut layak untuk dikembangkan atau tidak. Pelayanan yang ramah akan membuat wisatawan akan tertarik lagi untuk kembali datang ketempat tersebut dari keramahan pengelola, wisatawan akan mendapat kesan yang menarik dari tempat wisata tesebut. Kesan nyaman akan dirasakan oleh wisatwan saat berkunjung ke objek tersebut. sehingga semakin baik pelayanan dan ramahnya pelayanan yang diberikan maka, semakin banyak pula wisatawan yang berkunjung kesana.

Pelayanan yang ramah akan membuat wisatawan akan tertarik lagi untuk kembali datang ketempat tersebut dari keramahan pengelola, wisatawan akan mendapat kesan yang menarik dari tempat wisata tesebut. Kesan nyaman akan dirasakan oleh wisatwan saat berkunjung ke objek tersebut. sehingga semakin baik pelayanan dan ramahnya pelayanan yang diberikan maka, semakin banyak pula wisatawan yang berkunjung kesana. Bentuk aksi diantaranya bersikap sebagai tuan

(30)

26

rumah yang baik dan rela membantu wisatawan, memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan, para petugas bisa menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji, serta menampilkan senyum dan keramahtamahan yang tulus. Pelayanan dan keramahan sangat penting dalam menentukan kelayakan suatu objek pariwisata. Karena dari pelayanan yang ramah tersebut dapat kita nilai apakah objek pariwisata tersebut layak untuk dikembangkan atau tidak.

2.3.5 Variabel Keunikan, Keindahan, dan Menarik

Semakin unik, indah dan menarik tempat wisata maka, akan semakin banyak pula pengunjung yang datang kesana. Seperti di Monkey Forest, Ubud banyak wisatawan datang kesana untuk menikmati keunikan dari pada monyet – monyet yang ada disana. Keunikan monyet tersebut yaitu mempunyai wilayah – wilayah tertentu untuk di kuasainya dan tingkah laku mereka yang jinak kepada para wisatawan yang berkunjung kesana. Hal seperti inilah yang diminati oleh wisatawan untuk berkunjung kesuatu tempat wisata. Jika tempat tersebut tidak memiliki nilai keunikan, keindahan, dan menarik, akan jarang ada wisatawan untuk datang berkunjung kesana. Semakin unik, indah dan menarik tempat wisata maka, akan semakin banyak pula pengunjung yang datang, kondisi yang mencerminkan penataan yang teratur, tertib dan serasi baik mengenai prasarana, sarana, penggunaan tata warna yang serasi, selaras dengan lingkungannya serta menunjukkan sifat-sifat kepribadian nasional. Oleh karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati oleh umat manusia. Tujuannya untuk menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana

(31)

27

yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang.

2.3.6 Variabel Pengalaman

Kesana yang menarik akan menimbulkan pengalaman yang tak terlupakan. Dengan adanya pengalaman yang menarik tersebut membuat wisatawan untuk datang lagi ketempat tersebut. Dari hal itu akan menyebabkan objek wisata tersebut patut untuk dikembangkan.

Variabel pengalaman merupakan suatu kesan yang menyenangkan dan akan selalu diingat. Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan akan tetapi dapat pula yang tidak menyenangkan. Tujuannya menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk berkunjung ulang. Variabel – variabel itulah yang menjadi tolak ukur dalam usaha untuk mengembangkan objek wisata. Jika semua variabel tersebut menunjukkan nilai rata – rata baik maka tempat tersebut patut untuk dilakukan usaha lebih lanjut dalam usaha pengembangannya.

Variabel – variabel itulah yang menjadi tolak ukur dalam usaha untuk mengembangkan objek wisata. Jika semua variabel tersebut menunjukkan nilai rata – rata baik maka tempat tersebut patut untuk dilakukan usaha lebih lanjut dalam usaha pengembangannya.

(32)

28

Dari penjelasan rinci dari 6 variable tersebut maka dapat disusun alat instrument berupa kuesioneer untuk melakukan penelitian sebagai berikut:

2.3.7 Kuesioner Penelitian

Kuesioner penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kuesioner Penelitian Untuk Mengukur Potensi Pengembangan Pariwisata

No INDIKATOR/PARAMETER SKOR

I KEAMANAN

1 Rasa aman dari pencurian 1 2 3 4 5 2 Pelayanan rumah sakit jika jatuh sakit 1 2 3 4 5 3 Keselamatan jiwa 1 2 3 4 5 4 Rasa aman dari gangguan kriminalitas 1 2 3 4 5 3 Rasa aman dari terorisme 1 2 3 4 5 6 Rasa aman dari penipuan 1 2 3 4 5 7 Rasa aman dari kecelakaan lalu lintas dlm perjalanan 1 2 3 4 5 6 Rasa aman dari gangguan masyarakat lokal 1 2 3 4 5 8 Rasa aman dari makanan sehat yang dijual lokal 1 2 3 4 5 9 Rasa aman dari gangguan/penyakit krn binatang 1 2 3 4 5 10 Rasa aman dari penyakit menular 1 2 3 4 5 11 Jaminan keamanan dan kesehatan makanan 1 2 3 4 5 12 Keamanan konsumsi hasil pertanian dari pestisida 1 2 3 4 5 13 Keamanan makanan berbahan pengawet/ kimia 1 2 3 4 5 14 Rasa aman dari pelecehan seksual 1 2 3 4 5 15 Rasa aman dari pungutan liar 1 2 3 4 5 16 Rasa aman dari gangguan binatang liar 1 2 3 4 5 17 Rasa aman dari pelayanan money changer 1 2 3 4 5 18 Rasa aman dari bencana alam 1 2 3 4 5 Rasa aman dalam perjalanan malam hari 1 2 3 4 5 20 Rasa aman dari pelayanan polisi 1 2 3 4 5

TOTAL SKOR

II KESEJUKAN

1 Kualitas penataan lingkungan 1 2 3 4 5 2 Penataan pertamanan 1 2 3 4 5 3 Kualitas reboisasi/penghijauan 1 2 3 4 5 4 Keindahan flora/fauna 1 2 3 4 5

(33)

29

5 Pengelolaan sampah 1 2 3 4 5 6 Pengelolaan limbah 1 2 3 4 5 7 Pencemaran lahan dan danau 1 2 3 4 5 8 Penilaian tentang pengelolaan sampah 1 2 3 4 5 9 Pertanian organik/bebas pestisida 1 2 3 4 5 10 Fasilitas yang disediakan untuk pengunjung 1 2 3 4 5 11 Penilaian anda tentang ecotourism 1 2 3 4 5 12 Suasana dan pemandangan obyek wisata 1 2 3 4 5 13 Kesejukan tempat-tempat wisata 1 2 3 4 5 14 Kesejukan tempat menginap/hotel 1 2 3 4 5 15 Tersedianya taman-taman yang nyaman 1 2 3 4 5 16 Kesejukan tanaman perindang jalan 1 2 3 4 5 17 Kebersihan aliran sungai di kota 1 2 3 4 5 18 Polusi udara 1 2 3 4 5 19 Pengaturan lalu lintas 1 2 3 4 5 20 Kualitas lingkungan 1 2 3 4 5

TOTAL SKOR

III KETERTIBAN

1 Pengaturan ketertiban pengunjung 1 2 3 4 5 2 Tanggung jawab pengunjung mentaati aturan

(responsible tourism)

1 2 3 4 5 3 Penjelasan aturan oleh petugas 1 2 3 4 5 4 Kecukupan aturan/larangan untuk pengunjung 1 2 3 4 5 5 Petunjuk/aturan/larangan selama didalam hutan 1 2 3 4 5 6 Rambu-rambu ditengah hutan 1 2 3 4 5 7 Penjelasan sangsi jika buang sampah di hutan 1 2 3 4 5 8 Sangsi jika memetik bunga/pohon 1 2 3 4 5 9 Petunjuk larangan membuang puntung rokok 1 2 3 4 5 10 Petunjuk larangan membuang sampah plastik 1 2 3 4 5 11 Ketertiban penggunaan pestisida/bahan pengawet 1 2 3 4 5 12 Ketertiban budaya antre 1 2 3 4 5 13 Gangguan pengemis di jalan-jalan 1 2 3 4 5 14 Gangguan pengamen 1 2 3 4 5 15 Sangsi penebangan pohon 1 2 3 4 5 16 Ketertiban bangunan yang khas Bali 1 2 3 4 5 17 Ketertiban pedagang kaki lima 1 2 3 4 5 18 Ketertiban tempat2 boleh merokok 1 2 3 4 5 19 Ketertiban di tempat2 lokasi wisata 1 2 3 4 5 20 Ketertiban prostitusi di hotel2 1 2 3 4 5

(34)

30

IV PELAYANAN DAN KERAMAHAN

1 Keramahan petugas melayani wisatawan 1 2 3 4 5 2 Keramahan masyarakat setempat di desa wisata 1 2 3 4 5 3 Keramahan pelayanan hotel 1 2 3 4 5 4 Ketersediaan fasilitas hotel yang aman & nyaman 1 2 3 4 5 5 Ketersediaan makanan dan minuman dimana-mana 1 2 3 4 5 6 Kesan sadar wisata oleh masyarakat 1 2 3 4 5 7 Pelayanan telepon/alat komunikasi 1 2 3 4 5 8 Kemudahan perolehan informasi tentang pariwisata 1 2 3 4 5 9 Kemudahan informasi tentang flora dan fauna 1 2 3 4 5 10 Kemudahan informasi tentang tampat-tempat suci 1 2 3 4 5 11 Kesan anda tentang fasilitas spiritual torism 1 2 3 4 5 12 Pelayanan money changer 1 2 3 4 5 13 Keramahan masyarakat terhadap wisatawan 1 2 3 4 5 14 Pelayanan guide terhadap wisatawan 1 2 3 4 5 15 Pelayanan para pedagang kepada wisatawan 1 2 3 4 5 16 Pelayanan dan keramahan pertunjukan kesenian 1 2 3 4 5 17 Pelayanan dan keramahan polisi 1 2 3 4 5 18 Ketersediaan toilet nyaman untuk wisatawan 1 2 3 4 5 19 Pelayanan untuk orang tua/cacad/ibu hamil 1 2 3 4 5 20 Pelayanan transportasi umum 1 2 3 4 5

TOTAL SKOR

V KEUNIKAN, KEINDAHAN, MENARIK

1 Kesan keindahan keunikan alam Bali 1 2 3 4 5 2 Kesan keunikan obyek wisata di Bali 1 2 3 4 5 3 Kesan keterpeliharaan lingkungan 1 2 3 4 5 4 Kesan keutuhan hutan di Bali 1 2 3 4 5 5 Kesan adat dan budaya masyarakat Bali 1 2 3 4 5 6 Keunikan tari Kecak 1 2 3 4 5 7 Keunikan tari Barong 1 2 3 4 5 8 Keunikan upacara agama di pura2 di Bali 1 2 3 4 5 9 Pelayanan untuk obyek wisata memancing 1 2 3 4 5 10 Daya tarik untuk wisata tracking 1 2 3 4 5 11 Daya tarik wisata air 1 2 3 4 5 12 Keindahan keunikan oleh2 khas Bali 1 2 3 4 5 13 Keunikan alam flora dan fauna di Bali 1 2 3 4 5 14 Daya tarik menyelam 1 2 3 4 5 15 Daya tarik terumbu karang 1 2 3 4 5 16 Daya tarik pantai 1 2 3 4 5 17 Keunikan terasering sawah2 di Bali 1 2 3 4 5 18 Daya tarik kehidupan malam di Bali 1 2 3 4 5 19 Daya tarik dan keunikan makanan jajanan di Bali 1 2 3 4 5

(35)

31

20 Daya tarik dan keunikan pasar tradisional di Bali 1 2 3 4 5 TOTAL SKOR

VI PENGALAMAN

1 Kesan pengalaman unik yang diperoleh 1 2 3 4 5 2 Kesan keunikan dari obyek wisata di Bali 1 2 3 4 5 3 Kesan keunikan bahasa masyarakat setempat 1 2 3 4 5 4 Kesan kenyamanan obyek wisata 1 2 3 4 5 5 Kesan kenyamanan cuaca, udara/kesejukan 1 2 3 4 5 6 Kesan kehidupan malam 1 2 3 4 5 7 Kesan spiritual/relijius yang diperoleh 1 2 3 4 5 8 Kesan cenderamata yang tersedia 1 2 3 4 5 9 Kesan untuk adventure tourism 1 2 3 4 5 10 Kesan kuliner khas Bali 1 2 3 4 5 11 Kesan menonton kesenian di Bali 1 2 3 4 5 12 Pengalaman tentang kehidupan budaya di Bali 1 2 3 4 5 13 Pengalaman melihat budaya/tradisi di Bali 1 2 3 4 5 14 Pengalaman hari raya di Bali 1 2 3 4 5 15 Pengalaman berbelanja di pasar tradisional 1 2 3 4 5 16 Pengalaman mengambil foto-foto di Bali 1 2 3 4 5 17 Pengalaman mencari barang antik di Bali 1 2 3 4 5 18 Pengalaman bangunan hotel di Bali 1 2 3 4 5 19 Pengalaman menikmati pantai dan sunset di Bali 1 2 3 4 5 20 Pengalaman keramahan dan keakraban penduduk 1 2 3 4 5

TOTAL SKOR

TOTAL SKOR KESELURUHAN PENCAPAIAN PERSENTASE SKOR

(36)

32

BAB III

METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk keadaan pariwisata di Bali dengan responden para pelaku pariwisata yang bertempat tinggal Bali. Para responden diberikan angket/kuisioner yang berisi indikator penelitian dan disebar oleh setiap anggota kelompok. Penyebaran angket dilakukan selama satu minggu, dimulai pada tanggal 5 September 2016 sampai 20 September 2016 untuk pengumpulan data.

1.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan sebagai sumber data dan informasi adalah data primer. Data primer adalah data yang didapat dari pengamatan langsung ke lapangan (hasil wawancara), yaitu hasil angket (kuisioner) dengan pelaku pariwisata di Bali.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan ini, kami menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat. Kuisioner ini dihitung dengan perbandingan melalui 44 responden berdasarkan prinsip 6K atau 6 indikator untuk menilai keadaan

(37)

33

pariwisata di Bali. Kemudian hasil kuisioner tersebut direkap dan ditabulasi sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk penilaian pariwisata di Bali.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kuisioner penilaian pariwisata di Bali, menggunakan acuan penilaian skor. Skor maksimal (5) adalah penilaian yang terbaik yang seharusnya terjadi. Sedangkan skor (1) adalah penilaian terjelek yang terjadi. Kuisioner penilaian pariwisata di Bali dapat dilihat pada lampiran.

3.4 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif, dimana data kualitatif berupa penilaian pariwisata di Bali yang dilihat dari beberapa parameter didalam indicator. Sedangkan data kuantitatifnya berupa skor yang diberikan dari responden untuk menilai pariwisata di Bali. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data. Perhitungan dilakukan dengan tiga tahapan. Yang pertama dilakukan perhitungan untuk setiap indikator penilaian pariwisata di Bali, yang kedua adalah perhitungan setiap variabel terhadap penilaian yang ada dan ketiga ialah perhitungan secara keseluruhan total variabel Setiap indikator/parameter penilaian memiliki rentang nilai dari 1 hingga 5. Dengan demikian dinyatakan bahwa nilai terendah dinyatakan dengan angka 1 dan nilai tertinggi dinyatakan dengan angka 5. Adapun tabel rentang penilaian ialah sebagai berikut:

(38)

34

3.4.1 Penilaian Setiap Indikator

Untuk setiap sub-indikator yang diwakili oleh 44 responden maka :

Nilai minimum : 44 responden x 1 x 1 = 44 Nilai maksimum : 44 responden x 1 x 5 = 220 Range :

Maka dapat dibuat kelas interval dan jarak interval :

44 - 79,2 : Sangat buruk 79,3 - 114,4 : Buruk 114,5 - 149,6 : Sedang 149,7 - 184,8 : Baik 184,9 - 220 : Sangat baik Garis Bilangan

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

44 79,2 114,4 149,6 184,8 220

Gambar 1. Penilaian Setiap Indikator

3.4.2 Penilaian Setiap Variabel

Untuk setiap indikator yang diwakili oleh 44 responden maka :

Nilai minimum : 44 responden x 20 x 1 = 880 Nilai maksimum : 44 responden x 20 x 5 = 4400 Range :

Maka dapat dibuat kelas interval dan jarak interval :

880 - 1584 : Sangat buruk 1585 - 2288 : Buruk 2289 - 2992 : Sedang 2993 - 3696 : Baik

3697 - 4400 : Sangat baik

Nilai max - nilai min = 220-44 = 35.2

5 5

Nilai max - nilai min = 4400 – 880 = 704

(39)

35

Garis Bilangan

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

880 1584 2288 2992 3696 4400

Gambar 2. Penilaian Setiap Variabel

3.4.3 Penilaian Seluruh Variabel

Untuk seluruh indikator yang diwakili oleh 44 responden maka :

Nilai minimum : 44 responden x 20 x 1 x 6 = 5280 Nilai maksimum : 44 responden x 20 x 5 x 6 = 26400 Range :

Maka dapat dibuat kelas interval dan jarak interval :

5280 - 9504 : Sangat buruk 9505 - 13728 : Buruk 13729 - 17952 : Sedang 17953 - 22176 : Baik 22177 - 26400 : Sangat baik Garis Bilangan

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

5280 9504 13728 17952 22176 26400

Gambar 3. Penilaian Seluruh Variabel

Nilai max - nilai min = 26400 – 5280 = 4224

(40)

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penilaian Pariwisata Bali Ditinjau Dari Setiap Variabel 4.1.1 Variabel Keamanan

Ditinjau dari variabel keamanan, hasil penilaian dari 44 responden menunjukkan bahwa keamanan pariwisata di Bali tergolong sedang yaitu dengan skor 2869. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator keamanan yang diberikan nilai antara 1 terendah hingga 5 tertinggi (hasil tabulasi dilampirkan). Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka kondisi keamanan pariwisata di Bali sbb:

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

880 1584 2288 2992 3696 4400

2869 Hasil Penilaian Variabel Keamanan

Selain penilaian masing-masing indikator, dari data tabulasi juga ditentukan tiga indikator tertinggi dan terendah nilainya. Untuk indikator tertinggi pertama yaitu Rasa aman dari gangguan masyarakat lokal dengan skor 175, disusul tertinggi kedua Adanya satpam / petugas keamanan dengan skor 165 dan tertinggi ketiga adalah Rasa aman dari gangguan binatang di hutan Rasa aman dari gangguan tumbuhan hutan dengan skor 164. Sedangkan untuk indikator terendah dengan skor 116 untuk Keamanan dari tindakan korupsi.

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel keamanan tersebut, maka diperlukannya perbaikan terhadap indikator keamanan dari segi keamanan terhadap tindakan korupsi yang biasanya berkeliaran di sekitar objek wisata.

(41)

37

4.1.2 Variabel Kesejukan

Berdasarkan hasil penilaian 44 responden terhadap kesejukan kawasan pariwisata di Bali menunjukkan bahwa tingkat kesejukan kawasan objek wisata pariwisata di Bali tergolong sedang yaitu dengan skor 2869. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator kesejukan yang diberikan nilai antara 1 terendah hingga 5 tertinggi (hasil tabulasi dilampirkan). Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka kondisi kesejukan pariwisata di Bali sbb:

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

880 1584 2288 2992 3696 4400

2869 Hasil Penilaian variabel kesejukan

Dari data tabulasi juga ditentukan tiga indikator tertinggi dan terendah berdasarkan skor. Untuk indikator tertinggi pertama yaitu Penilaian tentang pengelolaan sampah dengan skor 182, disusul tertinggi kedua kualitas penataan lingkungan skor 173, dan tertinggi ketiga adalah Kualitas reboisasi/penghijauan dengan skor 171. Sedangkan untuk indikator tiga terendah masing-masing antara lain, pengelolaan limbah dengan skor 115, bau sampah dan polusi udara akibat asap kendaraan dengan skor 116.

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel keamanan tersebut, maka diperlukannya solusi terhadap perbaikan terhadap kesejukan kawasan pariwisata di Bali khususnya pengelolaan sampah atau limbah dan pencemaran sampah dan polusi udara akibat kendaraan bermotor. Sehingga dengan upaya perbaikan terhadap indikator-indikator tersebut, akan terwujud kesejukan objek wisata di Bali yang lebih baik.

4.1.3 Variabel Ketertiban

Dilihat dari variabel ketertiban, hasil penilaian 44 responden menunjukkan bahwa tingkat ketertiban kawasan objek wisata pariwisata di Bali tergolong dalam

(42)

38

kategori sedang yaitu dengan skor 2811 . Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator ketertiban yang diberikan nilai antara 1 terendah hingga 5 tertinggi (hasil tabulasi dilampirkan). Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka kondisi ketertiban kawasan pariwisata di Bali sbb:

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

880 1584 2288 2992 3696 4400

2811 Hasil Penilaian variabel ketertiban

Dari data tabulasi juga ditentukan tiga indikator tertinggi dan terendah berdasarkan skor. Untuk indikator tertinggi pertama yaitu Larangan menebang pohon secara liar skor sebesar 171, disusul tertinggi Aturan tentang tidak merusak tanaman skor 154, dan tertinggi ketiga adalah Kecukupan aturan/larangan untuk pengunjung 152. Sedangkan untuk indikator tiga terendah masing-masing antara lain, Penggunaan pestisida dengan skor 122,Petunjuk larangan membuang puntung rokok skor 125, dan Ketepatan waktu dalam suatu kegiatan / pertunjukkan dengan skor sebesar 127.

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel ketertiban tersebut, maka diperlukannya penggunaanpestisida,Laranganmembuang punting rokok, danKetepatanwaktudalamsuatukegiatan /pertunjukan dengan upaya perbaikan terhadap indikator-indikator tersebut, akan terwujud ketertiban pariwisata Bali yang lebih baik.

4.1.4 Variabel Pelayanan dan Keramahan

Berdasarkan hasil penilaian 44 responden terhadap variabel pelayanan dan keramahan pariwisata di Bali menunjukkan bahwa pelayanan dan keramahan yang diberikan oleh objek wisata di Bali tergolong dalam kategori baik yaitu dengan skor

2963. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator pelayanan dan

(43)

39

dilampirkan). Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka penilaian pelayanan dan keramahan yang diberikan oleh pariwisata di Bali sbb:

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

880 1584 2288 2992 3696 4400

2963

Hasil Penilaian variabel pelayanan dan keramahan

Dari hasil tabulasi data juga diperoleh tiga indikator tertinggi dan terendah berdasarkan skor. Untuk indikator tertinggi pertama yaitu adanya tempat

ibadahdengan skor sebesar 181, disusul tertinggi kedua yaitu

keramahanmasyarakatsetempat dengan skor 170, dan tertinggi ketiga adalah keramahan pelayanan hoteldengan skor sebesar 169. Sedangkan untuk indikator tiga

terendah masing-masing antara lain, adanya fasilitas transfortasi umumdengan skor sebesar 119, pelayanan kesehatan pengunjung dengan skor 122, dan terendah ketigaadalahkejujuran petugas dengan besar skor 130.

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel pelayanan dan keramahan tersebut, maka diperlukannya solusi terhadap perbaikanfasilitas

transfortasi umum, pelayanan kesehatan pengunjung, dan terendah

ketigaadalahkejujuran petugas. Sehingga dengan upaya perbaikan terhadap indikator-indikator tersebut, akan terwujud ketertiban pariwisata Bali yang lebih baik.

4.1.5 Variabel Keunikan, Keindahan, Menarik

Berdasarkan hasil penilaian 44 responden terhadap variabel keunikan, keindahan dan menarik pariwisata di Bali menunjukkan bahwa keunikan, keindahan serta kemenarikan yang disajikan oleh objek wisata di Bali tergolong dalam kategori

baik yaitu dengan skor 3193. Penilaian responden mengacu pada 20

indikator-indikator keunikan, keindahan dan menarik yang diberikan nilai antara 1 terendah hingga 5 tertinggi (hasil tabulasi dilampirkan). Apabila ditunjukkan dengan garis

Gambar

Tabel 1. Kuesioner Penelitian Untuk Mengukur Potensi Pengembangan  Pariwisata

Referensi

Dokumen terkait

Bila seorang remaja mulai menunjukkan perubahan ke arah yang negatif: bergaul dengan kelompok delinkuen (menyimpang/kriminal), pacaran yang mulai melebihi

Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Transaksi Berbasis E- Commerce (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri MaulanaA. Malik Ibrahim Malang)

Penambahan tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit, dan kombinasinya dalam ransum diharapkan dapat memperbaiki penampilan (konsumsi ransum, pertambahan berat

Biasanya, pingsan akan terjadi ketika seseorang berdiri dengan cepat dan tidak ada cukup waktu untuk tubuh untuk mengkompensasi dengan membuat jantung berdenyut

Parameter lainnya, adalah mortalitas alami (M) yang pada suhu udara 27,0°C adalah 1,46 per tahun, mortalitas penangkapan (F)=1,56 per tahun sehingga mortalitas total (Z)=3,02 dan

Perencanaan pola tata ruang yang efisien dan efektif untuk area pahat adalah dengan cara ditata bergrup, hal itu dimaksudkan agar memudahkan pengawasan dari instruktur

Insiden keselamatan pasien tidak dilaporkan dengan baik, belum ada sistem pelaporan yang baik di RSUD dr Rasidin Padang Hambatan Pelaksanaan Budaya Keselamatan Pasien

Dari 2 kuesioner yang diberikan pada saat sebelum dan sesudah dibuatnya prototipe, terlihat bahwa dengan user interface yang baru yang ada pada prototipe,