• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik

Dalam dokumen Kelas X Bahasa Indonesia BG (Halaman 148-154)

Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri.

Dalam contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga.

No Aspek ISI

1 Tema Kasih sayang pada orang tua

2 Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang merepotkan.

3 Humor/

kelucuan Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil 4 Tokoh Kakek tua, ayah dan ibu (anak), cucu 6 tahun 5 Struktur Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu

dan cucu 6 tahun.

Orientasi Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering berantakan.

Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah.

Reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah. Koda Cucu 6 tahun mengungkap-kan kelak akan

membuat meja terpisah juga untuk ayah dan ibunya. 6 Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang

berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah.

Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja.

7 Pola

penyajian Narasi 8 Teks

anekdot

Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh.

Saat si kakek meraih gelas, susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar.

Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah.

Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi.

Sang cucu yang baru berusia 6 tahunmengamati semua kejadian itu dalam diam.

Suatu hari si ayah memperhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu.

“Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat Ayah dan Ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam.

Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah.

Sumber: J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. (dengan

penyesuaian)

Selanjutnya, siswa diberi tugas individual untuk menulis tek anekdot.

Petunjuk untuk Guru

Penilaian teks anekdot karya siswa difokuskan pada kesesuaian isi teks anekdot, ketepatan dan kelengkapan struktur serta kebahasaannya.

Teks anekdot karya siswa ini sebisa mungkin dipublikasikan agar dapat dibaca oleh publik. Pameran yang dimaksud tidak harus pameran besar, bisa pameran dalam kelas dengan menggunakan kertas manila atau stereo foam sebagai media kemudian ditampilkan seperti majalah dinding. Pada sekolah-sekolah yang terjangkau jaringan internet, guru juga dapat mendorong siswa untuk memublikasikan karyanya melalui blog.

Petunjuk untuk pameran

(a) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.

(b) Setiap kelompok membuat majalah dinding dua dimesi atau

tiga dimensi untuk memamerkan anekdotny. Siswa diarankan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar tempat tinggalnya.

(c) Pameran dilakukan di halaman atau taman sekolah.

(d) Setiap siswa wajib memberikan tanggapan tertulis terhadap pameran

karya kelompok lain.

Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya dipilih sendiri oleh guru, dengan isi dan gaya bahasa siswa, siswa ditugaskan untuk mempresentasikan anekdot yang dibuatnya di depan kelas.

Lakukan langkah-langkah berikut.

(a) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.

(b) Siswa membuat majalah dinding dua dimesi atau tiga dimensi

untuk memamerkan anekdotmu. Sebaiknya siswa disarankan untuk menggunakan bahan-bahan yang mudah dan murah diapatkan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

(c) Pameran di halaman atau taman sekolah.

PENILAIAN

a. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilakukan melalui penilaian harian baik melalui tes tertulis maupun penugasan, baik tugas individu maupun tugas kelompok. Berikut ini adalah contoh rumus penentuan nilai akhir untuk KD 3 (pengetahuan).

NA = (2 X Rt Tugas individu) + Rt Tugas kelompok + (2 X Nilai Tes) 3

Keterangan:

NA : Nilai akhir

Rt Tugas individu : Rata-rata nilai tugas individu Rt Tugas kelompok : Rata-rata nilai tugas kelompok

Contoh tes tulis:

Petunjuk: Bacalah teks eksposisi berikut ini, kemudian kerjakan soal-soal yang disediakan!

Seorang bocah bertanya kepada ayahnya, “Ayah, dapatkah Ayah jelaskan apa itu politik?” Ayah: “Nak, Ayah akan jelaskan agar kamu mudah mengerti. Ayah adalah pencari

nakah bagi keluarga. Ayah bisa disebut kapitalisme. Ibu adalah pengatur keuangan.

Ibumu boleh kamu sebut pemerintah. Ayah dan Ibu memenuhi kebutuhanmu. Kamu adalah rakyat. Bibi, pembantu kita, dinamakan buruh. Adikmu yang masih bayi, kita sebut masa depan.”

Setelah selesai berbicara dengan ayahnya, anak itu masuk kamarnya untuk tidur. Tengah malam ia mendengar adiknya menangis. Ia bangun dan memeriksa. Adiknya basah kuyup dan kotro karena ompol dan buang air besar. Anak itu pergi ke kamar orang tuanya. Ia melihat ibunya sedang tertidur pulas. Tak ingin membangunkan ibunya, ia pergi ke kamar pembantu. Kamar pembantu terkunci. Tetapi di balik pintu, ia bisa mendengar suara ayahnya bersama pembantu. Ia sangat marah, tetapi langsung kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya, anak itu berkata kepada ayahnya. “Kurasa sekarang aku mengerti apa itu politik.”

“Bagus, Nak, ceritakan kepadaku apa pendapatmu tentang politik?”

“Saat kapitalisme memanfaatkan buruh, pemerintah tertidur, rakyat hanya bisa menonton dan bingung mendapati masa depan berada dalam kesulitan besar.” Sumber: J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu

1. Jelaskan permasalahan yang diikkritisi dalam teks anekdot tersebut!

2. Apa kritik yang diampaikan dalam teks anekdot tersebut! Tunjukkan kalimat yang menujukkan hal tersebut sebagai bukti!

3. Analisislah struktur teks anekdot tersebut!

4. Ubahlah pola penyajian teks anekdot tersebut menjadi berbentuk dialog (drama)!

Kriteria Penilaian

No

soal Deskripsi Skor

Skor maksimal

1. Jawaban tepat, alasan tepat. Jawaban tepat, alasan salah. Jawaban salah, alasan salah.

20 10 10

20

2. Kritikan tepat, bukti tepat. Kritikan hampir benar, bukti benar/ Kritikan tepat, bukti salah. Kritikan salah, bukti salah

20 10 10

20

3. Identifikasi struktur teks lengkap dan tepat.

Identifikasi struktur teks sebagian besar tepat.

Identifikasi struktur teks separohnya tepat.

Identifikasi struktur teks hanya sebagian kecil tepat

30 20 20 10

30

4. Isi, struktur, dan kebahasaan benar Isi dan kebahasaan benar, struktur kurang tepat.

Isi dan struktur tepat, kebahasaan sebagian besar tepat

Isi kurang tepat, struktur dan kebahasaan sebagian besar tepat. Isi kurang tepat, struktur dan kebahasaan sebagian besar kurangtepat. 30 20 20 10 10 30

b. Penilaian Keterampilan

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, dan portofolio. Unjuk kerja dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat berupa unjuk kerja lisan maupun tulis. Proyek diberikan diberikan minimal 1 X dalam satu semester, dan biasanya diberikan pada proses embelajaran akhir. Portofolio diperoleh dari kumpulan tugas keterampilan yang dikerjakan siswa selama proses pembelajaran.

Rumus penentuan nilai akhir untuk KD 4 (keterampilan) diambil dari nilai optimal yang diperoleh siswa pada stiap KD.

INTERAKSI DENGAN ORANG

TUA PESERTA DIDIK

Interaksi dengan orang tua dilakukan untuk mengomunikasikan hasil belajar (portofolios) siswa kepada orang tua. Caranya, orang tua diminta menandatangani serta memberi komentar lembar tugas atau lembar jawaban ulangan anaknya pada bagian yang telah disediakan.

YANG MELONTARKAN

ORANG-ORANG

Dalam dokumen Kelas X Bahasa Indonesia BG (Halaman 148-154)