• Tidak ada hasil yang ditemukan

YUSEFFA AMILIA. Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Mengurangi Dosis Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi

Sawah (Oryza sativa L.) (Dibimbing oleh SUGIYANTA).

Semakin tingginya aplikasi pupuk anorganik tanpa pengembalian bahan organik ke tanah mengakibatkan keseimbangan dan ketersediaan hara tanah terganggu. Tingginya harga pupuk, ketersediaan yang terbatas, dan efisiensi pemupukan yang rendah mengakibatkan pemupukan tidak lagi nyata meningkatkan hasil. Permasalahan tersebut memerlukan penyelesaian terutama berhubungan dengan aplikasi pupuk organik cair untuk meningkatkan ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman padi sawah, oleh karena itu pupuk organik cair perlu diuji. Percobaan ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pengurangan dosis pupuk anorganik dengan aplikasi pupuk organik cair pada padi sawah. Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor pada bulan Oktober 2009 – Februari 2010.

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Masing-masing perlakuan merupakan kombinasi dosis dan jenis pupuk. Terdapat 11 kombinasi perlakuan yaitu perlakuan 100 % dosis NPK (P1), perlakuan 100 % dosis NPK + 50 % dosis POC I (P2), perlakuan 100 % dosis NPK + 75 % dosis POC I (P3), perlakuan 100 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P4), perlakuan 75 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P5), perlakuan 50 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P6), perlakuan 100 % dosis NPK + 50 % dosis POC II (P7), perlakuan 100 % dosis NPK + 75 % dosis POC II (P8), perlakuan 100 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P9), perlakuan 75 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P10), perlakuan 50 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P11). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga percobaan ini terdiri dari 33 satuan percobaan. Petak satuan percobaan berukuran 5m x 5m. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang diuji, dilakukan analisis Ragam (uji F), jika hasil uji F

pada taraf 5%.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair (POC I dan POC II) cenderung meningkatkan pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil padi sawah. Aplikasi POC I dengan 75 % - 100% dosis pupuk NPK meningkatkan hasil 22 % - 34 %, sedangkan POC II dengan 100 % dan 50 % dosis NPK meningkatkan 8 % – 14 % hasil. Secara ekonomi aplikasi POC I dan POC II lebih menguntungkan dibandingkan perlakuan kontrol (100 % dosis NPK). Pupuk POC I berpotensi untuk mereduksi penggunaan pupuk NPK sebesar 25 %.

                                     

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi merupakan komoditas tanaman paling penting di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik, (2010) menunjukkan bahwa produktivitas padi Indonesia tahun 2010 sebesar 50.14 ku/ha dengan luas panen 13 244 184 ha dan produksi padi nasional yang didapat 66 411 469 ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 terjadi kenaikan produktivitas 0.3 % dari 49.99 ku/ha menjadi 50.14 ku/ha. Departemen Pertanian menargetkan produksi padi tahun 2011 sebanyak 67.31 juta ton gabah kering giling (GKG) setara 38.05 juta ton beras untuk memenuhi konsumsi beras nasional yang mencapai 125 kg per kapita per tahunnya (Kompas, 2010).  

Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia yang secara tradisional, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya bertumpu pada pertanian atau memperoleh inspirasi dari pertanian, maka pembangunan ekonomi harus bertumpu pada pertanian. Industrialisasi tidak mungkin berhasil apabila pertanian tidak lebih dulu dimajukan dan didinamisasikan (Sutanto, 2002). Kegiatan pertanian konvensional yang hanya berorientasi pada pemaksimalan hasil dengan mengandalkan bahan kimia berupa pupuk dan pestisida secara terus menerus, mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan (tanah subur, udara bersih, dan ekosistem alami) dan menurunkan produktivitas padi nasional.

Sejak revolusi hijau dikembangkan dan diadopsi dalam budidaya padi sawah, terjadi perubahan besar terhadap teknologi pertanian secara umum di negara berkembang. Revolusi hijau melahirkan varietas berdaya hasil tinggi yang responsif terhadap pemupukan dosis tinggi sehingga menuntut aplikasi pupuk anorganik berlebih pada padi sawah. Akibat negatif dari revolusi hijau dengan tingginya penggunaan pupuk anorganik adalah timbulnya berbagai masalah seperti leveling off (kelandaian peningkatan produktivitas), rendahnya keuntungan petani karena tingkat biaya input tinggi, masalah-masalah lingkungan, dan kesehatan serta ketidakseimbangan hara dan penyakit (Minami, 1997). Akibat lain adalah tidak diaplikasikannya pupuk organik yang menyebabkan kerusakan fisik, kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi

dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Darmawan (2005) menyatakan pemupukan yang salah dapat mengakibatkan inefisiensi pada proses produksi.

Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Adapun terhadap sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat (Hadisuwito, 2008). Pupuk organik disamping dapat menyuplai hara NPK, juga dapat menyediakan unsur hara mikro sehingga dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang.

Semakin tingginya aplikasi pupuk anorganik tanpa pengembalian bahan organik ke tanah mengakibatkan keseimbangan dan ketersediaan hara tanah terganggu. Tingginya harga pupuk dengan ketersediaan yang terbatas dan efisiensi pemupukan yang rendah mengakibatkan pemupukan tidak lagi nyata meningkatkan hasil. Pupuk organik cair merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman padi sawah. Pengaruh pupuk cair terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah telah banyak diteliti, tetapi pupuk organik cair masih terbatas. Oleh karena itu penelitian pengaruh pupuk organik cair pada padi sawah masih dianggap penting. Salah satu hasil yang sangat diharapkan dari penelitian ini adalah potensi pupuk organik cair dalam mereduksi penggunaan pupuk NPK buatan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pengurangan dosis pupuk anorganik dengan aplikasi pupuk organik cair pada pertumbuhan dan hasil padi sawah.

Hipotesis

Aplikasi pupuk organik mampu mengurangi dosis aplikasi pupuk anorganik tanpa menurunkan produktivitas tanaman padi sawah.

Dokumen terkait