BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Zakat
2.2.5 Macam-macam Zakat
2.2.5.2 Zakat Maal
Ibnu Asyr dalam Yusuf Qardawi (1999 : 123) mengatakan bahwa maal
atau harta pada mulanya adalah emas dan perak, tetapi kemudian berubah pengertiannya menjadi segala barang yang disimpan dan dimiliki. Ibnu Najim mengatakan bahwa maal atau kekayaan adalah sesuatu yang dapat dimiliki dan disimpan untuk keperluan dan hal itu terutama menyangkut yang konkret (Qardawi, 1999 : 124).
2.2.5.2.1 Kekayaan yang Wajib Zakat Maal
1. Emas dan Perak
Emas dan perak merupakan dua barang tambang yang sudah ditentukan zakatnya dengan syarat : a) pemiliknya Muslim, b) merdeka, c) milik sendiri, d) sampai nishab, e) sampai hawl satu tahun, dan barangnya disimpan. Nishab emas adalah 20 dinar, dan besarnya zakat yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 1/40 dari berat emas yang dimiliki (Sabiq, 1978 : 35). Sedangkan nishab perak adalah 200 dirham, dan besarnya zakat yang wajib dikeluarkan adalah 1/40 dari berat perak yang dimiliki.
2. Hewan Ternak
Jenis hewan ternak yang disepakati oleh jumhur ulama fiqh untuk dikeluarkan zakatnya terbatas kepada unta, sapi atau kerbau dan kambing atau domba. Sayyid Sabiq (1978 : 80) menyebutkan bahwa tidak wajib zakat pada hewan yang tidak termasuk dalam an’am (unta, sapi, kerbau, kambing dan
domba). Maka tidak wajib zakat pada kuda, bagal dan keledai kecuali untuk diperdagangkan. Beliau bersandar pada hadits riwayat Ahmad dan Abu Daud yang diterima dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah bersabda: “telah Saya maafkan bagimu mengenai kuda dan hamba sahaya, dan tidak wajib zakat pada keduanya”. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu daud dengan sanad yang dapat diterima.)
Adapun syarat munculnya kewajiban zakat terhadap hewan ternak menurut Yusuf Qardawi (1999 : 170) adalah : Sampai nishab, telah dimiliki selama satu tahun, digembalakan dan tidak dipekerjakan. Berikut ini akan disajikan nishab untuk hewan ternak.
a. Nishab zakat unta
Sesuai dengan ijma’ ulama dan hadits-hadits shahih yang bersumber dari Rasulullah, maka nishab unta dapat dilihat pada tebel berikut.
Tabel 2.1 Nishab Zakat Unta
Nishab
unta
Banyak zakat yang wajib diKeluarkan 5 – 9 1 ekor kambing
10 – 14 2 ekor kambing 15 – 19 3 ekor kambing 20 – 24 4 ekor kambing
25 – 35 1 ekor anak unta betina berumur 1 tahun lebih 36 – 45 1 ekor anak unta betina berumur 2 tahun lebih 46 – 60 1 ekor anak unta betina berumur 3 tahun lebih 61 – 75 1 ekor anak unta betina berumur 4 tahun lebih 76 – 90 2 ekor anak unta betina berumur 2 tahun lebih 91 – 120 2 ekor anak unta betina berumur 3 tahun lebih 121 – 129 3 ekor anak unta betina berumur 2 tahun lebih
130 – 139 1 ekor anak unta betina berumur 3 tahun lebih ditambah 2 ekor anak unta betina berumur 2 tahun lebih
140 – 149 2 ekor anak unta betina berumur 3 tahun lebih ditambah 1 ekor anak unta betina berumur 2 tahun lebih
160 – 169 4 ekor anak unta betina umur 2 tahun lebih
170 – 179 3 ekor anak unta betina umur 2tahun lebih ditambah 1 ekor anak unta betina umur 3 tahun lebih
180 – 189 2 ekor anak unta betina umur 2 tahun lebih ditambah 2 ekor anak unta betina umur 3 tahun lebih
190 – 199 3 ekor anak unta betina umur 3 tahun lebih ditambah 1 ekor anak unta betina umur 2 tahun lebih
200 – 209 4 ekor anak unta betina umur 3 tahun lebih atau 5 ekor anak unta betina umur 2 tahun lebih
Sumber : Yusuf Qardawi (1999 : 176) b. Nishab sapi
Pendapat masyhur yang diambil dari empat mazhab ialah bahwa nishab
sapi itu 30 ekor, di bawah jumlah itu tidak ada zakatnya (Qardawi, 1999 : 195).
Nishab sapi dan berapa besar zakatnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 2.2 Nishab Zakat Sapi
Nishab sapi Banyaknya zakat yang dikeluarkan
30 – 39 1 ekor anak sapi jantan atau betina usia 1 tahun 40 – 59 1 ekor anak sapi betina usia 2 tahun
60 – 69 2 ekor anak sapi jantan
70 – 79 1 ekor anak sapi betina usia 2 tahun dan 1 ekor anak sapi jantan usia 1 tahun
80 – 89 2 ekor anak sapi betina usia 2 tahun 90 – 99 3 ekor anak sapi jantan usia 1 tahun
100 – 109 1 ekor anak sapi betina usia 1 tahun dan 2 ekor anak sapi jantan usia 1 tahun
110 – 119 2 ekor anak sapi betina usia 2 tahun dan 1 ekor anak sapi jantan usia 1 tahun
Sumber : Yusuf Qardawi (1999 : 195)
c. Nishab zakat kambing dan domba
Para ulama bersepakat tentang nishab kambing adalah 40 ekor, dan juga berijma’ bahwa kambing itu termasuk juga domba (Qardawi, 1999 : 205). Adapun
nishab kambing dan domba serta besarnya zakat yang dikeluarkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nishab kambing dan domba
Banyaknya zakat yang dikeluarkan
40 – 120 1 ekor kambing
121 – 200 2 ekor kambing
201 – 399 3 ekor kambing
400 – 499 4 ekor kambing
500 – 599 5 ekor kambing
Sumber : Yusuf Qardawi (1999 : 205)
3. Pertanian
Imam Malik dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa zakat wajib atas segala makanan yang dimakan dan disimpan, biji-bijian dan buah kering seperti gandum, bijinya, jagung, padi, dan sejenisnya (Qardawi, 1999 : 333). Yang dimaksud dengan makanan adalah sesuatu yang dijadikan makanan pokok oleh manusia pada saat normal bukan pada masa tertentu. Oleh karena itu menurut mazhab Maliki dan Syaf’i pala, kemiri, kenari dan sejenisnya tidak wajib zakat walaupun dapat disimpan karena tidak menjadi makanan pokok. Begitu pula dengan buah-buahan seperti jambu, apel prem dan sejenisnya kerena tidak kering dan disimpan. Dalam Qardawi (1999 : 336) Abu Hanifah berpendapat bahwa semua hasil tanaman yaitu yang dimaksudkan untuk mengeksploitasi dan memperoleh penghasilan dari penanamannya, wajib zakatnya sebesar 10% atau 5%. Iya tidak mempersyaratkan semuanya itu harus berupa makanan pokok, kering, bisa disimpan, bisa ditakar atau bisa dimakan. Oleh karena itu, hal ini berarti semua tanaman wajib zakat tanpa terkecuali. Pendapat ini didukung oleh Umar bin Abdul Aziz, Mujahid, dan Hamad bin Abu Sulaiman.
Yusuf Qardawi (1999 : 337) mengatakan bahwa pendapat terkuat untuk dipegang adalah pendapat Abu Hanifah bahwa semua tanaman wajib zakat. Hal
itu didukung oleh keumuman cakupan pengertian nash-nash Al-Quran dan hadits, dan sesuai dengan hikmah satu syariat diturunkan. Nishab zakat hasil pertanian adalah 653 kg. Sedangkan besarnya zakat yang harus dikeluarkan adalah 10% apabila menggunakan sistem tadah hujan (di luar penggunaan tenaga manusia yang dibayar). Dan apabila menggunakan sistem irigasi dan tenaga manusia yang dibayar maka besar kadar zakatnya adalah 5%.
4. Zakat Barang Temuan ( Rikaz)
Yusuf Qardawi (1999 : 410) berpendapat bahwa rikaz adalah barang temuan, benda-benda yang disimpan di tanah, berbagai macam harta benda yang disimpann orang-orang terdahulu di dalam tanah, seperti emas, perak, tembaga, pundi-pundi berharga dan sejenisnya. Ulama fiqh sepakat bahwa kadar zakat yang wajib dikeluarkan dari harta rikaz atau temuan adalah seperlima bagian atau 20% (Qardawi 1999 : 410). Kesepakatan itu berdasarkan hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, “zakat rikaz adalah seperlima bagian”.
5. Zakat Harta Perdagangan
Sayyid Sabiq (1978 : 47) mengatakan bahwa siapa yang memiliki barang-barang perniagaan yang banyaknya cukup satu nishab serta telah berjalan dalam masa satu tahun, hendaklah dia menaksir harganya pada akhir tahun itu lalu mengeluarkan zakatnya, yaitu 1/40 dari harga tersebut. Pendapat tersebut berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan Abu Daud dan Baihaqi dari Samurah bin Jundub bahwa “sesungguhnya Nabi menyuruh kami mengeluarkan zakat dari barang-barang yang kami sediakan untuk perdagangan”.
6. Zakat profesi
Penghasilan yang diperoleh oleh seorang pegawai di dalam fiqh dikenal dengan istilah al-mal al-mustasfad (Zuhayly, 1995 : 275). Al-mal al-mustasfad
wajib dikeluarkan zakatnya begitu diterima meskipun kepemilikannya belum sampai setahun, berdasarkan pada pendapat sebagian sahabat (Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dan Mu’awiyah) sebagian tabi’in (Al-zuhri, Al-hasan bashri), serta pendapat Umar bin Abdul aziz, Baqir Shadiq, nashir, dan Dawud Al-Zhahiri. (Zuhayly, 1995 : 275). Besarnya zakat yang harus dikeluarkan adalah 1/40.