BAB I PENDAHULUAN
C. Islamicity Performance Index
2. Zakat Performance Ratio
Kinerja bank syariah harus didasarkan pada pembayaran zakat bank untuk menggantikan indikator kinerja konvensional, yaitu earning per share.34Kata zakat dalam terminologi Al- Qur‟an sepadan dengan kata
32
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007), h. 60.
33Ibid, h.51.
34
Defri Duantika, Op Cit., h. 26.
Mudharabah+Musyarakah Total Pembiayaan
shadaqah.35Zakat merupakan pungutan wajib atas individu yang memiliki harta wajib zakat yang memiliki nishab(muzakki) dan didistribusikan kepada golongan penerima zakat (mustahik), yaitu: fakir, miskin, fi sabilillah, ibnussabil, amil, gharimin, hamba sahaya, dan muallaf.36 Beberapa manfaat zakat bagi perekonomian antara lain meningkatkan tingkat konsumsi agregat, meningkatkan tingkat tabungan nasional, dan meningkatkan efisiensi alokatif.37
Firman Allah SWT:
ْاىُمُِّقَأَو
ٱ
َحٰىَهَصّن
ْاىُتاَءَو
ٱ
َحٰىَكَزن
َو
ٱ
ْاىُعَكۡز
َعَم
ٱ
َنُِعِكَٰسن
٤٣
Artinya: “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.”(QS Al-Baqarah: 43).
Apabila dikaitkan dengan Zakat Performance Ratio, maka kinerja zakat dapat diukur dari seberapa besar bank syariah menyalurkan zakat dari kekayaan bersih (net asset). Artinya, semakin besar kekayaan bersih, maka idealnya bank syariah semakin besar dalam menyalurkan zakat. Kekayaan bersih adalah aset bank yang terbebas dari liabilitas (utang). Dapat dipastikan bahwa komponen dalam ZPR mengikuti syarat zakat, yaitu bahwa harta yang dizakati bukan
35
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 75.
36
Ascarya, Op, Cit., h.9.
37
merupakan harta hasil utang.38Formulasi dari Zakat Performance Ratio adalah:
3. Equitable Performance Ratio
Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan yang diperoleh bank syariah kepada stakeholder. Stakeholder yang dimaksud adalah penerima qardh dan donasi, pegawai bank, pemegang saham, dan laba bersih untuk bank.Pandapatan yang dihitung telah terlebih dahulu dikurangi zakat dan pajak.39
Apabila merujuk pada teori distribusi islam, pada dasarnya islam memiliki dua sistem distribusi utama, yakni distribusi secara komersial serta mengikuti mekanisme pasar, dan sistem distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat.Distribusi secara komersial berlangsung melalui proses ekonomi.40
Allah SWT berfirman:
38
Shahul Hameed, Op. Cit., h. 7.
39
Ibid, h. 5.
40Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.96.
Zakat Aktiva Bersih
َنِإ۞
ٱ
َهَهن
ِة ُسُمۡأََ ٱ
ِلۡدَعۡن
َو
ٱ
ِنَٰسۡحِئۡن
ٌِذ ٌِٕٓبَتَِإَو
ٱ
ًَٰثۡسُقۡن
ِنَع ًَٰهۡنَََو
ٱ
ِءٓبَشّۡحَفۡن
َوٱ
ِسَكنُمّۡن
َوٱ
ٍِۚۡغَجۡن
َنوُسَكَرَت ۡمُكَهَعَن ۡمُكُظِعََ
٩٠
Artinya:“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(QS An-Nahl:90).
Rasio ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu: a. Qard and Donation
b. Employees Expanse
c. Shareholder
d. Net Profit
Dana bantuan dan qard Pendapatan-(zakat+pajak)
Beban tenaga kerja Pendapatan-(zakat+pajak)
Deviden
4. Islamic Investement vs Non Islamic Investement
Indikator ini merupakan rasio yang membandingkan antara investasi halal dengan total investasi yang dilakukan bank syariah. nilai yang dihasilkan merupakan aspek kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah, yaikni terbebas dari unsur gharar, maysir, dan riba dalam berinvestasi.
Allah SWT berfirman:
ُقَّحۡمََّٱ
ُهَهن
ٱ
ْاٰىَثِسن
ٍِثۡسََُو
ٱ
ِۗتَٰقَدَصّن
َو
ٱ
ُهَهن
ٍمُِثَأ ٍزبَفَك َمُك ُتِحَُ بَن
٢٧٦
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”(QS Al-Baqarah:276).
Oleh karena itu, rasio ini dipresentasikan untuk mengetahui seberapa besar investasi halalyang telah dilakukan bank syariah atas seluruh investasi yang dilakukannya.41 Formulasi dari rasio ini adalah:
41
Shahul Hameed, Op. Cit., h. 8.
Laba Bersih
Pendapatan-(zakat+pajak)
Investasi halal
5. Islamic Income vs Non Islamic Income
Indikator ini menjelaskan rasio yang membandingkan antara pendapatan halal dengan seluruh pendapatan yang diperoleh bank syariah (pendapatan halal dan non halal). Nilai yang dihasilkan merupakan gambaran dari keberhasilan prinsip bank syariah, yaitu terbebas dari unsur riba dari segi pendapatan.
Allah SWT berfirman:
نِئَف
ةۡسَحِث ْاىُنَّذۡأَف ْاىُهَعۡفَت ۡمَن
ٖ
َنِم
ٱ
ِهَهن
ِهِنىُسَزَو
ۖۦ
ۡمُكَهَف ۡمُتۡجُت نِإَو
ُسوُءُز
َنىُمَّهۡظُت بَنَو َنىُمِّهۡظَت بَن ۡمُكِنَٰىۡمَأ
٢٧٩
Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”(QS Al-Baqarah:279).
Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan oleh bank syariah yang berasal dari pengelolaan aktiva produktif. Namun, selain memperoleh pendapatan dari pengelolaan aktiva produktif, bank syariah juga mendapatkan pendapatan jasa atas giro pada bank konvensional. Pendapatan atas jasa inilah yang kemudian menjadi sumber
pendapatan non halal berupa bunga yang tercatat dalam laporan dana kebajikan bank syariah.42
Pendapatan non halal terjadi karena bank syariah masih membutuhkan hubungan dengan bank konvensional karena secara sistem keuanganbank syariah belum bisa sepenuhnya diselenggarakan oleh bank syariah itu sendiri, sehingga statusnya ialah darurat.43
Formulasi dari rasio ini adalah:
D. Teori Dasar
Peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan asal Malaysia, Hameed dkk yang pertama kali dikemukakan pada tahun 2004, yang pada saat itu, Hameed, dkk meneliti bank syariah yang ada di Malaysia yaitu Bank Islam Malaysia Berhad dan Bahrain Islamic Bank.44
42
Duantika, Op Cit., h. 29.
43
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah (Yogykarta: P3EI Press, 2008), h. 137.
44
Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, et. al. “Alternative Disclosure&Performance Measures For Islamic Bank”. (Jurnal Internasional University Of Kuala Lumpur dan Universiti Tenaga Nasional (UNITEN), Malaysia, 2004).
Pendapatan halal
Menurut Hameed dalam penelitiannya menerangkan bahwa melalui penilaian kinerja bank yang berbasis syariah, maka kaum muslim akan bisa menilai seberapa jauh lembaga-lembaga perbankan syariah telah berhasil mencapai tujuan usaha mereka baik secara ekonomi maupun sosial.45
Saat ini nasabah muslim yang bersangkutan,tidak hanya sadar akan berapa banyak keuntungan yang bisa mereka dapatkan dalam hal materi dan finansial dari berbagai interaksinya dengan dunia perbankan,melainkan yang lebih penting, bagaimana uang mereka diinvestasikan, apakah sesuai syariat islam atau tidak. Sementara itu, bagi komunitas non-Muslim, indeks semacam islamicity performance index bermanfaat bagi mereka dalam hal membandingkan bank mana yang berkinerja lebih baik, mungkin dalam hal pengembalian (keuntungan) dan juga sosial berupa tanggung jawab sosial.46
Islamicity Performance Index dikembangkan untuk membantupemangku kepentingan yaitu deposan, pemegang saham, badan keagamaan, pemerintah,dan lembaga lainnya yang bersangkutan untuk mengevaluasikinerja lembaga keuangan Islam. Karena sumber yang paling mudah diakses informasi adalah laporan tahunan, maka Hameed berusaha menggunakan laporan tahunan ini untuk
45Ibid.
memperolehkesimpulanbagaimana kinerja lembaga keuangan Islam di tahun sebelumnya, dan bagaimana keadaannya pada waktu yang akan datang.47
Hameed dkk mengemukakan, terdapat tujuh rasio dalam pendekatan Islamicity Performance Index yaitu: profit sharing ratio, zakat performace ratio, equitable distribution ratio, directors –employees welfare ratio, islamicincome vs non islamic income, islamic investment vs non islamic investment, dan AAOIFI Index.48
E. Penilaian Islamicity Performance Index
Pada tahun 2013, Siti Aisjah, et al. melakukan sebuah penelitian yang berkaitan dengan kinerja bank umum syariah.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisjah dengan sampel Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri (2009-2010), mendapatkan skor 3, dengan predikat
“cukup memuaskan”. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Hasil Islamicity Performance Index
Rasio Predikat Skor
PSR Kurang Memuaskan 2
ZPR Tidak Memuaskan 1
EDR Memuaskan 4
DemR Tidak Memuaskan 1
47Ibid.
IIvsNII Sangat Memuaskan 5
IICvsNIIC Sangat Memuaskan 5
Jumlah 18
Rata-Rata 3
Sumber : Siti Aisjah. et al.2013.
Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja bank umum syariah, maka digunakan penilaian dengan cara membandingkan nilai rata-rata dari perhitungan rasio dengan nilai 100% kemudian mengkalikan dengan nilai tertinggi yaitu 5. Hasil dari pada penelitian ini kemudian diberi predikat sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh Siti Aisjah.49
F. Penelitian Terdahulu
Pengukuran kinerja pada bank syariah telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, berikut merupakanreview dari beberapa penelitian terdahulu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Akbar Miranata dengan judul “Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah (BUS) Yang Ada Di Indonesia Berdasarkan Islamicity Performance Index”.
49Qurrotunnisa, “Analisis Kinerja Bank Syariah Devisa di Indonesia Dengan Menggunakan
Pendekatan Islamicity Performance Index Periode 2013-2016”. (Skripsi Institut Agama Islam
(Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja bank umum syariah berdasarkan pendeatan islamicity performance index.Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Rizki dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Penulis menggunakan lebih banyak sampel penelitian sedangkan Rizki Akbar Miranata hanya menggunakan Bank Mega Syariah dan Bank Syariah Mandiri sebagai sampel. Penggunaan sampel yang lebih banyak diharapkan mampu menyajikan penelitian yang bisa mewakili penilaian kinerja bank umum syariah secara umum dibanding dengan hanya mengambil beberapa sampel.50
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Nurul Muammar, dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kemampuan Zakat Pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah”. (Skripsi IAIN Wali Songo, Semarang, 2010). Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja keuangan dari aspek profitabilitas (ROA, ROE) Terhadap Kemampuan zakat pada BSMdan BMS serta untuk mengetahui hubungan antara kinerja keuangan dan kemampuan zakat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Ahmad Muamar adalah Peneliti menggunakan pendekatan Islamicity Financial Performance
50
Rizki Akbar Miranata, “Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah (BUS) Yang Ada Di Indonesia Berdasarkan Islamicity Performance Index”. (Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang).
Index untuk menegtahui kinerja bank syariah, dimana pendekatan tersebut bisa mempresentasikan tidak hanya kemampuan zakat, akan tetapi juga penyaluran dana kebajikan (qard), serta pendistribusian pendapatan terhadap para stakeholder dari bank syariah tersebut.51 3. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Dahlia, dengan judul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Dengan PTBank Muamalat Indonesia”. (Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012). Penelitian ini bertujuan Meneliti perbedaan kinerja kauangan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dengan PTBank Muamalat Indonesia periode 2005-2010 dengan menggunakan metode CAMEL. Adapun perbedaan penelitian Andi Dahlia dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah Penulis menggunakan metode islamicity performance index sebagai metode pengukuran kinerja bank umum syariah.52
4. Penelitian yang dilakukan oleh Hameed, et. al. dengan judul “Alternative Disclosure &Performance Measures For Islamic Banks”, pada tahun 2004. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengevaluasi kinerja Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dan Bahrain Islamic Bank (BIB). Adapun perbedaan penelitian Hameed, et. al. dengan penelitian
51
Ahmad Nurul Muammar,“Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kemampuan Zakat Pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah”. (Skripsi IAIN Wali Songo, Semarang).
52
Andi Dahlia, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Dengan PT.Bank Muamalat Indonesia”. (Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012).
ini adalah Peneliti menggunakan bank umum syariah yang ada di Indonesia sebagai objek penelitian, sementara Hameed, dkk. Studi penelitiannya adalah bank syariah yang ada di Malaysia, yaitu Bahrain Islamic Bank (BIB) dan Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB).53
5. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Shiyam Aprilia, dengan judul “Analisis perbandingan kinerja Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mega Indonesia dengan metode RGEC”. (Skripsi UIN Syahid, Jakarta, 2014). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesiadan Bank Mega Syariah Indonesia.Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh nurul shiyam dengan penelitian ini adalah penulis menggunakan metode islamicity performance index sebagai metode pengukuran kinerja bank umum syariah.54
G. Kerangka Pemikiran
Pada penelitian ini, digunakan kerangka pemikiran untuk mempermudah penyelesaian objek yang diteliti. Mulai dari pencarian data-data laporan keuangan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
53
Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, et. al. “Alternative Disclosure&Performance Measures For Islamic Bank”. (Jurnal Internasional University Of Kuala Lumpur dan Universiti Tenaga Nasional (UNITEN), Malaysia, 2004).
54
Nurul Shiyam Aprilia, “Analisis perbandingan kinerja Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mega Indonesia dengan metode RGEC”. (Skripsi UIN Syahid, Jakarta, 2014).
Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta website resmi masing-masing bank umum syariah.
Setelah semua data terkumpul langkah selanjutnya adalah pengukuran kinerja syariah dengan menggunakan lima indikator dariIslamicity Performance Index yang dikembangkan oleh Hameed dkk. Kelima indikator tersebut antara lain: profit sharing ratio, zakat performace ratio, equitable distribution ratio, islamic income vs non islamic income, islamic investment vs non islamic investment.
Penggunaan pendekatan islamicity performance index sebagai indikator untuk menganalisis kinerja keuangan didasarkan pada formulasinya yang mengandung rasio yang mampu mengungkapkan nilai-nilai syariah yang terdapat dalam bank syariah. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan Hameed pada Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dan Bahrain Islamic Bank (BIB). Dengan hasil penelitian Bahrain Islamic Bank berdasarkan pendekatan Islamicity Performance Index memiliki kinerja keuangan lebih baik dari Bank Islam Malaysia Berhad (periode 2004).
Berdasarkan teori yang akan digunakan, serta analisis yang akan dilakukan, maka penulis mencoba membangun kerangka berfikir seperti berikut:
Kinerja bisnis Islamic investment vs non islamic investment Profit sharing ratio
V
Gambar 2.1 kerangka pikir penelitian
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dalam kerangka berfikir diatas penulis mencoba untuk menguraikan bagaimana kineja sosial dan kinerja bisnis bank syariah apabila dilihat dengan indikator yang terdapat didalam pendekatan islamicity performance index.
Zakat Performance Ratio Islamic income vs non islamic income Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah
Periode 2012-2016.
Kinerja sosial
Equitable Distribution Ratio
BAB III
METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Islamicity Performance Index ini akan dilakukan pada bank umum syariah di Indonesia periode 2012-2016. B. Desain Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.55
C. Sumber Dan Jenis Data 1. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang bersumber dari website resmi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, serta website dari masing masing bank umum syariah yang menjadi sampel penelitian.
Data Sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian. Data sekunder biasanya berupa dokumentasi dan arsip resmi.56Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia di perusahaan-perusahaan dan kantor-kantor pemerintahan.57
2. Jenis data
Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder dengan tipe data eksternal. Data eksternal adalah data yang umumnya disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan.58
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015) h. 13.
56
Anwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 91.
57
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif(Yogakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 123.
58
Indrianto, Nur dan Supomo, Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen. Edisi Ke 1 (Yogyakarta : BPEE, 2002), h. 147.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan penelusuran menggunakan komputer yang dapat diakses dengan internet (online system).
D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.59
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh BUS yang terdaftar di Bank Indonesia, yaitu:
a. Bank BNI Syariah b. Bank BRI Syariah c. Bank Syariah Mandiri d. Bank Banten Syariah e. Bank Victoria Syariah f. Bank Muamalat Indonesia g. Bank BCA Syariah
h. Bank Mega Syariah i. Maybank Syariah
59
j. Bank Syariah Bukopin
k. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah l. Bank Panin Syariah
m. Bank Aceh Syariah 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.60 Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.61sementara yang tidak masuk dalam karakteristik yang ditentukan akan diabaikan, atau tidak dijadikan sampel. 62Pertimbangan pengambilan sampel pada penelitian ini adalah:
a. Bank Umum Syariah yang dipilih dalam penelitian ini adalah BUS yang telah beroprasi selama periode pengamatan 2012-2016.
b. Secara konsisten tidak mengalami bentuk perubahan badan usaha pada periode pengamatan 2012-2016.
60
Sugiyono, Op. Cit., h. 80.
61
Sugiyono, Op. Cit., h. 219.
62
Husain Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial, Edisi Ke-2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.45.
c. Periode dalam penelitian ini adalah 5 tahun (2012-2016) dimana pada tahun tersebut jumlah BUS meningkat dari 11 BUS menjadi 13 BUS. Serta rentang waktu 5 tahun diharapkan bisa menggambarkan kinerja keuangan BUS dari waktu ke waktu.
d. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Bank Syariah Mandiri 2) Bank Muamalat Indonesia 3) Bank BRI Syariah
4) Bank BNI Syriah 5) Bank Mega Syariah 6) Bank BCA Syariah. E. Definisi Operasional Variabel
Dalam menghitung islamicity performance index,peneliti menggunakan lima indikator yang digunakan oleh Hameed, kelima indikator itu adalah:
Profit sharing ratio merupakan rasio yang mengungkapkan seberapa besar pembiayaan yang menggunakan akad bagi hasilyang disalurkan atas total pembiayaan.
2. Zakat Performance Ratio
Zakat merupakan pungutan wajib atas individu yang memiliki harta wajib zakat yang memiliki nishab (muzakki) dan didistribusikan kepada golongan penerima zakat (mustahik). Formulasi dari Zakat Performance Ratio adalah:
3. Equitable Performance Ratio
Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan yang diperoleh bank syariah kepada stakeholder. Stakeholder yang dimaksud adalah penerima qardh dan donasi, pegawai bank, pemegang saham, dan laba bersih untuk bank.Pandapatan yang dihitung telah terlebih dahulu dikurangi zakat dan pajak.63 63 Ibid, h. 5. Mudharabah+Musyarakah Total Pembiayaan Zakat Aktiva Bersih
Rasio ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu: a. Qard and Donation
b. Employees Expanse
c. Shareholder
d. Net Profit
4. Islamic Investement vs Non Islamic Investement
Indikator ini merupakan rasio yang membandingkan antara investasi halal dengan total investasi yang dilakukan bank syariah.Formulasi dari rasio ini adalah:
Dana bantuan dan qard Pendapatan-(zakat+pajak)
Beban tenaga kerja Pendapatan-(zakat+pajak) Laba Bersih Pendapatan-(zakat+pajak) Deviden Pendapatan-(Zakat+Pajak) Investasi halal
5. Islamic Income vs Non Islamic Income
Indikator ini menjelaskan rasio yang membandingkan antara pendapatan halal dengan seluruh pendapatan yang diperoleh bank syariah (pendapatan halal dan non halal). Formulasi dari rasio ini adalah:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Pengertian Cara Pengukuran 1. Profit Sharing Ratio Rasio perbandingan antara mudharabah dan musyarakah terhadap total pembiayaan. Mudharabah+Musyarakah Total Pembiayaan 2. Zakat Performance Ratio Rasio pernyaluran zakat terhadap aktiva bersih. Zakat Aktiva bersih Pendapatan halal