• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Zat Gizi dan Angka Kecukupan Gizi

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah banyak nya masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi dari makanan untuk mencukupi hampir semua orang sehat. Untuk Indonesia, AKG yang digunakan saat ini secara nasional adalah Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 2004. Tujuan utama penyusunan AKG ini adalah untuk acuan perencanaan makanan dan menilai tingkat konsumsi makanan individu/ masyarakat (Almatsier, 2001).

Kebutuhan untuk bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang tidak mendapat gizi akan mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan terjadinya sel otak dengan konsekuensi sel yang lebih sedikit. Sebaliknya

anak yang mendapat gizi lebih tinggi akan memperoleh kalori yang lebih tinggi juga. Dengan kata lain konsumsi yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan gizi lebih, sebaliknya konsumsi gizi yang kurang menyebabkan kondisi kurang atau defisiensi.

Kekurangan energi terjadi apabila masukan energi lebih sedikit dari penggunaan energi, sehingga tubuh akan mengalami keseimbangan energi negatif. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya. Bila hal ini terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan (Almatsier, 2003).

Menurut Sediaoetama (2006), protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Protein merupakan asam amino dan zat yang penting bagi tubuh disamping air, lemak, mineral, karbohidrat dan berbagai vitamin. Protein berguna sebagai pembentuk energi dan asupan energi yang ditunjukkan tergantung dari macam dan jumlah bahan makanan nabati dan hewani yang dikonsumsi setiap harinya.

Kebutuhan kalori untuk anak usia pra sekolah (4-6 tahun) yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) adalah 1550 Kkal dan 39 gram protein per hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi Anak Pra Sekolah

JENIS ZAT GIZI KELOMPOK USIA

1-3 Tahun 4-6 Tahun Energi (Kkal) 1000 1550 Protein (g) 25 39 Vitamin A (RE) 400 450 Vitamin D (µg) 5 5 Vitamin E (mg) 6 7 Vitamin K (µg) 15 20 Thiamin (mg) 0.5 0.6 Riboflavin (mg) 0.5 0.6 Niacin (mg) 6 8 Asam folat (µg) 150 200 Piridoksin (mg) 0.5 0.6 Vitamin B12 (µg) 0.9 1.2 Vitamin C (mg) 40 45 Kalsium (mg) 500 500 Fosfor (mg) 400 400 Magnesium (mg) 60 80 Besi (mg) 8 9 Yodium (µg) 90 120 Seng (mg) 8.2 9.7 Selenium (µg) 17 20 Mangan (mg) 1.2 1.5 Fluor (mg) 0.6 0.8

Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun, 2004

3. Pengaturan Makan Anak Pra Sekolah

Golongan umur ini masih rawan terhadap infeksi dan penyakit kurang gizi. karena itu nutrisinya diutamakan terhadap kalori dan protein, ditambah perlunya perhatian terhadap masukan vitamin A dan mineral besi. Jenis makanan keras dapat diberikan seperti pada orang dewasa. Menu yang dihidangkan hendaknya bervariasi dengan bahan makanan hewani dan nabati yang selalu bergantian (Markum, 2002).

Agar dapat menumbuhkan minat dan nafsu makan anak, harus terus-menerus diupayakan berbagai cara. Dalam memberikan makanan, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut: (Santoso, 2004)

a. Porsi makanan tidak terlalu besar. Untuk anak yang banyak makannya, dapat diberikan tambahan makanan

b. Makanan cukup basah (tidak terlalu kering) agar mudah ditelan anak c. Potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga mudah

dimasukkan ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah d. Tidak berduri atau bertulang kecil

e. Sedikit atau tidak terasa pedas, asam dan berbumbu tajam f. Bersih, rapi dan menarik dari segi warna dan bentuk

g. Cukup bervariasi bahan dan jenis hidangannya sehingga anak tidak bosan dan anak belajar mengenal berbagai jenis bahan makanan dan hidangan h. Menggunakan alat makan dengan ukuran yang sesuai untuk anak TK.

Tidak berbahaya (dapat pecah dan tajam seperti kaca), dan juga dapat dibersihkan dan disimpan dengan mudah dan baik.

Jadwal pemberian makan sama dengan orang dewasa, yaitu tiga kali makanan utama (pagi, siang dan malam) dan dua kali makanan selingan (di antara dua kali makanan utama). Makanan yang dikonsumsi, yang dianjurkan adalah makan seimbang yang terdiri atas: (Santoso, 2004)

a. Sumber zat tenaga, misalnya nasi, roti, mie, bihun, jagung, ubi, singkong, tepung-tepungan, gula dan sebagainya

b. Sumber zat pembangun, misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-kacangan, tahu, tempe dan sebagainya

c. Sumber zat pengatur, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan terutama yang berwarna hijau dan kuning.

4. Makanan bagi Anak Pra Sekolah

Menurut Pudjiadi (1993) penyakit gangguan gizi seperti KKP, defisiensi vitamin A dan sebagainya terdapat terutama pada golongan umur ini, karena anak-anak dari golongan sosial-ekonomi rendah jarang mengunjungi balai pengobatan. Pemerintah berusaha agar anak prasekolah dapat perawatan kesehatan yang baik dengan tersebarnya balai pengobatan (puskesmas) di kota maupun desa dan posyandu, diantaranya untuk memberi nasihat gizi.

Bagi anak-anak dari golongan sosio-ekonomi menengah ke atas, umur permulaan masuk sekolah tidak 7 tahun melainkan jauh lebih muda. Pada umur dua setengah atau tiga tahun mereka sudah dikirim ke play group, untuk diteruskan ke Taman Kanak-kanak pada umur 4-6 tahun. Walaupun jam sekolah hanya 2-3 jam sehari dan 3-4 kali seminggu, sebaiknya diperhatikan jam-jam makn anak-anak tersebut jangan sampai merasa lapar. Beberapa sekolahan play group menyediakan makanan bagi murud-muridnya walaupun tidak saban hari sekolah. Mereka harus dapat makan pagi sebelum pergi ke sekolah dan makan siang atau snack begitu pulang di rumah (Pudjiadi, 1993).

Tabel 2.2

Makanan bagi Anak Pra Sekolah

Makan pagi Makan siang Makan malam

a) Bubur beras atau roti diolesi dengan mentega/ margarin b) Telur, daging atau ikan c) Satu gelas susu a) Nasi b) Daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe

c) Sayur seperti tomat, wortel, bayam

d) Satu gelas susu

a) Nasi/ roti diolesi dengan

mentega/ margarin

b) Daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe c) Sayur mayur d) Buah atau

puding

e) Satu gelas susu Sumber: Ilmu Gizi Klinis pada Anak Tahun, 1993

Di antara makan pagi dan siang, juga antara makan siang dan malam anak dapat diberi snack seperti biskuit, keju, kue basah, es krim. Jangan memberikan makanan tersebut terlalu banyak hingga mengganggu nafsu makannya di waktu makan siang atau malam (Pudjiadi, 1993).

Dokumen terkait