• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 4.13 Analisis Aksesibilitas Sumber : Analisis, 2015

Gambar 4.14 Zoning Akhir Sumber : Analisis, 2015

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 120

4.3.2. Analisis Pendekatan Penekanan Arsitektur Ekologis

Tabel 4.15 Pendekatan Penekanan Arsitektur Ekologis

Analisis Pendekatan Terhadap

Berdasarkan Katakteristik Area

Mangrove dan Laut/Pantai Berdasarkan Arsitektur Ekologis

M A T A H A R I Bentuk/ wujud/ fasade

Menyesuaikan fasade karakter laut dan pantai.

Memiliki bukaan kaca dengan tritisan di atasnya.

 Memperbanyak bukaan pada fasade untuk memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan alami.

Massa bangunan

 Menangkap ke arah datangnya dan tenggelamnya matahari.  Bangunan dan landscape mampu

menangkap cahaya matahari dari segala arah.

 Mampu menangkap datangnya cahaya matahari untuk penerangan alami.

 Panas matahari diantisipasi dengan tanaman yang rindang dan aspek air yang ada di lingkungan.

Orientasi

 Ada upaya mengorientasikan bukaan ruang ke arah datangnya matahari.

 Cahaya matahari masuk ke dalam ruangan bukan merupakan cahaya langsung.

 Orientasi matahari dilakukan secara tidak langsung.

 Orientasi pada matahari ditahan dengan barier alami.

Material/ Tekstur

 Penggunaan material yang tahan terhadap perubahan cuaca.  Penggunaan material yang

berasal dari lingkungan sekitar laut dan pantai.

 Penggunaan material berasal dari lingkungan sekitar.

 Penggunaan material yang sesuai dengan kebutuhan. S I M P U L A N

a. Bentuk/fasade: Fasade terdapat banyak bukaan dari kaca untuk menangkap cahaya matahari sebagai penerangan alami.

b. Massa bangunan: bentuk Massa bangunan dibuat membuka terhadap arah datangnya cahaya matahari yang positif yaitu matahari pagi dan sore.

c. Orientasi: orientasi terhadap matahari dilakukan secara tidak langsung dengan pengadaan barier alami berupa vegetasi.

d. Material/Tekstur: penggunaan material-material yang alami yang diutamakan berasal dari lingkungan sekitar A N G I N Bentuk/ wujud/ fasade

 Mampu memecah pergerakan angin.

 Memiliki banyak bukaan-bukaan

untuk cross

sirculation/penghawaan alami.

 Menyatu dengan aliran angin.  Memiliki banyak bukaan untuk

cross sirculation/ penghawaan alami.

Massa bangunan

 Denah bangunan memiliki bentuk yang dapat memecah arah angin ke sisi-sisi bangunan.

 Massa bangunan meninggi dan ramping untuk memperlancar pergerakan angin.

 Perlindungan Massa bangunan dari angin yang datang dari laut agar tidak merusak bangunan.  Barier terhadap angin berupa

barier alami, buatan dan penggunaan bentuk.

Orientasi Bukaan yang luas untuk memasukkan unsur dan karakter angin laut pada bangunan.

 Berorientasi terhadap upaya pemecah aliran angi.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 121

Analisis Pendekatan Terhadap

Berdasarkan Katakteristik Area

Mangrove dan Laut/Pantai Berdasarkan Arsitektur Ekologis

Material/ Tekstur

 Material yang digunakan mampu menahan pengikisan terhadap angin dalam jangka waktu yang lama.

Sesuai dengan karakter lingkungan mangrove dan laut.

 Material yang digunakan mampu menahan pengikisan terhadap angin dalam jangka waktu yang lama. S I M P U L A N

a. Bentuk/fasade: fasade yang muncul merupakan fasade yang mampu memecah datangnya arah angin ke sisi bangunan.

b. Massa bangunan : Massa bangunan dibuat ramping dengan bentuk dasar yang mampu memecah angin.

c. Orientasi: orientasi utama pada bangunan untuk memecah angin pada arah datangnya angin yang datangnya.

d. Material/tekstur: menggunakan material yang mampu menahan pengikisan terhadap angin dalam jangka waktu yang lama.

V I E W & O R I E N T A S I Bentuk/ wujud/ fasade

Fasade bangunan dan bukaannya mengarah pada area mangrove dan laut lepas.

Fasade bangunan dan bukaannya mengarah pada area mangrove dan laut lepas.

Massa bangunan

 Massa bangunan mengikuti bidang site dan memaanfaatkan bidang-bidang kosong di area mangrove.

 Bukaan pada Massa bangunan mengarah pada area mangrove dan laut lepas.

 Massa bangunan memanfaatkan bidang kosong di area mangrove.

Orientasi  Bangunan berorientasi pada area mangrove dan arah laut lepas.

 View dan Orientasi menampilkan potensi setempat, yaitu area mangrove dan laut lepas.

Material/ Tekstur  Material yang digunakan menggunakan material alami yang berasal dari daerah sekitar.  Bukaan jendela terbuat dari kaca

yang lebar dan mengarah ke area mangrove dan laut lepas.

 Material yang digunakan menggunakan material yang mudah didapatkan di daerah setempat.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 122

Analisis Pendekatan Terhadap

Berdasarkan Katakteristik Area

Mangrove dan Laut/Pantai Berdasarkan Arsitektur Ekologis

S I M P U L A N

a. Bentuk/fasade: Fasade bangunan dan bukaannya mengarah ke area mangrove dan laut lepas.

b. Massa bangunan: Massa bangunan memanfaatkan bidang-bidang kosong di area mangrove.

c. Orientasi: Bangunan berorientasi ke area mangrove dan arah laut lepas.

d. Material/tekstur: Material yang digunakan menggunakan material alami dan bahan lain yang menarik, namun sesuai dengan tema. Bukaan jendela terbuat dari kaca yang lebar dan mengarah ke area mangrove dan laut.

S I R K U L A S I Bentuk/ wujud/ fasade

Tidak mengganggu sirkulasi manusia dan kendaraan.

 Tidak mengganggu sirkulasi manusia dan kendaraan.

Massa bangunan

 Massa pada sirkulasi berupa bentuk perkerasan buatan dan bentuk yang masih alamiah.  Perbedaan karakter Massa yang

muncul pada sirkulasi disesuaikan dengan kondisi alam area mangrove dan laut.

 Perbedaan karakter Massa yang muncul pada sirkulasi disesuaikan dengan kondisi alam setempat.

Orientasi  Orientasi sirkulasi diarahkan pada area sekitar mangrove dan tepi laut.

 Orientasi sirkulasi diarahkan pada area mangrove dan tepi laut yang menjadi daya tarik.

Material/ Tekstur  Menggunakan material dari daerah sekitar.

 Material tahan cuaca, pengikisan, erosi.

 Penggunaan material yang menarik untuk sirkulasi ruang dalam.

 Perkerasan yang ada pada ruang luar disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas.

 Perbedaan material digunakan untuk membedakan aktivitas di dalamnya.

 Kebutuhan material disesuaikan dengan kebutuhan sifat sirkulasi.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 123

Analisis Pendekatan Terhadap

Berdasarkan Katakteristik Area

Mangrove dan Laut/Pantai Berdasarkan Arsitektur Ekologis

S I M P U L A N

a. Bentuk/fasade: Fasade disesuaikan dengan kondisi tapak. Tidak terjadi cross sirculation pada area sirkulasi manusia dan kendaraan. Wujud sirkulasi berupa sirkulasi langsung, tersamar dan berputar.

b. Massa bangunan: Massa pada sirkulasi berupa bentuk perkerasan buatan dan bentuk yang masih alami. Perbedaan karakter Massa yang muncul pada sirkulasi disesuaikan dengan kondisi alam mangrove dan laut.

c. Orientasi: tiap sirkulasi mendapat orientasi yang berbeda berupa orientasi terhadap area mangrove, laut, bangunan, dan fasilitas pendukung.

d. Material/tekstur: penggunaan material tahan cuaca, pengikisan dan erosi dengan menggunakan penyatuan bentuk dengan alam. Kebutuhan material pada sirkulasi ruang dalam dibuat menarik dan nyaman bagi pengunjung.

Gambar 4.15 : Bentuk Sirkulasi Sumber : Yusuf Adrian(2001)

K E B I S I N G A N Bentuk/ wujud/ fasade

Fasade bangunan tertutup pada bagian yang dekat dengan sumber kebisingan yang mengganggu.

Fasade bangunan tertutup pada bagian yang dekat dengan sumber kebisingan yang menganggu. Massa

bangunan

 Menjauhkan Massa bangunan dari sumber kebisingan yang mengganggu.

 Menyamarkan kebisingan yang ada dengan barier-barier yang sesuai dengan karakter laut dan pantai.

 Meletakkan Massa bangunan di bidang kosong di area mangrove untuk meredam kebisingan dari laut.

 Fasade bangunan tertutup pada bangunan yang dekat dengan sumber kebisingan yang mengganggu.

Orientasi  Bangunan maupun site tidak diorientasikan pada pusat/sumber kebisingan yang mengganggu.

 Bangunan maupun site tidak diorientasikan pada sumber kebisingan yang menganggu. Material/ Tekstur  Penggunaan material dari bahan

alami yang mampu menyerap suara.

 Pengadaan vegetasi untuk menangkal kebisingan.

Penggunaan material dari bahan alami yang mampu menyerap suara

 Pengadaan vegetasi untuk menangkal kebisingan.

Pencapaian

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 124

Analisis Pendekatan Terhadap

Berdasarkan Katakteristik Area

Mangrove dan Laut/Pantai Berdasarkan Arsitektur Ekologis

S I M P U L A N

a. Bentuk/fasade: fasade bangunan tertutup pada bagian yang dekat dengan sumber kebisingan. Menambahkan peredam suara pada ruangan.

b. Massa bangunan: Menjauhkan Massa bangunan dari sumber kebisingan. Menyamarkan kebisingan yang ada dengan barier-barier yang sesuai dengan karakter mangrove dan laut, berupa tanaman yang rindang atau sekat-sekat pemisah.

c. Orientasi: Bangunan tidak diorientasikan pada pusat/sumber kebisingan.

d. Material/Tekstur: Penggunaan material dari bahan alami yang mampu menyerap suara. Penggunaan vegetasi yang mampu menyerap suara seperti pohon yang rindang selain untuk mengatasi kebisingan juga dapat mengatasi polusi yang ada.

V E G E T A S I Bentuk/ wujud/ fasade

 Vegetasi pada fasade berfungsi untuk menserasikan bangunan dengan lingkungan setempat.  Vegetasi sebagai penegas unsur

karakter area mangrove dan tepi pantai pada fasade.

 Vegetasi pada fasade berfungsi untuk menserasikan bangunan dengan lingkungan setempat.  Vegetasi sebagai penegas unsur

karakter alam pada fasade.

Massa bangunan

 Vegetasi sebagai penegas unsur karakter area mangrove dan tepi pantai pada Massa bangunan.

 Vegetasi sebagai penegas unsur karakter alam pada Massa bangunan.

Orientasi  Pengaturan vegetasi ke dalam pola sirkulasi sebagai pengarah dan pelindung dari matahari dan angin.

 Pengaturan vegetasi ke dalam pola sirkulasi sebagai pengarah ke area mangrove dan laut, serta sebagai pelindung dari matahari dan angin.

Material/ Tekstur  Menggunakan vegetasi yang tumbuh di area mangrove dan lingkungan laut.

 Menggunakan vegetasi yang tumbuh di lingkungan sekitar.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 125

Analisis Pendekatan Terhadap

Berdasarkan Katakteristik Area

Mangrove dan Laut/Pantai Berdasarkan Arsitektur Ekologis

S I M P U L A N

a. Bentuk/fasade: berfungsi untuk menserasikan bangunan dengan lingkungan setempat dan penegas unsur karakter area mangrove dan tepi pantai pada fasade.

b. Massa bangunan: vegetasi sebagai penegas unsur karakter area mangrove dan tepi pantai pada Massa bangunan.

c. Orientasi: pengaturan vegetasi ke dalam pola sirkulasi sebagai pengarah dan pelindung dari matahari dan angin. Orientasi alur vegetasi sesuai pola sirkulasi mengarah pada area mangrove dan tepi laut.

d. Material/Tekstur: menggunakan vegetasi yang tumbuh di lingkungan area mangrove dan laut.

Gambar 4.16 : Peran Vegetasi Sumber : Perencanaan Tapak

Sumber : Analisis, 2015

4.3.3. AnalisisPendekatan Interior Ruang Khusus

a. Resort Room

1) Standart Room ( 24 m2 )

Standart room adalah salah satu kamar resort yang tidak memiliki banyak perabot bila dibandingkan dengan Suit Room dan Cottage. Perbedaan yang ada pada kamar ini terletak pada bagian kamar mandi. Dalam Standart Room ini di bagian kamar mandi hanya

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 126 menggunakan bak mandi dan closet duduk. Perabot Standart Room.

a) Double Bed b) Lemari pakaian c) 2 kursi

2) Suit Room ( 48 m2 )

Suit room adalah salah satu kamar resort yang tidak banyak berbeda dengan standart room. Perbedaan yang ada pada kamar ini terletak pada penggunaan furniturenya dan letak kamar yang lebih menguntungkan (menangkap view yang bagus). Dalam Standart Room ini di bagian kamar mandi sama dengan standart room. a)Double Bed b) Lemari pakaian c) Kursi d) Meja kecil 3) Cottage ( 64 m2 )

Cottage adalah kamar resort yang memiliki fasilitas paling banyak diantara kamar resort lainnya. Cottage terletak diantara pepohonan mangrove yang berjumlah 10 buah. Fasilitas yang dimiliki cottage antara lain :

a) 2 Ruang Tidur b) Ruang Pengunjung c) Mini Bar

b. Mangrove Center

Mangrove Center merupakan ruang yang mewadahi tentang segala informasi tentang mangrove. Di Mangrove Center terdapat ruang pamer yang menyajikan segala bentuk informasi tentang mangrove, berupa gambar, peragaan dan elektronik informasi. Selain itu terdapat ruang baca atau bisa disebut dengan mini library. Berdasarkan cara pengamatan pengunjung, materi koleksi dibedakan berdasarkan dimensi pandang, yaitu dua dimensi dan tiga dimensi.

d) Meja

e) Rak TV & mini Kulkas f) Kamar Mandi & WC

d) Ruang Makan e) Ruang Santai f) Kamar Mandi & WC e) Meja

f) Rak TV & mini Kulkas g) Kamar Mandi & WC

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 127 1) Benda dua dimensi (gambar dan foto), dan peragaan melalui

elektronik informasi, cara penyajian menggunakan panel dan elektronik informasi.

2) Benda tiga dimensi (koleksi asli, replika, dan diorama), cara penyajian menggunakan vitrin dan pedestal (alas koleksi). Adapun peMassangan vitrin bisa dilakukan dengan cara :

a) Aplikasi vitrin yang menggunakan engsel untuk buka – tutup.

b)

Aplikasi vitrin yang dibuka – tutup dengan cara digeser.

c) Aplikasi vitrin yang dibuka – tutup dilepas setiap sisi bidang penutupnya.

d) Aplikasi vitrin yang dibuka – tutup dengan cara di bungkus dengan media vitrin yang sudah menyesuaikan besar benda yang akan ditutupinya.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 128

Gambar 4.17: Pemasangan Vitrin Sumber : Neufert,Ernest,1992

Aspek kenyamanan mata dengan sudut pandang yaitu 54° atau 27° dari ketinggian mata. Dan hindari sudut penglihatan hingga 45° supaya pandangan tidak blur.

Gambar 4.18 : Sudut Pandang Nyaman Manusia dalam Ruangan Sumber : Neufert,Ernest,1992

Gambar 4.19 : Sudut pandangan nyaman manusia terhadap objek didepannya.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 129

Pencahayaan gallery haruslah baik, tempat untuk menggantug pajangan materi yang menguntungkan adalah antara 300 dan 600 pada ketinggian 6.70m dan 2.13m untuk lukisan yang panjangnya 3,04m sampai 3.65 m.

Gambar 4.20 : Perletakan Pajangan yang sesuai

Sumber : Neufert,Ernest,1992

Selain ruang pamer dan peraga pada gallery mangrove, juga dilengkapi dengan ruang baca. Ruang baca harus memiliki standar sirkulasi yang sesuai agar pengunjung merasa nyaman berada di dalamnya.

Gambar 4.21 : Standar Sirkulasi Ruang Baca

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 130

Gambar 4.22: Standar Meja Ruang Baca

Sumber : Neufert,Ernest,1992

Gambar 4.23: Sirkulasi Rak Buku

Sumber : Neufert,Ernest,1992 c. Restoran

Untuk dapat makan dengan nyaman lebar minimal meja yaitu 60 cm dengan ketinggian 40cm.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 131

Gambar 4.24 : Sirkulasi Meja Makan

Sumber : Neufert,Ernest,1992

d. Fasilitas Difable

Terdapat persyaratan teknis mengenai sirkulasi dalam bangunan untuk kaum disable yaitu orang yang memiliki keterbatasan fisik tertentu dengan mempertimbangkan desain sebagai berikut:

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 132

Gambar 4.25 : Kemiringan Ram Maksimal

Sumber : Pedoman Fasilitas Difable

2) Sirkulasi dalam toilet dapat menerapkan perhitungan desain berikut.

Gambar 4.26 : Sirkulasi Toilet untuk Difable Sumber : Pedoman Fasilitas Difable

3) Memberi ruang gerak diantara mobil dalam tempat parkir yaitu minimal 3,3 meter.

Gambar 4.27 :Sirkulasi Parkir untuk Difable Sumber : Neufert,Ernest,1992

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 133

4.3.4. Analisis Pendekatan Sistim Modul dan Sistim Struktur

Untuk mempermudah perancangan dan perencanaan Mangrove Park di Kawasan Pantai Morosari Demak sebagai sarana Edukasi dan Rekreasi, pemakaian sistim modul dan struktur menjadi pertimbangan utama dalam desain.

a. Sistim Modul

Sistim modul merupakan salah satu langkah untuk menentukan ukuran lebar, tinggi dan jarak antara kolom pada suatu bangunan nantinya. Dasar penentuan sistim modul antara lain: aktivitas pemakai, utilitas yang digunakan dan hal-hal khusus dalam perencanaan nanti. Sistim modul yang direncanakan dikelompokkan menjadi:

1) Modul vertikal

Modul vertikal mencakup jarak antar dua elemen penyusun ruang yaitu antar lantai dengan lantai atau antar lantai dan plafond. Modul vertikal yang dipakai pada desain resort ini atas pertimbangan efektifitas dan efisiensi digunakan jarak 3,30 meter untuk jarak lantai-plafond. Sedangkan jarak antara plafond-lantai di atasnya akan menyesuaikan dengan sistim utilitas yang digunakan.

2) Modul horisontal

Tercakup dalam modul horisontal adalah ukuran panjang dan lebar ikut menentukan luas ruangan. Luasan ruangan ini dipergunakan oleh aktivitas yang dilakukan dalam ruangan, perabotan yang digunakan, modul-modul bahan bangunan yang tersedia di pasaran (keramik lantai, acoustic tile, bahan penutup plafond dan sebagainya). Sistim modul yang digunakan berupa sistim modul bentuk grid yang disesuaikan dengan bentuk bangunan yang bervariasi yang didasarkan

atas modul ruang-ruang kamar hotel yang ada.

Gambar 4.28 Grid Struktur Suatu Bangunan

Sumber : Ridwan, Wahyu, 2007

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 134 b. Sistim Struktur

Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemilihan sistim struktur, antara lain:

1) Keadaan lingkungan sekitar

Kondisi lingkungan sekitar tempat bangunan didirikan menjadi pertimbangan utama baik pertimbangan teknis maupun non-teknis. Mangrove Park ini teletak di lahan tepi pantai dan area mangrove, sehingga ada sebagian lahan yang terkena air pasang. Maka untuk bangunan-bangunan yang terletak di area tersebut menggunakan struktur panggung. Struktur panggung adalah sistim kontruksi yang mempunyai bidang lantai yang terangkat dari permukaan tanah, dengan tiang-tiang pada penopangnya. Selain struktur panggung juga menggunakan struktur apung utung bangunan yang terletah di permukaan laut. sistim pengapung yang digunakan bisa menggunakan drum, kayu, foam atau bambu.

Gambar 4.29 : Potongan Bangunan Panggung Sumber : b-panel.com, 2009

2) Kemudahan mendapatkan bahan bangunan struktur

Penggunaan bahan struktur setempat akan dapat menekan biaya pembangunan serta lebih menghemat waktu pelaksanaan proyek karena tidak memerlukan tenaga ahli khusus.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 135

Hal ini akan sangat berperan dalam penentuan jenis pondasi yang digunakan dan sistim struktur yang dipakai karena daya dukung tiap jenis dan posisi tanah berlainan maka penelitian untuk penentuan daya dukung tanah harus dilakukan secara cermat. Pada bangunan Mangrove Park bentuk pondasi yang digunakan berupa pondasi tiang pancang dengan pertimbangan:

a) Keadaan muka air tanah yang sangat tinggi. b) Pekerjaan pondasi sangat tidak menguntungkan. c) Daya dukung tanah yang baik letaknya cukup dalam. d) Tidak mungkin dilakukan penggalian maupun pengeboran.

Untuk mendukung bangunan bentang lebar dengan jenis tanah yang keras maka tidak perlu menggali tanah terlalu dalam, pondasi yang digunakan merupakan pondasi food plat, sedang untuk bangunan yang tidak memeiliki bentang yang lebar dan ketinggian rendah dapat digunakan pondasi langsung.

Tabel 4.21 Jenis Pondasi

Sumber : Wardhani, Wahyu Dwi, 2006

Selain struktur pondasi, struktur badan dan atap bangunan juga perlu di perhatikan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang akan menopang beban bangunan. Beberapa sifat dan kriteria beberapa bahan bangunan ketiganya adalah sebagai berikut :

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 136 a) bahan bambu mempunyai sifat tahan goncangan, tahan

terhadap cuaca buruk seperti hujan, mudah terbakar.

b) kayu mempunyai sifat fleksibel, mudah keropos bila dimakan rayap

c) beton mempunyai sifat tahan lama, mahal d) baja mempunyai sifat tahan karat, mahal

e) atap polycarbonate, transparant dan dapat melindungi dari sengatan matahari cocok digunakan untuk area rekreasi

4.3.5. Analisis Sirkulasi

a. Sirkulasi Pejalan Kaki

Pada kawasan sirkulasi pejalan kaki berupa tracking menelusuri kawasan. Pola pola sirkulasi dapat dijelaskan dalam table di bawah ini :

Tabel 4.21 Pola Sirkulasi Pejalan Kaki

Sirkulasi Linear Sirkulasi Grid Sirkulasi Radial Sirkulasi melingkar

1) Garis gerak yang sinambung pada satu arah/ lebih. 2) Karakter: formal, kaku,& informatif 1) Gerak bebas dalam banyak arah yang berbeda. 2) Karakter : formal, monoton, halus dan tidak rekreatif. 1) Berpusat pada satu titik pusat yang fungsional. 2) Karakter: mudah, terkoordinir, informatif dan rekreatif. 1) Gerak melingkar sesuai dengan kondisi tapak. 2) Karakter: kaku mudah & rekreatif.

Sumber : Ching, Francis D.K, 1994

Sirkulasi pejalan kaki menggunakan pola sirkulasi melingkar dan pola sirkulasi radial mengingat terbaginya area kawasan kedalam beberapa zona dan juga mengingat letaknya di tepi pantai sehingga pengunjung dapat berjalan kaki sambil menikmati pemandangan.

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 137 b. Sirkulasi Kendaraan

Pada kawasan, sirkulasi kendaraan berupa penataan elemen–elemen jalur sirkulasi dan penataan kantong-kantong parkir. Peletakan kantong parkir disesuaikan dengan zona peruntukannya, yaitu di area penerimaan yang berada di luar kawasan.

Tabel 4.22 Sistem Parkir Kendaraan System parkir pada bahu

jalan

Sistem parikir yang mengelilingi ruang

kegiatan

Sirkulasi kantong parkir

1) Keamanan&kenyamanan bagi pengendara dan pejalan kaki kurang terjamin.

2) Pencapaian menuju ruang kegiatan tidak jelas, sehingga sering terjadi crossing

1) Kurangnya keamanan bagi pejalan kaki.

2) Tidak adanya pemisahan antara pejalan kaki dan kendaraan.

3) Kemudahan dalam pencapaian menuju ruang kegiatan 1) Terjaminnya keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. 2) Terjadi pemisahan antara pejalan kaki dan kendaraan.

3) Kemudahan pencapaian menuju ruang kegiatan. Sumber : Ching, Francis D.K, 1994

Sistem parkir yang digunakan pada kawasan sistem kantong parkir yang memisahkan pejalan kaki dengan kendaraan sehingga kenyaman pejalann kaki dapat terjamin.

4.4. Analisis Kinerja/Utilitas

4.4.1. Sistim Penghawaan

Sistim penghawaan yang direncanakan terbagi atas: a. Penghawaan alami

Sistim penghawaan jenis ini mengoptimalkan sirkulasi udara dengan bukaan-bukaan pada dinding dan atap. Pengaturan suhu dari tingkat

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 138

keenyamanan yang ideal berkisar 25-270C dengan kelembaban 40-70 % dan pergerakan udara 0,1-1,5 m/s.

Gambar 4.30 Penghawaan Alami Sumber : Krisna Yoga, 2014 b. Penghawaan buatan terdiri atas:

1) Unit Hunian

Sistim penghawaan buatan ini ditujukan untuk mengatur atau mengkondisikan suhu dan kelembapan udara dalam ruangan agar sesuai dengan derajat kenyamanan tubuh. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penghawaan buatan adalah: a) Pemilihan jenis dan sistim yang tepat yang sesuai dengan jenis

bangunannya.

b) Pertimbangan aspek maintenance sistim penghawaan sehingga biaya operasional biasa diminimalkan.

c) Kecermatan dalam peMassangan ducting dan assembling mesin untuk menghindari kebocoran yang mungkin terjadi.

Gambar 4.31 Digram Sistem AC Split Sumber : PM, Mangyus, 2015

Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 139

Untuk menghasilkan udara dingin dalam jumlah banyak untuk mencukupi kebutuhan ruang-ruang yang banyak dan kompleks, maka dipilih sistim penghawaan dengan AC window untuk ruangan menginap yang tidak terlalu besar dan menyebar, dan AC central untuk pelayanan yang besar dengan pertimbangan sebagai berikut:

a) Biaya murah dengan pemeliharaan efisien dengan ducting yang lebih kecil.

b) Peralatan sederhana dengan peMassangan yang relatif murah.

c) Peletakan ducting dan grill AC memerlukan perhatian khusus agar keberadaan AC dalam hal ini tidak mengganggu pemandangan visual pengunjung hotel tetapi tetap memudahkan dalam perawatannya.

Gambar 4.32 Diagram Sistem AC Central

Sumber : PM, Mangyus, 2015

Dokumen terkait