v ABSTRACT
DESIGN ART BOOK INFORMATION BETAWI
By:
Muhammad Fikri Imannuddin
51911013
Study Programme Visual Communication Design
Betawi is very rich with a variety of traditional art. Betawi art is born from the
fusion of various ethnic and tribal elements. The existence of Betawi culture
including traditional arts performances in various forms such as dance, music
and so on. An exotic tourist asset. It is fitting develop as traditional arts and other
ethnic groups. Betawi art also has its own characteristics, so easily remembered
by the public. However, as the development of information and communication
technology very rapidly, allowing the entry of new cultures from the outside that
can affect traditional art especially Betawi art and cause problems for the
preservation of Betawi art. in the design of the book contains information about a
wide variety of typical Betawi art, created to help Jakarta government programs
in an effort to preserve and introduce Betawi art.
iv ABSTRAK
PERANCANGAN BUKU INFORMASI KESENIAN KHAS BETAWI
Oleh:
Muhammad Fikri Imannuddin
51911013
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Betawi sangat kaya dengan beragam kesenian tradisional. Kesenian betawi lahir dari perpaduan berbagai unsur etnis dan suku bangsa. Keberadaan budaya betawi termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk seperti pertunjukan seni tari, musik dan sebagainya. Merupakan aset wisata yang eksotik. Sudah sepatutnya berkembang sebagaimana kesenian tradisional dan etnis lainnya. Kesenian betawi juga mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga mudah diingat oleh masyarakat. Namun, seiring perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat, memungkinkan masuknya kebudayaan-kebudayaan baru dari luar yang dapat mempengaruhi kesenian tradisional khusunya kesenian Betawi dan menimbulkan permasalahan bagi kelestarian kesenian Betawi. dalam perancangan buku informasi ini berisi tentang berbagai macam kesenian khas betawi, dibuat untuk membantu program pemerintah DKI Jakarta dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan kesenian Betawi.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak pulau yang di kelilingi oleh lautan dan setiap daerah di Indonesia memiliki kesenian dan kebudayaan yang berbeda-beda. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia.
2 Dan sisanya seperti tari cokek, tanjidor, wayang betawi, keroncong tugu, rebana biang sudah jarang dipentaskan. Keadaan ini membuat masyarakat hanya mengenal kesenian betawi yang masih sering dipentaskan saja. minimnya pertunjukan dan sarana media informasi yang memperkenalkan kesenian betawi menyulitkan bagi pihak yang ingin mengenal dan mempelajari kesenian betawi. 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasi permasalahan sebagai berikut:
Kesenian Betawi memiliki ragam yang banyak. Kesenian Betawi sebagian sudah sulit di jumpai.
Kesenian Betawi yang bertahan hanya beberapa saja diantaranya Ondel-ondel, Lenong Betawi, Tari Topeng, Palang Pintu.
Kesenian Betawi sudah jarang dipentaskan. Informasi Kesenian Betawi sulit ditemukan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan dengan: Bagaimana menyampaikan informasi Kesenian Betawi?
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, dalam laporan ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
3 1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan
Tujuan perancangan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat umum tentang kesenian Betawi.
4
BAB II
PERANCANGAN INFORMASI KESENIAN KHAS BETAWI
II.1 Definisi Kesenian
Seni adalah proses dari manusia, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit di nilai. Suatu nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara se-efektif mungkin. Seni mengungkapkan bermacam-macam parasaan, imajinasi, gambaran, khayalan, dorongan, naluri pikiran yang semuanya berpusat pada nilai estetis yang diungkapkan didalamnya. Seniman didorong oleh nilai keindahan. Keindahan bukan dalam arti dangkal, melainkan keindahan yang tercurahkan atas apa saja yang ada, maka seni mengungkapkan keluhuran dan keindahan manusia, kelucuan, keanehan, kegembiraan, dan kekejaman. (Harold Osborne, 1970 : h. 129).
II.2 Sejarah Kesenian Betawi
5
terbatas. Setelah kota Jakarta berkembang pesat sebagai ibu kota Negara dan pusat kebudayaan, Kesenian Betawi memiliki keunikan tersendiri, berbeda dengan kesenian daerah lainnya. Dari masa ke masa kesenian Betawi terus berkembang dengan ciri-ciri budaya yang semakin mantap, sehingga mudah dibedakan dengan kesenian dari daerah lain yang ada di Indonesia.
II.2.1 Jenis-jenis Kesenian Betawi
Ondel-ondel bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat ataupun khitanan. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan diameter lubang bagian bawah kurang lebih 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih.
Gambar II.1 Ondel-ondel
Sumber: http://kabarinews.com/ondel-ondel-seni-betawi-yang-tak-lekang-zaman/61932 (22 Februari 2014)
6
dilakukan secara tertib, ada waktu khusus untuk membuat Ondel-ondel. Baik waktu membentuk wajahnya demikian pula ketika menganyam badannya dengan bambu.
Gambar II.2 Pertunjukan Kesenian Lenong Betawi
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Lenong (23 April 2015)
Lenong Betawi mulai berkembang akhir abad ke 19. Lenong bukan cuma sekadar hiburan saja, tetapi juga sarana ekspresi perjuangan dan protes sosial. Lakonnya mengandung pesan moral, menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Hampir dalam semua lakonnya selalu muncul seorang yang berjiwa kesatria untuk membela rakyat kecil yang tertindas.
7
begitu diketahui cerita tentang kepahlawanan dan kriminal menjadi tema utama lakon lenong.
Gambar II.3 Tradisi Palang Pintu
Sumber: http://sanggarbetawifm.blogspot.com/2013_06_01_archive.html (17 Juni 2013)
Palang pintu adalah upacara yang dilaksanakan sebelum akad nikah. Upacara ini dahulu disebut nyapun. Nyapun artinya berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan santun. Bahasa yang sopan dan santun ini dimaksudkan untuk memelihara tali silaturahim yang sudah terjalin dengan baik. Oleh karena itu bahasa yang sopan dan santun disimbolkan dengan penggunaan pantun dalam dialong antar kedua belah pihak (pihak calon mempelai perempuan dan pihak calon mempelai laki-laki). Istilah nyapun kemudian berubah menjadu Buka Palang Pintu pada sekitar tahun 1970-an. Di beberapa wilayah budaya Betawi dikenal juga dengan upacara berebut dandang.
8
qiraat Quran yang sangat indah dan merdu. Namun dalam upacara Buka Palang Pintu, bacaan atau teks sike dapat berupa shalawat atau syair indah yang dibaca dengan suara merdu mendayu-dayu.
Gambar II.4 Tari Topeng Betawi
Sumber:
http://www.pixoto.com/images-photography/news-and-events/entertainment/tari-topeng-betawi-6124394069884928 (9 November 2013)
9 Gambar II.5 Pementasan Gambang Kromong
Sumber: http://karyabetawi.com/sewa-gambang-kromong-musik-tradisional-betawi-jakarta/ (20 Desember 2014)
10 Gambar II.6 Tanjidor
Sumber: http://jakarta.panduanwisata.id/headline/tanjidor-seni-musik-khas-betawi/ (13 Februari 2015)
Tanjidor merupakan salah satu kesenian budaya betawi, kesenian tanjidor ini sudahdimulai sejak abad ke-19. Alat-alat yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat perkusi seperti klarinet (alat music tiup), piston (alat musik tiup), trombon (alat musik tiup), saksofon tenor (alat musik tiup), membranofon (gendang/drum). Kesenian tanjidor umumnya dipakai dalam musik jalanan tradisional atau pesta cap gomeh dikalangan cina betawi. dan biasanya musik ini juga digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah, tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat betawi secara luas seperti sebuah orkes.
Gambar II.7 Wayang Betawi
Sumber: http://www.touchtalent.com/photography/art/BANG-JAMPANG-1-Wayang Betawi-240972 (27 Mei 2014)
11
kisah-kisah legenda Betawi seperti Si Pitung, Si Jampang atau Si Manis Jembatan Ancol. Wayang Lenong Betawi juga tidak menjadikan dalang sebagai pemain tunggal, seluruh kru bahkan para pemain musik bisa saja melempar celetukan di tengah pertunjukkan. PertunjukanWayang Lenong Betawi biasanya memakan waktu dua jam. Jumlah krunya mencapai sepuluh hingga lima belas orang. Bahasa
tuturnya menggunakan bahasa Betawi ‘elu-gue’ yang kental.
Gambar II.8 Tari cokek Betawi
Sumber: http://sanggartari.com/wp-content/uploads/2013/08/lenggang-nyai.jpg (15
Desember 2008)
Tari cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita pertunjukan tarian khas betawi yang mempertunjukan kepiawaian menari dan Ciri khasnya yang lain adalah goyang pinggul yang geal-geol. dan tujuh orang laki-laki pemegang gamang kromong, alat musik yang mengiringinya. Alunan musik gamang kromong merupakan hasil kombinasi suara yang ditimbulkan oleh rebab dua dawai, suling, kempul, gong, kendang dan kecrek.
12
cokek diambil dari tuan tanah yang bernama Tan Sio Kek, orang pertama yang mengilhami pertunjukan tarian ini.
Gambar II.9 Sejumlah seniman Keroncong Tugu
Sumber: http://www.tjroeng.com/?p=221 (3 Desember 2008)
Keroncong tugu digemari oleh masyarakat Tugu di Jakarta Utara. Jenis musik inilah yang menjadi cikal bakal keroncong asli Betawi, yang kemudian dikenal dengan sebutan Keroncong Tugu. Di tengah para pemukim Tugu, keroncong memang menemukan bentuk yang khas, dibandingkan dengan kroncong Jawa, dari segi tempo keroncong Tugu lebih cepat dan dinyanyikan lebih bersemangat. Karena itu, keroncong Tugu mudah dipakai untuk mengiringi dansa. Perbedaan lainnya, gitar Tugu lain dari yang lain. Ukurannya lebih kecil dari gitar biasa. Senarnya lima. Dan di kalangan penduduk Tugu, gitar mini ini disebut"jitera"yang dibuat dati batang pohon waru yang dibobok.
Gambar II.10 Rebana biang Sumber:
http://4.bp.blogspot.com/-EDwSFv6uY6U/UPoH5qH223I/AAAAAAAAGMw/pVv4svp55eY/s1600/IMG_7538.JP
13
Rebana Biang salah satu rebananya berbentuk besar. Rebana biang terdiri dari tiga buah rebana. Ketiga rebana mempunyai nama. Yang kecil bergaris tengah 30 cm diberi nama gendung. Yang berukuran sedang bergais tengah 60 cm dinamai kotek. Yang paling besar bergaris tengah 60–80 cm dinamai biang. Karena bentuknya yang besar, rebana biang sukar dipegang. Untuk memainkannya para pemain duduk sambil menahan rebana. Dalam membawakan sebuah lagu, ketiga reban itu mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Biang berfungsi gong. Gendung dipukul secara rutin untuk mengisi irama pukulan sela dari biang. Kotek lebih kepada improvisasi dan pemain kotek biasanya paling mahir.
II.2.2 Undang-Undang Dasar 1945
Pelestarian kebudayaan merupakan amanat konstitusi yang dibebankan kepada pemerintah. Sesuai dengan amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32
ayat (1) mengamanatkan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Selain itu Pemerintah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mendapat amanat untuk pelestarian dan pengembangan budaya lokalnya dalam hal ini Budaya Betawi. Seperti tercermin dari Undang-Undang No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 26 ayat 6 yang menyatakan bahwa “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat Betawi serta melindungi berbagai budaya masyarakat lain yang ada di daerah
Provinsi DKI Jakarta”.
14
berbagai aspek kehidupan masyarakat Betawi dan Jakarta berdasarkan riset para peneliti yang mempunyai perhatian terhadap Betawi. Semua pihak itu telah menunjukkan perhatian dan apresiasinya terhadap masyarakat dan budaya Betawi.
II.2.3 Mandatory
Lembaga kebudayaan betawi (LKB) dibentuk berdasarkan usul dan pemikiran dari kalangan masyarakat Betawi, yang diselenggarakan oleh dinas kebudayaan Betawi. tujuan berdirinya lembaga ini adalah untuk membantu program Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dalam penelitian, penggalian, pengembangan dan pemeliharaan nilai-nilai budaya tradisional Betawi.
Gambar II.11 Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB)
Sumber: lembagakebudayaanbetawi.com
II.2.4 Perkembangan Kesenian Betawi saat ini
15
II.2.5 Respon Masyarakat
Untuk mendapatkan data yang diinginkan, dengan tujuan untuk mengetahui berapa persen masyarakat umum dari usia 12-20 tahun (Remaja) hingga 20-24 tahun (dewasa) yang megenal kesenian Betawi, maka dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada target sasaran. Kuisioner tersebut berisikan tahu atau tidak kenalnya macam-macam kesenian Betawi.
II.2.6 Hasil Wawancara
Tabel II.1 Hasil Wawancara
Miftahudin Lenong, Gambang Kromong
Susana Dewi Gambang Kromong, Lenong, Tari Topeng, Ondel-ondel
Siti Maimunah Tari topeng, Gambang Kromong, Ondel-ondel
Santi Lenong Betawi, Tari Topeng
Tatang Lenong Betawi, Ondel-ondel,
Tanjidor
Dewi Fitria Lenong, Gambang Kromong
Anggit Sutowo Ondel-ondel, Lenong, Palang Pintu
Alfian Tari Topeng, Ondel-ondel, Lenong
16
Ida Tari Topeng, Gambang Kromong
Dady M Ondel-ondel, Tari Topeng, Gambang
Kromong
Wulan Lenong, Gambang Kromong, Tari
Topeng
Tia Tari Topeng, Tanjidor
Andes Lenong Betawi, Gambang Kromong
Hendri Lenong, Gambang Kromong,
Tanjidor
Soleh Gambang Kromong, Lenong,
Ondel-ondel
Moh Ilyas Lenong, Tari Topeng
Rohima Gambang Kromong, Tanjidor,
Lenong
Mei Mei Lenong
Selviyanti Lenong, Ondel-ondel
M Djazuli Lenong, Tanjidor, Ondel-ondel
17
Onih Lenong, Tari Topeng, Tanjidor
Sumber: Dokumen Pribadi
Dengan melihat hasil dari wawancara di lapangan dan melihat jawaban dari para target sasaran yaitu masyarakat umum banyak yang mengenal kesenian betawi. hanya sebatas ondel-ondel, lenong betawi, tanjidor, dan gambang kromong, tari topeng.
II.2.7 Program pemerintah untuk kesenian Betawi.
Pelestarian kebudayaan merupakan amanat konstitusi yang dibebankan kepada pemerintah. Sesuai dengan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32
ayat (1) mengamanatkan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mendapat amanat untuk pelestarian dan pengembangan budaya lokalnya dalam hal ini Budaya Betawi. Seperti tercermin dari Undang-Undang No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 26 ayat 6 yang menyatakan bahwa “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat Betawi serta melindungi
berbagai budaya masyarakat lain yang ada di daerah Provinsi DKI Jakarta”.
18
menunjukkan perhatian dan apresiasinya terhadap masyarakat dan budaya Betawi.
II.2.8 Media.
II.2.9 Pengertian Media.
Cangara (2014) menjelaskan “media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak” ( h.137).
Dengan kata lain, media adalah alat saluran komunikasi yang bertindak sebagai perantara sumber dengan penerima pesan yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang memiliki arti atau maksud tertentu.
II.2.2. Macam-Macam Media.
Menurut Cangara dalam bukunya PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Adapun macam-macam media informasi dan kelebihan serta kekurangannya sebagai berikut: (h.137-141).
Media elektronik:
Media elektronik adalah media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui barang elektronik.
Media elektronik terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu media yang hanya bisa didengar (audio) contohnya adalah radio, dan media yang selain bisa didengar juga dilihat (audio-visual) contohnya televisi, internet dan komputer.
Jenis media ini isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dengan menggunakan teknologi elektro.
19
Kekurangan media informasi elektronik : biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik, perlu alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, perlu terampil dalam pengoperasiannya.
Media cetak:
Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca. Contoh media informasi cetak adalah flyer (selebaran), surat kabar, majalah, tabloid, jurnal, poster, brosur, foto, buku dll.
Kelebihan media informasi cetak adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak mahal, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat mengungkit rasa keindahan, menambah keinginan belajar.
Kekurangan media informasi cetak: media ini tidak dapat menggunakan efek suara dan gerak, mudah terlipat.
II.2.3. Fungsi Media.
Ada empat fungsi media: (sanjaya, 2012, h.88-89). Fungsi menjelaskan
ditemukan oleh Rudyard Kipling menurut situs,
20
Tabel II.2 Analisis Data Menggunakan 5W1H
What Kesenian Khas Betawi
Who Masyarakat umum usia 12-20 tahun
(Remaja) hingga 20-24 tahun (Dewasa)
Where DKI Jakarta
When Seiring dengan terus berkembangnya zaman. Satu per satu kesenian betawi mulai terlupakan.
Why Kurangnya pementasan dan minimnya
informasi mengenai macam-macam kesenian betawi, membuat masyarakat umum hanya mengenal kesenian betawi sebatas ondel-ondel, gambang kromong, Tanjidor dan palang pintu dan tari topeng.
How Membantu program pemerintah untuk
menerbitkan buku-buku tentang
21
pemerintah menggalakan program untuk melakukan upaya pengenalan kesenian betawi dengan menerbitkan buku-buku tentang aspek kehidupan kesenian dan budaya Betawi yang bekerja sama dengan lembaga LKB (Lembaga kebudayaan Betawi).
II.4 Target Audience
Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang dikembangkan melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
Erikson memaparkan teorinya melalui konsep polaritas yang bertingkat/bertahapan. Ada 8 (delapan) tingkatan perkembangan yang akan dilalui oleh manusia:
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
22
ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi. Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
5. Fidelity-Identitas><KebingunganPeran (12-20 tahun)
Mempertanyakan diri. Siapa aku, bagaimana saya cocok? Di mana aku akan hidup?Erikson percaya, bahwa jika orang tua membiarkan anak untuk mengeksplorasi, mereka akan menyimpulkan identitas mereka sendiri. Namun, jika orang tua terus mendorong dia untuk menyesuaikan diri dengan pandangan mereka, para remaja akan menghadapi kebingungan identitas.
6. Keintiman><Isolasi (20-24 tahun)
Ini adalah tahap pertama dari pembangunan dewasa. Perkembangan ini biasanya terjadi pada dewasa muda, yaitu antara usia 20 sampai Kencan, pernikahan, keluarga dan persahabatan yang penting selama tahap dalam hidup mereka. Dengan berhasil membentuk hubungan penuh kasih dengan orang lain, individu dapat mengalami cinta dan keintiman. Mereka yang gagal untuk membentuk hubungan yang langgeng mungkin merasa terisolasi dan sendirian.
7. Generativitas><stagnasi (25-64 tahun)
23
mereka. Seseorang baik membuat kemajuan dalam karir mereka atau menginjak ringan dalam karir mereka dan tidak yakin apakah ini adalah apa yang mereka ingin lakukan selama sisa hidup mereka bekerja. Juga selama waktu ini, seseorang menikmati membesarkan anak-anak mereka dan berpartisipasi dalam kegiatan, yang memberikan mereka rasa tujuan. Jika seseorang tidak nyaman dengan cara hidup mereka mengalami kemajuan, mereka biasanya menyesal tentang keputusan dan merasakan rasa tidak berguna.
8. Egointegritas><putus asa (65 tahun > )
Tahap ini mempengaruhi kelompok usia 65 dan, selama waktu ini individu telah mencapai bab terakhir dalam hidup mereka dan pensiun mendekati atau telah terjadi. Banyak orang, yang telah mencapai apa yang penting bagi mereka, melihat kembali kehidupan mereka dan merasa prestasi besardan rasa integritas. Sebaliknya, mereka yang memiliki waktu sulit selama pertengahan masa dewasa mungkin melihat ke belakang dan merasakan perasaan putus asa.
Berdasarkan Teori Erik H. Erikson mengenai fase-fase dewasa dalam perkembangan jiwa manusia dalam psikologi perkembangan, target audiens untuk perancangan. Informasi ini adalah sebagai berikut:
Demografis:
Target utama yaitu masyarakat umum, Namun jika dipersempit untuk masa remaja dengan rentang usia 12-20 tahun sampai dewasa dengan rentang usia 20-24 tahun.
Jenis kelamin : Laki-Laki dan Perempuan Pendidikan : SMP, SMA, Perguruan Tinggi
Psikografis:
24
Geografis:
Masa remaja dengan ruang lingkup di pendidikannya ataupun keluarganya. Sementara orang dewasa di pekerjaan di wilayah DKI Jakarta.
II.5 Solusi Permasalahan
Sesuai dengan adanya peraturan Pelestarian kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mendapat amanat untuk pelestarian dan pengembangan budaya lokalnya dalam hal ini Budaya Betawi. Seperti tercermin dari Undang-Undang No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 26 ayat 6 yang
menyatakan bahwa “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melestarikan dan
mengembangkan budaya masyarakat Betawi serta melindungi berbagai budaya
masyarakat lain yang ada di daerah Provinsi DKI Jakarta”.
Dengan adanya program pemerintah DKI Jakarta yang bekerja sama dengan LKB (Lembaga Kebudayaan Betawi) dalam memperkenalkan kebudayaan dan kesenian khas Betawi dengan melakukan pementasan-pementasan seni dan rencana pengadaan fasilitas yang dapat mewadahi para seniman kesenian Betawi untuk mengekspresikan diri. Dan secara terencana menerbitkan buku-buku tentang berbagai aspek kehidupan masyarakat Betawi dan Jakarta berdasarkan riset para peneliti yang mempunyai perhatian terhadap Betawi. Semua pihak itu telah menunjukkan perhatian dan apresiasinya terhadap masyarakat dan budaya Betawi.
25
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui buku bergambar. karena media buku bergambar merupakan salah satu media yang disukai dan menarik untuk dibaca oleh masyarakat umum. selain itu juga media buku bergambar dapat membuat target sasaran dapat berimajinasi dan dapat memahami maksud dari gambar tersebut. Agar komunikasi lebih jelas dan lancar, maka diberikan sedikit tulisan dengan gaya bahasa yang cocok dan mudah dipahami.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Tercipta suatu perancangan desain buku tentang kesenian betawi ini bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang kesenian betawi seperti: ondel-ondel, lenong betawi, palang pintu, tari topeng, gambang kromong, tanjidor, wayang betawi, keroncong tugu, rebana biang, tari cokek betawi.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi merupakan suatu perencanaan untuk mengkomunikasikan suatu informasi agar tepat sasaran dengan bahasa yang sesuai dan dapat diterima dengan baik oleh penerima. Media yang di komunikasikan kepada khalayak sasaran harus menarik, komunikatif, dan informatif. Sehingga pendekatan komunikasi yang dilakukan adalah dengan cara pendekatan verbal dan pendekatan visual. Dalam perancangan buku informasi ini, gambar dan narasi visual disesuaikan dengan khalayak sasaran.
III.1.2.1 Pendekatan Visual
26
untuk melihat dan membacanya. Kelebihan dengan menggunakan ilustrasi vector yaitu:
Memperoleh gambaran objek sebenarnya dengan proporsi yang dapat diatur baik warna, maupun detail-nya.
Pengaruh sangat kuat untuk menarik minat masyarakat umum sehingga tertarik untuk membaca.
Menunjang kebutuhan informasi dalam bentuk visual dalam media cetak.
Adapun alasan pemilihan visual menggunakan vector. Adapun alasan untuk menggunakan visual vector untuk menarik untuk dilihat dan akan langsung menggugah perasaan khalayak sasaran untuk membaca.
III.1.2.2 Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yang digunakan dalam buku informasi ini dengan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
III.1.3 Materi Pesan
Materi pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan media ini berupa menerangkan tentang sejarah dan bentuk gambaran pertunjukan dari berbagai jenis kesenian khas Betawi (ondel-ondel, lenong betawi, palang pintu, tari topeng, gambang kromong, tanjidor, wayang betawi, keroncong tugu, rebana biang, tari cokek betawi).
III.1.4 Gaya Bahasa
27
III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan
III.1.5.1 Consumer Insight
Geografis
Wilayah pemasaran di toko buku Gramedia seluruh wilayah DKI Jakarta.
Demografis
Target utama yaitu masyarakat umum, Namun jika dipersempit untuk masa remaja dengan rentang usia 12-20 tahun sampai dewasa dengan rentang usia 20-24 tahun.
Jenis kelamin : Laki-Laki dan Perempuan Pendidikan : SMP, SMA, Perguruan Tinggi
Wilayah : DKI Jakarta
Target Market
Remaja dengan rentang usia 12-20 tahun sampai Dewasa dengan rentang usia 20-24 tahun.
Jenis kelamin : Laki-Laki dan Perempuan Pendidikan : SMP, SMA, Perguruan Tinggi
Wilayah : DKI Jakarta
Status Ekonomi Sosial : Kalangan menengah.
Psikografis
Gaya hidup : Aktif dan Ceria
30
Strategis kreatif merupakan ide yang dikeluarkan untuk menunjang perancangan yang telah direncanakan, strategi kreatif dalam merancang media informasi membuat penggabungan isi materi beraneka ragam kesenian betawi dalam 1 buku yang di sertakan dengan gambar ilustrasi vector dan serta diberi sedikit penjelasan mengenai informasi tersebut.
III.1.7 Strategi Media
31
sesuai dengan target yang dituju. Dalam perancangan buku informasi kesenian Betawi sebagai media utama.
III.1.7.1 Media Pendukung
Media pendukung berguna untuk menarik minat target sasaran dan memberikan identitas kepemilikan media utama. Bersifat membujuk dan mempengaruhi target sasaran untuk memiliki media utama. beberapa media pendukung yang digunakan:
Media utama
Media utama yang akan dibuat berupa buku informasi mengenai sejarah singkat dan pengenalan macam-macam ragam kesenian Betawi. pengambilan media buku dipilih karena media ini mudah untuk ditemui dan praktis dalam penggunaanya.
Media Pendukung
Media pendukung berfungsi sebagai pelengkap media utama dengan tujuan supaya penyampaian dari media utama dapat diaplikasikan dengan media pendukung. Media pendukung yang dipilih adalah sebagai berikut:
Baju
Baju dalam penyampaian informasina dapat mencangkup banyak target sasaran karena dilihat oleh masyarakat umum.
Mug
Mug merupakan media pendukung yang efektif karena dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan media ini mudah dibawa kemana saja.
Pembatas Buku
32
Stiker
Stiker, kertas tempelan yang dapat ditempel dimana saja sesuai keinginan.
X-Banner, penyampaian informasi berbentuk banner dengan penyangga x. Akan ditempatkan bersama dengan keberadaan buku dan memberikan informasi yang lebih jelas mengenai kegiatan promosi buku yang dilakukan.
III. 1.8 Strategi Distribusi
Strategi distribusi untuk menyalurkan produk kepada konsumen dan memaksimalkan promosi yang dilakukan melalui beberapa cara penjualan:
Target dalam pendistribusian buku “Betawi Punya Seni” ini yaitu dengan cara ditempatkan di toko buku besar seperti toko buku Gramedia sehingga buku “Betawi Punya Seni” ini bisa dibeli dan dibaca oleh target sasaran yang sudah ditetapkan di seluruh Indonesia khususnya di kota Jakarta. Penerbit yang akan dipilih yaitu Erlangga. Erlangga ini merupakan salah satu penerbit yang mempunyai dasar dalam menerbitkan buku-buku yang mempunyai latar belakang dalam ilmu pengetahuan dan mengkhususkan buku-buku ilmu pengetahuan.
Jadwal penyebaran media dilakukan selama 5 bulan terhitung dari bulan Juli 2015 sampai dengan November 2015. Penyebaran dibagi menjadi 2 periode. Penyebaran dilakukan dengan tahapan penyebaran rincian sebagai berikut:
Tabel III.2 Jadwal Penyebaran Media
Jadwal Penyebaran Media
33
Periode Pertama Juli – Agustus 2015
Poster Toko Buku Gramedia,
Periode Kedua
III.1.8.1 Pertimbangan Dasar Distribusi
Atas dasar perimbangan distribusi dengan pihak dan istansi yang terkait, maka kebijakan penyebaran diserahkan kepada pihak yang terkait, demi kelancaran dan efektifitas penyebaran pada target sasaran dan target market. Media utama ini seharga Rp. 50.000,00 perhitungan yang disesuaikan dengan biaya produksi, biaya promosi dan daya beli target market.
III.2 Konsep Visual
Pada konsep pembuatan buku ini dengan adanya ilustrasi vector dan pengolahan penampilan tata letak gambar vector dan tulisan, serta menggunakan warna-warna yang berbeda yang bertujuan supaya tidak terkesan membosankan saat target membaca buku ini.
III.2.1 Format Desain
34
Gambar III.1 Referensi format desain
Sumber: http://www.instagram24.com/tag/dongenganak.jpg (2 Juni 2015)
III.2.2 Tata Letak (Layout)
Dalam desain tata letak tidak dikenal aturan-aturan yang berlaku secara menyeluh atau yang bersifat universal, diarenakan tujuan dan target sasaran yang berbeda beda. (Adi Kusrianto, 2007,276).
Penempatan gambar dan penempatan narasi visual disesuaikan dengan menggunakan tipografi 12 point, agar mudah terlihat saat dibaca.
Gambar III.2 Referensi layout
35
III. 2.3 Huruf
Jenis huruf yang akan digunakan pada buku ini berbeda-beda. Hal ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat keterbacaan dan dipilih sesuai konsep visual yaitu kesenian Betawi.
Script MT Bold digunakan pada judul buku. karena tidak terlalu formal dengan bentuk huruf yang tidak kaku. Dirasa tepat untuk menggambarkan tentang kesenian yang mengandung unsur keindahan dan banyak gerak.
Gambar III.3 Huruf judul buku
Sumber: Dokumen Pribadi
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZabcdefg
hijklmnopqrstuvwxyz0123456789.,;:/?&[]!#$%()*
<>
Pristina, digunakan pada bagian judul pengenalan kesenian Betawi pada halaman buku.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZabcdefghijklmn
opqrstuvwxyz 0123456789
Calibri Light, digunakan pada bagian penjelasan konten gambar pada halaman buku.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
36
III.2.4 Ilustrasi
Illustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfatkan untuk memberi atas suatu tujuan secara visual. Illustrasi dapat digunakan untuk menapilkan banyak hal secara fungsi antara lain (Adi Kusrianto, 2007, 110)
memberikan gambaran tokoh atau karakter.
menampilkan beberapa contoh bentuk yang diterangkan dalam suatu buku.
menampilkan langkah demi langkah pada sebuah instruksi dalam panduan teknik.
Ilustrasi karakter digunakan dalam buku informasi ini berupa hasil vector yang di proses melalui tracing beberapa foto yang memperlihatkan beberapa gerakan kesenian betawi. alasan pemilihan ilustrasi vector untuk menarik minat masyarakat umum untuk membaca buku ini.
Gambar III.4 Hasil illustrasi vector
Sumber: Dokumen Pribadi
III. 2.5 Warna
37
Warna Respons Psikologis yang mampu ditimbulkan
Merah Kekuatan, bertenaga, kehangatan Biru Kepercayaan, keamanan, teknologi Hijau Alami, kesehatan, pembaruan Kuning Optimis, harapan, filosofi
Ungu Spiritual, misteri, keagungan, galak, arogan Orange Energi, keseimbangan, kehangatan
Coklat Bumi, dipercaya, nyaman, bertahan Abu-abu intelek, futuristic, kesedihan, merusak Putih suci, bersih, kecermatan, tanpa dosa
Hitam kekuatan, kemewahan, ketakutan, keanggunan
38
Gambar III.6 Referensi warna
Sumber: myphotographyindonesia.com (2 Juni 2015)
39
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA
IV.1 Teknis Produksi
Media utama berupa buku informasi bergambar. Ini pada buku informasi berjudul Betawi Punya Seni Buku ini memiliki 10 halaman.
IV.1.1 Struktur Informasi
Dalam pembuatan buku informasi ini, proses pertama dalam pembuatan adalah penentuan isi halaman dalam buku informasi Betawi Punya Seni. Berikut urutan halaman buku:
0. pendahuluan 1. Ondel-ondel 2. Tari topeng 3. Tari Cokek
4 Wayang lenong betawi 5. Palang Pintu
40
Gambar IV.1 Proses tracing foto tari topeng di Software Adobe Illustrator CS6
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar IV.2 Proses pembuatan cover bukudi Software Adobe Photoshop CS6
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar IV.3 Proses pembuatan halaman buku di Software Adobe Indesign CS6
41
IV.1.3 Media Utama
Gambar IV.4 Cover buku depan dan belakang
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar IV.5 Beberapa tampilan Halaman buku
42
Ukuran : 20 x 20 cm
Teknis cetak : Jilid Hard Cover Dop
Bahan : Cover (Art Paper 150 gr) Halaman buku (Linen). Teknis Produksi : Digital Printing
IV.1.4 Media Pendukung
Poster dapat diletakan dekat buku yang dijual di toko buku Gramedia sebagai informasi bahwa buku Betawi Punya Seni sudah terbit.
Gambar IV. 6 Poster
Sumber: Dokumen Pribadi
43
IV.1.5 X-Banner
Media X-Banner adalah media yang ditempatkan disamping buku, yang berfungsi mengajak target sasaran dan memberikan informasi keberadaan buku.
Gambar IV.7 X-banner
Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran : 120cm x 60m
44
IV.1.6 Stiker
Stiker media yang bisa didapatkan secara gratis pada saat target sasaran membeli buku.
Gambar IV.8 Stiker
Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran : 9 cm
45
IV.1.7 T-Shirt
T-shirt bisa dibeli saat membeli buku.
Gambar IV.9 Kaos
Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran : S
Bahan : Cottton Combat 30s
46
IV.1.8 Mug
Media ini digunakan sebagai keperluan sehari target sasaran.
Gambar IV.10 Mug
Sumber: Dokumen Pribadi
47
IV.1.9 Pembatas Buku
Pembatas buku ini bisa didapatkan dalam satu paket pada saat target sasaran membeli buku.
Gambar IV.11 Pembatas Buku
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU INFORMASI KESENIAN KHAS BETAWI
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2014/2015
Oleh:
Muhammad Fikri Imannuddin
51911013
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
I.2 Identifikasi Masalah ... 2
I.3 Rumusan Masalah ... 2
I.4 Batasan Masalah ... 2
I.5 Tujuan Perancangan ... 3
BAB II PERANCANGAN INFORMASI KESENIAN KHAS BETAWI ... 4
II.1 Definisi Kesenian ... 4
II.2 Sejarah Kesenian Betawi ... 4
II.2.1 Jenis-Jenis Kesenian Betawi ... 5
II.2.2 Undang-Undang 1945 ... 13
II.2.3 Mandatory ... 14
II.2.4 Perkembangan Kesenian Betawi Saat ini ... 14
II.2.5 Respon Masyarakat ... 15
II.2.6 Hasil Wawancara ... 15
II.2.7 Program Pemerintah... 17
II.2.8 Media ... 18
II.2.9 Pengertian Media ... 18
vii
II.2.11 Fungsi Media Informasi ... 19
II.3 Analisis 5W1H ... 20
II.4 Target Audience ... 21
II.5 Solusi Permasalahan ... 24
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 26
III.1 Strategi Perancangan ... 26
III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 26
III.1.2 Pendekatan Komunikasi... 26
III.1.2.1 Pendekatan Visual ... 26
III.1.2.2 Pendekatan Verbal ... 27
III.1.3 Materi Pesan... 27
III.I.4 Gaya Bahasa... 27
III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 28
III.1.5.1 Consumer Insight ... 28
III.1.5.2 Consumer Journey ... 29
III.1.6 Strategi Kreatif ... 31
III.1.7 Strategi Media ... 31
III.1.7.1 Media Pendukung ... 32
III.1.8 Strategi Distribusi ... 33
III.1.8.1 Pertimbangan Dasar Distribusi ... 34
III.2 Konsep Visual ... 34
BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 40
IV.1 Teknis Produksi ... 40
IV.1.1 Struktur Informasi ... 40
viii
IV.1.3 Media Utama ... 42
IV.1.4 Media Pendukung Poster ... 43
IV.1.5 X-Banner ... 44
IV.1.6 Stiker ... 45
IV.1.7 T-Shirt ... 46
IV.1.8 Mug ... 47
IV.1.9 Pembatas Buku... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
48
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cangara, Hafied. 2014. Pengantar Ilmu Komnikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. Ninuk, K.P. (1987). Teater Lenong betawi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Osborne, Harold. Aesthetics and Art Theory, An Historical Introduction, London
& New York: E. P. Dutton & Co., In., 1970.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group
Sejarah Jakarta (Dinas Museum dan Pemugaran, Pemprof DKI Jakarta,2011). Windoro, A. (1990). Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Building.
Internet
Khanty, D. 2013 (9 Agustus). Kesenian dan Budaya Jakarta Betawi. Tersedia
http://lembagakebudayaanbetawi.com/headline/multikultur-budaya-betawi.html [18 April 2015]
53 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Fikri Imannuddin
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Januari 1993 Jenis Kelamin : Laki Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Cimanuk vi No.365 Kel.Baktijaya Kec. Sukmajaya Kota Depok
Telepon : 085777656071
E-mail : muhammadfikhrii@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan
1. 2004 – 2005 SDN Baktijaya 3 Depok 2. 2007 – 2008 MTS Nuruzzahroh Depok 3. 2010 – 2011 MA Arrahmaniyah Depok
iii KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Buku Kesenian khas Betawi”. Penulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi jumlah sks pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Penulis sadar bahwa laporan pengantar Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
‘sempurna’ tetapi dengan usaha dan doa, akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan ini dengan hasil maksimal. Laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu melalui tulisan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Irwan Tarmawan, M.Ds selaku pembimbing.
Bandung, Agustus 2015