• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN LAJU REAKSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN LAJU REAKSI."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS

MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA PENGAJARAN LAJU REAKSI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

EVA PRATIWI PANE NIM. 8146142007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik. Tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis

Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Laju Reaksi”,

disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia.

Pada kesempatan ini penulis berkenan mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing I dan

Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal sampai dengan selesainya

penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para narasumber

Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., Bapak Dr. Mahmud, M.Sc. dan Bapak Dr. Ayi

Darmana, M.Si. yang telah memberikan masukan dan saran-saran bagi penulis. Penulis

juga sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.S. sebagai notulen

dalam meja hijau. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Bapak dan

Ibu Dosen Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

yang telah mengajar dan mendidik penulis.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Erlinda di SMA Negeri 6

Medan, Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd. di SMA Negeri 3 Medan dan kepada Bapak

Drs. Kusno di SMA Methodist 2 Medan yang telah memberikan izin penelitian di

sekolah yang dipimpin. Terimasih kepada Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 6

Medan, SMA Negeri 3 Medan, dan SMA Methodist 2 Medan yang telah membantu

(6)

iv

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sangat mendalam kepada

orangtua tercinta, Ayahanda Ganda Sitorus Pane (Almarhum) dan Ibunda Resi

Marsaulina Sibarani beserta saudara-saudara penulis dr. Lovina Pane, Tommy Pane,

S.E dan Morina Pane, S.T yang telah mengasihi, membimbing, mendoakan,

memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan

selama perkuliahan angkatan XXV Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan (Kelas A, B1 dan B2) yang telah memberikan motivasi dan

doa kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Terimakasih kepada seluruh sahabat

dan rekan-rekan penulis, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas setiap

dukungan doa dan motivasi yang diberikan selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga

tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis

(7)

v

2.1.4. Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Kimia 11

2.1.5. Jenis-Jenis Bahan Ajar Kimia 12

2.1.6. Kriteria Bahan Ajar Kimia yang Baik 12

2.2. Bahan Ajar Kimia Inovatif 14

2.3. Inovasi dalam Pembelajaran Kimia 16

2.4. Multimedia dalam Pembelajaran Kimia 17

2.4.1. Media Cetak 19

2.4.2. Media Audiovisual 20

2.4.3. Media Komputer 22

2.5. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia 23

2.6. Standarisasi Kelayakan Bahan Ajar Kimia 25

2.6.1. Standarisasi Kelayakan Isi 25

2.6.2. Standarisasi Kelayakan Bahasa 26

2.6.3. Standarisasi Kelayakan Penyajian 26

2.6.4. Standarisasi Kelayakan Kegrafikan 26

2.7. Pendekatan Saintifik 27

2.7.1. Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 30

2.7.2. Tujuan Pendekatan Saintifik 31

2.7.3. Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 31

2.8. Penelitian Pengembangan (Research and Development) 32

2.9. Hasil Belajar 34

(8)

vi

2.11. Karakteristik Materi Laju Reaksi 36

2.12. Kerangka Konseptual 37

3.5.1.Quesioner untuk Kelayakan Bahan Ajar Kimia Hasil Pengembangan, 41

Media dan Motivasi

3.5.2.Evaluasi Hasil Belajar 41

3.6.Prosedur Penelitian 42

3.6.1.Pengembangan Bahan Ajar 44

3.6.2.Inovasi Bahan Ajar 44

3.6.3.Pengembangan Multimedia Bahan Ajar 44

3.6.4.Standarisasi Bahan Ajar 44

3.6.7.2.Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar 49

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian 50

4.2. Analisis Buku Kimia pada Materi Laju Reaksi yang Ada di Sekolah 52 4.3. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia pada 58

Materi Laju Reaksi

4.4. Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia 61 pada Materi Laju Reaksi

4.5. Hasil Validasi Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia pada 65 Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan

4.5.1. Aspek Kelayakan Isi 65

4.5.2. Aspek Kelayakan Bahasa 66

4.5.3. Aspek Kelayakan Penyajian 68

4.6. Hasil Validasi Multimedia Pembelajaran yang telah Dikembangkan pada 69 Materi Laju Reaksi

4.8. Efektifitas Penggunaan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia 72 pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan

(9)

vii

pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan terhadap Motivasi Belajar Siswa

4.10. Pembahasan 74

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan 79

5.2. Saran 80

DAFTAR PUSTAKA 81

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahapan Pemecahan Masalah (Problem Based Learning) 32

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Kimia Siswa Setelah 47 Menggunakan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia

pada Pembelajaran Laju Reaksi

Tabel 3.2. Kategori Motivasi Belajar Siswa Setelah Menggunakan Bahan 47 Ajar Inovatif Berbasis Multimedia Pada Pembelajaran Laju Reaksi

Tabel 3.3. Nilai Kategori Hasil Presentase Analisis Buku Kimia SMA48

pada Materi Laju Reaksi

Tabel 3.4. Kategori Validitas Untuk Analisis Hasil Perhitungan Rata- 49 rata Skor yang diperoleh dari Angket BSNP yang Disebar-

Kan kepada Dosen Kimia dan Guru Kimia

Tabel 3.5. Nilai N – Gain Ternormalisasi dan Klasifikasi 49

Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Evaluasi Belajar (Pretest 51 dan Postest) pada Materi Laju Reaksi di masing-masing

Sekolah

Tabel 4.2. Daftar Buku-Buku Kimia yang Dipergunakan untuk SMA 52 Kelas XI Semester 1 pada Materi Laju Reaksi yang Dijadikan

Rujukan dalam Usulan Urutan Materi pada Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia

Tabel 4.3. Deskripsi Buku-Buku Kimia yang Dipergunakan Siswa pada 53 Materi Laju Reaksi yang Dijadikan Rujukan dalam Usulan

Urutan Materi pada Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Mul- timedia

Tabel 4.4. Usulan Materi Laju Reaksi untuk Bahan Ajar Kimia Ino- 54 Vatif Berbasis Multimedia

Tabel 4.5. Rata-Rata Kelengkapan Isi, Keluasan Materi, Kedalaman 55 Materi, Desain dan Bahasa untuk Buku yang di Analisis oleh

Peneliti

Tabel 4.6. Deskripsi Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif pada 59 Materi Laju Reaksi

(11)

ix

Tabel 4.8. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 66 Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembang-

kan Berdasarkan Aspek Kelayakan Isi Menurut Dosen (A) dan Guru Kimia (B)

Tabel 4.9. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 67 Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembang-

Kan Berdasarkan Aspek Kelayakan Bahasa Menurut Dosen- Kimia (A) dan Guru Kimia (B)

Tabel 4.10. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 68 Multimedia pada Materi Laju Reaksi Yang telah Dikembang-

Kan Berdasarkan Aspek Kelayakan Penyajian Menurut Dosen Kimia (A) dan Guru Kimia (B)

Tabel 4.11. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 69 Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembang-

Kan Berdasarkan BSNP Menurut Dosen Kimia (A) dan Guru Kimia (B)

Tabel 4.12. Hasil Penilaian Dosen Media Terhadap Multimedia Pembe- 70 lajaran yang telah Dikembangkan pada Materi Laju Reaksi

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, Gain dan Motivasi71 Siswa

Tabel 4.14. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 71

Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis 72

Tabel 4.16. Hasil Persen Peningkatan Hasil Belajar Siswa untuk masing- 73 masing Kelompok Sampel di setiap Sekolah

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia 40 Inovatif Berbasis Multimedia pada Materi Laju Reaksi

Gambar 3.2. Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia 43 Inovatif Berbasis Multimedia pada Materi Laju Reaksi

Gambar 4.1.. Tampilan halaman depan bahan ajar kimia inovatif berbasis 63 multimedia dalam bentuk e-book

Gambar 4.2. Tampilan bagian awal bab padabahan ajar kimia inovatif 63 berbasis multimedia dalam bentuk e-book

Gambar 4.3. Tampilan video animasi yang sesuai dengan materi laju reaksi 64 di dalam e-book

Gambar 4.4. Hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar 74

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia 90

Lampiran 2. Format Analisis Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1 92 pada Materi Laju Reaksi yang telah Beredar

Lampiran 3. Hasil Analisis Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1 93 pada Materi Laju Reaksi

Lampiran 4. Angket Penilaian Bahan Ajar Berdasarkan BSNP 98

Lampiran 5. Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan 109 Berdasarkan BSNP Aspek Kelayakan Isi

Lampiran 6. Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan 110 Berdasarkan BSNP Aspek Kelayakan Bahasa

Lampiran 7. Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan 111 Berdasarkan BSNP Aspek Kelayan Penyajian

Lampiran 8. Rekapitulasi Angket Bahan Ajar yang telah 112 Dikembangkan Berdasarkan BSNP

Lampiran 9. Angket Penilaian Multimedia Pembelajaran pada Materi 113 Laju Reaksi

Lampiran 10. Hasil Validasi Dosen terhadap Multimedia Pembelajaran 115

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 116

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 128

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest pada Materi Laju Reaksi 148

Lampiran 14. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Negeri 6 Medan 158

Lampiran 15. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Negeri 3 Medan 159

Lampiran 16. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Methodist 2 Medan 160

Lampiran 17. Angket Motivasi Belajar Siswa 161

Lampiran 18. Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 163

(14)

xii

Lampiran 20. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen 169

Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol 170

Lampiran 22. Histogram Uji Normalitas Data 171

Lampiran 23. Hasil Uji Homogenitas Data 173

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia perlu

mendapatkan perhatian karena penyediaan bahan ajar yang berkualitas baik sesuai

kurikulum akan dapat menolong siswa dalam belajar secara efektif. Pengembangan

bahan ajar kimia SMA/MA inovatif dan interaktif berbasis multimedia dapat menolong

siswa didalam pembelajaran mencapai kompetensi dan pada akhirnya meningkatkan

hasil belajar (Situmorang dan Munthe, 2015). Tahapan pengembangan dilakukan

dengan pengayaan isi materi kimia yang mengintegrasikan percobaan laboratorium,

media pembelajaran dan penerapan kontekstual (Situmorang, dkk, 2015).

Inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sangat perlu

dilakukan terutama dalam upaya mendorong pergeseran pembelajaran konvensional

kepada pembelajaran mandiri dan terstruktur yang dapat meningkatkan penguasaan

siswa di dalam konsep ilmu dan sekaligus membuat kesan pembelajaran semakin lama

dapat diingat siswa. Inovasi dalam pendidikan sering dihubungkan dengan

pembaharuan yang berasal dari hasil pemikiran kreatif, temuan dan modifikasi yang

memuat ide dan metode yang dipergunakan untuk mengatasi suatu permasalahan

pendidikan (Montelongo dan Herter, 2010; Tompkins, dkk., 2006).

Buku ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung

tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran sehingga diyakini sebagai

guru yang baik, setia, objektif, tidak pernah jemu dan menjadi jendela informasi

(Zevenbergen, dkk., 2010). Buku ajar yang baik dan inovatif dapat meningkatkan prestasi peserta didik karena siswa terdorong untuk menggunakan buku di dalam kelas

saat pembelajaran maupun untuk pengayaan dan pembelajaran mandiri (Situmorang,

2013). Buku ajar yang baik harus mengikuti perkembangan teknologi, seni dan realitas

kehidupan di dalam masyarakat yang semakin mengglobal (Corrigan, dkk,. 2009). Buku-buku pelajaran yang dipergunakan oleh siswa harus benar-benar teruji

kualitasnya sebagai sumber dan media pembelajaran. Setiap buku pelajaran yang akan

digunakan di sekolah-sekolah harus sudah melalui proses penilaian buku pelajaran

sebagai pengendali mutu buku pendidikan yang berstandar nasional. Penggunaan

sumber belajar secara maksimal akan dapat memberi pengetahuan secara lengkap dan

(16)

2

Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan

tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah

ditetapkan dapat tercapai. Materi ajar kimia yang disajikan di dalam buku ajar kimia

harus tuntas, sistematik, mudah dimengerti, menarik, inovatif, memotivasi belajar

mandiri, selaras dengan capaian kompetensi yang terdapat di dalam kurikulum

(Situmorang, 2013). Bahan ajar yang ada kurang dapat menghubungkan wawasan

lingkungan dengan materi tersebut, sehingga pada akhirmya siswa menganggap bahwa

materi kimia adalah materi yang tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat

termasuk ilmu kimia, tetapi kemajuan yang pesat dalam ilmu kimia tidak diikuti

dengan perkembangan yang cepat dalam pembelajaran kimia (Silitonga dan

Situmorang, 2009). Kemajuan telah menawarkan kesempatan baru untuk pengajaran

dan pembelajaran. Pembelajaran semakin mengandalkan teknologi multimedia, yang

melibatkan kata-kata (seperti dicetak atau teks lisan) dan gambar (seperti animasi,

video, ilustrasi atau foto).

Pembelajaran bahan ajar dengan multimedia berbasis komputer telah

mengubah praktek pembelajaran dalam pembelajaran terbuka dan jarak jauh dengan

meningkatkan pembelajaran aktif melalui interaktif dan eksplorasi. Bahan ajar dengan

multimedia yang dirancang secara sistematis harus berpotensi untuk mengatasi

keterbatasan media cetak dalam mendukung pemahaman ilmiah (scientific), terutama

dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak dalam sains (Garnett, Oliver, & Hackling,

1998). Pengembangan bahan ajar kimia SMA/MA inovatif dan interaktif berbasis

multimedia bertujuan untuk mendapatkan bahan ajar kimia SMA/MA yang standar,

inovatif dan interaktif (Simatupang dan Situmorang, 2013).

Indikasi rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sangat dirasakan pada

pembelajaran eksakta, salah satunya adalah mata pelajaran kimia sebagai bagian dari

mata pelajaran IPA (Suyanti, 2008). Kenyataan menunjukkan bahwa siswa

menganggap mata pelajaran kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih

dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya. Hal ini dapat disebabkan oleh

penyajian materi yang sulit, membosankan dan menakutkan, sehingga siswa kurang

menguasai konsep kimia, dan akhirnya belajar kimia menjadi tidak menarik lagi bagi

kebanyakan siswa. Pembelajaran kimia pada materi laju reaksi berisi konsep-konsep

(17)

3

hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak. Tidak

tersedianya bahan ajar yang standar sesuai kurikulum semakin membuat siswa sulit

belajar kimia (Yusfiani dan Situmorang, 2011). Dengan pengembangan bahan ajar

kimia yang inovatif berbasis multimedia diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, karena dari hasil pengamatan di beberapa sekolah menunjukkan bahwa

penyampaian materi kimia dengan metode ceramah dan diskusi kurang optimal dalam

meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar kimia siswa.

Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek

kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, menuntut guru untuk bertindak lebih

inovatif dalam pengajaran. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik

dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan (Sa’ud, 2008). Karenanya inovasi dalam bidang pengajaran khususnya kimia sudah menjadi keharusan untuk lebih mendekatkan pengetahuan pada

diri peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Chang Lee (2015) tentang pengaruh

inovasi dalam pengajaran terhadap kepuasan belajar siswa diperoleh kesimpulan

bahwa inovasi yang dilakukan memberi dampak motivasi belajar siswa yang

meningkat. Pengetahuan baru serta kepuasan belajar juga diperoleh siswa. Penggunaan

bahan ajar inovatif akan sangat membantu siswa dalam memahami pembelajaran.

Apalagi modul yang ada berbasis pada multimedia. Keberadaan media memperjelas

pemahaman siswa tentang bahan yang diajarkan. Media yang digunakan dapat berupa

media cetak, pameran, audio, video, multimedia, dan media net/web.

Kegiatan pembelajaran harus dilakukakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta. Inovasi

pembelajaran dalam bahan ajar dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain

pendekatan scientific. Problem Based Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah pendekatan scientific.

Problem Based Learning membantu siswa dalam memilih masalah, mendefenisikan masalah, memecahkan masalah, menyelesaikan masalah, membantu

mengembangkan berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan dalam

mengembangkan kerja kelompok (Killyey dalam Mellyzar, 2013). Siregar (2014)

(18)

4

belajar peserta didik dalam pembelajaran kimia yang menggunakan Problem Based Learning bermedia internet.

Beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan bahan ajar kimia SMA

menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong siswa didalam

pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Siswa sangat

tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran. Dalam

penelitiannya persentase pencapaian hasil belajar siswa kelompok eksperimen

memiliki rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62, dan

keduanya berbeda nyata (Situmorang, 2013). Menurut Parulian (2013) dalam

penelitian Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk Kelas XI Semester II

SMA/MA, menyatakan bahwa pengajaran dengan menggunakan buku ajar kimia

inovatif dapat meningkan hasil belajar rata-rata 74,25% sedangkan pengajaran dengan

buku pengangan siswa meningkatkan hasil belajar rata-rata 73%.

Pengembangan bahan ajar bertujuan untuk mewujudkan bahan ajar yang dapat

menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna terhadap prestasi belajar

dan memenuhi kriteria mutu (Labov, 2006; Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer,

2011; Fastre, 2010). Pengembangan bahan ajar kimia berbasis multimedia dengan

mengintegrasikan model pembelajaran inkuiri dimaksudkan untuk menghasilkan

bahan ajar kimia yang inovatif dalam bentuk hardcopy dan e-book untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian

dengan mengembangkan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Laju Reaksi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,

terdapat beberapa masalah yang terindetifikasi, yaitu:

1. Bahan ajar yang sudah ada belum mampu menyajikan materi sesuai tuntutan

kurikulum dan belum mengikuti perkembangan IPTEK secara maksimal .

2. Bahan ajar yang ada belum memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) berupa penggunaan software yang relevan.

3. Bahan ajar yang ada belum mengintegrasikan kegiatan laboratorium dengan

(19)

5

4. Materi laju reaksi yang disajikan dalam buku yang beredar masih singkat dan

sangat jarang ditemukan pengaplikasian materi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Siswa sering belajar dengan cara menghafal tanpa membentuk pengertian

terhadap materi kimia yang dipelajari.

6. Penyajian materi kimia kurang menarik dan membosankan, sehingga

terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa dan mengakibatkan siswa kurang

menguasai konsep-konsep dasar pelajaran kimia.

7. Sistematika dan urutan materi pelajaran yang belum mampu memotivasi

siswa belajar karena mengajarkan materi pelajaran yang tergolong sulit tanpa

memberikan pengertian dasar yang diperlukan.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka

diperlukan batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Materi yang dianalisis dan dikembangkan adalah materi laju reaksi pada

SMA/MA. Kelas XI Semester 1.

2. Pengembangan materi pembelajaran dilakukan sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013.

3. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan

laboratorium, metode dan model pembelajaran, serta multimedia

pembelajaran.

4. Multimedia yang digunakan dikemas dalam bentuk e-book yang merupakan integrasi antara software flipbook maker dengan video pembelajaran dan animasi.

5. Pendekatan saintifik yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar adalah

pembelajaran model Problem Based Learning (PBL).

6. Validator untuk bahan ajar yang dikembangkan adalah dosen kimia dan guru

kimia yang sedang aktif mengajar.

7. Uji coba bahan ajar pada materi laju reaksi dilakukan dengan uji ahli dan uji

(20)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi memerlukan revisi?

2. Apakah bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi

telah layak berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam

meningkatkan hasil belajar siswa?

3. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar kimia

inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku ajar pegangan siswa?

4. Bagaimana efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis

multimedia pada materi laju reaksi terhadap hasil belajar siswa?

5. Bagaimana kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang

menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju

reaksi dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil

belajar yang menggunakan buku ajar pegangan siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar kimia

inovatif berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran

laju reaksi untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan,

serta membantu peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Tujuan dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi

memerlukan revisi atau tidak.

2. Untuk mengetahui bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi

laju reaksi telah layak berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang

menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju

reaksi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku ajar

pegangan siswa.

4. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis

(21)

7

5. Untuk mengetahui kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang

menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju

reaksi dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siwa terhadap hasil

belajar yang menggunakan buku pengangan siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan

bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang dapat meningkatkan dan

hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

2. Membantu guru dalam pengajaran di sekolah maupun di luar sekolah.

3. Memperoleh bahan ajar yang layak dan menarik, yang dapat membantu siswa

dalam mempelajari kimia.

4. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon guru,

pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang

ingin mengkaji tentang hasil pengembangan bahan ajar kimia inovatif berbasis

multimedia sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

1.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan mengembangkan dengan

menggunakan alat atau media tertentu dalam rangka pencapaian mutu dan

kualitas tertentu. Tahapan pengembangan dilakukan dengan pengayaan isi

materi kimia yang mengintegrasikan percobaan laboratorium, media

pembelajaran dan penerapan kontekstual (Situmorang, dkk, 2015).

2. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas

(Abidin, 2014).

3. Inovasi dalam bahan ajar merupakan suatu upaya pembaharuan terhadap

berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran

berupa ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung. Bahan ajar inovatif dalam

penelitian ini adalah bahan ajar yang dirancang atau disusun dengan

(22)

8

multimedia dalam proses pembelajaran dan pengintegrasian kegiatan

laboratorium dengan tujuan agar siswa menjadi lebih aktif dan lebih mudah

memahami pelajaran (Montelongo dan Herter, 2010; Tompkins, dkk., 2006).

4. Multimedia merupakan penggunaan beberapa media untuk menyajikan

informasi meliputu kombinasi teks, suara, grafik, animasi, gambar, video dan

suara, seperti perangkat komputer. Multimedia yng digunakan dalam bahan ajar

ini berupa software flipbook makeryang dikemas dalam bentuk electronic book

(e-book). Perangkat ini telah dilengkapi dengan sound card dan CD-Rom yang

telah memenuhi syarat sebagai suatu perangkat multimedia, dan dapat

dikategorikan sebagai media audio visual (Meyer, 1996).

5. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari

puncak proses belajar. Hasil belajar juga dapat didefenisikan sebagai hasil yang

dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasilbelajar

pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa sebagai acuan untuk

melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Dimyati dan

Mudjiono, 2009).

6. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan

belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan

belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,

(23)

79

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi memberikan rata-rata 48%

adalah cukup, namun masih terdapat kekurangan-kekurangan pada setiap buku

sehingga perlu dilakukan pengembangan.

2. Hasil rata-rata dari angket BSNP yang diberikan kepada dosen kimia dan guru

kimia terhadap bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia diperoleh rata-rata

sebesar 4,26 adalah valid, artinya bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia

pada materi laju reaksi layak dan tidak perlu dilakukan revisi kembali. Sedangkan

untuk penilaian terhadap multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan

diperoleh rata-rata 3,90 adalah valid (layak) untuk digunakan dan tidak perlu

direvisi.

3. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan

bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku pegangan siswa,

yang dibuktikan dengan sig. (0,000) < α (0,05) dan thitung > tttabel (11,881 > 1,97338). 4. Efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi

laju reaksi yang diperoleh menunjukkan persen peningkatan hasil belajar kimia

siswa menggunakan bahan ajar inovatif berbasis multimedia di SMA Negeri 6

Medan sebesar 69% (kategori sedang), untuk siswa di SMA Negeri 3 Medan

sebesar 71% (kategori tinggi), dan di SMA Methodist 2 Medan 70% (kategori

tinggi), sedangkan yang menggunakan buku ajar pegangan siswa di SMA Negeri 6

sebesar 52% (kategori sedang), untuk siswa di SMA Negeri 3 Medan sebesar 48%

(kategori sedang), dan di SMA Methodist 2 Medan 54% (kategori sedang).

5. Kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang menggunakan bahan

ajar inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi (R = 95,9 %) lebih tinggi

dibandingkan dengan kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar

(24)

80

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan:

1. Sebelum menggunakan buku ajar atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,

seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan

sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi

maupun dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada

pelajar.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia inovatif

berbasis multimedia agar menganalisis lebih banyak buku kimia dan disarankan

untuk mengembangkan bahan ajar kimia inovatif pada materi yang lain agar dapat

dijadikan sebagai studi perbandingan guna meningkatkan kualitas pendidikan

khususnya mata pelajaran kimia.

3. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada materi pelajaran yang lain, untuk dapat

dibandingkan peningkatan hasil belajarnya.

4. Bahan ajar kimia inovatif laju reaksi perlu direkomendasikan untuk digunakan

dalam proses belajar mengajar karena terbukti lebih efektif.

5. Bagi guru bidang studi kimia agar dapat menerapkan pembelajaran dengan

menggunalan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia untuk dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pelajaran kimia menjadi

(25)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abed, E. R., and Al-Absi, M. M., (2015), Content Analysis of Jordanian Elementry

Textbooks during 1970-2003 as Case Study, International Education Studies 8(3): 159-166.

Abidin, Y., (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Albers, C., (2009), Teaching: From Disappointment To Ecstasy, Teaching Sociology; 37(3): 269-282.

Bentley. J.W., Mele, P.V., dan Acheampong, G.K., (2010), Experimental By Nature:

Rice Farmerin Ghana, Humam Orgainzation 69(2): 129-138.

BSNP, (2006), Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas,

Jakarta.

Burden, P. L., and Byrd, D. M., (1999), Methods for Effective Teaching, Allyn and Bacon, Boston.

Carter, J. L., and Mayer, W. V., (1988), Reading Beyond the Textbook: Great Books

of Biology, Bioscience 38(7): 490-493.

Borg, W. R., and Gall, M. D., (1983), Educational Research: An Introduction. 4th Ed.

Longman, Inc, New York.

Chambliss, M. J., (2001), Analyzing Science Textbook Materials to Determine how

“Persuasive” They Are, Theory into Practice 40(4): 255-264.

Chang Lee, P., Ta Lin, Cheng., dan Hong Kang, H., (2015), The Influence of Open

Innovative Teaching Approach Toward Student Satisfaction :a case of Si-Men

Primary School, Springer: Online Publisher.

Chang, R., (2004), Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Corrigan, M.J., Bill, M.L., dan Slater, J.R., (2009), The Development of a Subtance

(26)

82

Dimyati dan Modjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas, (2008), Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.

Dick, W., and Carey, L., (1978), The Systematics Design of Instruction, Foresman Co,

Illionois.

Dolan, E., (2009), Recent Research in Science Teaching and Learning, CBE-Life Science Education 8(3): 162-164.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, (2008), Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.

Edginton, A., dan Holbrook, J., (2010), A Blended Learning Approach to Teaching

Basic Pharmacokinetic and the Significance of Face-to-Face Interactin,

American Journal of Pharmaceutical Education; 74(5): 1-11.

Fastre, R. D. Dan Carlson, L. H., (1992), Learning to Teach with Multimedia. T H E Journal, (online), 20 (2).

Furgon, (2009), Kriteria Bahan Ajar: http://www.tek-nologipendidikan.co.cc akses September 2015.

Garnett, P., Oliver, R., & Hackling, M., (1998), Design interactive multimedia

materials to support concept development in beginning chemistry classes. In

T. Chan, A. Collins, & J. Lin (Eds.), Global education on the Net:

Proceedings of the 6th International Conference on Computer in Education

(pp. 141–144). Beijing: China Higher Education Press, and Heidelberg:

Springer Verlag.

Good, J. J., Woodzicka, J. A., and Wingfield, L. C., (2010), The Effects of Gender

Stereotypic and Counter-Stereotypic Image on Science Performnce, The Journal of Social Psycology 150(2): 132-147.

(27)

83

Gravana, N. G., (2009), Creating Alternatives in Science, Journal of Commercials Biotechnology 15(2): 161-171.

Greene dan Petty, (1981), Developing Language Skill in The Elementry Schools, Alyn and Bacon Inc, Boston, 504-2.

Hackbarth, S,. (1996), The educational technology handbook: A comprehensive Guide.

Englewood Cliffs: Educational Technology Publication, Inc.

Hake,R.,(1998),AnalyzingChage/GainScores:http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Ana

lyzingChange-Gain.pdf akses Nopember 2015)

Holliday, W. G., (2002, Selecting A Science Textbook, Science Scope 25(4): 16-20.

Hosler, J., dan Boomer, K. B., (2011), Area Comic Books an Effective Way to Engage

Non Majors in Learning and Appreciating Science?, CBE-Life Sciences Education 10: 309-317.

Isjoni., (2011), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar

Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Jippers, E., Engelen, J.M.L., Brand, P.L.P., dan Oudkerk, M., (2010),

Competency-based (canMEDS) Residensy Training Programme Radiology: Systematic

Desaign Prosedure, Curriculum and Success Factor, Eur Radiol 20(4): 967-977.

Karpen, M.E., Handerleiter, J., dan Schaertel, A., (2004), Integrating computational

chemistry into the physical chemistry laboratory curriculum: A Wet Lab/Dry

Lab Approach, Journal of Chemical Education 81: 475-477.

Kemdikbud., (2013), Bahan Sosialisasi Kurikulum 2013, Depdiknas, Jakarta.

Koroghlanian, C., and Klein, J. D., (2004), The Effect of Audio and Animation in

Multimedia Instruction. Journal of Educational Multimedia and

Hypermedia, 13(1): 24–46.

Kolluru, S., (2012), An Active-Learning Assignment Requiring Pharmacy Students to

Write Medicinal Chemistry Examination Questions, American Journal of

(28)

84

Kramer, I.M., Dahmani, H.R., Delouche, P., Bidabe, M., dan Schneeberger, P., (2012),

Education Catching up with Science: Preparing Students for

Three-Dimentional Literacy in Cell Biology, CBE-Life Sciences Education 11:

437-447.

Kurniasih, I., dan Berlin, S., (2014), Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesui dengan Kurikulum 2013, Kata Pena, Surabaya.

Labov, J. B., (2006), National and State Standar in Science and Potential, influency on

Undergraduate Science Education, CBE Life Edu 5(3): 204-209.

Lagowsky, (2002), The Role Of The Laboratory In Chemical Education. Texas. The University of Texas at Austin.

Lazarowictz, R., dan Tamir, P., (1994), Research on using laboratory instruction in science: in D. Gabel (Ed), Hand Book of Research on Science Teaching and Learning, Macmillan, New York.

Mahdjoubi, L., and Rahman, M. A., (2012), Effects of multimedia characteristics on

novice CAD (Computer-Aided Design), Architectural Engineering and Design Management 8:214-225.

Masruroh, S., (2014), Implementasi Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013 untuk

Meningkatkan MotivasiBelajar Siswa pada Bidang Kompetensi Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Prosiding Konvensi APTEKINDO ke 7 FPTK UPI

Bandung.

Mayer, R. E., (2003), The Promise of Multimedia Learning: Using the Same

Instructional Design MethodsAcross Different Media, Learning and Instruction, 13: 125-139.

Mayer, R. E., (2009), What Neurosurgeons Should Discover About the Science

of Learning. Clinical Neurosurgery, 56: 57–65.

Meyer, M. J., (1996), Multimedia in the Classroom, Boston: Allyn and Bacon.

Miswanda, S. S., (2010), Pengaruh Pengguanaan Metode Preview, Question, Read,

(29)

85

terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1): 557-556.

Montelongo, J A., dan Herter, R.J., (2010), Using Technology to Support Expository

Reading and Writing in Science Clases, Science Activities 47: 89-102

Moreno, R., and Mayer, R. E., (2000), A Coherence Effect in Multimedia Learning:

The Case for Minimizing Irrelevant Sounds in The Design of Multimedia

Instructional Messages. Journal of Educational Psychology, 97: 117–125.

Mulyasa, E., (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Rosdakarya, Bandung.

Munthe, (2011), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas x Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP, Tesis, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.

Nugraha, D.A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS

Berorientasi Kontruktivistik, Journal of Innovative Science Education 2(1):28.

Parulian, H. G., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk Kelas XI Semester II SMA/MA, Tesis, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.

Permendikbud, (2014), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Philips, R., (1997), A Practical Guide for Educational Applications, Kogan Page limited, London.

Purba, Friska., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Materi Laju Reaksi Sesuai dengan Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek, Tesis Prodi Pendidikan Kimia UNIMED, Medan

(30)

86

Sadirman, S. A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito., (1986), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sadirman, S. A., (2003), Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sardiman, A. M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Saefuddin, Asis, (2014), Pembelajaran Efektif. Pt Remaja Rosdakarya. Bandung.

Saefuddin, A., dan Berdiati, I., (2014), Pembelajaran Efektif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sani, R. A., (2013), Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Bumi

Aksara, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media, Jakarta.

Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media, Jakarta.

Sa’ud, U.S., (2008), Inovasi Pendidikan, Bandung, AlfaBeta.

Setyosari, Pinaji, (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana,

Jakarta.

Silitonga, L.L., dan Situmorang, M., (2009), Evektifitas Media Audivisual Terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Journal Pendidikan Kimia 1(1): 1-9.

Simatupang, N.I., and Situmorang, M., (2013), Innovation of Senior High School

Chemistry Textbook to Improve Students Achievement in Chemistry,

Proceeding of The 2nd International Conference of the Indonesian Chemical Society 2013 October, 22-23th 2013, pp. 44-52.

Sinambela, Pardomuan., (2013), Kurikulum 2013 Dan Implementasinya Dalam

(31)

87

Siregar. E.J., Silaban, R., dan Mahmud, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Bermediakan Internet terhadap Hasil Belajar dan Karakter

Jubermadita pada Materi Asam Basa Siswa SMA di Kota Binjai, Jurnal Pendidikan Kimia, 6(1): 52-58.

Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2009), Efektifitas Media Audiovisualterhadap

Peningkatan Pestasi Belajar Siswa pada Pengajaran Materi dan Perubahannya,

Jurnal Pendidikan Matematika dan Sain 3(1): 45-51.

Situmorang, M., (2003), Efektifitas Model Pemelajaran terhadap Peningkatan Prestasi

Belajar Mahasiswa dalam Perkuliahan Kimia Analitik-1, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan.

Situmorang, M., (2004), Inovasi Model-Model Pembelajaran Bidang Sain untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa, Prosiding Konaspi V Surabaya Tahun 2004

Situmorang, M., dan Sinaga, M., (2006), inovasi Pembelajarn pada Mata Kuliah Kimia

Analitik II, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sain 1(2): 114-119.

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Medan, Unimed.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi

Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa. Prosiding Seminar Dan Rapat Tahunan BKS PTN Barat Bidang MIPA di Universitas Lampung. Tgl 10-12 Mei 2013, Hal 237-246 Situmorang, M., dan Munthe, L.B., (2015), Pengembangan Media Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pengajaran Radioisotop, Prosiding Seminar

Dan Rapat Tahunan BKS PTN Barat Bidang MIPA di Tanjungpura Pontianak, Tgl 6-9 Mei 2015, pp. xx-xx.

Situmorang, M., M., Hutabarat, W., dan Situmorang, Z., (2015), The Development of

Innovative Chemistry Textbook to Improve Students Achievement of

(32)

88

Situmorang, M., Sinaga, M., Tarigan., D.A., Sitorus, C.J., dan Tobing, A.M.L., (2011),

The Affectivity of Innovated Chemistry Learning Methods to Increase Student’s Achievement in Teaching of Sulubility and Sulubility Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 29-37

Situmorang, M., Sinaga, M., Tobing, A.M.L., Sitorus, C.J., Tarigan., D.A., dan,

(2010), Teaching Innovation in the Laboratory to Increase Student’s

Achievement in Chemistry, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 7-14.

Situmorang, M., Sitorus, M., Hutabarat, W., and Situmorang, Z., (2015), The

Development of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior

High School Students in Indonesia, International Education Studies 8(10): x-x.

Slavin, (1994), Coopreative Learning Theory, Second Edition, Allyn and Bacon, Massachusetts.

Sudjana, N., dan Rivai, A., (2001), Media Pembelajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sudrajat, A., (2009), Konsep Pengembangan Bahan Ajar [online],

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2/, diakses tanggal 17 November 2015).

Suyanti, R., (2008), Pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dilengkapi Modul dan penilaian Portofolio untuk meningkatkan Prestasi Belajara Penentuan pH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I, Tesis, Prodi Kimia, Universitas Maret Surakarta.

Suyanti, R. D., (2010), Strategi Pembelajarn Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Tan, O. S., (2003), Problem Based Learning Innovation, Gale Cengange Learning, Sing Lee Press, Singapura.

Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.

Tompkins, C.J., Rosen, A.L., dan Larkin, H., (2006), Guest Editorial: An Analysis Of

(33)

89

Foundation Texts Prepare Students For Our Aging Society?, Journal of Social Work Education 42(1): 3-24.

Varghese, J., Faith, M., dan Jacob, M., (2012), Impact of e-resources on Learning in

Biochemistry: First-year Medical Students’ Perpeptions, BMC Medical Education 12: 21-29.

Viridi, S., (2011), Editorial: Inovasi dalam Pembelajaran dengan Cerita, Jurnal Inovasi

Pembelajaran Sains 1(1):1-2.

Wibawa, B., dan Mukti, F., (1992), Media Pembelajaran, Dirjen Dikti, Jakarta.

Yore, L. D., Bisanz, G. L., and Hand, B. M., (2003), Examining the Literacy

Component of Science Literacy: 25 Years of Language and Science Research.

International Journal of Science Education, 25(6): 689-725.

Yusfiani, M. dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan standarisasi Buku Ajar

Kimia SMA/MA Kelas XII Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 17(1): 38-48.

Zevenbergen, R.J., Grootenboer, P., dan Sullivan, P., (2010), Good Learning a Good

Life: Mathematics Transformation in Remote Indigenous Coomunities,

Gambar

Tabel 4.8.
Gambar 3.1.  Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia

Referensi

Dokumen terkait

Buku kimia organik dianalisis sebanyak enam buah kemudian dilakukan pengembangan bahan ajar kimia inovatif yang diintegrasikan dengan media dan metode pembelajaran yang

Dengan modul pembelajaran yang inovatif melalui integrasi media dan metode pembelajaran Kimia, sangat menarik untuk dibahas karena diharapkan dapat mempengaruhi

Skripsi berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Melalui Integrasi Media Dan Metode Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada

(2) Hasil penilaian dosen dan guru kimia terhadap bahan ajar inovatif yang telah dikembangkan sebesar 4,76 dan 4,68 yang berarti sangat valid (sangat layak) dan

Implementasi pembelajaran berbasis kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam materi laju reaksi.. Kesimpulan dari

Judul Skripsi : Pengembangan Bahan Ajar Insta Accounting Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun 2016 Skripsi

Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Multimedia Berbasis Macromedia Flash dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berbasis multimedia terintegrasi android untuk pembelajaran laju reaksi