PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS
MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA PENGAJARAN LAJU REAKSI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
EVA PRATIWI PANE NIM. 8146142007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis
Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Laju Reaksi”,
disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia.
Pada kesempatan ini penulis berkenan mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing I dan
Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal sampai dengan selesainya
penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para narasumber
Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., Bapak Dr. Mahmud, M.Sc. dan Bapak Dr. Ayi
Darmana, M.Si. yang telah memberikan masukan dan saran-saran bagi penulis. Penulis
juga sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.S. sebagai notulen
dalam meja hijau. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Bapak dan
Ibu Dosen Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
yang telah mengajar dan mendidik penulis.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Erlinda di SMA Negeri 6
Medan, Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd. di SMA Negeri 3 Medan dan kepada Bapak
Drs. Kusno di SMA Methodist 2 Medan yang telah memberikan izin penelitian di
sekolah yang dipimpin. Terimasih kepada Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 6
Medan, SMA Negeri 3 Medan, dan SMA Methodist 2 Medan yang telah membantu
iv
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sangat mendalam kepada
orangtua tercinta, Ayahanda Ganda Sitorus Pane (Almarhum) dan Ibunda Resi
Marsaulina Sibarani beserta saudara-saudara penulis dr. Lovina Pane, Tommy Pane,
S.E dan Morina Pane, S.T yang telah mengasihi, membimbing, mendoakan,
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
selama perkuliahan angkatan XXV Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan (Kelas A, B1 dan B2) yang telah memberikan motivasi dan
doa kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Terimakasih kepada seluruh sahabat
dan rekan-rekan penulis, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas setiap
dukungan doa dan motivasi yang diberikan selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga
tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016
Penulis
v
2.1.4. Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Kimia 11
2.1.5. Jenis-Jenis Bahan Ajar Kimia 12
2.1.6. Kriteria Bahan Ajar Kimia yang Baik 12
2.2. Bahan Ajar Kimia Inovatif 14
2.3. Inovasi dalam Pembelajaran Kimia 16
2.4. Multimedia dalam Pembelajaran Kimia 17
2.4.1. Media Cetak 19
2.4.2. Media Audiovisual 20
2.4.3. Media Komputer 22
2.5. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia 23
2.6. Standarisasi Kelayakan Bahan Ajar Kimia 25
2.6.1. Standarisasi Kelayakan Isi 25
2.6.2. Standarisasi Kelayakan Bahasa 26
2.6.3. Standarisasi Kelayakan Penyajian 26
2.6.4. Standarisasi Kelayakan Kegrafikan 26
2.7. Pendekatan Saintifik 27
2.7.1. Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 30
2.7.2. Tujuan Pendekatan Saintifik 31
2.7.3. Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 31
2.8. Penelitian Pengembangan (Research and Development) 32
2.9. Hasil Belajar 34
vi
2.11. Karakteristik Materi Laju Reaksi 36
2.12. Kerangka Konseptual 37
3.5.1.Quesioner untuk Kelayakan Bahan Ajar Kimia Hasil Pengembangan, 41
Media dan Motivasi
3.5.2.Evaluasi Hasil Belajar 41
3.6.Prosedur Penelitian 42
3.6.1.Pengembangan Bahan Ajar 44
3.6.2.Inovasi Bahan Ajar 44
3.6.3.Pengembangan Multimedia Bahan Ajar 44
3.6.4.Standarisasi Bahan Ajar 44
3.6.7.2.Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar 49
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Penelitian 50
4.2. Analisis Buku Kimia pada Materi Laju Reaksi yang Ada di Sekolah 52 4.3. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia pada 58
Materi Laju Reaksi
4.4. Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia 61 pada Materi Laju Reaksi
4.5. Hasil Validasi Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia pada 65 Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan
4.5.1. Aspek Kelayakan Isi 65
4.5.2. Aspek Kelayakan Bahasa 66
4.5.3. Aspek Kelayakan Penyajian 68
4.6. Hasil Validasi Multimedia Pembelajaran yang telah Dikembangkan pada 69 Materi Laju Reaksi
4.8. Efektifitas Penggunaan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia 72 pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan
vii
pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan terhadap Motivasi Belajar Siswa
4.10. Pembahasan 74
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan 79
5.2. Saran 80
DAFTAR PUSTAKA 81
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahapan Pemecahan Masalah (Problem Based Learning) 32
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Kimia Siswa Setelah 47 Menggunakan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia
pada Pembelajaran Laju Reaksi
Tabel 3.2. Kategori Motivasi Belajar Siswa Setelah Menggunakan Bahan 47 Ajar Inovatif Berbasis Multimedia Pada Pembelajaran Laju Reaksi
Tabel 3.3. Nilai Kategori Hasil Presentase Analisis Buku Kimia SMA48
pada Materi Laju Reaksi
Tabel 3.4. Kategori Validitas Untuk Analisis Hasil Perhitungan Rata- 49 rata Skor yang diperoleh dari Angket BSNP yang Disebar-
Kan kepada Dosen Kimia dan Guru Kimia
Tabel 3.5. Nilai N – Gain Ternormalisasi dan Klasifikasi 49
Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Evaluasi Belajar (Pretest 51 dan Postest) pada Materi Laju Reaksi di masing-masing
Sekolah
Tabel 4.2. Daftar Buku-Buku Kimia yang Dipergunakan untuk SMA 52 Kelas XI Semester 1 pada Materi Laju Reaksi yang Dijadikan
Rujukan dalam Usulan Urutan Materi pada Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia
Tabel 4.3. Deskripsi Buku-Buku Kimia yang Dipergunakan Siswa pada 53 Materi Laju Reaksi yang Dijadikan Rujukan dalam Usulan
Urutan Materi pada Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Mul- timedia
Tabel 4.4. Usulan Materi Laju Reaksi untuk Bahan Ajar Kimia Ino- 54 Vatif Berbasis Multimedia
Tabel 4.5. Rata-Rata Kelengkapan Isi, Keluasan Materi, Kedalaman 55 Materi, Desain dan Bahasa untuk Buku yang di Analisis oleh
Peneliti
Tabel 4.6. Deskripsi Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif pada 59 Materi Laju Reaksi
ix
Tabel 4.8. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 66 Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembang-
kan Berdasarkan Aspek Kelayakan Isi Menurut Dosen (A) dan Guru Kimia (B)
Tabel 4.9. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 67 Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembang-
Kan Berdasarkan Aspek Kelayakan Bahasa Menurut Dosen- Kimia (A) dan Guru Kimia (B)
Tabel 4.10. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 68 Multimedia pada Materi Laju Reaksi Yang telah Dikembang-
Kan Berdasarkan Aspek Kelayakan Penyajian Menurut Dosen Kimia (A) dan Guru Kimia (B)
Tabel 4.11. Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis 69 Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembang-
Kan Berdasarkan BSNP Menurut Dosen Kimia (A) dan Guru Kimia (B)
Tabel 4.12. Hasil Penilaian Dosen Media Terhadap Multimedia Pembe- 70 lajaran yang telah Dikembangkan pada Materi Laju Reaksi
Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, Gain dan Motivasi71 Siswa
Tabel 4.14. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 71
Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis 72
Tabel 4.16. Hasil Persen Peningkatan Hasil Belajar Siswa untuk masing- 73 masing Kelompok Sampel di setiap Sekolah
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia 40 Inovatif Berbasis Multimedia pada Materi Laju Reaksi
Gambar 3.2. Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia 43 Inovatif Berbasis Multimedia pada Materi Laju Reaksi
Gambar 4.1.. Tampilan halaman depan bahan ajar kimia inovatif berbasis 63 multimedia dalam bentuk e-book
Gambar 4.2. Tampilan bagian awal bab padabahan ajar kimia inovatif 63 berbasis multimedia dalam bentuk e-book
Gambar 4.3. Tampilan video animasi yang sesuai dengan materi laju reaksi 64 di dalam e-book
Gambar 4.4. Hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar 74
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia 90
Lampiran 2. Format Analisis Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1 92 pada Materi Laju Reaksi yang telah Beredar
Lampiran 3. Hasil Analisis Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1 93 pada Materi Laju Reaksi
Lampiran 4. Angket Penilaian Bahan Ajar Berdasarkan BSNP 98
Lampiran 5. Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan 109 Berdasarkan BSNP Aspek Kelayakan Isi
Lampiran 6. Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan 110 Berdasarkan BSNP Aspek Kelayakan Bahasa
Lampiran 7. Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan 111 Berdasarkan BSNP Aspek Kelayan Penyajian
Lampiran 8. Rekapitulasi Angket Bahan Ajar yang telah 112 Dikembangkan Berdasarkan BSNP
Lampiran 9. Angket Penilaian Multimedia Pembelajaran pada Materi 113 Laju Reaksi
Lampiran 10. Hasil Validasi Dosen terhadap Multimedia Pembelajaran 115
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 116
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 128
Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest pada Materi Laju Reaksi 148
Lampiran 14. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Negeri 6 Medan 158
Lampiran 15. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Negeri 3 Medan 159
Lampiran 16. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Methodist 2 Medan 160
Lampiran 17. Angket Motivasi Belajar Siswa 161
Lampiran 18. Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 163
xii
Lampiran 20. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen 169
Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol 170
Lampiran 22. Histogram Uji Normalitas Data 171
Lampiran 23. Hasil Uji Homogenitas Data 173
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengembangan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia perlu
mendapatkan perhatian karena penyediaan bahan ajar yang berkualitas baik sesuai
kurikulum akan dapat menolong siswa dalam belajar secara efektif. Pengembangan
bahan ajar kimia SMA/MA inovatif dan interaktif berbasis multimedia dapat menolong
siswa didalam pembelajaran mencapai kompetensi dan pada akhirnya meningkatkan
hasil belajar (Situmorang dan Munthe, 2015). Tahapan pengembangan dilakukan
dengan pengayaan isi materi kimia yang mengintegrasikan percobaan laboratorium,
media pembelajaran dan penerapan kontekstual (Situmorang, dkk, 2015).
Inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sangat perlu
dilakukan terutama dalam upaya mendorong pergeseran pembelajaran konvensional
kepada pembelajaran mandiri dan terstruktur yang dapat meningkatkan penguasaan
siswa di dalam konsep ilmu dan sekaligus membuat kesan pembelajaran semakin lama
dapat diingat siswa. Inovasi dalam pendidikan sering dihubungkan dengan
pembaharuan yang berasal dari hasil pemikiran kreatif, temuan dan modifikasi yang
memuat ide dan metode yang dipergunakan untuk mengatasi suatu permasalahan
pendidikan (Montelongo dan Herter, 2010; Tompkins, dkk., 2006).
Buku ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung
tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran sehingga diyakini sebagai
guru yang baik, setia, objektif, tidak pernah jemu dan menjadi jendela informasi
(Zevenbergen, dkk., 2010). Buku ajar yang baik dan inovatif dapat meningkatkan prestasi peserta didik karena siswa terdorong untuk menggunakan buku di dalam kelas
saat pembelajaran maupun untuk pengayaan dan pembelajaran mandiri (Situmorang,
2013). Buku ajar yang baik harus mengikuti perkembangan teknologi, seni dan realitas
kehidupan di dalam masyarakat yang semakin mengglobal (Corrigan, dkk,. 2009). Buku-buku pelajaran yang dipergunakan oleh siswa harus benar-benar teruji
kualitasnya sebagai sumber dan media pembelajaran. Setiap buku pelajaran yang akan
digunakan di sekolah-sekolah harus sudah melalui proses penilaian buku pelajaran
sebagai pengendali mutu buku pendidikan yang berstandar nasional. Penggunaan
sumber belajar secara maksimal akan dapat memberi pengetahuan secara lengkap dan
2
Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan
tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Materi ajar kimia yang disajikan di dalam buku ajar kimia
harus tuntas, sistematik, mudah dimengerti, menarik, inovatif, memotivasi belajar
mandiri, selaras dengan capaian kompetensi yang terdapat di dalam kurikulum
(Situmorang, 2013). Bahan ajar yang ada kurang dapat menghubungkan wawasan
lingkungan dengan materi tersebut, sehingga pada akhirmya siswa menganggap bahwa
materi kimia adalah materi yang tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat
termasuk ilmu kimia, tetapi kemajuan yang pesat dalam ilmu kimia tidak diikuti
dengan perkembangan yang cepat dalam pembelajaran kimia (Silitonga dan
Situmorang, 2009). Kemajuan telah menawarkan kesempatan baru untuk pengajaran
dan pembelajaran. Pembelajaran semakin mengandalkan teknologi multimedia, yang
melibatkan kata-kata (seperti dicetak atau teks lisan) dan gambar (seperti animasi,
video, ilustrasi atau foto).
Pembelajaran bahan ajar dengan multimedia berbasis komputer telah
mengubah praktek pembelajaran dalam pembelajaran terbuka dan jarak jauh dengan
meningkatkan pembelajaran aktif melalui interaktif dan eksplorasi. Bahan ajar dengan
multimedia yang dirancang secara sistematis harus berpotensi untuk mengatasi
keterbatasan media cetak dalam mendukung pemahaman ilmiah (scientific), terutama
dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak dalam sains (Garnett, Oliver, & Hackling,
1998). Pengembangan bahan ajar kimia SMA/MA inovatif dan interaktif berbasis
multimedia bertujuan untuk mendapatkan bahan ajar kimia SMA/MA yang standar,
inovatif dan interaktif (Simatupang dan Situmorang, 2013).
Indikasi rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sangat dirasakan pada
pembelajaran eksakta, salah satunya adalah mata pelajaran kimia sebagai bagian dari
mata pelajaran IPA (Suyanti, 2008). Kenyataan menunjukkan bahwa siswa
menganggap mata pelajaran kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih
dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya. Hal ini dapat disebabkan oleh
penyajian materi yang sulit, membosankan dan menakutkan, sehingga siswa kurang
menguasai konsep kimia, dan akhirnya belajar kimia menjadi tidak menarik lagi bagi
kebanyakan siswa. Pembelajaran kimia pada materi laju reaksi berisi konsep-konsep
3
hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak. Tidak
tersedianya bahan ajar yang standar sesuai kurikulum semakin membuat siswa sulit
belajar kimia (Yusfiani dan Situmorang, 2011). Dengan pengembangan bahan ajar
kimia yang inovatif berbasis multimedia diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, karena dari hasil pengamatan di beberapa sekolah menunjukkan bahwa
penyampaian materi kimia dengan metode ceramah dan diskusi kurang optimal dalam
meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar kimia siswa.
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, menuntut guru untuk bertindak lebih
inovatif dalam pengajaran. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik
dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan (Sa’ud, 2008). Karenanya inovasi dalam bidang pengajaran khususnya kimia sudah menjadi keharusan untuk lebih mendekatkan pengetahuan pada
diri peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Chang Lee (2015) tentang pengaruh
inovasi dalam pengajaran terhadap kepuasan belajar siswa diperoleh kesimpulan
bahwa inovasi yang dilakukan memberi dampak motivasi belajar siswa yang
meningkat. Pengetahuan baru serta kepuasan belajar juga diperoleh siswa. Penggunaan
bahan ajar inovatif akan sangat membantu siswa dalam memahami pembelajaran.
Apalagi modul yang ada berbasis pada multimedia. Keberadaan media memperjelas
pemahaman siswa tentang bahan yang diajarkan. Media yang digunakan dapat berupa
media cetak, pameran, audio, video, multimedia, dan media net/web.
Kegiatan pembelajaran harus dilakukakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta. Inovasi
pembelajaran dalam bahan ajar dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain
pendekatan scientific. Problem Based Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah pendekatan scientific.
Problem Based Learning membantu siswa dalam memilih masalah, mendefenisikan masalah, memecahkan masalah, menyelesaikan masalah, membantu
mengembangkan berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan dalam
mengembangkan kerja kelompok (Killyey dalam Mellyzar, 2013). Siregar (2014)
4
belajar peserta didik dalam pembelajaran kimia yang menggunakan Problem Based Learning bermedia internet.
Beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan bahan ajar kimia SMA
menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong siswa didalam
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Siswa sangat
tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran. Dalam
penelitiannya persentase pencapaian hasil belajar siswa kelompok eksperimen
memiliki rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62, dan
keduanya berbeda nyata (Situmorang, 2013). Menurut Parulian (2013) dalam
penelitian Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk Kelas XI Semester II
SMA/MA, menyatakan bahwa pengajaran dengan menggunakan buku ajar kimia
inovatif dapat meningkan hasil belajar rata-rata 74,25% sedangkan pengajaran dengan
buku pengangan siswa meningkatkan hasil belajar rata-rata 73%.
Pengembangan bahan ajar bertujuan untuk mewujudkan bahan ajar yang dapat
menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna terhadap prestasi belajar
dan memenuhi kriteria mutu (Labov, 2006; Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer,
2011; Fastre, 2010). Pengembangan bahan ajar kimia berbasis multimedia dengan
mengintegrasikan model pembelajaran inkuiri dimaksudkan untuk menghasilkan
bahan ajar kimia yang inovatif dalam bentuk hardcopy dan e-book untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian
dengan mengembangkan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Laju Reaksi”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,
terdapat beberapa masalah yang terindetifikasi, yaitu:
1. Bahan ajar yang sudah ada belum mampu menyajikan materi sesuai tuntutan
kurikulum dan belum mengikuti perkembangan IPTEK secara maksimal .
2. Bahan ajar yang ada belum memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) berupa penggunaan software yang relevan.
3. Bahan ajar yang ada belum mengintegrasikan kegiatan laboratorium dengan
5
4. Materi laju reaksi yang disajikan dalam buku yang beredar masih singkat dan
sangat jarang ditemukan pengaplikasian materi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa sering belajar dengan cara menghafal tanpa membentuk pengertian
terhadap materi kimia yang dipelajari.
6. Penyajian materi kimia kurang menarik dan membosankan, sehingga
terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa dan mengakibatkan siswa kurang
menguasai konsep-konsep dasar pelajaran kimia.
7. Sistematika dan urutan materi pelajaran yang belum mampu memotivasi
siswa belajar karena mengajarkan materi pelajaran yang tergolong sulit tanpa
memberikan pengertian dasar yang diperlukan.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Materi yang dianalisis dan dikembangkan adalah materi laju reaksi pada
SMA/MA. Kelas XI Semester 1.
2. Pengembangan materi pembelajaran dilakukan sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.
3. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan
laboratorium, metode dan model pembelajaran, serta multimedia
pembelajaran.
4. Multimedia yang digunakan dikemas dalam bentuk e-book yang merupakan integrasi antara software flipbook maker dengan video pembelajaran dan animasi.
5. Pendekatan saintifik yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar adalah
pembelajaran model Problem Based Learning (PBL).
6. Validator untuk bahan ajar yang dikembangkan adalah dosen kimia dan guru
kimia yang sedang aktif mengajar.
7. Uji coba bahan ajar pada materi laju reaksi dilakukan dengan uji ahli dan uji
6
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi memerlukan revisi?
2. Apakah bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi
telah layak berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa?
3. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar kimia
inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku ajar pegangan siswa?
4. Bagaimana efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis
multimedia pada materi laju reaksi terhadap hasil belajar siswa?
5. Bagaimana kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang
menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju
reaksi dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar yang menggunakan buku ajar pegangan siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar kimia
inovatif berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran
laju reaksi untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan,
serta membantu peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Tujuan dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi
memerlukan revisi atau tidak.
2. Untuk mengetahui bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi
laju reaksi telah layak berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang
menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju
reaksi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku ajar
pegangan siswa.
4. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis
7
5. Untuk mengetahui kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang
menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju
reaksi dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siwa terhadap hasil
belajar yang menggunakan buku pengangan siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan
bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang dapat meningkatkan dan
hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
2. Membantu guru dalam pengajaran di sekolah maupun di luar sekolah.
3. Memperoleh bahan ajar yang layak dan menarik, yang dapat membantu siswa
dalam mempelajari kimia.
4. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon guru,
pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang
ingin mengkaji tentang hasil pengembangan bahan ajar kimia inovatif berbasis
multimedia sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan mengembangkan dengan
menggunakan alat atau media tertentu dalam rangka pencapaian mutu dan
kualitas tertentu. Tahapan pengembangan dilakukan dengan pengayaan isi
materi kimia yang mengintegrasikan percobaan laboratorium, media
pembelajaran dan penerapan kontekstual (Situmorang, dkk, 2015).
2. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
(Abidin, 2014).
3. Inovasi dalam bahan ajar merupakan suatu upaya pembaharuan terhadap
berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran
berupa ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung. Bahan ajar inovatif dalam
penelitian ini adalah bahan ajar yang dirancang atau disusun dengan
8
multimedia dalam proses pembelajaran dan pengintegrasian kegiatan
laboratorium dengan tujuan agar siswa menjadi lebih aktif dan lebih mudah
memahami pelajaran (Montelongo dan Herter, 2010; Tompkins, dkk., 2006).
4. Multimedia merupakan penggunaan beberapa media untuk menyajikan
informasi meliputu kombinasi teks, suara, grafik, animasi, gambar, video dan
suara, seperti perangkat komputer. Multimedia yng digunakan dalam bahan ajar
ini berupa software flipbook makeryang dikemas dalam bentuk electronic book
(e-book). Perangkat ini telah dilengkapi dengan sound card dan CD-Rom yang
telah memenuhi syarat sebagai suatu perangkat multimedia, dan dapat
dikategorikan sebagai media audio visual (Meyer, 1996).
5. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari
puncak proses belajar. Hasil belajar juga dapat didefenisikan sebagai hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasilbelajar
pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa sebagai acuan untuk
melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Dimyati dan
Mudjiono, 2009).
6. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
79
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi memberikan rata-rata 48%
adalah cukup, namun masih terdapat kekurangan-kekurangan pada setiap buku
sehingga perlu dilakukan pengembangan.
2. Hasil rata-rata dari angket BSNP yang diberikan kepada dosen kimia dan guru
kimia terhadap bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia diperoleh rata-rata
sebesar 4,26 adalah valid, artinya bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia
pada materi laju reaksi layak dan tidak perlu dilakukan revisi kembali. Sedangkan
untuk penilaian terhadap multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan
diperoleh rata-rata 3,90 adalah valid (layak) untuk digunakan dan tidak perlu
direvisi.
3. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku pegangan siswa,
yang dibuktikan dengan sig. (0,000) < α (0,05) dan thitung > tttabel (11,881 > 1,97338). 4. Efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi
laju reaksi yang diperoleh menunjukkan persen peningkatan hasil belajar kimia
siswa menggunakan bahan ajar inovatif berbasis multimedia di SMA Negeri 6
Medan sebesar 69% (kategori sedang), untuk siswa di SMA Negeri 3 Medan
sebesar 71% (kategori tinggi), dan di SMA Methodist 2 Medan 70% (kategori
tinggi), sedangkan yang menggunakan buku ajar pegangan siswa di SMA Negeri 6
sebesar 52% (kategori sedang), untuk siswa di SMA Negeri 3 Medan sebesar 48%
(kategori sedang), dan di SMA Methodist 2 Medan 54% (kategori sedang).
5. Kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang menggunakan bahan
ajar inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi (R = 95,9 %) lebih tinggi
dibandingkan dengan kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
80
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan:
1. Sebelum menggunakan buku ajar atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
maupun dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
pelajar.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia inovatif
berbasis multimedia agar menganalisis lebih banyak buku kimia dan disarankan
untuk mengembangkan bahan ajar kimia inovatif pada materi yang lain agar dapat
dijadikan sebagai studi perbandingan guna meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya mata pelajaran kimia.
3. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada materi pelajaran yang lain, untuk dapat
dibandingkan peningkatan hasil belajarnya.
4. Bahan ajar kimia inovatif laju reaksi perlu direkomendasikan untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar karena terbukti lebih efektif.
5. Bagi guru bidang studi kimia agar dapat menerapkan pembelajaran dengan
menggunalan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia untuk dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pelajaran kimia menjadi
81
DAFTAR PUSTAKA
Abed, E. R., and Al-Absi, M. M., (2015), Content Analysis of Jordanian Elementry
Textbooks during 1970-2003 as Case Study, International Education Studies 8(3): 159-166.
Abidin, Y., (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, Penerbit Refika Aditama, Bandung.
Albers, C., (2009), Teaching: From Disappointment To Ecstasy, Teaching Sociology; 37(3): 269-282.
Bentley. J.W., Mele, P.V., dan Acheampong, G.K., (2010), Experimental By Nature:
Rice Farmerin Ghana, Humam Orgainzation 69(2): 129-138.
BSNP, (2006), Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas,
Jakarta.
Burden, P. L., and Byrd, D. M., (1999), Methods for Effective Teaching, Allyn and Bacon, Boston.
Carter, J. L., and Mayer, W. V., (1988), Reading Beyond the Textbook: Great Books
of Biology, Bioscience 38(7): 490-493.
Borg, W. R., and Gall, M. D., (1983), Educational Research: An Introduction. 4th Ed.
Longman, Inc, New York.
Chambliss, M. J., (2001), Analyzing Science Textbook Materials to Determine how
“Persuasive” They Are, Theory into Practice 40(4): 255-264.
Chang Lee, P., Ta Lin, Cheng., dan Hong Kang, H., (2015), The Influence of Open
Innovative Teaching Approach Toward Student Satisfaction :a case of Si-Men
Primary School, Springer: Online Publisher.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Corrigan, M.J., Bill, M.L., dan Slater, J.R., (2009), The Development of a Subtance
82
Dimyati dan Modjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Depdiknas, (2008), Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.
Dick, W., and Carey, L., (1978), The Systematics Design of Instruction, Foresman Co,
Illionois.
Dolan, E., (2009), Recent Research in Science Teaching and Learning, CBE-Life Science Education 8(3): 162-164.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, (2008), Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.
Edginton, A., dan Holbrook, J., (2010), A Blended Learning Approach to Teaching
Basic Pharmacokinetic and the Significance of Face-to-Face Interactin,
American Journal of Pharmaceutical Education; 74(5): 1-11.
Fastre, R. D. Dan Carlson, L. H., (1992), Learning to Teach with Multimedia. T H E Journal, (online), 20 (2).
Furgon, (2009), Kriteria Bahan Ajar: http://www.tek-nologipendidikan.co.cc akses September 2015.
Garnett, P., Oliver, R., & Hackling, M., (1998), Design interactive multimedia
materials to support concept development in beginning chemistry classes. In
T. Chan, A. Collins, & J. Lin (Eds.), Global education on the Net:
Proceedings of the 6th International Conference on Computer in Education
(pp. 141–144). Beijing: China Higher Education Press, and Heidelberg:
Springer Verlag.
Good, J. J., Woodzicka, J. A., and Wingfield, L. C., (2010), The Effects of Gender
Stereotypic and Counter-Stereotypic Image on Science Performnce, The Journal of Social Psycology 150(2): 132-147.
83
Gravana, N. G., (2009), Creating Alternatives in Science, Journal of Commercials Biotechnology 15(2): 161-171.
Greene dan Petty, (1981), Developing Language Skill in The Elementry Schools, Alyn and Bacon Inc, Boston, 504-2.
Hackbarth, S,. (1996), The educational technology handbook: A comprehensive Guide.
Englewood Cliffs: Educational Technology Publication, Inc.
Hake,R.,(1998),AnalyzingChage/GainScores:http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Ana
lyzingChange-Gain.pdf akses Nopember 2015)
Holliday, W. G., (2002, Selecting A Science Textbook, Science Scope 25(4): 16-20.
Hosler, J., dan Boomer, K. B., (2011), Area Comic Books an Effective Way to Engage
Non Majors in Learning and Appreciating Science?, CBE-Life Sciences Education 10: 309-317.
Isjoni., (2011), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar
Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Jippers, E., Engelen, J.M.L., Brand, P.L.P., dan Oudkerk, M., (2010),
Competency-based (canMEDS) Residensy Training Programme Radiology: Systematic
Desaign Prosedure, Curriculum and Success Factor, Eur Radiol 20(4): 967-977.
Karpen, M.E., Handerleiter, J., dan Schaertel, A., (2004), Integrating computational
chemistry into the physical chemistry laboratory curriculum: A Wet Lab/Dry
Lab Approach, Journal of Chemical Education 81: 475-477.
Kemdikbud., (2013), Bahan Sosialisasi Kurikulum 2013, Depdiknas, Jakarta.
Koroghlanian, C., and Klein, J. D., (2004), The Effect of Audio and Animation in
Multimedia Instruction. Journal of Educational Multimedia and
Hypermedia, 13(1): 24–46.
Kolluru, S., (2012), An Active-Learning Assignment Requiring Pharmacy Students to
Write Medicinal Chemistry Examination Questions, American Journal of
84
Kramer, I.M., Dahmani, H.R., Delouche, P., Bidabe, M., dan Schneeberger, P., (2012),
Education Catching up with Science: Preparing Students for
Three-Dimentional Literacy in Cell Biology, CBE-Life Sciences Education 11:
437-447.
Kurniasih, I., dan Berlin, S., (2014), Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesui dengan Kurikulum 2013, Kata Pena, Surabaya.
Labov, J. B., (2006), National and State Standar in Science and Potential, influency on
Undergraduate Science Education, CBE Life Edu 5(3): 204-209.
Lagowsky, (2002), The Role Of The Laboratory In Chemical Education. Texas. The University of Texas at Austin.
Lazarowictz, R., dan Tamir, P., (1994), Research on using laboratory instruction in science: in D. Gabel (Ed), Hand Book of Research on Science Teaching and Learning, Macmillan, New York.
Mahdjoubi, L., and Rahman, M. A., (2012), Effects of multimedia characteristics on
novice CAD (Computer-Aided Design), Architectural Engineering and Design Management 8:214-225.
Masruroh, S., (2014), Implementasi Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013 untuk
Meningkatkan MotivasiBelajar Siswa pada Bidang Kompetensi Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Prosiding Konvensi APTEKINDO ke 7 FPTK UPI
Bandung.
Mayer, R. E., (2003), The Promise of Multimedia Learning: Using the Same
Instructional Design MethodsAcross Different Media, Learning and Instruction, 13: 125-139.
Mayer, R. E., (2009), What Neurosurgeons Should Discover About the Science
of Learning. Clinical Neurosurgery, 56: 57–65.
Meyer, M. J., (1996), Multimedia in the Classroom, Boston: Allyn and Bacon.
Miswanda, S. S., (2010), Pengaruh Pengguanaan Metode Preview, Question, Read,
85
terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1): 557-556.
Montelongo, J A., dan Herter, R.J., (2010), Using Technology to Support Expository
Reading and Writing in Science Clases, Science Activities 47: 89-102
Moreno, R., and Mayer, R. E., (2000), A Coherence Effect in Multimedia Learning:
The Case for Minimizing Irrelevant Sounds in The Design of Multimedia
Instructional Messages. Journal of Educational Psychology, 97: 117–125.
Mulyasa, E., (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Rosdakarya, Bandung.
Munthe, (2011), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas x Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP, Tesis, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.
Nugraha, D.A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS
Berorientasi Kontruktivistik, Journal of Innovative Science Education 2(1):28.
Parulian, H. G., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk Kelas XI Semester II SMA/MA, Tesis, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.
Permendikbud, (2014), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Philips, R., (1997), A Practical Guide for Educational Applications, Kogan Page limited, London.
Purba, Friska., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Materi Laju Reaksi Sesuai dengan Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek, Tesis Prodi Pendidikan Kimia UNIMED, Medan
86
Sadirman, S. A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito., (1986), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sadirman, S. A., (2003), Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sardiman, A. M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Saefuddin, Asis, (2014), Pembelajaran Efektif. Pt Remaja Rosdakarya. Bandung.
Saefuddin, A., dan Berdiati, I., (2014), Pembelajaran Efektif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sani, R. A., (2013), Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Bumi
Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media, Jakarta.
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media, Jakarta.
Sa’ud, U.S., (2008), Inovasi Pendidikan, Bandung, AlfaBeta.
Setyosari, Pinaji, (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana,
Jakarta.
Silitonga, L.L., dan Situmorang, M., (2009), Evektifitas Media Audivisual Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Journal Pendidikan Kimia 1(1): 1-9.
Simatupang, N.I., and Situmorang, M., (2013), Innovation of Senior High School
Chemistry Textbook to Improve Students Achievement in Chemistry,
Proceeding of The 2nd International Conference of the Indonesian Chemical Society 2013 October, 22-23th 2013, pp. 44-52.
Sinambela, Pardomuan., (2013), Kurikulum 2013 Dan Implementasinya Dalam
87
Siregar. E.J., Silaban, R., dan Mahmud, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Bermediakan Internet terhadap Hasil Belajar dan Karakter
Jubermadita pada Materi Asam Basa Siswa SMA di Kota Binjai, Jurnal Pendidikan Kimia, 6(1): 52-58.
Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2009), Efektifitas Media Audiovisualterhadap
Peningkatan Pestasi Belajar Siswa pada Pengajaran Materi dan Perubahannya,
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sain 3(1): 45-51.
Situmorang, M., (2003), Efektifitas Model Pemelajaran terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Mahasiswa dalam Perkuliahan Kimia Analitik-1, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan.
Situmorang, M., (2004), Inovasi Model-Model Pembelajaran Bidang Sain untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa, Prosiding Konaspi V Surabaya Tahun 2004
Situmorang, M., dan Sinaga, M., (2006), inovasi Pembelajarn pada Mata Kuliah Kimia
Analitik II, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sain 1(2): 114-119.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Medan, Unimed.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Prosiding Seminar Dan Rapat Tahunan BKS PTN Barat Bidang MIPA di Universitas Lampung. Tgl 10-12 Mei 2013, Hal 237-246 Situmorang, M., dan Munthe, L.B., (2015), Pengembangan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pengajaran Radioisotop, Prosiding Seminar
Dan Rapat Tahunan BKS PTN Barat Bidang MIPA di Tanjungpura Pontianak, Tgl 6-9 Mei 2015, pp. xx-xx.
Situmorang, M., M., Hutabarat, W., dan Situmorang, Z., (2015), The Development of
Innovative Chemistry Textbook to Improve Students Achievement of
88
Situmorang, M., Sinaga, M., Tarigan., D.A., Sitorus, C.J., dan Tobing, A.M.L., (2011),
The Affectivity of Innovated Chemistry Learning Methods to Increase Student’s Achievement in Teaching of Sulubility and Sulubility Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 29-37
Situmorang, M., Sinaga, M., Tobing, A.M.L., Sitorus, C.J., Tarigan., D.A., dan,
(2010), Teaching Innovation in the Laboratory to Increase Student’s
Achievement in Chemistry, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 7-14.
Situmorang, M., Sitorus, M., Hutabarat, W., and Situmorang, Z., (2015), The
Development of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior
High School Students in Indonesia, International Education Studies 8(10): x-x.
Slavin, (1994), Coopreative Learning Theory, Second Edition, Allyn and Bacon, Massachusetts.
Sudjana, N., dan Rivai, A., (2001), Media Pembelajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Sudrajat, A., (2009), Konsep Pengembangan Bahan Ajar [online],
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2/, diakses tanggal 17 November 2015).
Suyanti, R., (2008), Pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dilengkapi Modul dan penilaian Portofolio untuk meningkatkan Prestasi Belajara Penentuan pH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I, Tesis, Prodi Kimia, Universitas Maret Surakarta.
Suyanti, R. D., (2010), Strategi Pembelajarn Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tan, O. S., (2003), Problem Based Learning Innovation, Gale Cengange Learning, Sing Lee Press, Singapura.
Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.
Tompkins, C.J., Rosen, A.L., dan Larkin, H., (2006), Guest Editorial: An Analysis Of
89
Foundation Texts Prepare Students For Our Aging Society?, Journal of Social Work Education 42(1): 3-24.
Varghese, J., Faith, M., dan Jacob, M., (2012), Impact of e-resources on Learning in
Biochemistry: First-year Medical Students’ Perpeptions, BMC Medical Education 12: 21-29.
Viridi, S., (2011), Editorial: Inovasi dalam Pembelajaran dengan Cerita, Jurnal Inovasi
Pembelajaran Sains 1(1):1-2.
Wibawa, B., dan Mukti, F., (1992), Media Pembelajaran, Dirjen Dikti, Jakarta.
Yore, L. D., Bisanz, G. L., and Hand, B. M., (2003), Examining the Literacy
Component of Science Literacy: 25 Years of Language and Science Research.
International Journal of Science Education, 25(6): 689-725.
Yusfiani, M. dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan standarisasi Buku Ajar
Kimia SMA/MA Kelas XII Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 17(1): 38-48.
Zevenbergen, R.J., Grootenboer, P., dan Sullivan, P., (2010), Good Learning a Good
Life: Mathematics Transformation in Remote Indigenous Coomunities,