MEMBANGUN MASYARAKAT
PEMBELAJAR & BUDAYA EPISTEMIK
PERAN SARJANA ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI
DALAM MASYARAKATNYA
Masyarakat Pembelajar
•
Konsep asyarakat pe belajar” erat dikaitkan dengan
konsep sebelu nya tentang pe belajaran seu ur hidup”.
•
Organisasi-organisasi dunia dan Pemerintahan di berbagai
negara seringkali mengadopsi konsep ini untuk
mewujudkan masyarakat yang mengandalkan pendidikan
dan pengetahuan, selain sumberdaya alam dan jumlah
penduduk, sebagai pondasi kesejahteraannya.
•
Dengan begitu konsep asyarakat pe belajar” seringkali
juga tidak dapat dilepaskan dengan gagasan tentang
Knowledge Society & Epistemic Culture
•
Knowledge society
sebuah masyarakat yang
tidak hanya memiliki banyak pengetahuan dan
infrastruktur informasi, tetapi juga yang dipenuhi
oleh
knowledge settings
, serangkaian
pengaturan, proses, dan prinsip-prinsip yang
mendukung pengetahuan dan artikulasinya.
•
Epistemic cultures = cultures of knowledge
settings.
•
Knowledge society =
masyarakat yang dilandasi
oleh budaya epistemik. Dengan kata lain, budaya
epistemik ini adalah fitur struktural dari setiap
Epistemic Culture sebagai Microculture
•
Pengetahuan sebagai
produk
riset
versus
Pengetahuan
sebagai
proses
pengetahuan sebagai practice
.
•
Culture
, termasuk di dalamnya praktik, selain juga
konteks (
contexts of existence)
yang mencakup pula
objek-objek material, serta proses rutin sehari-hari
(lifeworld processes).
•
Istilah
epistemic culture
diletakkan di praktik-praktik
mikro di sekolah formal dan habitat lain tempat
berlangsungnya
knowledge practices
. Namun tidak
semua lokasi ini berupa
bounded spaces
. Ada banyak
kasus yang melibatkan banyak lokasi dalam skala cukup
besar, misalnya
international networks of
Knowledge & Epistemic Culture
ikli ” belajar Kebijakan Pendidikan Umum Literacy, Learning CapacityEPISTEMIC CULTURE - serangkaian praktik (practices), pengaturan (arrangements) dan mekanisme (mechanisms)
EPISTEMIC CULTURE : Interaction in Practice dan Knowing in Practice
discuss
PERAN & MAKNA PERPUSTAKAAN
Penerbitan
Perpustakaan dalam Epistemic Culture
Learning Results Publication
Knowing in Practice
Perpustakaan Laboratorium
sarah ziebell
information resource officer u.s. embassy jakarta
definitions
i n f o r m a l l e a r n i n g e n v i r o n m e n t
• learning via
participation, collaboration
• learning through
knowledge creation
• in contrast with the
traditional view of teacher-centered
learning via knowledge acquisition
p e r s o n a l l e a r n i n g e n v i r o n m e n t
•
personal: about
interests and needs
of each learner
•
learning:
self-directed
information consumption
•
alters learning venues + expectations
•
offers new access points to knowledge
•
makes attention zones morph
•
creates pervasive, perpetual awareness of social
networks, real-time sharing, just-in-time
searching
with social media come new
learning strategies
• peer-to-peer learning by doing
• diy learning
• rise of amateur experts
• feedback and response network
• self-directed learning
• collaborative/”nodes of production” -style learning
community-driven, interdisciplinary, tech-friendly
learning environments
destination
identity
conversations
community
retreat
timely
human factors
resources
refreshments
informal learning environments - attributes
how is space perceived?
what is the dynamic of interactions?
clearly visible staff areas
wide variety of work areas
comfortable
changeable
designing the intuitive space
observational sweeps
coordinate mapping
photographic
mapping
visual data analysis
share opportunities for connectivity between personal interests +
professional life
help patrons transfer experiences to the academic/professional world
google tools (docs, sheets, slides) for collaboration
linkedin and tackk for eportfolios
youtube, blogs, wikis, social media for curation
encourage people to develop mature habits for information management and sharing
sarah ziebell
information resource officer u.s. embassy jakarta
Membangun Lingkungan Pembelajaran Berbasis Pengetahuan
Librarians, space, and the atmosphere
Seminar, Lokakarya dan Workshop Kepustakawanan Nasional Munas ISIPII dan Rakernas FPPTI
Bandung, Rabu – Jumat, 19-21 Agustus 2015
Ida F Priyanto
Universitas Gadjah Mada
Pustakawan harus berpengetahuan
Berjejaring & tidak membangun kotak dalam kotak
Pustakawan harus berjejaring dan out of the box
Jangan tidur di dalam kotak
Tunjukkan impresi diri (dengan mengembangkan diri)
Hidup dalam dua dunia
Care of others
Pustakawan harus memiliki visi (
dan
pengaruh)
Yang ingin dicapai dan hal itu disampaikan di dalam perpustakaan?
Definisi perpustakaan dan layanannya?
Kriteria keberhasilan perpustakaan? Ukurannya?
Pengaruh yang diharapkan?
Tema atau identitas perpustakaan saudara?
Perpustakaan untuk?
Membuka cakrawala dunia maya
Partisipasi dlm masyarakat dan jaringan sosial
Membantu mengorganisasi dan mengantarkan
keberhasilan pemustaka
Mendukung penelitian & pembelajaran life-wide
Memudahkan akses pengetahuan & informasi
Membangun masyarakat demokratis yang
terinformasi
Pengembangan budaya dan etika
Memaksimalkan pemanfaatan & pengaruh
informasi
Tugas perpustakaan?
Mengembangkan koleksi
Meminjamkan koleksi
Kegiatan teknis
Menyediakan akses &
komputer
Memiliki situs web
Menyediakan area belajar
Membantu menelusur
informasi
Mengadakan pelatihan
Fasilitas dan standar baru perpustakaan
Tidak semua koleksi di-display di rak, sebagian masuk gudang tetapi tetap aksesibel.
Meningkatnya Self-service
Librarians out from the desk
Layanan peminjaman eReader dan tablet
Layanan print, scan, copy dengan satu kartu
Layanan library café
Information skills dan library skills
Layanan ATM
space
Space perpustakaan semakin banyak untuk users’ activities
Standar baru 3.5m2 per user
Space koleksi makin sedikit, bahkan menjadi remote storage
more space for collaborative works
[In the past,]
libraries were places of silence
with pockets of group work and activity.
In the 21
st
century, they are becoming places of
learning activity with pockets of silence.
Tren perpustakaan pembelajaran
Koleksi secara fisik berkurang
Kolaborasi dan kenyamanan
Quiet spaces
Pengosongan rak
Community and technology hubs
Semua area perpustakaan menjadi learning spaces
Fleksibilitas and modularitas
Integrasi dengan layanan lain, misal, TI, galeri, arsip, museum
E-everything
Food and drink
Makerspaces
Tren Landmark Libraries
Perpustakaan sebagai forum
Kerjasama antar perpustakaan
Connect the campus – perpustakaan sebagai “public street”
Me”nyala”kan perpustakaan
Pentingnya pedestrian conscious—space outdoor utk belajar
Mendukung semua mahasiswa—perlunya help desks in traffic areas, dan roaming librarians
Memfungsikan space bekas koleksi
Fleksibel untuk ketidakpastian (furniture berroda)
TI yang terintegrasi
atmosphere
“Customers don’t want products or services, they want experiences”
(Steve Jobs)
Perpustakaan yang baik memberikan:
- Entertainment
- Education
- Escapism
Perpustakaan sebaiknya:
Design untuk jangka pendek
Tidak harus malu mengikuti gagasan dari orang lain untuk direalisasi
Bermitra
Menekankan wayfinding dan layanan mandiri
Sampaikan kegiatan dan inovasi ke publik
Self-check yang leluasa
Membangun suasana akademis dan kreatif,
berwawasan teknologi
Perhatikan flow dan area pemustaka: Jalan untuk pemustaka
sebaiknya diusahakan tidak terganggu oleh kegiatan administratif dan teknis internal perpustakaan – Harus diusahakan jalur terpisah
Perpustakaan harus informatif
Area pemustaka harus benar benar menampilkan suasana akademis tetapi welcoming siapapun
Terima kasih
ida F Priyanto
PROFESIONAL
Spesialis Subjek
RAGAM PROFESI
dari Pustaka sampai Informatika
Pustakawan Akademik Spesialis Informasi Guru Pustakawan Manajer Rekod Spesialis Media Pejabat Informasi Manajer Data Pejabat Pengetahuan Manajer
Dokumen Kurator Data
KECENDERUNGAN PUSTAKA KECENDERUNGAN INFORMATIKA
PUSTAKAWAN ARSIPARIS MANAJERIAL KOORDINATIF ADVOKASI EDUKASI TEKNOLOGIS Pustakawan Sekolah Konvergensi pustaka-informatika
PROFESIONAL >> empat pendekatan
• Ijasah dan kompetensi saja tidaklah cukup.
• Perlu berteori
sambil
praktik”
• Multi dan Inter-disiplin semakin perlu • Pemahaman kebutuhan masyarakat menjadi semakin penting.
• Perlu kreatif sekaligus responsif..
• Persilangan & persaingan antar profesi meningkat. • Kemampuan kolaborasi lintas profesi semakin dibutuhkan • Profesi menjadi rentan terhadap perubahan sosial-politik.
• Masalah etika profesi
Menuju Otonomi Profesi
•
Otonom
–
kemampuan mengambil inisiatif dan
menyelesaikan tindakan secara mandiri
–
mengendalikan isi, cara, kecepatan pelaksanaan
tugas-kegiatan relatif terbebas dari pihak lain.
• Strategic autonomy
• Operational autonomy
•
Kontrak sosial
–
civil society, demokratisasi
Teori informasi Informetrika dan bibliometrika Information retrieval Sistem informasi Teori kognitif Perilaku informasi Masyarakat informasi Kebijakan informasi Matematika statistika Telekomunikasi enjinering komunikasi Sosiologi ilmu Ilmu kognisi Linguistik sibernetika Ilmu organisasi Ekonomi Psikologi Sosiologi Teori-teori kebudayaan Politik dan kebijakan publik
Sifat Multidisipliner Ilmu Informasi & Perpustakaan
Klasifikasi dan Organisasi Informasi
Manajemen Institusi Perpustakaan, Dokumentasi,
Kearsipan, Rekod, Museum,
Komunikasi dan Perilaku Informasi
Cenderung teoritis
Bergerak Bersama Menuju Profesionalisme Pustakawan
Anastasia Tri Susiati
Tuntutan kepada Perpustakaan
Core business untuk perpustakaan: layanan dan koleksi.
Layanan seperti apa?
Berada pada platform digital
Layanan sesuai kebutuhan user (GENERASI)
Mendukung penggunaan informasi legal secara efektif
melalui pelatihan terutama untuk mendukung riset
Koleksi seperti apa?
Koleksi lokal yang dapat diakses secara global
Menyediakan sumber-sumber informasi yang terpercaya,
IDE
Pustakawan
Kompeten
Kompetitif
Profesional
Resiko profesional
Menumbuhkan sikap profesional
Sikap selalu menggunakan metode untuk
menyelesaikan masalah
Menjadikan sikap profesional menjadi budaya di
lingkungan kerja
Dorongan pemimpin kepada pustakawan untuk
menumbuhkan dan menjaga agar budaya profesional berjalan dengan baik
Layak disebut profesional : Tuntutan bahwa
pustakawan memiliki keahlian dan ketrampilan teknis yang tinggi
Memiliki pengetahuan umum untuk mendukung
kinerjanya
Melaksanakan kode etik profesi
Kompetensi
McLelland(1973) Karakter yang berpengaruh langsung
terhadap kinerja
Kinerja menentukan produktivitas
Produktivitas yang dilakukan sesuai visi misi
organisasi
Kompetensi pustakawan : inti dari suatu profesi
Kompetensi : Kompetensi personal dan profesional
Drejer (2002) Kompetensi merupakan gabungan dari
unsur teknologi, manusia, organisasi dan budaya
Sikap Kompetitif
Strategi untuk mengakumulasi diri dalam rangka
menumbuhkan rasa percaya diri
Melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung
misalnya melatih diri dengan berbagai ketrampilan pribadi
Mencari peluang untuk menumbuhkan sikap kompetitif
seperti : mengikuti hibah kompetitif, melakukan penelitian, mengikuti akreditasi pustakawan
Menyadari bahwa kompetisi juga menimbulkan akibat :
Tuntutan perpustakaan bertitik nol
Cara pandang perpustakaan berubah dari tentang buku
atau informasi menjadi tentang bagaimana
memfasilitasi seseorang untuk berpartisipasi,
berinteraksi dan menciptakan sesuatu sebagai bagian dari layanan perpustakaan
Dibutuhkan pustakawan profesional yang dinamis
(Mempunyai wawasan dan kemampuan terhadap
ilmunya secara luas)
Dibutuhkan pustakawan yang memiliki :
skill yang memadai dibidang IT
Kemampuan menginformasikan perpustakaannya melalui
berbagai media
Strategi melakukan jejaring
Pustakawan tidak berjalan sendiri-sendiri
Jejaring menentukan kemajuan pustakawan yang mau
berubah membangun budaya profesional
Berjejaring membuahkan hasil :
Internship
Pembicara pada konferensi baik nasional maupun
internasional
Memiliki kompetensi lain diluar profesinya misalnya dalam
hal berorganisasi
Mensejajarkan profesi pustakawan didalam organisasi
Resiko Profesional
Memaksa pustakawan untuk mau berubah dan
memperbaharui pengetahuannya dengan membaca
atau mencari peluang untuk mengasah kemampuannya
Pustakawan harus menjadi pemelihara dan fasilitator
sumber-sumber informasi
Mampu menginformasikan perpustakaannya dalam
Bangga akan profesi
Peran profesi pustakawan menjadi penting
Mampu bersinergi dengan organisasi
Mampu menyampaikan kualitas organisasi melalui
layanan yang diberikan
Menjadi pustakawan handal dengan menggabungkan
kemampuan pribadi dan profesional dalam kinerjanya
Memperlihatkan bahwa profesi pustakawan adalah
Thank You
Pustakawan Profesi Idaman :
Its Trajectory
Oleh: Luki Wijayanti
Makalah disampaikan pada “e inar dan Lokakarya Nasional Kepustakawanan Indonesia 2015 dengan tema
Library Mo e On : Bangga Menjadi Profesional di Dunia
Latar belakang
•
Perpustakaan sebagai gerbang pengetahuan
•
Perpustakaan merupakan ruang publik yang
paling terbuka
•
Meskipun fungsinya tetap, perkembangan TIK
merubah cara pengelolaan informasi,
terutama penyampaiannya
•
Besarnya koleksi buku bukan menjadi jaminan
Fungsi Perpustakaan
•
Mempertemukan pengguna dengan sumber
informasi,
•
mempertemukan kelompok pengguna dengan
pengguna lain,
1987 - 2001
•
Perpustakaan UI (1983 ), perpustakaan
yang
terpaksa
”
didirikan
karena amanat Peraturan.
•
Perpustakaan yang terakhir dibentuk setelah terbentuknya semua
perpustakaan fakultas.
•
Kegiatan adminstrasi dan pelayanan perpustakaan lebih banyak
dilakukan di perpustakaan fakultas.
•
Sejak menjadi PTH-BHMN, Perpustakaan memiliki alokasi anggaran
yang cukup banyak yang dibagikan pula untuk kepentingan Fakultas,
seperti pengembangan SDM dan pengembangan koleksi
•
Perpustakaan Fakultas merasa diperhatikan
Pengembangan Perpustakan Berbasis SDM
•
Sejak tahun 2001 UI mengubah visinya menjadi
Research University
,
•
Tahun 2003 UI mengubah orientasi pembelajaran
menjadi
student centered
dengan metode
pembelajaran
collaboratibe learning
,
problem based
learning
dan
computer mediated learning
•
merubah perilaku pencarian informasi mahasiswa dan
pemanfaatan perpustakaan
Pengembangan SDM
•
Seluruh sumberdaya diselaraskan dengan tujuan UI dengan
melakukan berbagai pengembangan, terutama
pengembangan SDM
•
7 (tujuh) orang Magister bidang Perpustakaan, 8 (delapan)
orang ke jenjang S1, dan 6 (enam) orang Diploma
•
Sebagian besar staf perpustakaan mendapat kesempatan
melakukan studi banding ke luar negeri untuk melihat
Perpustakaan yang dianggap lebih baik
•
Staf potensial studi banding juga ke luar ASEAN
•
Pelatihan soft skills berkelanjutan (6 bulan sekali)
Pemetaan SDM
•
Pemetaan kekuatan SDM
•
Merancang Program sesuai dengan
potensi/kekuatan dan minat SDM
•
Memberi otoritas penuh pada staf yang telah
ene ukan kegiatan sesuai inatnya
•
Lakukan pertemuan periodik untuk memantau
Pembangunan Gedung Baru
•
Perpustakaan sebagai Learning commons
:
pusat kegiatan sivitas akademika untuk
berolah pikir, berolah rasa dan berolah raga.
•
Perpustakaan sebagai
Common area
PR
•
Mengintegrasikan koleksi tercetak yang
berjumlah kurang lebih 1(satu) juta eksemplar
•
integrasi SDM merupakan pekerjaan yang paling
tidak mudah, terutama bagi SDM yang sudah
memiliki posisi
”
baik di Perpustakaan Fakultas,
•
menyatukan
”
berbagai kultur
Suasana yang muncul: persaingan antar individu
maupun kelompok, konflik, rasa cemburu, dan
Tuntutan
Perasaan tidak nyaman makin diperberat dengan:
•
beban kerja yang makin tinggi (rekatalogisasi)
•
tuntutan prioritas layanan dari hanya sirkulasi ke
layanan rujukan
•
Perubahan jam kerja dari pukul 08.00
–
16.00
menjadi pukul 08.00
–
21.00
•
pustakawan bekerja pada shift malam
Sikap pustakawan (1)
•
kematangan
”
staf
yang
terdidik
”
dan terlatih
”,
merespon dengan cepat ,
•
fleksibilitas yang tinggi mempercepat proses
transisi.
•
Kesadaran staf bahwa Perpustakaan adalah
gro ing
organisme
” yang
terus bertumbuh dan
berkembang, dimana mereka tidak punya pilihan
selain terus mengikuti pertumbuhan dan
berkembang bersama dengan Perpustakaan jika
tidak ingin tersisih dan menjadi
others” di
rumah
Dampak atas sikap pustakawan
•
tingginya apresiasi akademisi dan manajemen
terhadap profesi pustakawan.
•
kebijakan pimpinan tentang strata staf tendik,
dimana pustakawan memiliki level yang lebih
Tugas Pimpinan
•
Ketika staf Perpustakaan dituntut memberikan
layanan sesuai dengan kebutuhan
pemustakanya (
user centered
); maka
kewajiban seorang Kepala Perpustakaan
melayani stafnya agar mereka nyaman dan
The Role of Libraries to develope
Knowledge-based
Learning Environment
some experiences from Germany
National Seminar in Librarianship
Universitas Pendidikan Indonesia 19.08.2015
Goethe-Institut
159 Institutes in 98 countries
-
promote German as a foreign language
- cultivate international cultural cooperation
- present a comprehensive image of Germany
BIBLIOTHEK GOETHE-INSTITUT JAKARTA
The Role of Libraries to develope
Knowledge-based Learning Environment
some experiences from Germany
1
Trends and Visions
2
Tools and Tipps
ROLEX LEARNING CENTER LAUSANNE SWITZERLAND
ROLEX LEARNING CENTER LAUSANNE SWITZERLAND
06.03.2014
HUMBOLDT-UNIVERSITY BERLIN, READING LOUNGE
Library Trends in Germany
Library as
learning space
and meeting place
- heritage space/ gallery
- theme lab / music room
- reading lounge / coffee shop
PUBLIC LIBRARY, STUTTGART LIBRARY OF THE YEAR 2013
LIBRARY AS LEARNING SPACE KNOWLEDGE ARRAGEND
SYSTEMATICALLY
ALLOWS SEARCHING AND BROWSING
EXPERIENCE NEW MEDIA
INTRODUCE ALL VISITORS TO LITERATURE, ART, MUSIC... OPEN, INCLUSIVE SPACE
The Role of Libraries to develope
Knowledge-based Learning Environment
some experiences from Germany
1
Trends and Visions
2
Tools and Experiences
EXCHANGE OF IDEAS
LOOK FOR INSPIRATION
DESIGNING LIBRARIES, BY UK LIBRARIANS
WORK WITH YOUR TEAM AND YOUR USERS
KEY FEATURES OF THE DESIGN THINKING APROACH
INSPIRATION is about framing a design challenge and discovering new perspectives on the opportunity.
IDEATION is about generating ideas and making them tangible.
THE NEXT BIG THING IN EUROPE SEPTEMBER 2015
A NEXT LIBRARY® EVENT
IS AN INTERNATIONAL GATHERING OF FORWARD-THINKING
LIBRARY PROFESSIONALS, INNOVATORS AND
DECISION-MAKERS WHO ARE PUSHING BOUNDARIES
AND MAKING CHANGES THAT SUPPORT
LEARNING IN THE 21ST CENTURY.
Re-designing libraries as learning
spaces:
The Goethe-Institut experience
Challenges
- many 'old' libraries with overgrown collections
- small spaces
GOETHE-INSTITUT BARCELONA AND MONTREAL
Group spaces
GOETHE-INSTITUT SINGAPORE
- BIG TABLE FOR GROUPS - PLACES FOR INDIVIDUAL LEARNING
GOETHE-INSTITUT BRATISLAVA BIGGER SPACE
The Role of Libraries to develope
Knowledge-based Learning Environment
some experiences from Germany
1
Trends and Visions
2
Tools and Experiences
3
Example
:
Berlin Central and
BERLIN CENTRAL AND
REGIONAL LIBRARY (ZLB)
- largest public library in Germany, including scientific
books and media for all age groups
- special section 'Children's and Youth Library'
- for students, parents, teachers, and educators
Children's and Youth Library
Learning Center
06.03.2014FOR STUDENTS FROM GRADE ONE UNTIL FINAL EXAM
ZLB LEARNING CENTER
- provide opportunities for kids from various
backgrounds
- support students from migrant families
- let students experience the usage of information
technology (hardware and software)
- encourage autonomous learning
PROVIDE TIPPS AND TECHNIQUES FOR LEARNING
EVENTS AND COURSES – GIVEN BY EXPERTS, FOR FREE
WORKSHOP
'CREATIVE WRITING'
HOMEWORK AND LEARNING SUPPORT
FOR GIRLS
How to develope your library into a
Knowledge-based Learning Environment
?
1
LOOK FOR INSPIRATION
2
ASK YOUR TEAM AND YOUR CUSTOMERS
3
SECURE SUPPORT AND FUNDING
4
GET STARTED
Thank you for your attention
christel.mahnke@jakarta.goethe.org
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
OLEH: NURCAHYONO
Disampaikan dalam rangka seminar,lokakarya dan
Workshop Kepustakawanan Nasional MUNAS
BIODATA
Nama:
DRS.NURCAHYONO,SS. M.Si
Alamat:Jl.Tegar Beriman B1 No.1 CGP Bogor
Tempat Tgl: Purworejo,8-1-1965
JABATAN:KABID PENGEMB PERPUS SEKOLAH DAN PT
Tlp. 081218017709,
FUNGSI PERPUSTAKAAN NASIONAL
REGULATOR
MOTIVATOR
SUPERVISOR
EVALUATOR
FUNGSI REGULATOR
UU no 4 Tahun 1990 Tentang Serah
Terima Karya Cetak dan Karya Rekam
UU no 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan
Peraturan Pemerintah no 24 Tahun 2014
Tentang Penjelasan UU no 43 Tahun 2007
KEPMENPAN no 33 Tahun 1998 Tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan
KEPMENPAN no 132/KEP/M.PAN/12/2002
Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan
dan Angka Kriditnya
PERMENPAN no 9 Tahun 2014 Tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan
Angka Kriditnya
Peraturan
–
Peraturan Kepala
FUNGSI STIMULUS :
BANTUAN
Perpustakaan sekolah / Madrasah
Perpustakaan PONPES
Perpustakaan Komunitas
Perpustakaan LAPAS
Perpustakaan daerah Transmigrasi
Perpustakaan daerah tertinggal
Perpustakaan perbatasan
Perpustakaan pulau pulau terluar
Perpustakaan mobil keliling,
FUNGSI SUPERVISOR
Monetoring dan evaluasi penyelenggaraan
perpustakaan
Monetoring dan evaluasi bantuan buku
dan rak buku perpustakaan
FUNGSI EVALUATOR
VISI DAN MISI PERPUSNAS
(RESENTRA TAHUN 2014-2019)
VISI
“
Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui
Gemar Membaca dengan
Memberdayakan Perpustakaan
”
MISI PERPUSNAS
1.
Mewujudkan koleksi nasional yang
lengkap dan mutakhir
2.
Mengembangkan diversikasi layanan
perpustakaan
berbasis
Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( TIK )
3.
Mengembangkan perpustakaan yang
MISI PERPUSNAS
4.
Mewujudkan tenaga perpustakaan
yang kompeten dan profesional
5.
Menggalakkan
sosialiasasi/promosi/pemasyarakatan
gemar membaca
6.
Mengembangkan
infrastruktur
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 7, ayat (1):
1.
Mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya
mendukung sistem pendidikan nasional;
2.
Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat;
3.
Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di
tanah air;
4.
Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 7, ayat (1):
5. Menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan
perpustakaan;
6. Meningkatan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan;
7. Membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas
pustakawan, dan tenaga teknis perpustakaan;
8. Mengembangkan Perpustakaan Nasional; dan
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 9:
10. Menetapkan kebijakan nasional dalam pembinaan dan
pengembangan semua jenis perpustakaan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
11. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan
dan pengelolaan perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 11, ayat (1):
13. Menyusun standar koleksi perpustakaan;
14. Menyusun standar sarana dan prasarana;
15. Menyusun standar pelayanan perpustakaan;
16. Menyusun standar tenaga perpustakaan;
17. Menyusun standar penyelenggaraan; dan
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 12, ayat (3):
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 21 :
Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan
teknis pengelolaan perpustakaan;
21. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan
koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan;
22. Membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis
perpustakaan; dan
23. Mengembangkan standar nasional perpustakaan.
24. Mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 21 :
25. Mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil
budaya bangsa;
26. Melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca
dalam rangka mewujudkan masyarakat pembelajar
sepanjang hayat; dan
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 22, ayat (1) dan (2):
28. Menyelenggarakan perpustakaan umum;
29. Melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 28:
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 34, ayat (4) :
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 44, ayat (1):
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 45, ayat (1):
Visi Permerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Misi Pemerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Mewujudkan keamanan nasional yang
mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan
kepribadian
Indonesia
sebagai negara Kepulauan
Mewujudkan
Masyarakat
maju,
berkesinambungan
dan
demokratis
Misi Pemerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif
dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim
Mewujudkan
kualitas
hidup
manusia
Indonesia
yang
tinggi,
maju,
dan
sejahtera
Misi Pemerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Mewujudkan Indonesia menjadi negara
maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional
Mewujudkan
masyarakat
yang
9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)
Bidang Perpustakaan
1.
Menghadirkan
kembali
negara
untuk
melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara
2.
Membuat pemerintah tidak absen dengan
membangun tata kelola pemerintah yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)
Bidang Perpustakaan
4.
Menolak
negara
lemah
dengan
melakukan
reformasi
sistem
dan
penegakkan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia
9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)
Bidang Perpustakaan
7.
Mewujudkan
kemandirian
ekonomi
dengan
menggerakkan
sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa
9.
Memperteguh
Ke-Bhineka-an
dan
PERAN PERPUSTAKAAN NASIONAL DLM
MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN
MENSUKSESKAN NAWA CITA KE :
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan
5.
Meningkatkan
kualitas
hidup
manusia
Indonesia
6.
Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya
saing di pasar Internasional
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH / MADRASAH
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah /
madrasah memenuhi Standar Nasional
Perpustakaan
Semua kepala perpustakaan sekolah wajib
diklat calon kepala perpustakaan
Semua tenaga perpustakaan sekolah wajib
diklat tenaga teknis perpustakaan
Penguatan kelembagaan perpustakaan
PROGRAM KEGIATAN
Diklat calon kepala perpustakaan sekolah /
madrasah
Diklat teknis tenaga perpustakaan sekolah
Sosialisasi akreditasi perpustakaan sekolah /
madrasah
Pelaksanaan akreditasi perpustakaan sekolah /
madrasah
Fasilitasi pengembangan perpustakaan sekolah /
madrasah
Penyusunan naskah akademis PERKB
IDE / GAGASAN PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH / MADRASAH
Kerjasama dg BAPENAS memasukan
program pengembangan perpustakaan
sekolah / madrasah dalam
Blue book
BAPENAS
Kerjasama dengan Japan International
Library Move On:
Proud being a Professional in Library and
Information Field
Hanna Chaterina George
Association of Indonesian School Information Professionals
(APISI)
Tujuan
•
Ide dan gagasan
berkaitan dengan program-program yang
dapat dikembangkan oleh pengelola perpustakaan sekolah agar
wacana perpustakaan sebagai jantungnya perpustakaan sekolah
•
Keterampilan dan pengetahuan
apa yang perlu dimiliki
oleh pengelola perpustakaan sekolah agar perpustakaan sekolah
menjadi wahana utama dalam proses ajar mengajar di sekolah
•
Peran sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Gagasan APISI
LITERASI INFORMASI SEBAGAI ALAT
ADVOKASI
PERPUSTAKAAN DAN
Literasi Informasi di INDONESIA:
Kajian APISI
•
2005: Penelitian Pertama Literasi Informasi di sekolah
•
2006
–
Laporan Pertama tentang Perpustakaan Sekolah dan
Literasi Informasi: Contoh penerapan literasi informasi di
sekolah swasta
•
2011- Kajian APISI dan PNRI tentang
Implemetasi Literasi Informasi Pustakawan yang
pernah pelatihan literasi informasi
•
2013
–
Literasi Informasi: Konteks Sosial Budaya
•
2013 - POLA LISA: sebuah model Literasi
Informasi untuk Sekolah Berkurikulum Nasional
Mengapa Literasi Informasi?
Generasi Web
”
atau
”
Generasi Google
(Godwin, 2008)
Mengapa Literasi Informasi?
Untuk meningkatkan
pemahaman bacaan
para siswa
(Farmer & Henri, 2008)
Foto: Pondok Pesantren Al-Maliki. MENDIDIK MANUSIA CERDAS BERIMAN
Mengapa Literasi Informasi?
untuk membentuk sikap positif dan kebiasaan
yang menjadikan para siswa pembelajar
seumur hidup
POLA LISA
PENGUMPULAN INFORMASI
PENYELARASAN INFORMASI
LAPORAN, ESSAY,
PRAKARYA (TASKS COMPLETED)
PEMANFAATAN INFORMASI PENCARIAN INFORMASI
INTERNET VIDEO BUKU MAJALAH GOOGLE RAK PENYIIMPANAN
TUGAS
(GIVEN TASKS/RESEARCH QUESTIONS)
LI sebagai Alat Advokasi
Sumber gambar: Fun and Entertainment in The Berkshires
Paradigma
Perpustakaan
sekolah
Pustakawan
Program ((LI): Minat baca Kolaborasi Pengembangan Perpustakaan Sekolah Pengembangan Pustakawan: Jejaring; CPD
KEPALA SEKOLAH SMA
TAHAP PERENCANAAN (PUSTAKAWAN)
TAHAP PELAKSANAAN (PUSTAKAWAN, SISWA DAN GURU)
TAHAP EVALUASI
(PUSTAKAWAN, GURU DAN KEPALA SEKOLAH SMP & SMA)
NON JADWAL (GURU, SISWA &
PUSTAKAWAN) JADWAL
(PUSTAKAWAN & SISWA)
KEPALA SEKOLAH SMP
KEBIJAKAN dari ISO 2008 dalam SOP
•
Manajemen Perpustakaan Sekolah
•
Komunikasi
•
Program Literasi Informasi yang berkelanjutan
•
Lobbying
•
Menulis
•
Mengikuti perkembangan teknologi
•
Terbuka terhadap perubahan
•
Aktif berperan dalam kegiatan advokasi profesi
Strategi Advokasi
•
Mempromosikan dan melaksanakan
literasi
informasi di sekolah-sekolah
•
Menggunakan
POLA LISA
untuk memudahkan
pemahaman implementasi literasi informasi di
sekolah
•
Melakukan
pengembangan profesionalitas berkelanjutan
•
Proactive
dalam komunitas sekolah
•
Mengembangakn
jejaring
dan
saling berbagi
PERAN SARJANA
Referensi:
George, Hanna Chaterina.
Information Literacy as an Advocacy
Tool by Indonesian School Libraries:an APISI study
.
”
Presented at
IASL Conference, MECC, Maastricht, The Netherlands. 2015.
George, Hanna Chaterina. "
POLA LISA: An Information Literacy
Model for National-based Curriculum in Indonesia.
" Presented at
CONSAL XVI, BECC, Bangkok, Thailand. 2015.
PERAN PENTING PERPUSTAKAAN
SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN
Oleh:
Muhamad Ihsanudin, M.Hum
Ketua Umum Pengurus Pusat ATPUSI
Visi Pendidikan Negara Maju
Membentuk masyarakat berbasis pengetahuan
(
Knowledge based society
)
Indikator masyarakat berbasis pengetahuan,
antara lain; memiliki kemampuan tinggi dalam
pemecahan masalah, kreatif, inovatif, beretika,
demokratis, menjadi pembelajar mandiri dan
Perubahan Arah Pendidikan
teacher centered
(berpusat pada guru)
student centered
(berpusat pada
siswa)
KURIKULUM dan PEMBELAJARAN
Standar isi
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Proses
Standar Penilaian
Selalu berubah mengikuti tuntutan kebutuhan zaman.
Paradigma Pembelajaran Abad 21
Konstruktifisme: Pembelajaran saintifik
Pendekatan Pembelajaran:
problem based learning,
inquiry based learning, discovery based learning,
project based learning,
dan lain-lain.
Model pembelajaran saintifik memerlukan data,
informasi dan pengetahuan (sumber belajar) yang
banyak dan beragam
Disinilah letak penting peran perpustakaan dalam
PERPUSTAKAAN TIDAK BERKEMBANG,
BILA…
Pembelajaran dengan metode ceramah (
lecture
),
satu arah.
Model evaluasi/ulangan/ujian berbasis
recall
(hapalan), bukan pemecahan kasus/masalah.
Sumber belajar hanya dibatasi pada buku teks atau
diktat guru semata. Ada guru yang mengharuskan
jawaban siswa berdasarkan apa yang tertera di buku
Tiga program perpustakaan sekolah yang
berkonribusi langsung pada prestasi belajar
1. Pengadaan koleksi secara besar-besaran
2. Program Literasi Informasi
Pengadaan koleksi secara besar-besaran
Selain koleksi tercetak, perlu juga dibangun perpustakaan dijital
yang berfungsi sebagai
main library
yang bisa diakses oleh seluruh
sekolah di Indonesia
Menyediakan pangkalan data berbayar, seperti yang dimiliki PNRI
dapat juga menjadi referensi bagi semua guru dan siswa. Perlu
sosialisasi yang intens agar diketahui dan dapat diakses oleh semua
sekolah
Program Literasi Informasi
Pilih model tertentu, misalnya Big6
Buat Silabus dan RPP (standar isi sudah ada pada situs
Big6, tinggal disesuaikan)
Buat Buku Materi Literasi Informasi
Terapkan secara terintegrasi dengan kurikulum atau
terpisah dari kurikulum (Pada jam ekskul atau muatan
lokal)
Yakinkan pimpinan sekolah bahwa program ini
Program Membaca di sekolah
Kemendikbud sudah menetapkan kewajiban membaca selama
15 menit sebelum pelajaran dimulai setiap harinya. Perlu
sosialisasi dan pengawalan agar program ini dapat berjalan
Perlu dibuat standar kompetensi membaca pada berbagai
level/jenjang
Perlu dibuat daftar bahan bacaan (buku) yang menggambarkan
level/jenjang kemampuan membaca
Perlu upaya yang sungguh-sungguh, konsisten dan
berkesinambungan hingga terbentuk minat baca, kebiasaan
Tiga pengembangan program
perpustakaan sekolah yang inspiratif
Munazharah (wacana kritis)
Buatlah suasana di perpustakaan yang mendorong siswa senang mengkaji persoalan-persoalan penting, suka berdiskusi, bertukar pendapat, berbagi pengetahuan. Misalnya dengan membuat klub-klub diskusi/kajian.
Mulaahazhah (melakukan research/penelitian)
Buatlah program agar siswa senang membuat penelitian. Berikan bimbingan literasi informasi agar penelitiannya berkualitas. Berilah hadiah bagi yang terbaik.
Muqaaranah (melakukan perbandingan/bench-marking)
4 asset perpustakaan yang tak ternilai harganya
…
1.
Data
2.
Informasi
3.
Pengetahuan
4.
Kebijaksanaan
(wisdom/hikmah)
Al Hikmah
Wa man yu’tal hikmat
a, faqad uwtiya khoiran katsiro
(Barangsiapa diberikan kepadanya hikmah, maka
sesungguhnya dia diberikan kebaikan yang banyak). QS.
Albaqarah:269.
Ada orang biasa, dia bukan nabi atau rasul, tetapi karena
dianugerahkan kepadanya al hikmah, namanya disebutkan
di dalam Al Quran, seperti Luqman.
Apa itu al hikmah?
Perpustakaan besar di Bagdad pada masa puncak kejayaan
Tantangan yang dihadapi Perpustakaan
Sekolah di Indonesia
Sebagian besar tenaga perpustakaan sekolah tidak kompeten dan belum profesional. 92% tenaga perpustakaan sekolah tidak berlatar belakang pendidikan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi
Sebagian besar tenaga perpustakaan sekolah tidak memahami kurikulum dan proses pembelajaran, sehingga tidak memahami dengan baik kebutuhan guru dan siswa dalam pembelajaran
Indonesia belum memiliki akademisi di bidang perpustakaan sekolah dalam jumlah yang memadai (sangat sedikit). Berbeda dengan Australia, Kanada, USA, dan negara-negara Eropa yang banyak memiliki akademisi bergelar master atau doktor yang
Tantangan yang dihadapi Perpustakaan
Sekolah di Indonesia
Tidak mudah memahamkan Program Literasi Informasi di
sekolah. Begitu juga Program Membaca. Banyak faktor yang
menyebabkannya, di antaranya faktor kultural (budaya) dan
pengetahuan.
Pola pikir pragmatis dan dedikasi yang rendah turut
memperparah kondisi perpustakaan sekolah. Banyak tenaga
perpustakaan sekolah hanya berpikir bagaimana agar bisa
menjadi PNS, sementara kompetensi dan kinerjanya masih
Yooke Tjuparmah S. Komaruddin
Mobile: 0878790898. E-mail: yooke_tj@yahoo.co.id Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Teknologi dan Pendidikan
Perubahan Cara Pandang thd siswa, semula
sebagai objek kemudian menjadi Subjek dalam
Kegiatan Pembelajaran
Belajar dari Pengalaman dan
Menciptakan Pengetahuannya Sendiri
Pakar
Internet Sekolah Lain
Perpustakaan
Multi Sumber Kelompok
Kelas
Guru
Siswa Siswa
Berpusat Pada Guru
BUKAN LAGI BAGAIMANA GURU
MENGAJAR DENGAN BAIK
(TEACHER CENTER)
BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR
DGN BAIK, TERPADU DAN
BERKELANJUTAN
(STUDENT CENTERED LEARNING)
TRANSFER OF KNOWLEDGE
SAINTIFIK (5M)
PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN
Perpustakaan Sekolah menurut UU no 43 Tahun
2007 tentang Perpustakaan yang secara lengkap
diuraikan pada Bab VII tentang Jenis-Jenis
Perpustakaan Bagian 3 Pasal 23 ayat (1) sampai
dengan ayat (6): (1) Perpustakaan Sekolah,
Koleksi, (2) Pengembangan Koleksi, (3) Koleksi
Perpustakaan untuk Kurikulum Pendidikan, (4)
Perpustakaan Sekolah untuk Kesetaraan, (5)
Pelayanan Berbasis TIK, (6) 5 % anggaran
Permendiknas No 25 Tahun 2008 tentang
a.
Edukatif
b.
Informatif
c.
Riset
d.
Administrasi
e.
(Plus Publikasi, Deposit,
Dokumentasi, Intepretasi, Kreatif
LAMA
1.
Pembinaan
Koleksi
2.
Pengolahan
Koleksi
3.
Layanan Sirkulasi,
Referensi dan
Dokumentasi
4.Administrasi
B ARU
1.Pemberdayaan
sumber daya
(resources)
2.Pemberdayaan
pemustaka
(users)
3.
Layanan yang
Tenaga Perpustakaan Sekolah harus memiliki:
1.
Kompetensi Manajerial,
2.
Kompetensi Pengelolaan Informasi,
3.
Kompetensi Pendidikan,
4.
Kompetensi Kepribadian,
5.
Kompetensi Sosial,