• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi semiloka kepustakawanan Indonesia 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi semiloka kepustakawanan Indonesia 2015"

Copied!
391
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN MASYARAKAT

PEMBELAJAR & BUDAYA EPISTEMIK

PERAN SARJANA ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI

DALAM MASYARAKATNYA

(2)

Masyarakat Pembelajar

Konsep asyarakat pe belajar” erat dikaitkan dengan

konsep sebelu nya tentang pe belajaran seu ur hidup”.

Organisasi-organisasi dunia dan Pemerintahan di berbagai

negara seringkali mengadopsi konsep ini untuk

mewujudkan masyarakat yang mengandalkan pendidikan

dan pengetahuan, selain sumberdaya alam dan jumlah

penduduk, sebagai pondasi kesejahteraannya.

Dengan begitu konsep asyarakat pe belajar” seringkali

juga tidak dapat dilepaskan dengan gagasan tentang

(3)

Knowledge Society & Epistemic Culture

Knowledge society

sebuah masyarakat yang

tidak hanya memiliki banyak pengetahuan dan

infrastruktur informasi, tetapi juga yang dipenuhi

oleh

knowledge settings

, serangkaian

pengaturan, proses, dan prinsip-prinsip yang

mendukung pengetahuan dan artikulasinya.

Epistemic cultures = cultures of knowledge

settings.

Knowledge society =

masyarakat yang dilandasi

oleh budaya epistemik. Dengan kata lain, budaya

epistemik ini adalah fitur struktural dari setiap

(4)

Epistemic Culture sebagai Microculture

Pengetahuan sebagai

produk

riset

versus

Pengetahuan

sebagai

proses

pengetahuan sebagai practice

.

Culture

, termasuk di dalamnya praktik, selain juga

konteks (

contexts of existence)

yang mencakup pula

objek-objek material, serta proses rutin sehari-hari

(lifeworld processes).

Istilah

epistemic culture

diletakkan di praktik-praktik

mikro di sekolah formal dan habitat lain tempat

berlangsungnya

knowledge practices

. Namun tidak

semua lokasi ini berupa

bounded spaces

. Ada banyak

kasus yang melibatkan banyak lokasi dalam skala cukup

besar, misalnya

international networks of

(5)

Knowledge & Epistemic Culture

ikli ” belajar Kebijakan Pendidikan Umum Literacy, Learning Capacity

EPISTEMIC CULTURE - serangkaian praktik (practices), pengaturan (arrangements) dan mekanisme (mechanisms)

(6)

EPISTEMIC CULTURE : Interaction in Practice dan Knowing in Practice

discuss

(7)

PERAN & MAKNA PERPUSTAKAAN

(8)

Penerbitan

Perpustakaan dalam Epistemic Culture

Learning Results Publication

Knowing in Practice

Perpustakaan Laboratorium

(9)
(10)

sarah ziebell

information resource officer u.s. embassy jakarta

(11)

definitions

i n f o r m a l l e a r n i n g e n v i r o n m e n t

• learning via

participation, collaboration

• learning through

knowledge creation

• in contrast with the

traditional view of teacher-centered

learning via knowledge acquisition

p e r s o n a l l e a r n i n g e n v i r o n m e n t

personal: about

interests and needs

of each learner

learning:

self-directed

(12)

information consumption

(13)

alters learning venues + expectations

offers new access points to knowledge

makes attention zones morph

creates pervasive, perpetual awareness of social

networks, real-time sharing, just-in-time

searching

(14)

with social media come new

learning strategies

• peer-to-peer learning by doing

• diy learning

• rise of amateur experts

• feedback and response network

• self-directed learning

• collaborative/”nodes of production” -style learning

(15)
(16)

community-driven, interdisciplinary, tech-friendly

learning environments

(17)
(18)

 destination

 identity

 conversations

 community

 retreat

 timely

 human factors

 resources

 refreshments

informal learning environments - attributes

(19)

how is space perceived?

what is the dynamic of interactions?

clearly visible staff areas

wide variety of work areas

comfortable

changeable

designing the intuitive space

(20)

observational sweeps

coordinate mapping

photographic

mapping

visual data analysis

(21)
(22)

share opportunities for connectivity between personal interests +

professional life

help patrons transfer experiences to the academic/professional world

 google tools (docs, sheets, slides) for collaboration

 linkedin and tackk for eportfolios

 youtube, blogs, wikis, social media for curation

encourage people to develop mature habits for information management and sharing

(23)

sarah ziebell

information resource officer u.s. embassy jakarta

(24)

Membangun Lingkungan Pembelajaran Berbasis Pengetahuan

Librarians, space, and the atmosphere

Seminar, Lokakarya dan Workshop Kepustakawanan Nasional Munas ISIPII dan Rakernas FPPTI

Bandung, Rabu – Jumat, 19-21 Agustus 2015

Ida F Priyanto

Universitas Gadjah Mada

(25)
(26)

Pustakawan harus berpengetahuan

(27)

Berjejaring & tidak membangun kotak dalam kotak

 Pustakawan harus berjejaring dan out of the box

 Jangan tidur di dalam kotak

 Tunjukkan impresi diri (dengan mengembangkan diri)

 Hidup dalam dua dunia

 Care of others

(28)

Pustakawan harus memiliki visi (

dan

pengaruh)

Yang ingin dicapai dan hal itu disampaikan di dalam perpustakaan?

Definisi perpustakaan dan layanannya?

Kriteria keberhasilan perpustakaan? Ukurannya?

Pengaruh yang diharapkan?

Tema atau identitas perpustakaan saudara?

(29)
(30)
(31)

Perpustakaan untuk?

 Membuka cakrawala dunia maya

 Partisipasi dlm masyarakat dan jaringan sosial

 Membantu mengorganisasi dan mengantarkan

keberhasilan pemustaka

 Mendukung penelitian & pembelajaran life-wide

 Memudahkan akses pengetahuan & informasi

 Membangun masyarakat demokratis yang

terinformasi

 Pengembangan budaya dan etika

 Memaksimalkan pemanfaatan & pengaruh

informasi

Tugas perpustakaan?

 Mengembangkan koleksi

 Meminjamkan koleksi

 Kegiatan teknis

 Menyediakan akses &

komputer

 Memiliki situs web

 Menyediakan area belajar

 Membantu menelusur

informasi

 Mengadakan pelatihan

(32)

Fasilitas dan standar baru perpustakaan

 Tidak semua koleksi di-display di rak, sebagian masuk gudang tetapi tetap aksesibel.

 Meningkatnya Self-service

 Librarians out from the desk

 Layanan peminjaman eReader dan tablet

 Layanan print, scan, copy dengan satu kartu

 Layanan library café

 Information skills dan library skills

 Layanan ATM

(33)

space

 Space perpustakaan semakin banyak untuk users’ activities

 Standar baru 3.5m2 per user

 Space koleksi makin sedikit, bahkan menjadi remote storage

 more space for collaborative works

(34)

[In the past,]

libraries were places of silence

with pockets of group work and activity.

In the 21

st

century, they are becoming places of

learning activity with pockets of silence.

(35)

Tren perpustakaan pembelajaran

 Koleksi secara fisik berkurang

 Kolaborasi dan kenyamanan

 Quiet spaces

 Pengosongan rak

 Community and technology hubs

 Semua area perpustakaan menjadi learning spaces

 Fleksibilitas and modularitas

 Integrasi dengan layanan lain, misal, TI, galeri, arsip, museum

 E-everything

 Food and drink

 Makerspaces

(36)

Tren Landmark Libraries

 Perpustakaan sebagai forum

 Kerjasama antar perpustakaan

 Connect the campus – perpustakaan sebagai “public street”

 Me”nyala”kan perpustakaan

 Pentingnya pedestrian conscious—space outdoor utk belajar

 Mendukung semua mahasiswa—perlunya help desks in traffic areas, dan roaming librarians

 Memfungsikan space bekas koleksi

 Fleksibel untuk ketidakpastian (furniture berroda)

 TI yang terintegrasi

(37)

atmosphere

“Customers don’t want products or services, they want experiences”

(Steve Jobs)

Perpustakaan yang baik memberikan:

- Entertainment

- Education

- Escapism

(38)

Perpustakaan sebaiknya:

 Design untuk jangka pendek

 Tidak harus malu mengikuti gagasan dari orang lain untuk direalisasi

 Bermitra

 Menekankan wayfinding dan layanan mandiri

 Sampaikan kegiatan dan inovasi ke publik

(39)
(40)
(41)
(42)

Self-check yang leluasa

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

Membangun suasana akademis dan kreatif,

berwawasan teknologi

Perhatikan flow dan area pemustaka: Jalan untuk pemustaka

sebaiknya diusahakan tidak terganggu oleh kegiatan administratif dan teknis internal perpustakaan – Harus diusahakan jalur terpisah

 Perpustakaan harus informatif

 Area pemustaka harus benar benar menampilkan suasana akademis tetapi welcoming siapapun

(51)

Terima kasih

ida F Priyanto

(52)

PROFESIONAL

(53)

Spesialis Subjek

RAGAM PROFESI

dari Pustaka sampai Informatika

Pustakawan Akademik Spesialis Informasi Guru Pustakawan Manajer Rekod Spesialis Media Pejabat Informasi Manajer Data Pejabat Pengetahuan Manajer

Dokumen Kurator Data

KECENDERUNGAN PUSTAKA KECENDERUNGAN INFORMATIKA

PUSTAKAWAN ARSIPARIS MANAJERIAL KOORDINATIF ADVOKASI EDUKASI TEKNOLOGIS Pustakawan Sekolah Konvergensi pustaka-informatika

(54)

PROFESIONAL >> empat pendekatan

• Ijasah dan kompetensi saja tidaklah cukup.

• Perlu berteori

sambil

praktik”

• Multi dan Inter-disiplin semakin perlu • Pemahaman kebutuhan masyarakat menjadi semakin penting.

• Perlu kreatif sekaligus responsif..

• Persilangan & persaingan antar profesi meningkat. • Kemampuan kolaborasi lintas profesi semakin dibutuhkan • Profesi menjadi rentan terhadap perubahan sosial-politik.

• Masalah etika profesi

(55)

Menuju Otonomi Profesi

Otonom

kemampuan mengambil inisiatif dan

menyelesaikan tindakan secara mandiri

mengendalikan isi, cara, kecepatan pelaksanaan

tugas-kegiatan relatif terbebas dari pihak lain.

• Strategic autonomy

• Operational autonomy

Kontrak sosial

civil society, demokratisasi

(56)

Teori informasi Informetrika dan bibliometrika Information retrieval Sistem informasi Teori kognitif Perilaku informasi Masyarakat informasi Kebijakan informasi Matematika statistika Telekomunikasi enjinering komunikasi Sosiologi ilmu Ilmu kognisi Linguistik sibernetika Ilmu organisasi Ekonomi Psikologi Sosiologi Teori-teori kebudayaan Politik dan kebijakan publik

Sifat Multidisipliner Ilmu Informasi & Perpustakaan

Klasifikasi dan Organisasi Informasi

Manajemen Institusi Perpustakaan, Dokumentasi,

Kearsipan, Rekod, Museum,

Komunikasi dan Perilaku Informasi

Cenderung teoritis

(57)

Bergerak Bersama Menuju Profesionalisme Pustakawan

Anastasia Tri Susiati

(58)

Tuntutan kepada Perpustakaan

Core business untuk perpustakaan: layanan dan koleksi.

Layanan seperti apa?

 Berada pada platform digital

 Layanan sesuai kebutuhan user (GENERASI)

 Mendukung penggunaan informasi legal secara efektif

melalui pelatihan terutama untuk mendukung riset

Koleksi seperti apa?

 Koleksi lokal yang dapat diakses secara global

 Menyediakan sumber-sumber informasi yang terpercaya,

(59)

IDE

Pustakawan

Kompeten

Kompetitif

Profesional

Resiko profesional

(60)

Menumbuhkan sikap profesional

Sikap selalu menggunakan metode untuk

menyelesaikan masalah

Menjadikan sikap profesional menjadi budaya di

lingkungan kerja

Dorongan pemimpin kepada pustakawan untuk

menumbuhkan dan menjaga agar budaya profesional berjalan dengan baik

Layak disebut profesional : Tuntutan bahwa

pustakawan memiliki keahlian dan ketrampilan teknis yang tinggi

Memiliki pengetahuan umum untuk mendukung

kinerjanya

Melaksanakan kode etik profesi

(61)

Kompetensi

McLelland(1973) Karakter yang berpengaruh langsung

terhadap kinerja

Kinerja menentukan produktivitas

Produktivitas yang dilakukan sesuai visi misi

organisasi

Kompetensi pustakawan : inti dari suatu profesi

Kompetensi : Kompetensi personal dan profesional

Drejer (2002) Kompetensi merupakan gabungan dari

unsur teknologi, manusia, organisasi dan budaya

(62)

Sikap Kompetitif

Strategi untuk mengakumulasi diri dalam rangka

menumbuhkan rasa percaya diri

Melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung

misalnya melatih diri dengan berbagai ketrampilan pribadi

Mencari peluang untuk menumbuhkan sikap kompetitif

seperti : mengikuti hibah kompetitif, melakukan penelitian, mengikuti akreditasi pustakawan

Menyadari bahwa kompetisi juga menimbulkan akibat :

(63)

Tuntutan perpustakaan bertitik nol

Cara pandang perpustakaan berubah dari tentang buku

atau informasi menjadi tentang bagaimana

memfasilitasi seseorang untuk berpartisipasi,

berinteraksi dan menciptakan sesuatu sebagai bagian dari layanan perpustakaan

Dibutuhkan pustakawan profesional yang dinamis

(Mempunyai wawasan dan kemampuan terhadap

ilmunya secara luas)

Dibutuhkan pustakawan yang memiliki :

 skill yang memadai dibidang IT

 Kemampuan menginformasikan perpustakaannya melalui

berbagai media

(64)

Strategi melakukan jejaring

Pustakawan tidak berjalan sendiri-sendiri

Jejaring menentukan kemajuan pustakawan yang mau

berubah membangun budaya profesional

Berjejaring membuahkan hasil :

 Internship

 Pembicara pada konferensi baik nasional maupun

internasional

 Memiliki kompetensi lain diluar profesinya misalnya dalam

hal berorganisasi

 Mensejajarkan profesi pustakawan didalam organisasi

(65)

Resiko Profesional

Memaksa pustakawan untuk mau berubah dan

memperbaharui pengetahuannya dengan membaca

atau mencari peluang untuk mengasah kemampuannya

Pustakawan harus menjadi pemelihara dan fasilitator

sumber-sumber informasi

Mampu menginformasikan perpustakaannya dalam

(66)

Bangga akan profesi

Peran profesi pustakawan menjadi penting

Mampu bersinergi dengan organisasi

Mampu menyampaikan kualitas organisasi melalui

layanan yang diberikan

Menjadi pustakawan handal dengan menggabungkan

kemampuan pribadi dan profesional dalam kinerjanya

Memperlihatkan bahwa profesi pustakawan adalah

(67)

Thank You

(68)

Pustakawan Profesi Idaman :

Its Trajectory

Oleh: Luki Wijayanti

Makalah disampaikan pada “e inar dan Lokakarya Nasional Kepustakawanan Indonesia 2015 dengan tema

Library Mo e On : Bangga Menjadi Profesional di Dunia

(69)

Latar belakang

Perpustakaan sebagai gerbang pengetahuan

Perpustakaan merupakan ruang publik yang

paling terbuka

Meskipun fungsinya tetap, perkembangan TIK

merubah cara pengelolaan informasi,

terutama penyampaiannya

Besarnya koleksi buku bukan menjadi jaminan

(70)

Fungsi Perpustakaan

Mempertemukan pengguna dengan sumber

informasi,

mempertemukan kelompok pengguna dengan

pengguna lain,

(71)

1987 - 2001

Perpustakaan UI (1983 ), perpustakaan

yang

terpaksa

didirikan

karena amanat Peraturan.

Perpustakaan yang terakhir dibentuk setelah terbentuknya semua

perpustakaan fakultas.

Kegiatan adminstrasi dan pelayanan perpustakaan lebih banyak

dilakukan di perpustakaan fakultas.

Sejak menjadi PTH-BHMN, Perpustakaan memiliki alokasi anggaran

yang cukup banyak yang dibagikan pula untuk kepentingan Fakultas,

seperti pengembangan SDM dan pengembangan koleksi

Perpustakaan Fakultas merasa diperhatikan

(72)

Pengembangan Perpustakan Berbasis SDM

Sejak tahun 2001 UI mengubah visinya menjadi

Research University

,

Tahun 2003 UI mengubah orientasi pembelajaran

menjadi

student centered

dengan metode

pembelajaran

collaboratibe learning

,

problem based

learning

dan

computer mediated learning

merubah perilaku pencarian informasi mahasiswa dan

pemanfaatan perpustakaan

(73)

Pengembangan SDM

Seluruh sumberdaya diselaraskan dengan tujuan UI dengan

melakukan berbagai pengembangan, terutama

pengembangan SDM

7 (tujuh) orang Magister bidang Perpustakaan, 8 (delapan)

orang ke jenjang S1, dan 6 (enam) orang Diploma

Sebagian besar staf perpustakaan mendapat kesempatan

melakukan studi banding ke luar negeri untuk melihat

Perpustakaan yang dianggap lebih baik

Staf potensial studi banding juga ke luar ASEAN

Pelatihan soft skills berkelanjutan (6 bulan sekali)

(74)

Pemetaan SDM

Pemetaan kekuatan SDM

Merancang Program sesuai dengan

potensi/kekuatan dan minat SDM

Memberi otoritas penuh pada staf yang telah

ene ukan kegiatan sesuai inatnya

Lakukan pertemuan periodik untuk memantau

(75)

Pembangunan Gedung Baru

Perpustakaan sebagai Learning commons

:

pusat kegiatan sivitas akademika untuk

berolah pikir, berolah rasa dan berolah raga.

Perpustakaan sebagai

Common area

(76)

PR

Mengintegrasikan koleksi tercetak yang

berjumlah kurang lebih 1(satu) juta eksemplar

integrasi SDM merupakan pekerjaan yang paling

tidak mudah, terutama bagi SDM yang sudah

memiliki posisi

baik di Perpustakaan Fakultas,

menyatukan

berbagai kultur

Suasana yang muncul: persaingan antar individu

maupun kelompok, konflik, rasa cemburu, dan

(77)

Tuntutan

Perasaan tidak nyaman makin diperberat dengan:

beban kerja yang makin tinggi (rekatalogisasi)

tuntutan prioritas layanan dari hanya sirkulasi ke

layanan rujukan

Perubahan jam kerja dari pukul 08.00

16.00

menjadi pukul 08.00

21.00

pustakawan bekerja pada shift malam

(78)

Sikap pustakawan (1)

kematangan

staf

yang

terdidik

dan terlatih

”,

merespon dengan cepat ,

fleksibilitas yang tinggi mempercepat proses

transisi.

Kesadaran staf bahwa Perpustakaan adalah

gro ing

organisme

” yang

terus bertumbuh dan

berkembang, dimana mereka tidak punya pilihan

selain terus mengikuti pertumbuhan dan

berkembang bersama dengan Perpustakaan jika

tidak ingin tersisih dan menjadi

others” di

rumah

(79)

Dampak atas sikap pustakawan

tingginya apresiasi akademisi dan manajemen

terhadap profesi pustakawan.

kebijakan pimpinan tentang strata staf tendik,

dimana pustakawan memiliki level yang lebih

(80)

Tugas Pimpinan

Ketika staf Perpustakaan dituntut memberikan

layanan sesuai dengan kebutuhan

pemustakanya (

user centered

); maka

kewajiban seorang Kepala Perpustakaan

melayani stafnya agar mereka nyaman dan

(81)

The Role of Libraries to develope

Knowledge-based

Learning Environment

some experiences from Germany

National Seminar in Librarianship

Universitas Pendidikan Indonesia 19.08.2015

(82)

Goethe-Institut

159 Institutes in 98 countries

-

promote German as a foreign language

- cultivate international cultural cooperation

- present a comprehensive image of Germany

(83)

BIBLIOTHEK GOETHE-INSTITUT JAKARTA

(84)

The Role of Libraries to develope

Knowledge-based Learning Environment

some experiences from Germany

1

Trends and Visions

2

Tools and Tipps

(85)

ROLEX LEARNING CENTER LAUSANNE SWITZERLAND

(86)

ROLEX LEARNING CENTER LAUSANNE SWITZERLAND

(87)

06.03.2014

(88)

HUMBOLDT-UNIVERSITY BERLIN, READING LOUNGE

(89)
(90)

Library Trends in Germany

Library as

learning space

and meeting place

- heritage space/ gallery

- theme lab / music room

- reading lounge / coffee shop

(91)
(92)

PUBLIC LIBRARY, STUTTGART LIBRARY OF THE YEAR 2013

LIBRARY AS LEARNING SPACE KNOWLEDGE ARRAGEND

SYSTEMATICALLY

ALLOWS SEARCHING AND BROWSING

EXPERIENCE NEW MEDIA

INTRODUCE ALL VISITORS TO LITERATURE, ART, MUSIC... OPEN, INCLUSIVE SPACE

(93)
(94)
(95)

The Role of Libraries to develope

Knowledge-based Learning Environment

some experiences from Germany

1

Trends and Visions

2

Tools and Experiences

(96)

EXCHANGE OF IDEAS

(97)

LOOK FOR INSPIRATION

(98)

DESIGNING LIBRARIES, BY UK LIBRARIANS

(99)

WORK WITH YOUR TEAM AND YOUR USERS

(100)

KEY FEATURES OF THE DESIGN THINKING APROACH

INSPIRATION is about framing a design challenge and discovering new perspectives on the opportunity.

IDEATION is about generating ideas and making them tangible.

(101)

THE NEXT BIG THING IN EUROPE SEPTEMBER 2015

A NEXT LIBRARY® EVENT

IS AN INTERNATIONAL GATHERING OF FORWARD-THINKING

LIBRARY PROFESSIONALS, INNOVATORS AND

DECISION-MAKERS WHO ARE PUSHING BOUNDARIES

AND MAKING CHANGES THAT SUPPORT

LEARNING IN THE 21ST CENTURY.

(102)

Re-designing libraries as learning

spaces:

The Goethe-Institut experience

Challenges

- many 'old' libraries with overgrown collections

- small spaces

(103)
(104)

GOETHE-INSTITUT BARCELONA AND MONTREAL

Group spaces

(105)

GOETHE-INSTITUT SINGAPORE

- BIG TABLE FOR GROUPS - PLACES FOR INDIVIDUAL LEARNING

(106)

GOETHE-INSTITUT BRATISLAVA BIGGER SPACE

(107)
(108)

The Role of Libraries to develope

Knowledge-based Learning Environment

some experiences from Germany

1

Trends and Visions

2

Tools and Experiences

3

Example

:

Berlin Central and

(109)

BERLIN CENTRAL AND

REGIONAL LIBRARY (ZLB)

- largest public library in Germany, including scientific

books and media for all age groups

- special section 'Children's and Youth Library'

- for students, parents, teachers, and educators

(110)

Children's and Youth Library

Learning Center

06.03.2014
(111)

FOR STUDENTS FROM GRADE ONE UNTIL FINAL EXAM

(112)

ZLB LEARNING CENTER

- provide opportunities for kids from various

backgrounds

- support students from migrant families

- let students experience the usage of information

technology (hardware and software)

- encourage autonomous learning

(113)
(114)
(115)

PROVIDE TIPPS AND TECHNIQUES FOR LEARNING

(116)

EVENTS AND COURSES – GIVEN BY EXPERTS, FOR FREE

WORKSHOP

'CREATIVE WRITING'

HOMEWORK AND LEARNING SUPPORT

FOR GIRLS

(117)

How to develope your library into a

Knowledge-based Learning Environment

?

1

LOOK FOR INSPIRATION

2

ASK YOUR TEAM AND YOUR CUSTOMERS

3

SECURE SUPPORT AND FUNDING

4

GET STARTED

(118)

Thank you for your attention

christel.mahnke@jakarta.goethe.org

(119)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

PERPUSTAKAAN SEKOLAH

OLEH: NURCAHYONO

Disampaikan dalam rangka seminar,lokakarya dan

Workshop Kepustakawanan Nasional MUNAS

(120)

BIODATA

Nama:

DRS.NURCAHYONO,SS. M.Si

Alamat:Jl.Tegar Beriman B1 No.1 CGP Bogor

Tempat Tgl: Purworejo,8-1-1965

JABATAN:KABID PENGEMB PERPUS SEKOLAH DAN PT

Tlp. 081218017709,

(121)

FUNGSI PERPUSTAKAAN NASIONAL

REGULATOR

MOTIVATOR

SUPERVISOR

EVALUATOR

(122)

FUNGSI REGULATOR

UU no 4 Tahun 1990 Tentang Serah

Terima Karya Cetak dan Karya Rekam

UU no 43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan

Peraturan Pemerintah no 24 Tahun 2014

Tentang Penjelasan UU no 43 Tahun 2007

KEPMENPAN no 33 Tahun 1998 Tentang

Jabatan Fungsional Pustakawan dan

(123)

KEPMENPAN no 132/KEP/M.PAN/12/2002

Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan

dan Angka Kriditnya

PERMENPAN no 9 Tahun 2014 Tentang

Jabatan Fungsional Pustakawan dan

Angka Kriditnya

Peraturan

Peraturan Kepala

(124)

FUNGSI STIMULUS :

BANTUAN

Perpustakaan sekolah / Madrasah

Perpustakaan PONPES

Perpustakaan Komunitas

Perpustakaan LAPAS

(125)

Perpustakaan daerah Transmigrasi

Perpustakaan daerah tertinggal

Perpustakaan perbatasan

Perpustakaan pulau pulau terluar

Perpustakaan mobil keliling,

(126)

FUNGSI SUPERVISOR

Monetoring dan evaluasi penyelenggaraan

perpustakaan

Monetoring dan evaluasi bantuan buku

dan rak buku perpustakaan

(127)

FUNGSI EVALUATOR

(128)

VISI DAN MISI PERPUSNAS

(RESENTRA TAHUN 2014-2019)

VISI

Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui

Gemar Membaca dengan

Memberdayakan Perpustakaan

(129)

MISI PERPUSNAS

1.

Mewujudkan koleksi nasional yang

lengkap dan mutakhir

2.

Mengembangkan diversikasi layanan

perpustakaan

berbasis

Teknologi

Informasi dan Komunikasi ( TIK )

3.

Mengembangkan perpustakaan yang

(130)

MISI PERPUSNAS

4.

Mewujudkan tenaga perpustakaan

yang kompeten dan profesional

5.

Menggalakkan

sosialiasasi/promosi/pemasyarakatan

gemar membaca

6.

Mengembangkan

infrastruktur

(131)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 7, ayat (1):

1.

Mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya

mendukung sistem pendidikan nasional;

2.

Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan

perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat;

3.

Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di

tanah air;

4.

Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan

(132)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 7, ayat (1):

5. Menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan

perpustakaan;

6. Meningkatan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan;

7. Membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas

pustakawan, dan tenaga teknis perpustakaan;

8. Mengembangkan Perpustakaan Nasional; dan

(133)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 9:

10. Menetapkan kebijakan nasional dalam pembinaan dan

pengembangan semua jenis perpustakaan di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

11. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan

dan pengelolaan perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia; dan

(134)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 11, ayat (1):

13. Menyusun standar koleksi perpustakaan;

14. Menyusun standar sarana dan prasarana;

15. Menyusun standar pelayanan perpustakaan;

16. Menyusun standar tenaga perpustakaan;

17. Menyusun standar penyelenggaraan; dan

(135)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 12, ayat (3):

(136)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 21 :

Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan

teknis pengelolaan perpustakaan;

21. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan

koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan;

22. Membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis

perpustakaan; dan

23. Mengembangkan standar nasional perpustakaan.

24. Mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi

(137)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 21 :

25. Mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil

budaya bangsa;

26. Melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca

dalam rangka mewujudkan masyarakat pembelajar

sepanjang hayat; dan

(138)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 22, ayat (1) dan (2):

28. Menyelenggarakan perpustakaan umum;

29. Melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah

(139)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 28:

(140)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 34, ayat (4) :

(141)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 44, ayat (1):

(142)

TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007

Pasal 45, ayat (1):

(143)

Visi Permerintah Kabinet Kerja

Tahun 2015-2019

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

(144)

Misi Pemerintah Kabinet Kerja

Tahun 2015-2019

Mewujudkan keamanan nasional yang

mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan

mengamankan sumber daya maritim, dan

mencerminkan

kepribadian

Indonesia

sebagai negara Kepulauan

Mewujudkan

Masyarakat

maju,

berkesinambungan

dan

demokratis

(145)

Misi Pemerintah Kabinet Kerja

Tahun 2015-2019

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif

dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim

Mewujudkan

kualitas

hidup

manusia

Indonesia

yang

tinggi,

maju,

dan

sejahtera

(146)

Misi Pemerintah Kabinet Kerja

Tahun 2015-2019

Mewujudkan Indonesia menjadi negara

maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional

Mewujudkan

masyarakat

yang

(147)

9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)

Bidang Perpustakaan

1.

Menghadirkan

kembali

negara

untuk

melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga negara

2.

Membuat pemerintah tidak absen dengan

membangun tata kelola pemerintah yang

bersih, efektif, demokratis dan terpercaya

3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan

memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

(148)

9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)

Bidang Perpustakaan

4.

Menolak

negara

lemah

dengan

melakukan

reformasi

sistem

dan

penegakkan hukum yang bebas korupsi,

bermartabat dan terpercaya

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia

(149)

9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)

Bidang Perpustakaan

7.

Mewujudkan

kemandirian

ekonomi

dengan

menggerakkan

sektor-sektor

strategis ekonomi domestik

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa

9.

Memperteguh

Ke-Bhineka-an

dan

(150)

PERAN PERPUSTAKAAN NASIONAL DLM

MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN

MENSUKSESKAN NAWA CITA KE :

3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan

memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan

5.

Meningkatkan

kualitas

hidup

manusia

Indonesia

6.

Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya

saing di pasar Internasional

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa

(151)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

PERPUSTAKAAN SEKOLAH / MADRASAH

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah /

madrasah memenuhi Standar Nasional

Perpustakaan

Semua kepala perpustakaan sekolah wajib

diklat calon kepala perpustakaan

Semua tenaga perpustakaan sekolah wajib

diklat tenaga teknis perpustakaan

Penguatan kelembagaan perpustakaan

(152)

PROGRAM KEGIATAN

Diklat calon kepala perpustakaan sekolah /

madrasah

Diklat teknis tenaga perpustakaan sekolah

Sosialisasi akreditasi perpustakaan sekolah /

madrasah

Pelaksanaan akreditasi perpustakaan sekolah /

madrasah

Fasilitasi pengembangan perpustakaan sekolah /

madrasah

Penyusunan naskah akademis PERKB

(153)

IDE / GAGASAN PENGEMBANGAN

PERPUSTAKAAN SEKOLAH / MADRASAH

Kerjasama dg BAPENAS memasukan

program pengembangan perpustakaan

sekolah / madrasah dalam

Blue book

BAPENAS

Kerjasama dengan Japan International

(154)
(155)

Library Move On:

Proud being a Professional in Library and

Information Field

Hanna Chaterina George

Association of Indonesian School Information Professionals

(APISI)

(156)

Tujuan

Ide dan gagasan

berkaitan dengan program-program yang

dapat dikembangkan oleh pengelola perpustakaan sekolah agar

wacana perpustakaan sebagai jantungnya perpustakaan sekolah

Keterampilan dan pengetahuan

apa yang perlu dimiliki

oleh pengelola perpustakaan sekolah agar perpustakaan sekolah

menjadi wahana utama dalam proses ajar mengajar di sekolah

Peran sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(157)
(158)
(159)

Gagasan APISI

LITERASI INFORMASI SEBAGAI ALAT

ADVOKASI

PERPUSTAKAAN DAN

(160)

Literasi Informasi di INDONESIA:

Kajian APISI

2005: Penelitian Pertama Literasi Informasi di sekolah

2006

Laporan Pertama tentang Perpustakaan Sekolah dan

Literasi Informasi: Contoh penerapan literasi informasi di

sekolah swasta

(161)

2011- Kajian APISI dan PNRI tentang

Implemetasi Literasi Informasi Pustakawan yang

pernah pelatihan literasi informasi

2013

Literasi Informasi: Konteks Sosial Budaya

2013 - POLA LISA: sebuah model Literasi

Informasi untuk Sekolah Berkurikulum Nasional

(162)

Mengapa Literasi Informasi?

Generasi Web

atau

Generasi Google

(Godwin, 2008)

(163)

Mengapa Literasi Informasi?

Untuk meningkatkan

pemahaman bacaan

para siswa

(Farmer & Henri, 2008)

Foto: Pondok Pesantren Al-Maliki. MENDIDIK MANUSIA CERDAS BERIMAN

(164)

Mengapa Literasi Informasi?

untuk membentuk sikap positif dan kebiasaan

yang menjadikan para siswa pembelajar

seumur hidup

(165)

POLA LISA

PENGUMPULAN INFORMASI

PENYELARASAN INFORMASI

LAPORAN, ESSAY,

PRAKARYA (TASKS COMPLETED)

PEMANFAATAN INFORMASI PENCARIAN INFORMASI

INTERNET VIDEO BUKU MAJALAH GOOGLE RAK PENYIIMPANAN

TUGAS

(GIVEN TASKS/RESEARCH QUESTIONS)

(166)

LI sebagai Alat Advokasi

Sumber gambar: Fun and Entertainment in The Berkshires

(167)

Paradigma

Perpustakaan

sekolah

Pustakawan

Program ((LI): Minat baca Kolaborasi Pengembangan Perpustakaan Sekolah Pengembangan Pustakawan: Jejaring; CPD

(168)

KEPALA SEKOLAH SMA

TAHAP PERENCANAAN (PUSTAKAWAN)

TAHAP PELAKSANAAN (PUSTAKAWAN, SISWA DAN GURU)

TAHAP EVALUASI

(PUSTAKAWAN, GURU DAN KEPALA SEKOLAH SMP & SMA)

NON JADWAL (GURU, SISWA &

PUSTAKAWAN) JADWAL

(PUSTAKAWAN & SISWA)

KEPALA SEKOLAH SMP

KEBIJAKAN dari ISO 2008 dalam SOP

(169)
(170)

Manajemen Perpustakaan Sekolah

Komunikasi

Program Literasi Informasi yang berkelanjutan

Lobbying

Menulis

Mengikuti perkembangan teknologi

Terbuka terhadap perubahan

Aktif berperan dalam kegiatan advokasi profesi

(171)

Strategi Advokasi

Mempromosikan dan melaksanakan

literasi

informasi di sekolah-sekolah

Menggunakan

POLA LISA

untuk memudahkan

pemahaman implementasi literasi informasi di

sekolah

Melakukan

pengembangan profesionalitas berkelanjutan

Proactive

dalam komunitas sekolah

Mengembangakn

jejaring

dan

saling berbagi

(172)

PERAN SARJANA

(173)
(174)

Referensi:

George, Hanna Chaterina.

Information Literacy as an Advocacy

Tool by Indonesian School Libraries:an APISI study

.

Presented at

IASL Conference, MECC, Maastricht, The Netherlands. 2015.

George, Hanna Chaterina. "

POLA LISA: An Information Literacy

Model for National-based Curriculum in Indonesia.

" Presented at

CONSAL XVI, BECC, Bangkok, Thailand. 2015.

(175)

PERAN PENTING PERPUSTAKAAN

SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN

Oleh:

Muhamad Ihsanudin, M.Hum

Ketua Umum Pengurus Pusat ATPUSI

(176)

Visi Pendidikan Negara Maju

Membentuk masyarakat berbasis pengetahuan

(

Knowledge based society

)

Indikator masyarakat berbasis pengetahuan,

antara lain; memiliki kemampuan tinggi dalam

pemecahan masalah, kreatif, inovatif, beretika,

demokratis, menjadi pembelajar mandiri dan

(177)

Perubahan Arah Pendidikan

teacher centered

(berpusat pada guru)

student centered

(berpusat pada

siswa)

(178)

KURIKULUM dan PEMBELAJARAN

Standar isi

Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Standar Proses

Standar Penilaian

Selalu berubah mengikuti tuntutan kebutuhan zaman.

(179)

Paradigma Pembelajaran Abad 21

Konstruktifisme: Pembelajaran saintifik

Pendekatan Pembelajaran:

problem based learning,

inquiry based learning, discovery based learning,

project based learning,

dan lain-lain.

Model pembelajaran saintifik memerlukan data,

informasi dan pengetahuan (sumber belajar) yang

banyak dan beragam

Disinilah letak penting peran perpustakaan dalam

(180)

PERPUSTAKAAN TIDAK BERKEMBANG,

BILA…

Pembelajaran dengan metode ceramah (

lecture

),

satu arah.

Model evaluasi/ulangan/ujian berbasis

recall

(hapalan), bukan pemecahan kasus/masalah.

Sumber belajar hanya dibatasi pada buku teks atau

diktat guru semata. Ada guru yang mengharuskan

jawaban siswa berdasarkan apa yang tertera di buku

(181)

Tiga program perpustakaan sekolah yang

berkonribusi langsung pada prestasi belajar

1. Pengadaan koleksi secara besar-besaran

2. Program Literasi Informasi

(182)

Pengadaan koleksi secara besar-besaran

Selain koleksi tercetak, perlu juga dibangun perpustakaan dijital

yang berfungsi sebagai

main library

yang bisa diakses oleh seluruh

sekolah di Indonesia

Menyediakan pangkalan data berbayar, seperti yang dimiliki PNRI

dapat juga menjadi referensi bagi semua guru dan siswa. Perlu

sosialisasi yang intens agar diketahui dan dapat diakses oleh semua

sekolah

(183)

Program Literasi Informasi

Pilih model tertentu, misalnya Big6

Buat Silabus dan RPP (standar isi sudah ada pada situs

Big6, tinggal disesuaikan)

Buat Buku Materi Literasi Informasi

Terapkan secara terintegrasi dengan kurikulum atau

terpisah dari kurikulum (Pada jam ekskul atau muatan

lokal)

Yakinkan pimpinan sekolah bahwa program ini

(184)

Program Membaca di sekolah

Kemendikbud sudah menetapkan kewajiban membaca selama

15 menit sebelum pelajaran dimulai setiap harinya. Perlu

sosialisasi dan pengawalan agar program ini dapat berjalan

Perlu dibuat standar kompetensi membaca pada berbagai

level/jenjang

Perlu dibuat daftar bahan bacaan (buku) yang menggambarkan

level/jenjang kemampuan membaca

Perlu upaya yang sungguh-sungguh, konsisten dan

berkesinambungan hingga terbentuk minat baca, kebiasaan

(185)

Tiga pengembangan program

perpustakaan sekolah yang inspiratif

Munazharah (wacana kritis)

Buatlah suasana di perpustakaan yang mendorong siswa senang mengkaji persoalan-persoalan penting, suka berdiskusi, bertukar pendapat, berbagi pengetahuan. Misalnya dengan membuat klub-klub diskusi/kajian.

Mulaahazhah (melakukan research/penelitian)

Buatlah program agar siswa senang membuat penelitian. Berikan bimbingan literasi informasi agar penelitiannya berkualitas. Berilah hadiah bagi yang terbaik.

Muqaaranah (melakukan perbandingan/bench-marking)

(186)

4 asset perpustakaan yang tak ternilai harganya

1.

Data

2.

Informasi

3.

Pengetahuan

4.

Kebijaksanaan

(wisdom/hikmah)

(187)

Al Hikmah

Wa man yu’tal hikmat

a, faqad uwtiya khoiran katsiro

(Barangsiapa diberikan kepadanya hikmah, maka

sesungguhnya dia diberikan kebaikan yang banyak). QS.

Albaqarah:269.

Ada orang biasa, dia bukan nabi atau rasul, tetapi karena

dianugerahkan kepadanya al hikmah, namanya disebutkan

di dalam Al Quran, seperti Luqman.

Apa itu al hikmah?

Perpustakaan besar di Bagdad pada masa puncak kejayaan

(188)

Tantangan yang dihadapi Perpustakaan

Sekolah di Indonesia

 Sebagian besar tenaga perpustakaan sekolah tidak kompeten dan belum profesional. 92% tenaga perpustakaan sekolah tidak berlatar belakang pendidikan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi

 Sebagian besar tenaga perpustakaan sekolah tidak memahami kurikulum dan proses pembelajaran, sehingga tidak memahami dengan baik kebutuhan guru dan siswa dalam pembelajaran

 Indonesia belum memiliki akademisi di bidang perpustakaan sekolah dalam jumlah yang memadai (sangat sedikit). Berbeda dengan Australia, Kanada, USA, dan negara-negara Eropa yang banyak memiliki akademisi bergelar master atau doktor yang

(189)
(190)

Tantangan yang dihadapi Perpustakaan

Sekolah di Indonesia

Tidak mudah memahamkan Program Literasi Informasi di

sekolah. Begitu juga Program Membaca. Banyak faktor yang

menyebabkannya, di antaranya faktor kultural (budaya) dan

pengetahuan.

Pola pikir pragmatis dan dedikasi yang rendah turut

memperparah kondisi perpustakaan sekolah. Banyak tenaga

perpustakaan sekolah hanya berpikir bagaimana agar bisa

menjadi PNS, sementara kompetensi dan kinerjanya masih

(191)
(192)

Yooke Tjuparmah S. Komaruddin

Mobile: 0878790898. E-mail: yooke_tj@yahoo.co.id Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Teknologi dan Pendidikan

(193)

Perubahan Cara Pandang thd siswa, semula

sebagai objek kemudian menjadi Subjek dalam

Kegiatan Pembelajaran

Belajar dari Pengalaman dan

Menciptakan Pengetahuannya Sendiri

(194)

Pakar

Internet Sekolah Lain

Perpustakaan

Multi Sumber Kelompok

Kelas

Guru

Siswa Siswa

Berpusat Pada Guru

(195)
(196)

BUKAN LAGI BAGAIMANA GURU

MENGAJAR DENGAN BAIK

(TEACHER CENTER)

BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR

DGN BAIK, TERPADU DAN

BERKELANJUTAN

(STUDENT CENTERED LEARNING)

TRANSFER OF KNOWLEDGE

SAINTIFIK (5M)

PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN

(197)

Perpustakaan Sekolah menurut UU no 43 Tahun

2007 tentang Perpustakaan yang secara lengkap

diuraikan pada Bab VII tentang Jenis-Jenis

Perpustakaan Bagian 3 Pasal 23 ayat (1) sampai

dengan ayat (6): (1) Perpustakaan Sekolah,

Koleksi, (2) Pengembangan Koleksi, (3) Koleksi

Perpustakaan untuk Kurikulum Pendidikan, (4)

Perpustakaan Sekolah untuk Kesetaraan, (5)

Pelayanan Berbasis TIK, (6) 5 % anggaran

Permendiknas No 25 Tahun 2008 tentang

(198)

a.

Edukatif

b.

Informatif

c.

Riset

d.

Administrasi

e.

(Plus Publikasi, Deposit,

Dokumentasi, Intepretasi, Kreatif

(199)

LAMA

1.

Pembinaan

Koleksi

2.

Pengolahan

Koleksi

3.

Layanan Sirkulasi,

Referensi dan

Dokumentasi

4.

Administrasi

B ARU

1.

Pemberdayaan

sumber daya

(resources)

2.

Pemberdayaan

pemustaka

(users)

3.

Layanan yang

(200)

Tenaga Perpustakaan Sekolah harus memiliki:

1.

Kompetensi Manajerial,

2.

Kompetensi Pengelolaan Informasi,

3.

Kompetensi Pendidikan,

4.

Kompetensi Kepribadian,

5.

Kompetensi Sosial,

Gambar

Gambar   : Sistem Kurikulum  (Team Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2011, hal
Gambar Diam,
Gambar: program Unesco's Memory of the World
gambar, video, suara, dsb.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga perkiraan luas panen padi Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2008 merupakan penjumlahan perkiraan luas panen padi sawah dan luas panen padi ladang yaitu sebesar

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivisme. 4 Pembelajaran Kooperatif berasal dari kata cooperative yang

undangan, surat pengantar, surat pengumuman, surat edaran, surat kuasa, surat panggilan, surat peringatan, surat tugas, surat perintah, surat instruksi, surat keputusan, surat

Proses yang menjadi faktor penting di dalam pembangunan suatu gedung adalah penunjukan para konsultan utama yaitu arsitek, struktur dan mekanikal dan elektrikal serta

Berdasarkan hasil wawancara di atas dalam proses pengambilan keputusan keterlibatan bawahan hanya sebatas memberikan informasi yang akurat dengan tidak melibatkan

Hasil analisis menunjukkan bahwa enyebab kemiskinan dan ketimpangan ekonomi di Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, dan Licin antara lain Umur, tingkat pendidikan,

Ossa cranium, ossa verterbrae, ossa costae, urostylus vertebralis termasuk dalam skeleton axial, sedangkan ossa appendicularis terdiri dari sepasang sirip dada,

Kurva very platykurtic yang ditemukan dominan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa transpor sedimen pada daerah penelitian diperani oleh arus yang bekerja