• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Informasi Cerita Perang Badar Melalui Multimedia Interaktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Informasi Cerita Perang Badar Melalui Multimedia Interaktif"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan kelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Menurut Daoed Joesoef yang dikutip oleh Haryanto pada artikelnya tentang pentingnya pendidikan ialah

“Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina

hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” (Haryanto, 2014). Dari

pernyataan tersebut bahwa pendidikan merupakan hal penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Dalam pendidikan, ada yang disebut pendidikan karakter yang dapat dilakukan dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam pendidikan karakter ini, Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu pendidikan yang menjadi tolak ukur dalam pembentukan karakter tersebut. Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai suatu usaha untuk membina dan mengasuh siswa supaya dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, ada salah satu materi yang penting sebagai cerminan siswa untuk memahami dan meneladani dakwah Rasulullah SAW periode Madinah yaitu materi cerita perang

Badar. Perang Badar ini adalah perang pertama dalam Islam, yang membuktikan perjuangan umat Islam dalam membela di jalan Agama Allah SWT. Yakni dengan memahami dan meneladani hikmah dan nilai-nilai yang ada didalam materi cerita perang Badar untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi saat ini, antusias siswa untuk memahami dan mempelajari materi tentang cerita perang Badar sangat tinggi, hal ini dinilai dari minat siswa yang tinggi untuk mempelajari materi cerita perang Badar. Selain menambah wawasan tentang dunia Islam, siswa dapat meneladani sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW untuk kehidupan sehari-hari. Dengan metode pembelajaran yang text book

(2)

memvisualisasikan kejadian tentang cerita perang Badar. Dengan metode text book, menjadi salah satu kendala bagi sebagian siswa yang memiliki

kecenderungan tidak suka membaca. Selain itu, mempelajari cerita perang Badar menjadi hal yang tabu sebagian kecil siswa seperti menganggap mempelajari materi cerita perang Badar adalah hal yang negatif. Hal ini yang harus diluruskan dan diberikan arahan mengenai betapa pentingnya untuk mempelajari materi cerita perang Badar secara mendalam.

Idealnya dengan mempelajari materi cerita perang Badar, siswa mampu memahami dan meneladani strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah sebagai kompetensi dasar siswa. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komputer saat ini, sangat memungkinkan sebuah pembelajaran bisa terbantu agar lebih efektif dalam penyampaian materi. Dengan demikian, hasil belajar yang diharapkan adalah siswa mampu memahami dan meneladani strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah yakni tentang materi perang Badar dengan mudah. Selain itu, siswa dapat meneladani nilai-nilai yang dipetik untuk diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Fungsinya akan berdampak positif bagi siswa untuk mencerminkan kepribadian yang baik, dan dapat meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.

Dengan adanya kondisi faktual saat ini yang bertolak belakang dengan kondisi ideal, maka penelitian mengenai tema cerita perang Badar dalam pendidikan menjadi suatu penelitian yang penting untuk dilakukan. Hal ini yang melatarbelakangi perangcangan pembelajaran materi cerita perang Badar.

I.2 Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam perancangan ini sebagai berikut:

 Metode pembelajaran text book menjadi salah satu kendala bagi sebagian

siswa yang memiliki kecenderungan tidak suka membaca.

 Mempelajari cerita perang Badar menjadi hal yang tabu bagi sebagian kecil

(3)

 Kurangnya media penunjang pembelajaran tentang materi cerita perang Badar

khususnya untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah atau kepada masyarakat umum.

I.3 Rumusan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumusan masalah dalam perancangan ini adalah:

Bagaimana menginformasikan tentang materi cerita perang Badar khususnya kepada siswa dan kepada masyarakat umum, sebagai media penunjang pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perancangan ini, dapat diuraikan sebagai berikut :

 Materi pembelajaran dibatasi mengenai cerita perang Badar, berupa

tahapan-tahapan awal mulanya terjadinya perang Badar, hingga pasca perang Badar dan hikmah serta pelajaran yang terkandung dalam perang Badar terkait dengan pembelajaran siswa.

 Materi pembelajaran ini dibatasi untuk siswa kelas sepuluh, sebagai target

sasaran dengan usia rata-rata 16-18 tahun. Sebagai media penunjang belajar.

I.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini sebagai berikut:

 Dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari materi cerita

perang Badar tanpa adanya kesulitan dalam memvisualkan kejadian.

 Memberikan metode pembelajaran yang lebih efektif dengan menggunakan

Teknologi Informasi dan Komputer (TIK).

 Dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya mempelajari materi cerita perang Badar kepada siswa. Sehingga, dengan adanya materi ini siswa dapat merealisasikan hasil belajarnya untuk memahami dan meneladani sikap

tauladan Nabi Muhammad SAW.

 Hasil dalam perancangan ini, diharapkan dapat menjadikan media penunjang

(4)

BAB II

KAJIAN DATA DAN PUSTAKA

II.1 Multimedia Interaktif

Menurut Vaughan (2004), dalam artikelnya bagian pertama menjelaskan multimedia merupakan kombinasi antara teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan atau dikontrol secara interaktif. Dalam bukunya Binanto (2010) menjelaskan ada tiga jenis multimedia, yaitu :

 Multimedia Interaktif

Pengguna multimedia interaktif ini dapat mengontrol apa dan kapan sebuah informasi yang disediakan untuk ditampilkan atau disampaikan ke penggunanya.

 Multimedia Hiperaktif

Multimedia Hiperaktif ini memiliki struktur dari beberapa elemen yang saling terkait dengan pengguna, sehingga pengguna dapat mengarahkannya. Multimedia hiperaktif ini mempunyai banyak tautan (link) yang menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada.

 Multimedia Linier

Pada multimedia linier pengguna hanya dapat menonton dan menikmati produk multimedia tersebut yang disajikan dari awal hingga akhir. Bentuk interaksi yang digunakan dalam multimedia linier ini bersifat satu arah.

(5)

disampaikan, dan jika menggunakan multimedia interaktif, yakni menggunakan audio, visual, dan melibatkan pengguna dalam pembelajaran, maka tingkat efektifitasnya hingga 60 persen dalam kemampuan untuk mengingat informasi yang disampaikan.

Menurut Suyanto (2004), ada dua jenis multimedia non linier atau biasa disebut dengan multimedia interaktif, yakni multimedia interaktif online dan

offline. Multimedia interaktif online adalah jenis multimedia yang penyajiannnya menggunakan internet dan Multimedia interaktif offline adalah multimedia interaktif yang penyajiannya tanpa menggunakan internet contohnya menggunakan CD interaktif dan lain-lain.

II.2 Perang Badar

Perang adalah pertempuran antara dua pasukan atau lebih untuk mencapai tujuan yaitu kemenangan. Dalam peperangan, disitulah penentu antara pasukan yang kalah atau pasukan yang menang. Dalam perang tentu adanya rencana atau strategi bagaimana untuk mengalahkan musuh. Dengan adanya strategi perang yang baik maka perang yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan akan mendapatkan kemenangan. Jika strategi dalam berperang tidak berjalan dengan baik maka akan berdampak fatal dalam berperang sehingga mendapatkan

kekalahan.

Gambar II.1 Ilustrasi pasukan Muslim perang Badar

Sumber :

(6)

Pandangan peperangan dalam Islam saat ini menimbulkan banyak pertentangan. Mulai dari perang sebagai perebutan tanah kekuasaan, perebutan harta, perebutan tahta, sampai dengan perang sebagai ajang balas dendam. Hakikatnya hal tersebut tidak dibenarkan dalam Islam, walaupun peperangan sendiri diperbolehkan dengan tujuan tertentu. Peperangan dapat dilakukan apabila melibatkan agama untuk mempertahankan kesuciannya. Perang dilakukan untuk menegakan hukum Allah, yang menjamin kesejahteraan dan pengajaran bagi umat manusia. Dalam firman Allah SWT menurunkan wahyu yang mengizinkan orang-orang islam berperang, yang isinya :

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar

Maha Kuasa menolong mereka itu.” (Q.S Al-Hajj [22]: 39)

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah [02]: 216)

Dalam hal ini walaupun perang telah diizinkan oleh Allah SWT, perang hanya bertujuan untuk menghilangkan kebatilan dan menegakan ajaran agama Islam. Perang bukan menjadi solusi dalam menyelesaikan sesuatu. Artinya peperangan

bisa terjadi dengan alasan dan tujuan yang jelas. Saat ini bentuk penyelesaian masalah tidak dengan berperang, melainkan dengan cara yang lebih baik seperti diselesaikan dengan cara kekeluargaan atau dengan hukum yang berlaku. Berpegang teguhlah dalam kebaikan dalam menyelesaikan masalah dan menghindari perbuatan-perbuatan kemungkaran. Seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT :

”(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi, niscaya mereka mendirikan solat, menunaikan zakat, menyuruh perbuatan yang

ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar.” (Q.S Al-Hajj [22]: 41)

(7)

SAW bukanlah keinginan Nabi, melainkan Nabi lebih suka berdamai dan menjadi perjanjian, yang tercantum dalam firman Allah SWT :

“Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan

bertaqwallah kepada Allah. Sesungguhnya, Dia Maha Mendengar, Maha

Mengetahui.” (Q.S Al-Anfal [08]: 61)

Dengan firman Allah SWT tersebut mengantarkan pada umatnya bahwa nilai-nilai perdamaian, kebaikan, dan ketaqwaan yang senantiasa diprioritaskan dalam menyelesaikan sesuatu. Nabi melakukan peperangan memiliki alasan dan tujuan yang jelas, ada tiga alasan Nabi berperang menurut Nizar Abazhah dalam bukunya yang berjudul Perang Muhammad (2011: h.327) sebagai berikut :

“Pertama, melayani serangan musuh, seperti yang terjadi pada Perang Badar,

Uhud, dan Khandaq. Nabi meladeni perang-perang itu untuk mempertahankan diri. Kedua, memberi pelajaran terhadap musuh yang mencari gara-gara atau bersengkokol mengganggu kaum muslim meskipun sudah ada nota perjanjian atau kerjasama. Ketiga, menggagalkan rencana musuh yang mengancam kaum

muslim.”

Dalam tiga alasan tersebut, membuktikan bahwa perang terjadi bukan keinginan

Nabi dalam berperang, melainkan untuk mempertahankan diri. Kaum Muslim tidak memicu peperangan, karena sesungguhnya mereka tidak memusuhi siapapun. Bahkan kaum muslim rela untuk menolong serta membantu, musuh yang terluka, sakit, dan tertawan. Kaum Muslim hanya ingin mengedepankan kedamaian. Arti dari Islam sendiri berasal dari kata salam (damai, sejahtera), dan salam adalah salah satu asma Allah SWT. Islam tidak memperbolehkan perang kecuali dalam situasi tertentu. Nabi Muhammad SAW tidak pernah memerangi suatu kaum tanpa menyeru mereka kepada Islam terlebih dahulu. Nabi selalu berpesan kepada pimpinan, pasukan dan segenap anggotanya agar berprilaku baik, khususnya untuk bertaqwa kepada Allah SWT (Nizar Abazhah, 2011: h.337).

(8)

Perang Badar merupakan peperangan yang terjadi antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Kaum Quraisy ialah sebagai nama pengganti dengan kaum kafir Makkah. Dimana kaum tersebut yang terus menerus mengegerkan kaum Muslim karena ketidaksukaan dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad SAW yang berdakwah untuk penyebaran Islam. Nama Badar adalah mata air yang terkenal yang berada diantara Makkah dan Madinah. Nama Badar sendiri berasal dari seseorang yang bernama Badar, maka mata air tersebut dinamakan sama dengan nama pemiliknya yakni Badar. Badar terkenal karena adanya peperangan yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah atau 13 Maret 624 Masehi dengan sebutan perang Badar. Dimana perang Badar ialah perang pertama antara kaum Muslim dan kaum Quraisy (Dar Al-Ilm, 2011).

Gambar II.2 Illustrasi perampasan harta kaum Muslimin di Madinah

Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Perang ini terjadi karena kaum Quraisy mengambil alih secara sepihak harta benda kaum Muslim, mengusir kaum Muslim, dan kaum Muslim juga mendapatkan perlawanan dari kaum Quraisy untuk berperang. Dengan harta yang dijarah oleh kaum Quraisy, hal ini membuat perekonomian kaum Muslimin menjadi tidak stabil. Maka hal inilah yang membuat perang Badar itu terjadi. Seperti wahyu yang di turunkan oleh Allah SWT (Nizar Abazhah, 2011: h.43), yang berisi :

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah : “Berperang pada bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi

(9)

masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam dari pada

pembunuhan.” (Q.S Al-Baqarah [02]: 217)

Wahyu tersebut yang menjadikan perang di bulan suci menjadi dihalalkan oleh Nabi. Walaupun Nabi tetap menyesalinya bahwa memerintahkan pasukannya untuk berperang di bulan suci Ramadhan. Perang Badar ini berlangsung dengan sangat sengit, terjadinya petumpah darahan antara kaum Muslim dan kaum Quraisy. Pada akhirnya perang Badar ini dengan pertolongan Allah SWT dapat di menangkan oleh kaum Muslimin. Sehingga kaum Muslim mendapatkan jarahan harta hasil perang yang membuat ekonominya menjadi stabil kembali. Berikut adalah penjabaran tentang perang Badar mulai dari persiapan hingga berakhirnya perang Badar :

1. Kekuatan Pasukan Kaum Muslimin Dalam Perang Badar

Kekuatan pasukan perang Badar, Nabi Muhammad SAW berangkat dengan kekuatan 313 prajurit teridiri dari kaum Muhajirin dan Ansar. Dalam keterangan lain menurut Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.301) menyebutkan “Rasulullah SAW berangkat dengan 313 pasukan terdiri dari 82 dari kaum Muhajirin, 61 dari Aus, dan 170 dari

Khazraj.” Dengan mengiring dan menunggangi tujuh puluh ekor unta, yang

ditunggangi secara bergantian dan dua ekor kuda, sedangkan sisanya berjalan kaki (Nizar Abazhah, 2011: h.52).

Pengaturan pasukan barisan yang direncankan oleh Nabi Muhammad SAW,

yakni Mush’ab bin Umair tampil di depan membawa bendera putih, satu

bendera hitam disebut dengan al-Uqab (si Elang) yang dipegang oleh Ali bin Abi Thalib pasukan Muslimin dari kalangan Muhajirin, dan satu bendera lagi

dipegang oleh Sa’d bin Mu’adz ialah komandan dari sayap kanan, sayap kiri

dipegang oleh Al-Miqdad bin Amr dengan mengunggang kuda. Karena Sa’d

ibn Mu’adz dan Miqdad bin Amr yang baik dalam menunggang kuda dalam pasukan tersebut. Pertahanan garis belakang diserahkan kepada Qais bin

Sha’sha’ah. Komando tertinggi tetap dipegang oleh Nabi Muhammad SAW

(10)

Gambar II.3 Illustrasi pasukan penyerang kaum Muslim di perang Badar

Sumber : http://forumkomunikasiremajamasjid.files.wordpress.com/2013/12/perang-badar.jpgFMw/s1600/lokasi+Badar.jpg (16/4/2015)

Kemudian Nabi Muhammad SAW berangkat dari kota Madinah bersama pasukan ini, berjalan melewati jalur menuju Makkah, melewati mata air Badar. Selain itu, kekuatan pasukan kaum Quraisy awal mulanya ada 1300 orang. Dengan seratus kuda, enam ratus baju besi, dan unta yang cukup banyak jumlahnya. Dengan komando tertinggi yang dipegang oleh Abu Jahal bin Hisyam. (Syekh Syafiur, 1993: h.301-302).

Gambar II.4 Illustrasi Pasukan penyerang Kaum Quraisy di perang Badar

(11)

Setelah persiapan dianggap matang, kaum Quraisy pun berangkat meninggakan Makkah. Sikapnya telah digambarkan dalam firman Allah SWT, yang artinya : “… dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada

manusia, serta menghalangi (orang) dari jalan Allah.” (Al-Anfal [08]: 47). Mereka datang seperti yang telah di gambarkan oleh Rasulullah SAW, Dengan membawa kemarahan dan senjata mereka.

Kaum Quraisy adalah musuh Allah dan Rasulnya. Kaum ini pergi dengan kemurkaan dan kedengkian terhadap rasulullah SAW serta sahabatnya, disamping untuk menyelamatkan kafilah dagang mereka. Mereka bergerak lurus ke utara menuju Badar (Syekh Syafiur, 1993: h.303). Dalam perjalanan dari pasukan Quraisy terjadinya keraguan, yakni dari Al-Akhnas bin Syariq. Al-Akhnas menyarankan kepada Abu Jahal untuk kembali ke Makkah. Dengan membawa pasukannya dari pasukan Zuhrah yang jumlahnya 300 orang untuk kembali ke Makkah. Namun, Abu Jahal tidak memaksa pasukan Zuhrah untuk kembali. Maka, pasukan Quraisy melanjutkan perjalanan menuju Badar dengan kekuatan 1000 orang.

2. Musyawarah Sebelum Perang Badar

Perang Badar ini menjadi situasi yang sulit bagi Nabi. Nabi tidak ingin perang

Badar ini terjadi. Musuh dengan segala kedengkian dan permusuhan serta dalam jumlah yang sangat tidak seimbang, yang membuat Nabi bertanya-tanya apakah pasukannya dapat menghadapi mereka?”. Nabi meminta pendapat dan pertimbangan kepada sahabat-sahabatnya, Abu Bakar, Umar, dan Miqdad ibn Amr mendukung dengan perang Badar ini dan lebih baik maju terus. Seperti perkataan Miqdad ibn Amr yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.306) dengan isinya :

“Wahai Rasulullah, majulah terus seperti yang diperlihatkan Allah SWT

kepada engkau. Demi Allah, kami tidak akan berkata kepada engkau

sebagaimana Bani Israil yang berkata kepada musa: „pergi engkau bersama

Rabbmu, lalu berperanglah kalian berdua. Sesungguhnya kami ingin duduk

(12)

engkau membawa kami ke dasar sumur yang gelap, maka kami pun siap bersama engkau hingga engkau mencapai tempat itu”.

Gambar II.5 Illustrasi musyawarah Nabi sebelum perang Badar

Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Setelah Miqdad berkata seperti itu, Nabi menjawab “bagus” dan mendoakan kebaikan bagi Miqdad. Kemudian Nabi meminta pendapat kepada perwakilan dari kaum Anshar karena kaum Anshar inilah jumlah mayoritas dalam

pasukan. Kemudian Sa’ad ibn Mu’adz berdiri dan berkata yang tercantum

dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.307) dengan isinya :

“Kami sudah beriman kepada engkau. Kami sudah membenarkan engkau.

(13)

Gambar II.6 Illustrasi kaum Quraisy mengajak duel di perang Badar Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Nabi merasa senang dengan apa yang dikatakan sahabat-sahabatnya yang membuat semangat yang tinggi. Kemudian Nabi bersabda yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.308) dengan isinya :

“Majulah kalian dan terimalah kabar gembira, karena Allah telah menjanjikan satu dari dua pihak kepadaku. Demi Allah, seakan-akan saat ini

aku bisa melihat tempat kematian mereka.”

Berangkat dari situlah kaum Muslimin tetap maju dalam peperangan yang akan terjadi. Dengan pengamatan para sahabat-sahabat Nabi, musuh dari kaum Quraisy berjumlah antara sembilan ratus hingga seribu pasukan. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW tetap berpegang teguh, optimis dan meyakinkan kepada para sahabat-sahabatnya dengan sabdanya yang tercantum dalam buku Nizar Abazhah dalam bukunya yang berjudul Perang Muhammad (2011: h.95)

mengatakan “Makkah mengerahkan seluruh kekuatannya.” Dari situlah dengan motivasi yang diberikan oleh Nabi, pasukan kaum Muslimin menjadi

optimis walaupun jumlah pasukan yang dimiliki kaum Muslimin tidak sebanding dengan pasukan kaum Quraisy. Mereka tetap yakin bahwa jika

(14)

3. Penyelidikan Rasulullah Sebelum Perang Badar

Setelah musyawarah Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menuju suatu tempat yang disebut Ad-Dabbah dan meninggalkan Al-Hannan disebelah kanannya, yaitu sebuah bukit pasir yang menyerupai gunung yang kokoh, kemudian tibalah mereka di dekat Badar. Sesampainya di Badar, Nabi Muhammad SAW melakukan pengintaian untuk mencari informasi tentang pasukan Quraisy. Saat itu, Nabi berpapasan dengan seorang Arab yang sudah tua, Nabi langsung bertanya kepada kakek tersebut untuk diminta informasi. Dengan hasil yang diperoleh Nabi, bahwa pasukan Quraisy sudah sampai di tempat sekitar Badar. Sore harinya, Nabi mengirim beberapa mata-mata lagi untuk mengintai dan mencari informasi tentang musuh.

Gambar II.7 Map lokasi Perang Badar

Sumber : http://i1256.photobucket.com/albums/ii484/dionysusxxyyzz/BadarKubra.jpg (15/4/2015)

Nabi memberi tugas kepada Ali bin Abi Thalib, Az-Zubair bin Al-Awwam

dan Sa’ad bin Abi Waqqas, dengan beberapa orang lainnya. Mereka mengintai

(15)

Gambar II.8 Illustrasi pengintaian antara kedua kaum di perang Badar

Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Setelah mendapatkan informasi berupa jumlah pasukan yang jumlahnya sekitar ratusan hingga ribuan, dan posisi kaum Quraisy yang berada di balik bukit dari kaum Muslimin berpijak. Nabi Muhammad SAW kemudian menghadap kearah pasukannya dan mengatakan, “Wahai semua orang, inilah

Makkah yang telah menghantarkan jantung hatinya kepada kalian” (Syekh Syafiur, 1993: h.310). Pada malam itu Allah menurunkan hujan yang deras, hingga kaum Quraisy basah kuyup yang menghambat langkah mereka untuk maju dipeperangan. Tetapi bagi kaum Muslim hujan itu seakan menjadi simbol keberhasilan mereka dan menghilangkan jiwa-jiwa saitan dalam dirinya. Kondisi padang pasir yang semakin menjadi kasat mata, pasir menjadi kuat, tempat mereka menjadi rata dan hatipun menjadi satu untuk berjihad kepada Allah SWT (Syekh Syafiur, 1993: h.310).

4. Strategi Perang Badar

Rasulullah SAW membawa pasukannya ke mata air Badar agar bisa mendahului pasukan dari Kaum Quraisy. Sesampainya pasukan kaum Muslim di Badar ada beberapa strategi perang yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perang Badar, dan strategi perang ini muncul kerena saran dari sahabat-sahabatnya untuk mengantisipasi terhadap perlawanan musuh dari kaum Quraisy yang disetujui oleh Nabi diantaranya :

(16)

menetap disana. Selanjutnya, menimbun sumur-sumur kering dan membagun kolam diatasnya dengan berisikan air. Tujuannya agar saat berperang nanti, pasukan kaum Muslimin dapat minum, sedangkan dari kaum Quraisy tidak.

b. Saran dari sahabat Nabi yaitu Sa’d ibn Mua’adz yang menyarankan untuk membangun rumah kecil di tengah-tengah kolam sebagai tempat khusus bagi Nabi untuk memberikan komando dan disiapkan tunggangan. Tujuannya saat perang nanti, sahabat-sahabat Nabilah yang akan maju dahulu untuk meladeni musuh, setelah itu Nabi bisa langsung menunggangi dan menyusul peperangan dari belakang sahabat-sahabatnya.

c. Saran dari sahabat Nabi yaitu Ashim ibn Tsabit yang menyarankan jika pasukan kaum Muslimin dikepung oleh musuh, maka lempari mereka dengan batu. Jangan mengancam mereka dengan pedang kecuali dengan terpaksa.

Strategi inilah yang dilaksanakan untuk berperang melawan kaum Quraisy. Kemudian, Rasulullah SAW mempersiapkan pasukannya berkeliling disekitar arena yang akan menjadi wilayah pertempuran Badar. Sambil menunjukan

jarinya dan bersabda, “Ini tempat kematiannya fulan esok hari InsyaAllah, dan

ini tempat kematian fulan InsyaAllah”. Pada malam itu, Nabi Muhammad SAW lebih banyak mendirikan shalat di dekat batang sebuah pohon yang tumbuh di sana. Sedangkan kaum Muslim yang lain istirahat dengan berharap kabar gembira esok hari dari Allah SWT (Syekh Syafiur, 1993: h.312)

(17)

langsung menyabet dengan pedang kepada Al-Aswas hingga kakinya putus dibagian betis dan darahnya keluar hingga mengenai rekan-rekannya. Setelah itu, munculah penunggang kuda dari kaum Quraisy yang handal, yang berasal dari satu keluarga yakni, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin rabi’ah, dan Al -Wahid bin Utbah. Mereka adalah salah satu pemimpin pasukan dari kaum Quraisy. Mereka minta untuk adu tanding kemudian disambut oleh tiga utusan Nabi dari kaum Muslimin yakni, Ubaidah bin Al-Harits, Hamzah, dan Ali.

Gambar II.9 Illustrasi tiga pemimpin pasukan kaum Quraisy di perang Badar

Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Ubaidah yang paling tua diantara mereka, berhadapan dengan Utbah bin

Rabi’ah, Hamzah berhadapan dengan Syaiban bin rabi’ah, dan Ali berhadapan

dengan Al-Walid. Hamzah dan Ali tidak ada kesulitan untuk melawan pasukan dari Quraisy masing-masing melancarkan serangannya dua kali hingga dua kaum Quraisy itu terbunuh. lain halnya dengan Ubaidah yang sempat tertebas kakinya hingga putus oleh Utbah bin Rabi’ah hingga tergeletak dan lemas. Hamzah dan Ali langsung menghampiri Utbah dan membunuhnya, kemudian memapah Ubaidah kebarisan pasukan dan setelahnya Ubaidah meninggal dunia (Syekh Syafiur, 1993: h.317).

(18)

serentak. Untuk meluruskan dan menata barisan, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan perintah supaya pasukannya tidak memulai pertempuran.

Gambar II.10 Illustrasi tiga pemimpin pasukan kaum Muslim di perang Badar

Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (15/4/2015)

Nabi juga menyampaikan petunjuk tentang peperangan yang tercantum dalam

buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.316) dengan isi sabdanya :

“Jika kalian merasa jumlah musuh kalian lebih banyak jumlahnya, maka

lepaskanlah anak panah kepada mereka. Dahului mereka dalam melepaskan anak panah. Kalian tak perlu buru-buru menghunus pedang kecuali setelah

mereka dekat dengan kalian”.

Dengan pertempuran yang berlangsung dengan sengit. Secara bertahap pertempuran diawali dengan lemparan batu, anak panah, menusuk dengan tombak, kemudian bertarung dengan pedang. Nabi pun ikut terjun langsung dan Nabilah yang paling dekat dengan musuh. Tiba-tiba Rasulullah SAW diserang kantuk hanya dalam sekejap saja, kemudian beliau menegapkan kepalanya dengan berkata yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.319) dengan isi

(19)

Ya Allah penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, sungguh aku mengingatkan-Mu akan sumpah dan janji-Mu. Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi. Ya Allah, kecuali Engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selama-lamanya setelah hari ini.”

Ketia Nabi Muhammad dalam berdoa, tiba-tiba mantelnya terjatuh dari pundaknya. Abu Bakar sebagai sahabat nabi langsung mengambil mantel yang jatuh dan mengembalikan ke punda Nabi Muhammad SAW.

Gambar II.11 Illustrasi pasukan panah kaum Muslim di perang Badar

Sumber : http://youtube.com/watch?v=IF1tDAp7Zoo (14/4/2015)

Pada akhirnya kaum Muslimin memenangkan peperangan Badar ini, dengan pertolongan Allah yang menurunkan para malaikat untuk membantu dalam perang Badar tersebut. Kekalahan yang diterima oleh kaum Quraisy ini menjadikan luka yang mendalam bagi kaum Quraisy dan kaum Kafir yang ada di Madinah. Pasukan Muslim yang wafat saat perang Badar terjadi berjumlah empat belas orang.

Gambar II.12 Illustrasi pertolongan Allah berupa badai debu di perang Badar

(20)

6. Pasca Perang Badar

Peperangan telah usai dengan kekalahan telak dari pihak kaum Quraisy dan kemenangan dari kaum Muslimin. Orang-orang kaum Quraisy melarikan diri dari perang Badar, ada pula yang menjadi tawanan. Kemenangan Badar juga memperoleh luka yang sangat mendalam bagi sebagian penduduk Madinah yang belum beriman. Mereka tetap takut kepada kaum Muslimin, yang menjadikan mereka munafik terhadap Nabi, dengan melakukan permusuhan secara diam-diam.

Gambar II.13 Monumen nama-nama sahabat yang gugur di perang Badar Sumber : http://hajiumrahziarah.files.wordpress.com/2010/01/img_1455.jpg

(16/4/2015)

Setelah mendapatkan kemenangan, Nabi dan pasukannya menetap di Badar selama tiga hari. Setelah itu pasukan Nabi bergerak menuju Madinah, dengan membawa tawanan dan hasil harta jarahan perang Badar. Saat perjalanan, Nabi membagikan harta tersebut diantara orang-orang Muslim dengan adil setelah mengambil seperlimanya. Kemudian Nabi dan pasukannya memasuki Madinah sebagai pihak yang membawa kemenangan.

(21)

Allah yang telah memuliakan umat Muslim dengan nikmat dan pertolonganNya (Syekh Syafiur, 1993: h.341). Lalu Allah mengingtakan kepada mereka dengan firmannya :

“Dan ingatlah (hai para muhajirin), ketika kalian masih sedikit tertindas di bumi (Makkah). Kalian takut orang-orang Makkah akan menculik kalian, maka Allah memberikan kalian tempat menetap (madinah) dan dijadikannya kalian kuat dengan pertolongan-Nya kalian rezeki dari yang baik-baik agar kalian bersyukur”. (Al-Anfal [08]: 26)

II.3 Perang Badar Sebagai Pembelajaran Siswa

Perang Badar sebagai pembelajaran siswa, ini menjadi salah satu materi yang penting. Karena dalam materi ini menjelaskan tentang sejarah perang pertama dalam islam yakni perang Badar. Dalam perang Badar ini memiliki hikmah dan nilai-nilai yang dapat diambil oleh siswa. Salah satunya untuk meneladani sifat dan sikap Nabinya untuk kehidupan sehari-harinya, di antaranya :

Jiwa Yang Teguh

Keteguhan hati dalam mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT sebagai pondasi yang paling mendasar. Kekuatan inilah yang dapat menegakan dakwah perjuangan seseorang. Ini dicontohkan dalam perang Badar yakni ketika Nabi Muhammad SAW bermusyawarah dengan posisi pasukan harus dipertaruhkan secara mati-matian. Dan sahabat Nabi sama sekali tidak mengendorkan tekadnya untuk mundur dan terus maju. “Demi yang telah mengutusmu dengan kebenaran, andai kata engkau membawa kami ke dasar sumur yang gelap, maka kami pun siap bertempur bersama hingga

engkau bisa mencapai tempat itu.” Inilah salah satu bukti keteguhan dalam

mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT.

Sikap Tabah dan Sabar

(22)

bahwa beberapa sahabat mereka terbunuh saat berperang. Hal ini yang menjadi nilai perjuangan mereka agar tetap tabah dan sabar dalam menghadapi sesuatu.

Sikap Bijaksana dan Tegas

Bijaksana dalam mengambil keputusan sebelum melakukan sesuatu. Hal ini menjadikan setiap umatnya agar berhati-hati dalam bertindak dan merencanakan sesuatu. Ini dicontohkan dalam perang Badar yakni Nabi Muhammad SAW melaksanakan musyawarah untuk membentuk strategi perang. Nabi tidak memutuskan keputusan sendiri bahkan Nabi meminta saran dari sahabat-sahabatnya untuk kebaikan bersama dalam berperang. Dalam menghadapi musuh Islam Rasulullah senantiasa bersikap tegas. Untuk mempertahankan sesuatu yang sudah menjadi hukum Allah. Ini dicontohkan

dalam perang dimana Nabi Muhammad dalam menghadapi musuh dengan keteguhan hatinya. Melayani serangan musuh untuk mempertahan diri dan agamanya serta mengagalkan rencana musuh dalam berperang.

Saling Belas Kasihan

Sikap belas kasihan ini dapat dilakukan terhadap sesama hamba Allah, khususnya uman Muslim. Bentuknya adalah peduli dengan sesama, dalam penderitaan, kesulitan, bahkan kemenangan. Ini dicontohkan dalam perang Badar yakni memperlakukan baik para tawanan, dengan tetap mengedepankan manusiawinya seperti diberikan makanan, pakaian yang layak, dan tempat tinggal.

Saling Menguatkan dan Menyelamatkan

Sikap ini ialah untuk tidak saling mencari kelemahan dan kesalahan antara sesama khususnya. Sebaiknya, saling melindungi, saling menguatkan, dan saling mengamankan dalam bermasyarakat. Ini dicontohkan dalam perang Badar yakni saling melindungi dan menguatkan antar pasukan. Dengan posisi yang sudah ditetapkan oleh Nabi.

Saling Berlomba-lomba Dalam Ketaqwa’an

Berlomba-lombalah dalam berbuat baik untuk menuju sikap taqwa kepada

Allah SWT. Karena dengan ketaqwa’anlah yang dapat menjamin kebahagiaan

(23)

perang Badar yakni perang yang terjadi menjadi bentuk perjuangan dalam membela agama Allah dan berjihad untuk mendapatkan kemenangan dunia dan akhirat.

Akhlak Yang Mulia

Sikap Nabi dengan kepribadian dan prilaku yang sangat baik. Apapun yang dihadapi dalam kesehariannya menjadi hal positif berperilaku baik, sopan dan santun terhadap sesama dan berkepribadian yang mulia. ini dicontohkan dalam perang Badar yakni mengedepankan musyawarah sebelum berperang, bersikap tenang dalam melakukan sesuatu, bersikap baik terhadap tawanan, berlaku adil dalam membagi sesuatu, meminta pertolongan kepada Allah dan tidak menduakan Allah SWT.

Sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW inilah yang perlu di realisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain sikap dan sifat Nabi Muhammad SAW dalam perang Badar, ada beberapa hikmah yang dapat di ambil oleh siswa setelah mempelajari materi ini, diantaranya :

Perencanaan yang Matang

Perjuangan yang dilakukan Rasulullah SAW, dalam menghadapi berbagai rintangan patut di contoh. Nabi tidak pernah pasrah begitu saja. Beliau membuat perencanaan yang matang dengan bermusyawarah dan selalu mendengarkan pendapat sahabatnya untuk kebaikan, agar halangan dan rintangan dapat di atasi. Hal ini tentunya dengan terus berdoa kepada Allah dan yakin pada pertolongannya Allah SWT.

Kerja Sama yang Baik

(24)

Keikhlasan

Keikhlasan sangat diperlukan dalam perjuangan, karena keikhlasan akan memberikan daya dorong kesungguhan dalam berjuang. Dengan demikian, segala pujian, musibah, dan kesukaran dalam berjuang dapat dihadapi dengan sabar dan ikhlas, dan segala nikmat yang di peroleh akan selalu di syukuri.

Pengorbanan yang Besar

Dalam berjuang, Nabi dan para sahabatnya tidak hanya mencurahkan pikiran

dan tenaga, tetapi juga harta yang mereka punya untuk memperjuangankan agama Allah. Orang-orang yang berkorban penuh dengan keikhlasan dijamin oleh Allah akan terhindar siksa dan dimasukan dalam surga. Dalam berperang tentunya tenaga dan pikiran menjadi pengorbanan yang besar. Dengan pengorbanan yang dikeluarkan dan terus yakin akan pertolongan Allah, tentunya apapun pengorbanan yang kita keluarkan semuanya akan digantikan oleh Allah yang lebih baik.

Menjalin Persaudaraan

Menjalin persaudaraan ini untuk saling menopang dan saling bahu membahu dalam melakukan sesuatu. Tanpa persaudaraan, kaum Muslimin tidak berdaya dan mudah dipermainkan oleh kaum Quraisy. Dengan persaudaraan semua berjalin dengan baik.

Kebanggaan sebagai Muslim

Persaudaraan yang sedemikian kuat dan kokoh dan berhasil dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya membuat kaum Muslimin semakin memiliki kebanggaan sebagai Muslim, hal ini menjadi modal yang sangat kuat dalam sebuah perjuangan. Setelah perang Badar terjadi, betapa mengagumkannya shalat Idul fitri, mereka keluar dari rumah dengan meyerukan takbir, tahmid, dan tauhid. Hati mereka dipenuhi kecintaan kepada Allah yang telah memuliakan umat Muslim dengan nikmat dan pertolonganNya (Syekh Syafiur, 1993: h.341). ini yang menjadi sebuah kebanggan dalam umat Muslim akan kecintaan kepada Allah SWT.

(25)

menanggapi sesuatu dengan baik, berdambak positif, dan mencerminkan kepribadian yang baik serta dapat memahami dan meneladani sifat-sifat Nabinya dalam kehidupan sehari-harinya.

II.4 Opini Masyarakat Tentang Materi Perang Badar

Rasa guru kepada siswanya ingin memberikan yang terbaik, baik itu dalam didikan pembelajaran dan didikan emosional. Bagaimana guru bisa lebih dekat kepada siswa, karena tanggung jawab sebagai orang tua di sekolah. Guru memiliki tanggung jawab untuk menuntun atas keberhasilan siswa kelak dimasa depan nanti. Dalam hal ini Tuti sebagai guru agama kelas sepuluh SMA Pasundan 2 Bandung, menjelaskan tentang materi perang Badar yang dipelajari oleh siswa bahwa ini penting untuk disampaikan. Dengan alasan ini adalah salah satu kurikulum pendidikan yang harus disampaikan kepada siswa. Selain meningkatkan keimanan, penghayatan, dan pengalaman siswa, hal ini menjadi salah satu tolak ukur pembelajaran siswa untuk kehidupan bermasyarakatnya (Tuti, 2015).

Seringkali dengan waktu yang singkat dan fasilitas yang kurang mendukung, menjadi salah satu faktor keterbatasannya dalam metode belajar yang efektif. Termasuk tidak adanya media pembelajaran tambahan, yang mendukung materi

khususnya tentang perang Badar. Sehingga pencapaian target pembelajaran tentang perang Badar kurang maksimal (Tuti, 2015).

Pendapat lain yang disampaikan oleh Muslim sebagai guru agama kelas sepuluh SMK Al-Falah Bandung, menyampaikan bahwa perang Badar ini penting untuk disampaikan kepada siswa. Karena dalam sejarah perang Badar ini banyak sekali pesan-pesan yang postif, mulai dari nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan pesan moral lainnya yang dapat siswa lakukan. Hal ini sebagai bentuk penanaman budi pekerti kepada siswa, agar siswa dapat menjadi pribadi yang berakhlak dan berkarakter (Muslim, 2015).

(26)

Dengan metode pembelajaran yang text book yang digunakan dalam pembelajaran siswa saat ini, berpengaruh terhadap kurangnya daya tarik siswa, untuk menanggapi materi dan kesulitan untuk memvisualisasikan kejadian tentang perang Badar.

Dengan metode text book, menjadi salah satu kendala bagi sebagian siswa yang memiliki kecenderungan tidak suka membaca. Selain itu, mempelajari perang Badar menjadi hal yang tabu sebagian kecil siswa seperti menganggap mempelajari materi perang Badar adalah hal yang negatif. Hal ini yang harus diluruskan dan diberikan arahan mengenai betapa pentingnya untuk mempelajari materi perang Badar secara mendalam.

II.5 Khalayak Masyarakat Tentang Pembelajaran Perang Badar

Khalayak masyarakat tentang pembelajaran perang Badar, dapat diuraikan sebagai berikut:

II.5.1 Demografis

Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

Usia : 16 – 18 Tahun

Usia 16-18 tahun adalah usia rata-rata anak kelas X (sepuluh). Dimana materi ini diberikan.

Pendidikan : Sekolah Menengah

Tingkat Menengah ini (SMA/SMA-IT/SMK), dipilih sebagai target audien karena objek penelitian berkaitan dengan kurikulum pada pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ditempuh oleh siswa pada kelas X (Sepuluh).

Tingkat Sosial : Menengah dan menengah atas

(27)

elektronik komunikasi baik laptop, komputer, handphone, dan lainnya yang sudah menjadi dasar gaya hidupnya.

Agama : Islam

II.5.2 Geografis

Wilayah : Kota

Lokasi Kota : Kota-kota besar di Indonesia

Kawasan : Pendidikan

Pemilihan tempat pendidikan di kawasan kota-kota besar, karena pemilihan ini dilihat dari tingkat sosial yang dimiliki target audien.

Studi kasus : SMA Pasundan 2 Bandung, SMA Al-Falah Bandung, dan SMK Al-Falah Bandung.

II.5.3 Psikografis

Usia 16 – 18 tahun ini adalah usia rata-rata anak sekolah kelas X (sepuluh) tingkat Sekolah Menengah. Dalam usia ini adalah fase perkembangan remaja madya atau pertengahan dimana dalam fase ini remaja sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa menganalisis dan abstrak. Dalam fase ini juga remaja sudah

dapat berfikir abstrak dan memecahkan masalah (Yusuf, 2014).

Pada masa ini remaja mulai tumbuh dalam dirinya dorongan untuk hidup, kebutuhan untuk memiliki teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini juga remaja sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai. Pada anak laki-laki sering aktif dalam meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan berimajinasi. Pada keduanya memiliki rasa keingintahuan pada sesuatu, tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya (Yusuf, 2014).

(28)

II.6 Ringkasan dan Solusi

Pembelajaran tentang materi cerita perang Badar merupakan salah satu materi yang penting untuk dipelajari siswa dalam memahami dan meneladani nilai-nilai yang terkandung dalam cerita perang Badar. Dengan metode pembelajaran text book yang digunakan dalam pembelajaran siswa saat ini, yang berpengaruh terhadap kurangnya daya tarik siswa untuk menanggapi materi dan kesulitan untuk memvisualisasikan kejadian tentang materi perang Badar. Dengan hal ini tentu perlu adanya media penunjang pembelajaran bagi siswa untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi cerita perang Badar.

(29)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan ini merupakan kerangka dasar untuk membantu dalam pembuatan karya. Strategi ini untuk mengangkat permasalahan tentang perancangan informasi perang Badar, sebagai media penunjang pembelajaran siswa dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yakni melalui multimedia interaktif. Dengan menggunakan multimedia interaktif ini bertujuannya untuk merangsang dan mempengaruhi daya tarik siswa dalam belajar untuk memahami, meneladani, dan mempelajarinya secara efektif, dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan mudah tanpa adanya kesulitan dalam memvisualisasikan kejadian.

Perencanaan strategi ini diwujudkan untuk pencapaian tujuan dalam perancangan yang maksimal, melalui pendekatan-pendekatan komunikasi, materi pesan, gaya bahasa, khalayak sasaran perancangan, strategi kreatif, strategi media, dan strategi distribusi dan waktu penyebaran media.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam perancangan ini adalah untuk menginformasikan

manfaat dari pembelajaran tentang cerita perang Badar. Cerita perang Badar ini disampaikan kepada siswa untuk mengangkat nilai-nilai dan hikmah yang terkandung pada materi perang Badar. Sehingga, tujuan dalam pembelajaaran untuk memahami serta meneladani hikmah dan nilai-nilai yang ada dalam perang Badar dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari oleh siswa.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

(30)

Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang dilakukan dalam perancangan ini adalah pendekatan melalui pendekatan pendidikan, menggunakan bahasa Indonesia dengan penyampaian bahasa informal, dengan dikemas secara lugas dan sederhana. Agar pesan atau tujuan yang ingin disampaikan tepat pada sasaran dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh target sasaran.

Pendekatan Visual

Strategi pendekatan visual yang dilakukan dalam media informasi ini adalah dengan menyajikan gambar-gambar yang berkaitan dengan cerita perang Badar. Dengan menggunakan visual yang bernuansa timur tengah, penokohan ilustrasinya menggunakan pakaian timur tengah seperti menggunkan kain-kain tebal yang dililit dikepala. Visual pada latarnya akan menggunakan

tempat-tempat padang pasir yang ilustrasinya akan disesuaikan pada tempat-tempat kejadian. Keseluruhannya dikemas dengan teknik vektor yang akan disesuaikan pada

segmentasi target sasaran.

III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan dalam perencanaan ini mengenai sejarah tentang perang Badar, berupa tahapan-tahapan awal mulanya terjadinya perang Badar, yakni kekuatan kaum Muslimin dalam perang Badar, musyawarah yang dilakukan sebelum perang Badar, penyelidikan atau pengintaian yang dilakukan Nabi sebelum berperang, strategi perang badar yang digunakan oleh Nabi saat berperang, pertempuran perang Badar, pasca perang Badar dan hikmah serta nilai-nilai yang terkandung dalam perang Badar terkait dengan pembelajaran siswa.

III.1.4 Gaya Bahasa

(31)

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak masyarakat tentang pembelajaran perang Badar, dapat diuraikan sebagai berikut:

Demografis

Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

Usia : 16 – 18 Tahun

Usia 16-18 tahun adalah usia rata-rata anak kelas X (sepuluh). Dimana materi ini diberikan.

Pendidikan : Sekolah Menengah

Tingkat Menengah ini (SMA/SMA-IT/SMK), dipilih sebagai target audien karena objek penelitian berkaitan dengan kurikulum pada pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ditempuh oleh siswa pada kelas X (Sepuluh).

Tingkat Sosial : Menengah dan menengah atas

Menurut data yang dikeluarkan oleh Janoe dalam persentasinya yang berjudul newlanscape of marketing communication Tingkat sosial kelas

menengah ini tingkat konsumtifnya lebih tinggi dan tingkat mengakses pencarian informasinya lebih intents. Untuk menengah atas, tingkat sosial ini cenderung sudah memiliki media elektronik komunikasi baik laptop, komputer, handphone, dan lainnya yang sudah menjadi dasar gayahidupnya.

Agama : Islam

Geografis

Wilayah : Kota

Lokasi Kota : Kota-kota besar di Indonesia

(32)

Pemilihan tempat pendidikan di kawasan kota-kota besar, karena pemilihan ini dilihat dari tingkat sosial yang dimiliki target audien yang cenderung memiliki tingkat sosial menengah dan menengah Atas.

Studi kasus : SMA Pasundan 2 Bandung, SMA Al-Falah Bandung, dan SMK Al-Falah Bandung.

Psikografis

Usia 16 – 18 tahun ini adalah usia rata-rata anak sekolah kelas X (sepuluh) tingkat Sekolah Menengah. Dalam usia ini adalah fase perkembangan remaja madya atau pertengahan dimana dalam fase ini remaja sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa menganalisis dan abstrak. Dalam fase ini juga remaja sudah dapat berfikir abstrak dan memecahkan masalah

(Yusuf, 2014).

Pada masa ini remaja mulai tumbuh dalam dirinya dorongan untuk hidup, kebutuhan untuk memiliki teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini juga remaja sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai. Pada anak laki-laki sering aktif dalam meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan berimajinasi. Pada keduanya memiliki rasa keingintahuan pada sesuatu, tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya (Yusuf, 2014).

Dalam sikap remaja menurut Pikunas (1967) yang mengungkapkan pendapat Luella Cole yang dikutip oleh Yusuf dalam bukunya yakni kematangan emosional, pemantapan minat-minat hetero seksual, kematangan sosial, kematangan intelektual, identifikasi diri.

III.1.6 Strategi Kreatif

(33)

Perancangan ini siswa dapat berinteraksi didalamnya, dan ikut terlibat dalam media pembelajaran materi perang Badar. Sehingga, tujuan dalam pembelajaran ini dapat tercapai.

III.1.6.1 Sistem Navigasi

Dalam perancangan multimedia interaktif cerita tentang perang Badar ini, terbagi menjadi 14 (empat belas) adegan halaman. Yang disetiap adegan halamannya menceritakan kejadian-kejadian yang terdapat pada materi perang Badar, yang sudah dikelompokan menjadi enam tema besar, yakni :

1. Resume singkat terjadinya perang Badar.

2. Kekuatan pasukan kaum Muslimin dalam perang Badar. 3. Musyawarah sebelum perang Badar.

4. Penyelidikan Nabi Muhammad SAW sebelum perang Badar. 5. Pertempuran perang Badar.

6. Pasca perang Badar.

Dari pembagian adegan tersebut perancangan sistem navigasi dalam cerita perang Badar ini, sebagai berikut :

Tabel III.1 Bagan navigasi

(34)

dalam pembelajaran siswa. Dalam merancang media informasi tentang cerita perang Badar akan dikemas dengan menyajikan illustrasi, teks, musik, dan gerak. Perancangan ini siswa dapat berinteraksi didalamnya, dan ikut terlibat dalam media pembelajaran materi perang Badar. Sehingga, tujuan dalam pembelajaran

ini dapat tercapai.

III.1.6.2 Konten

Konten pada perancangan ini adalah berupa rancangan cerita dalam perang Badar. Isinya berupa text yang keluar yang berfungsi sebagai narasi dalam setiap halamannya. Sesuai dengan sitemap yang sudah dirancang. Konten ini juga merupakan bagian-bagian halaman yang akan divisualkan. Berikut konten tentang cerita perang Badar :

PAGE 1

Resume Tentang Perang Badar

Scene 1

Perang Badar adalah salah satu perang pertama dalam Islam dengan motif ingin mengembalikan kestabilan ekonomi yang buruk saat itu. Perang ini merupakan peperangan antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Dimana kaum Quraisy yang mengegerkan kaum Muslim, karena ketidaksukaan dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad SAW yang berdakwah untuk penyebaran Agama Islam.

Scene 2

Perang ini terjadi karena kaum Quraisy mengambil alih secara sepihak harta benda kaum Muslim, sehingga membuat perekonomian kaum Muslimin menjadi tidak stabil. Maka hal inilah yang membuat perang Badar itu terjadi.

Scene 3

(35)

PAGE 2

Kekuatan Pasukan Kaum Muslimin Dalam Perang Badar Scene 4

Kekuatan pasukan perang Badar, Nabi Muhammad SAW berangkat dengan kekuatan 313 prajurit, teridiri dari kaum Muhajirin dan Ansar. Komando tertinggi tetap dipegang oleh Nabi Muhammad SAW sendiri.

PAGE 3

Musyawarah Sebelum Perang Badar Scene 5

Perang Badar ini menjadi situasi yang sulit bagi Nabi. Nabi tidak ingin perang Badar ini terjadi. Musuh dengan segala kedengkian dan permusuhan serta dalam jumlah yang sangat tidak seimbang, yang membuat Nabi bertanya-tanya apakah pasukannya dapat menghadapi mereka?”.

Nabi meminta pendapat dan pertimbangan kepada sahabat-sahabatnya. Dalam perang ini Abu Bakar, Umar, dan Miqdad ibn Amr mendukung dan berpendapat lebih baik maju terus untuk memperjuangkan Agama Allah SWT.

Sa’ad ibn Mu’adz berkata:

“Kami sudah beriman kepada engkau. Kami sudah membenarkan engkau. Kami telah bersaksi bahwa apa yang telah engkau bawa adalah benar. Kami sudah memberikan sumpah dan janji kami untuk patuh dan taat. Maka majulah Rasulullah seperti yang engkau kehendaki. Demi yang telah mengutus engkau dengan kebenaran. Tak seorangpun diantara kami yang akan mundur. Sesunguhnya kami dikenal orang-orang sabar dan jujur dalam pertempuran. Semoga Allah memperlihatkan kepada engkau tentang diri kami, bawalah kami

bersama berkah Allah”.

(36)

“Majulah kalian dan terimalah kabar gembira, karena Allah telah menjanjikan

satu dari dua pihak kepadaku. Demi Allah, seakan-akan saat ini aku bisa melihat

tempat kematian mereka.”

PAGE 4

Penyelidikan Rasulullah Sebelum Perang Badar

Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menuju Ad-Dabbah, yaitu sebuah bukit pasir yang menyerupai gunung yang kokoh, kemudian tibalah mereka di dekat Badar. Nabi Muhammad SAW melakukan pengintaian untuk mencari informasi tentang pasukan Quraisy.

Scene 6

Saat itu, Nabi Muhammad SAW berpapasan dengan kakek-kakek yang sedang menetap disana, Nabi bertanya kepada kakek tersebut untuk diminta informasi tentang keberadaan pasukan kaum Quraisy. Hasil yang diperoleh Nabi, bahwa pasukan Quraisy sudah sampai di tempat sekitar Badar.

Sore harinya, Nabi mengirim beberapa mata-mata lagi untuk mengintai dan mencari informasi tentang musuh. Nabi memberi tugas kepada Ali bin Abi Thalib, Az-Zubair bin Al-Awwam dan Sa’ad bin Abi Waqqas, dengan beberapa orang lainnya. Mereka mengintai di daerah mata air Badar.

Scene 7

Setelahnya mereka sampai di Badar, mereka menemukan dua orang yang diprediksi adalah pesuruh dari kaum Quraisy yang sedang mengambil air di mata air Badar tersebut. Kemudian dua orang tersebut langsung di belenggu dan dibawanya kehadapan Rasulullah SAW. Nabi mencari tentang keberadaan kaum Quraisy dari dua orang pesuruh kaum Quraisy.

Scene 8

(37)

Scene 9

Nabi Muhammad SAW memberikan motivasi pasukannya bahwa “Inilah Makkah

yang menghantarkan jantung hatinya kepada kalian, Makkah mengerahkan

seluruh kekuatannya”. Pasukan kaum Muslimin menjadi optimis, dengan tetap yakin bahwa jika mereka berjihad kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan

Muslim hujan itu simbol keberhasilan mereka dan menghilangkan jiwa-jiwa saitan dalam dirinya. Yang membuat hatipun menjadi satu untuk berjihad kepada

Allah SWT.

Scene 10

Perang Badar terjadi pada hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. Kekuatan pasukan kaum Quraisy dengan lebih dari 1000 orang pasukan. Dengan komando tertinggi yang dipimpin oleh Abu Jahal bin Hisyam. Kaum Quraisy berangkat meninggakan Makkah dengan sikapnya yang angkuh dan riya kepada manusia, serta menghalangi orang-orang yang berjuang dari jalan Allah.

Scene 11

Pertempuran di awali dengan duel antara Al-Aswas, sosok seorang laki-laki yang kasar dan buruk akhlaqnya. Al-Aswas pun keluar dari pasukan Quraisy dengan

berkata, “Aku bersumpah kepada Allah. Aku benar-benar akan mengambil air dari

kolam kalian, aku akan menghancurkannya, Aku lebih baik mati karenanya”. Hal ini di sambut oleh Hamzah bin Abdul-Muthtalib r.a. setelah saling berhadapan, Hamzah langsung menyabet dengan pedang kepada Al-Aswas hingga terjatuh dan meninggal.

Scene 12

(38)

Muslimin secara serentak. Untuk meluruskan dan menata barisan, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan perintah supaya pasukannya tidak memulai pertempuran. Nabi juga menyampaikan petunjuk tentang peperangan dengan sabdanya :

“Jika kalian merasa jumlah musuh kalian lebih banyak jumlahnya, maka

lepaskanlah anak panah kepada mereka. Dahului mereka dalam melepaskan anak panah. Kalian tak perlu buru-buru menghunus pedang kecuali setelah mereka

dekat dengan kalian”.

Scene 13

Dengan pertempuran yang berlangsung dengan sengit. Nabi Muhammad SAW

menegapkan kepalanya dengan berkata “Bergembiralah wahai Abu Bakar, Inilah jibril yang datang di atas gulungan-gulungan debu.” Dalam waktu singkat, kaum Quraisy mulai berjatuhan menghadapi serbuan dari kaum Muslimin. Atas doa dari

Nabi Muhammad SAW dengan isi do’anya :

Ya Allah penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, sungguh aku mengingatkan-Mu akan sumpah dan janji-Mu. Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi. Ya Allah, kecuali Engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selama-lamanya

setelah hari ini.”

PAGE 6

Pasca Perang Badar Scene 14

Pada akhirnya kaum Muslimin memenangkan peperangan Badar ini, dengan pertolongan Allah yang menurunkan para malaikat untuk membantu dalam perang Badar tersebut. Orang-orang kaum Quraisy melarikan diri dari perang Badar, ada pula yang menjadi tawanan. Kekalahan yang diterima oleh kaum Quraisy ini menjadikan luka yang mendalam bagi kaum Quraisy dan kaum Kafir yang ada di Madinah.

(39)

“Dan ingatlah (hai para muhajirin), ketika kalian masih sedikit tertindas di bumi

(Makkah). Kalian takut orang-orang Makkah akan menculik kalian, maka Allah memberikan kalian tempat menetap (madinah) dan dijadikannya kalian kuat dengan pertolongan-Nya kalian rezeki dari yang baik-baik agar kalian

bersyukur”. (Al-Anfal [08]: 26).

III.1.7 Strategi Media

Media adalah sebuah wadah atau tempat atau perantara untuk menghubungkan sesuatu. Dalam komunikasi, media ini menjadi sebuah alat yang dapat mempermudah penyampaian pesan yang disampaikan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Menurut Laswell dalam buku Tommi (2009: h.5) yang berjudul Pengantar teori dan manajemen komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa, mengatakan apa, dengan cara apa, dengan cara apa, dan efeknya apa. Disini menjelaskan bahwa komunikasi juga dapat diartikan sebagai pertukaran pemahaman, terhadap pesan yang disampaikan. Dengan adanya komunikasi ini, pemberi pesan dapat menyalurkan tujuannya kepada penerima pesan. Sehingga akan adanya timbal balik antara keduanya, baik dalam melakukan tindakan atau dalam proses komunikasi itu sendiri.

Bentuk interaksi seseorang dalam penyampaian pesan melalui perantara, atau alat

dari pemberi pesan atau sumber pesan kepada penerima pesan. Hal ini bertujuan untuk pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik melalui media yang digunakan.

(40)

membuat pembelian (Action), setelah itu konsumen dapat membagikan informasi dengan orang lain melalui media sosial. Dengan hal tersebut dalam perancangan ini menggunakan model AISAS, sebagai berikut:

1. Attention (Tahap Perhatian)

Tahap attention ini merupakan tahap untuk membangun perhatian calon konsumen dan membuat rasa penasaran konsumen agar konsumen tertarik dan terlibat dalam informasi yang disampaikan. Dalam hal ini, media yang digunakan dalam tahap ini sebagai berikut :

Poster

Cambridge Advanced Learner’s Dictionary, Cambridge University Press

(2003: h.966) yang di kutip oleh Deni Sofiansyah dalam skripsinya

mengartikan poster “a large printed picture, photography or notice which you stick or pin to a wall or board, usually for decoration or to advertise

something”. Yang artinya gambar yang dicetak dengan ukuran besar, bisa dalam fotografi atau pemberitahuan yang biasanya di tempel di dinding atau papan, biasanya untuk hiasan atau untuk mengiklankan sesuatu. Media poster ini sebagai media pendukung dalam mempromosikan dan menginformasikan tentang media penunjang pembelajaran tentang cerita perang Badar kepada calon konsumen. Poster yang akan dibuat berukuran A3 dan dicetak di atas art paper 210 gram. Poster ini akan ditempatkan toko buku sebagai bentuk perhatian untuk mempromosikan produk penjualan, dan ditempelkan di sekolah-sekolah sebagai informasi singkat tentang perang Badar.

Label Diskon

Label diskon ini dibuat sebagai media pendukung untuk menarik perhatian calon konsumen yang berisikan informasi tentang promosi dan potongan harga. Label ini dibuat dalam bentuk lingkaran dengan diameter 10 cm.

Stiker

(41)

berbagai media yang dimiliki target audien. Dapat di tempel di kendaraan, kaca rumah, madding, binder, meja belajar, dan lainnya.

2. Interest (Tahap Ketertarikan)

Tahap interest ini merupakan tahap untuk membangun ketertarikan calon konsumen dan membuat calon konsumen melakukan pencarian produk CD interaktif cerita perang Badar. Dalam hal ini, media yang digunakan dalam tahap ini sebagai berikut :

Flayer

Flayer atau biasa disebut dengan surat edaran yang disebarluaskan kepada masyarakat dengan cara dibagikan langsung kepada konsumen atau bisa didapatkan di toko-toko penjualan. Flayer ini digunakan sebagai

media pendukung yang berisikan informasi bersifat personal kepada calon konsumen. Informasi yang diberikan lebih detail untuk memudahkan konsumen dalam mencari informasi tentang produk CD interaktif cerita perang Badar.

X-banner

X-banner ini digunakan sebagai media pendukung untuk menyampaikan

informasi dengan pondasi berbentuk “X” dicetak menggunakan material

FL Korea Superhiries dengan ukuran 160x60 cm. Media X-banner ini digunakan untuk menarik perhatian calon konsumen dengan memberikan informasi dan promosi produk hasil dari perancangan yang dibuat. Media ini akan diletakan di toko-toko penjualan sebagai bentuk promosi penjualan.

Kartu Diskon

(42)

Desktop Background

Desktop background digunakan untuk media pengingat, yang di gunakan untuk desktop background pada komputer atau pc. Desktop background

dibuat dengan ukuran 1024 x 768 px, dan akan menyusaikan dengan ukuran LCD pada umumnya.

3. Search (Tahap Pencarian)

Tahap interest ini merupakan tahap untuk membangun ketertarikan calon konsumen dan membuat calon konsumen melakukan pencarian produk CD interaktif cerita perang Badar. Dalam hal ini, media yang digunakan dalam tahap ini sebagai berikut :

Poster Digital

Poster digital dipergunakan sebagai media pendukung untuk mempromosikan produk kepada calon konsumen melalui media sosial dan web-web penjualan online. Hal ini untuk menginformasikan tentang manfaat dari media utama, untuk meningkatkan daya jualnya. Poster digital ini akan dibuat dengan ukuran 150 x 300 px sebagai media iklan di web.

4. Action (Tahap Aksi)

Tahap action ini merupakan tahap untuk membangun ketertarikan calon konsumen dan membuat calon konsumen melakukan pencarian produk CD interaktif cerita perang Badar. Dalam hal ini, media yang digunakan dalam tahap ini sebagai berikut :

CD Interaktif

(43)

dari materi perang Badar kepada siswa. Unsur-unsur dalam multimedia ini menggunakan teks, suara, gambar, dan gerak, dengan dikemas dengan kemasan yang menarik.

Pin

Pin dipergunakan sebagai media gimmick untuk mengingatkan target audien dari media utama, untuk memberikan rasa memiliki terhadap media utama. Pin ini akan dicetak dengan ukuran diameter 3 cm, dapat dipasang diberbagai media yang dimiliki oleh target audien seperti di tas, baju, dan lainnya.

Gantungan Kunci

Gantungan Kunci dipergunakan sebagai media pendukung untuk mengingatkan target audien dari media utama, untuk memberikan rasa memiliki terhadap media utama. Gantungan kunci ini akan dicetak dengan ukuran diameter 3 cm, dapat dipasang diberbagai media yang dimiliki oleh target audien seperti di tas, baju, dan lainnya.

Pembatas Buku

Pembatas buku dipergunakan sebagai media pendukung untuk mengingatkan target audien dari media utama, untuk memberikan rasa memiliki terhadap media utama. Pembatas buku ini akan dicetak dengan

ukuran diameter 12 x 5 cm, dapat dipergunakan untuk pembatas buku pelajaran atau buku yang dimiliki oleh konsumen.

Pinsil

Pinsil ini dipergunakan sebagai media pendukung untuk mengingatkan target audien dari media utama. Pinsil ini juga sebagai alat tulis bagi konsumen untuk membangun rasa memiliki terhadap media utama.

Penghapus

Penghapus ini dipergunakan sebagai media pendukung untuk

mengingatkan target audien dari media utama. Penghapus ini juga sebagai alat tulis bagi konsumen untuk membangun rasa memiliki terhadap media

(44)

Buku Catatan

Buku catatan ini dibuat sebagai media pengingat dalam perancangan ini. media ini sebagai alat bantu konsumen untuk mencatat hal-hal penting atau lainnya yang berkaitan dengan keseharian konsumen. Buku catatan ini dibuat dalam ukuran 14.5 x 15 cm.

Mini X-banner

Mini x-banner ini digunakan untuk menyampaikan informasi dengan

pondasi berbentuk “x”. Media mini x-banner dalam perancangan ini akan berisi informasi dan promosi produk hasil dari perancangan yang dibuat. Hal ini yang akan membantu dalam menyampaikan informasi dan promosi, yang akan diletakan di toko-toko penjualan dan diletakan meja-meja display untuk memberikan informasi tentang multimedia cerita perang Badar.

5. Share (Tahap Membagikan)

Tahap share ini merupakan tahap untuk membangun kepercayaan konsumen dan membuat konsumen berpendapat dengan apa yang sudah digunakan. Konsumen dapat membagikan pengalamannya, kritik, dan saran, baik dalam CD interaktif yang digunakan dan hasil yang didapatkan dari mempelajari cerita perang Badar melalui media sosial. Dalam hal ini, media yang digunakan dalam tahap ini sebagai berikut :

Poster Digital

Poster digital dipergunakan sebagai media pendukung untuk memberikan informasi tentang cara membagikan pengalaman, kritik, saran, melalui media sosial dengan hastag #PIC_PerangBadar. Poster digital ini akan dibuat dengan ukuran 150 x 300 px.

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

(45)

penyebaran media ini dilakukan pada saat siswa masuk pada semester dua kelas sepuluh. Hal ini dikarenakan materi perang Badar ini disampaikan kepada siswa saat masuk semester semester dua.

Tabel III.2 Distribusi media

Sumber : Dokumen pribadi (2015)

III.2 Konsep Visual

Konsep visual dalam perancangan ini akan menggunakan gaya ilustrasi kartun

dengan teknis vektor, dengan mengunakan warna timur tengah yang khas yang di ambil dari warna-warna padang pasir, dan ornamen-ornamen khas timur tengah. Visual-visualnya akan dikemas secara menarik untuk menimbulkan rasa

(46)

III.2.1 Format Desain

Dalam perancangan media informasi perang Badar sebagai media penunjang pembelajaran siswa melalui multimedia interaktif ini disajikan dengan illustrasi dengan gaya visual menggunakan teknik vektor. Format desain multimedia interaktif dirancang dengan ukuran 1024 x 768 pixel yang merupakan ukuran layar LCD/CRT. Ukuran ini juga akan otomatis menyesuaikan dengan ukuran-ukuran LCD pada umumnya. Jenis file yang akan diberikan dalam CD interaktif ini berupa format .exe dan format .swf yang akan di backup dalam CD dan akan dikemas secara menarik.

Gambar III.1 Desain cover CD

Sumber : Dokumen pribadi (2015)

III.2.2 Tata Letak (layout)

Unsur atau elemen dalam visual, seperti garis, titik, bidang, warna, ilustrasi, meliputi gambar dan foto adalah bagian utama yang perlu menjadi perhatian dalam tata ungkap teknik visual. Seperti yang dijelaskan oleh Surianto Rustan dalam bukunya yang berjudul Layout (2009: hal.0) yakni “Layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk

(47)

sebagai panduan dalam pengoperasian multimedia interaktif ini. Berikut contoh layout dalam perancangan ini :

Gambar III.2 Layout intro

Sumber : Dokumen Pribadi (2015)

Pada halaman intro ini adalah halaman pembuka dari perancangan multimedia interaktif, berisikan logo-logo mandatori dan sponsor yang terlibat dalam perancangan seperti logo Akal Interaktif dan logo Sarang Kreatif Indonesia.

Gambar III.3 Layout main pages

Sumber : Dokumen Pribadi (/2015)

(48)

Gambar III.4 Layout isi materi

Sumber : Dokumen pribadi (2015)

Pada halaman main pagesini berisikan tentang judul utama yakni “Perang Badar”

dan sub-sub menu atau daftar isi yang dapat memudahkan user mengunjungi tema-tema yang diinginkan.

Gambar III.5 Layout halaman keluar

Sumber : Dokumen pribadi (2015)

Pada halaman keluar ini berisikan tentang pertanyaan pilihan kepada user, apakah

Gambar

Tabel III.1 Bagan navigasi
Tabel III.2 Distribusi media
Gambar III.2 Layout intro
Gambar III.4 Layout isi materi
+7

Referensi

Dokumen terkait

jika debitur ingkar janji maka, tanah yang sudah didaftarkan hak atas tanahnya dengan hak tanggungan, jika hendak dialihkan haruslah melalui proses tahapan lelang dimuka

Berdasarkan kandungan Total Fosfor Danau Rawa Pening dalam kondisi mesotropik, tapi berdasarkan kandungan Total Nitrogen dan kecerahan perairan yang kurang dari 2 meter

Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa yaitu lontar yang berisi tentang bahan pembuat racun, gejala atau tanda-tanda terkena racun (cetik) serta penawar cetik.. Pada

Melihat data dan kondisi di sekolah tentang Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 2 Gadingrejo yang menunjukan rendahnya minat baca peserta didik dan

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Subhanallahu Wata’ala yang telah memberikan begitu banyak rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

Karena togel merupakan penyakit masyarakat dalam penegakan hukum, maka menjadi atensi Polri, sehingga setiap Polres dan Polsek diperintahkan melakukan penanggulangan

Metode yang digunakan yaitu metode embedding, untuk pengamatan susunan jaringan batang rotan dan metode maserasi, untuk pengamatan dimensi serat meliputi pengamatan

Pengembangan model pembelajaran dengan mathematical discourse yang sesuai digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematika adalah pembelajaran yang