ABSTRAK
ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH
DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE SHARPE
PERIODE 2011-2013
Oleh
Gilas D Praja
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, untuk memberikan
kenyamanan dalam berinvestasi maka dibutuhkanlah produk-produk investasi yang memenuhi
prinsip-prinsip Islam atau yang sering disebut juga dengan investasi syariah. Masyarakat
Indonesia yang akan menginvestasikan dananya pada reksa dana dihadapi dua pilihan, yaitu
reksa dana syariah dan reksa dana konvensional. Para investor memiliki masalah yang
dibingungkan memilih diantara kedua reksa dana,disatu sisi reksa dana konvensional
memiliki komposisi NAB dan volume transaksi yang lebih baik dibandingkan reksa dana
syariah, di sisi lain reksa dana syariah memberikan kenyamanan kepada investor dalam
berinvestasi karena pemilihan produk produk investasi yang sesuai prinsip Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan risiko dan tingkat
pengembalian antara reksa dana syariah dan reksa dana konvensional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, pada tahun 2011 dan 2013 reksa dana konvensional memiliki tingkat
pengembalian yang lebih baik dibandingkan reksa dana syariah begitupun dengan kinerjanya
jika diukur dengan metode sharpe. Selain itu pada tahun 2011 dan 2013, reksa dana
konvensional juga memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana syariah.
Sedangkan pada tahun 2012, reksa dana syariah memiliki tingkat pengembalian dan risiko
yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana konvensional. Jika diukur dengan metode
sharpe
maka reksa dana konvensional memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan syariah.
ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL
DENGAN METODE SHARPE
PERIODE 2011-2013
Oleh GILAS D PRAJA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL
DENGAN METODE SHARPE PERIODE 2011-2013
(Skripsi)
Oleh GILAS D PRAJA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Halaman DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Permasalahan ... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.4 Kerangka Pemikiran ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi ... 13
2.2 Sejarah Reksa Dana ... 13
2.3 Pengertian dan Fungsi Reksa Dana ... 15
2.4 Jenis-jenis Reksa Dana Berdasarkan Sifat, Bentuk Hukum dan Portofolio ... 17
2.5 Perbedaan Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvesional ... 26
2.6 Kelebihan, kekurangan dan Risiko Reksa Dana ... 27
2.7 Manajer Investasi, Bank Kustodian , dan Mekanisme Reksa Dana ... 31
2.8 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 35
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 35
3.3 Populasi dan Sampel ... 36
4.1 Hasil Perhitungan dan Pembahasan ... 47
4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return ... 47
4.1.1.1 Hasil return reka dana syariah dan konvensional ... 47
4.1.1.2 Hasil Perhitungan Independent T-test return Reksa Dana Syariah dan Konvensional ... 48
4.1.2 Hasil Perhitungan Risiko Reksa Dana ... 50
4.1.2.1Hasil Perhitungan Risiko Reksa Dana Syariah dan Konvensional ... 50
4.1.2.2Hasil Perhitungan Independent T-test Terhadap Risiko Reksa Dana Syariah dan Konvensional ... 51
4.1.3 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Pasar (Return Market) .. 53
4.1.3.1Hasil Perhitungan Return Pasar dan Perbandingannya dengan Return Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional ... 53
4.1.3.2 Hasil Perhitungan Independent T-test Return Reksa Dana Syariah dengan Return Pasar ... 54
4.1.3.3Hasil Perhitungan Independent T-test Return Reksa Dana Konvensional dengan Return Pasar ... 56
4.1.4 Hasil Perhitungan Risiko Pasar ... 58
4.1.4.1Hasil Perhitungan Risiko Pasar dan Perbandingannya dengan Risiko Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional ... 58
4.1.4.2Hasil Perhitungan Independent T-test Risiko Reksa Dana Syariah dengan Risiko Pasar ... 59
4.1.4.3Hasil Perhitungan Independent T-test Risiko Reksa Dana Konvensional dengan Risiko Pasar ... 61
4.1.5 Hasil Perhitungan Covarian ... 63
4.1.6 Hasil Perhitungan Beta ... 65
5.1 Kesimpulan ... 71 5.2 Saran ... 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Ringkasan Hasil Perhitungan Penelitian
1.1 Tabel 1 Hasil Perhitungan Rata-rata return reksa dana syariah dan Konvensional
1.2 Tabel 2 Hasil Perhitungan Expected return reksa dana syariah dan Konvensional
1.3 Tabel 3 Hasil Perhitungan Varians reksa dana syariah dan konvensional 1.4 Tabel 4 Hasil Perhitungan Standar Deviasi/Risiko Reksa Dana Syariah
dan Konvensional
1.5 Tabel 5 Hasil Perhitungan Return pasar dan Expected return 1.6 Tabel 6 Hasil Perhitungan Varians Pasar dan Standar Deviasi
Pasar/Risiko pasar
1.7 Tabel 7 Hasil Perhitungan Covarian Reksa Dana Syariah dan Konvensional
1.8 Tabel 8 Hasil Perhitungan Rata-rata Beta Reksadana Syariah dan Konvensional
1.9 Tabel 9 Hasil Perhitungan Metode Sharp Reksa dana Syariah dan Konvensional
1.10 Tabel 10 Hasil Perhitungan T-Test Independent dengan SPSS.
2. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Jumlah Unit Reksa Dana Periode 2011-2013.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi NAB Reksa Dana ... 4
2. Rata-Rata Return Reksa Dana 2011-2013 ... 6
3. Perbedaan Reksa Dana Terbuka dan Reksa Dana Tertutup ... 19
4. Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvesional ... 27
5. Sample Reksa Dana Saham Syariah dan Saham Konvesional ... 37
6. Hasil Pengujian Independen T-test Return Reksa Dana Tahun 2011-2013 ... 49
7. Hasil Pengujian Independen T-test Risiko Reksa Dana Tahun 2011-2013 ... 52
8. Hasil Pengujian Independen T-test Return Reksa Dana Syariah Dengan Return Market Tahun 2011-2013 ... 55
9. Hasil Pengujian Independen T-test Return Reksa Dana Konvensional Dengan Return Market Tahun 2011-2013 ... 56
10. Hasil Pengujian Independen T-test Risiko Reksa Dana Syariah Dengan Risiko Pasar Tahun 2011-2013 ... 60
11. Hasil Pengujian Independen T-test Risiko Reksa Dana Konvensional Dengan Risiko Pasar Tahun 2011-2013 ... 62
12. Hasil Perhitungan Rata-Rata Covarian ... 64
13. Hasil Perhitungan Beta Tahun 2011-2013 ... 66
MOTO
“Why do we fall ? So we can learn to pick ourselves up”
-Bruce Wayne A.K.A Batman-
PERSEMBAHAN
Untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia
mendampingi, saat kulemah tak berdaya. Saya persembahkan skripsi ini untuk
keluarga tercinta, orang-orang tersayang, mamah, papah dan adik-adik
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar,
untuk sebuah pengharapan ,atas sebuah persahabatan, untuk orang yang telah
membantu dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini, terutama
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang dilahirkan di Jakarta pada tangga 14 Desember
1992 adalah anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan
suami-istri, Dwi Dosoroyo dan Retno Widiarti. Sebagai anak
pertama, penulis dituntut memberikan contoh yang baik
kepada adik-adiknya. Penulis sangat hobi berolahraga dan fotografi, penulis
adalah pribadi yang sangat santai dalam segala hal, dan mudah bersosialisasi
dengan orang lain dan selalu fokus terhadap apa yang ingin dicapainya.
Pendidikan formal yang penulis tempuh dimulai pada saat berusia 6 tahun, yaitu
taman kanak-kanak TK An-nur Bekasi Timur selama 1 tahun, lalu pada umur 7
tahun melanjutkan pendidikan dasar pada SD Negeri Pengasinan VIII Kota
Bekasi. Setelah 6 tahun duduk dibangku sekolah dasar, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 16 Kota Bekasi, lalu 3 tahun kemudin berlanjut ke
SMA Negeri 3 Kota Bekasi.
Pada Tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa di jurusan manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila melalui jalur SMPTN. Penulis Sempat aktif
di organisasi kampus UKM Fotografi ZOOM Unila dan menjabat sebagai kepala
divisi Dana dan Usaha. Penulis sempat mengabdi kepada masyarakat melalui
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan selama 40 hari di desa Sukatani,
SANWACANA
Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahirobbilalamin, penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat
Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Komparasi Kinerja
Portofolio Reksa Dana Saham Syariah dan Reksa Dana Saham
Konvensional Periode 2011-2013”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi
pada jurusan Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen.
3. Bapak Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.S.B.A. selaku Pembimbing
Utama yang telah banyak memberikan bimbingan serta meluangkan waktu
meluangkan waktu dan dengan sangat baik telah mengarahkan serta
membimbing penulis.
5. Ibu R.A Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan sarannya.
6. Bapak M Syatibi CH, S.E. selaku Penguji utama yang telah meluangkan
waktunya dan sarannya.
7. Keluarga ku, mamah, papah, dan adik ku , terima kasih sekali atas
begitu banyak bentuk dukungan yang sudah diberikan, baik dukungan
moral dan materil.
8. Semua keluarga besarku, om, tante, serta sepupu-sepupuku tersayang.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sepermainan Ahmad Diasworo B.B ,
Vada Erlangga B.O, Ujang Setyawan C.B, Dimas Hendriyanto Cileubet,
Surya Yandwisa Meme, Miranda Poetri, Bianda Thalita, Ari ade Puspita,
Vina Anggraini, Yufita Efie.
10.Teman-teman Manajemen angkatan 2011 semuanya, fisca, yosi, topan,
faris , yulius, gita, sabar, ela, adji, Tiara, tika, aulia, wahyu, ria, novpia,
maruf, ira, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
11.Teman-teman kostan yang kadang selalu mengganggu dan mendukung
untuk menyelesaikan skripsi ini, Yoga, Ribut, Danu, Pipit, Agnes, Mbak
Andri, Ana, Tika, Rizal, Rizky, Oji, Bang Fajar, Bang Reza, Dicky.
12.Teman-teman UKM Fotografi ZOOM UNILA, Ade, Barry, Tata, Elmira,
Santi, Azriel,pajri,yuda dll
14.Semua keluarga besar Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung.
15.Kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum, warohmatullahi wabarakatuh.
Bandar Lampung, Mei 2015
Penulis,
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang.
Saat ini banyak orang-orang yang sudah memahami seberapa pentingnya
investasi. Ada banyak produk-produk investasi yang dapat dipilih oleh
masyarakat sebagai wahana berinvestasi seperti reksa dana, obligasi, saham,
emas dan properti.
Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan populasi
muslim terbesar di dunia. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama
Islam, untuk memberikan kenyamanan dalam berinvestasi maka dibutuhkan
produk-produk investasi yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Investasi
dalam Islam atau disebut juga investasi syariah tidak hanya membicarakan
persoalan duniawi. Ada unsur lain yang sangat menentukan berhasil tidaknya
suatu investasi di masa depan, yaitu ketentuan dan kehendak Allah Swt. Islam
memadukan dua unsur yaitu dunia dan akhirat. Maka dari itu, dalam investasi
syariah sangat diperhatikan apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai
Salah satu instrument investasi yang saat ini dikenal di Indonesia selain
deposito, saham, obligasi atau efek lain adalah reksa dana. Reksa dana
dipahami sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk
portofolio efek oleh suatu manajer investasi. Banyak investor, baik investor
individual maupun investor institusional yang mempercayakan pengelolaan
investasinya kepada Manajer Investasi (MI). Penyerahan pengelolaan dana
investor kepada manajer investasi ini dilakukan mungkin karena waktu,
jumlah dana yang relatif terbatas, minimnya keahlian yang dimiliki, maupun
karena alasan lain.
Berdasarkan investasinya, reksa dana memiliki beberapa jenis, yaitu reksa
dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa
dana campuran. Investor dihadapkan oleh dua pilihan investasi reksa dana
yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dua pilihan tersebut adalah
reksa dana syariah dan reksa dana konvesional. Pemilihan instrument dan
mekanisme investasi menjadi pembeda dari kedua jenis reksa dana ini,
dikatakan demikian karena jenis reksa dana syariah pengelolaan dan
kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Instrumen investasinya
yang dipilih dalam portofolionya haruslah yang dikategorikan halal.
Reksa dana syariah merupakan reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antar pemodal sebagai
pemilik harta (shahibul maal) dengan manajer investasi sebagai wakil
dengan pengguna investasi (Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank
Indonesia,2001).
Reksa dana konvesional diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995
berdasarkan UU Nomer 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengizinkan
reksa dana berbentuk tertutup dan terbuka, sedangkan reksa dana syariah
sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1997 dengan dipelopori oleh PT
Danareksa Investmen Management (DIM) yang menerbitkan Danareksa
Syariah.
Reksa dana merupakan investasi yang semakin popular di Indonesia.
Perkembangan ini tampak pada semakin pesatnya perkembangan jumlah
perusahaan investasi yang beroprasi di BEJ serta nilai aktiva yang dikelola.
Reksa dana yang bersifat syariah seiring waktu mulai bermunculan hal ini
terjadi karena kegiatan investasi reksa dana konvesional banyak yang tidak
sesuai dengan syariat Islam. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas
penduduk beragama Islam, sebagian dari masyarakat yang ada menginginkan
adanya suatu instrument investasi yang sesuai dengan syariah Islam. Reksa
dana syariah tidak hanya mempertimbangkan aspek return saja, namun juga
mempertimbangkan kehalalan dari instrument yang akan dibelinya, yaitu
bukan merupakan instrument yang menghasilkan riba.Meskipun reksa dana
syariah sudah mulai bermunculan, namun dari segi komposisi Nilai
Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah masih jauh dari reksa dana
konvensional. NAB itu sendiri adalah nilai yang menggambarkan total
kekayaan reksa dana setiap harinya. Nilai ini dipengaruhi oleh pembelian dan
dana itu sendiri. Berikut tabel komposisi NAB reksa dana tanggal 30
Oktober 2014:
Tabel 1. Komposisi NAB Reksa Dana
Jenis Reksa Dana Komposisi NAB Persentase
ETF - Fixed Income 1,800,131,927,528.00 0.85 %
ETF - Indeks 608,903,868,642.89 0.29 %
ETF - Saham 382,740,482,898.32 0.18 %
Fixed Income 30,987,977,737,058.92 14.71 %
Indeks 517,931,809,994.9 0.25 %
Mixed 18,305,694,785,735.45 8.69 %
Pasar Uang 17,745,046,518,687.94 8.42 %
Saham 89,624,603,199,940.84 42.55 %
Syariah - Fixed Income 414,462,953,357.99 0.20 %
Syariah - Indeks 145,272,703,410.98 0.07 %
Syariah - Mixed 1,666,734,202,015.41 0.79 %
Syariah - Pasar Uang 252,239,127,770.82 0.12 %
Syariah - Saham 5,913,579,053,963.39 2.81 %
Syariah - Terproteksi 1,104,549,554,603.49 0.52 %
Terproteksi 41,159,564,805,751.73 19.54 %
Sumber: www.ojk.go.id
Tabel 1 menunjukan susunan total nilai investasi yang dilakukan manajer
investasi berdasarkan jenis reksa dana yang tercatat di OJK. Dalam hal ini
peneliti hanya fokus pada perbandingan komposisi NAB reksa dana jenis
saham. Reksa dana jenis saham terbagi menjadi dua jenis yaitu syariah dan
konvesional. Data tersebut menunjukan perbandingan yang sangat jauh, reksa
dana saham-syariah hanya mampu menghasilkan total nilai investasi sebesar
2,81 % dari semua reksadana. Dilain pihak reksa dana saham-konvesional
tersebut menunjukan kecendrungan bahwa investor lebih tertarik
menginvestasikan dananya pada reksa dana konvesional dibandingkan reksa
dana syariah. NAB reksa saham relatif lebih besar dari reksa dana Fixed
Income, Indeks, Mixed, dan terproteksi. Reksa dana saham juga memiliki
risiko fluktuasi harga saham yang cukup tinggi karena potensi return yang
ditawarkannya relatif tinggi tetapi reksa dana saham juga memiliki risiko
yang cukup besar. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang reksa dana saham dengan membandingkan
antara reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional.
Semakin berkembangnya instrument reksa dana syariah dan konvesional di
Indonesia, masalah yang dihadapi dari sudut pandang investor adalah
bagaimana memilih alternatif reksa dana yang ada berdasarkan kinerja
portofolionya. Pertanyaannya tentang apakah manajer investasi reksa dana
dapat memberikan perkiraan pengembalian (expected return) di atas rata-rata
return pasar adalah isu yang relevan bagi investor. Oleh karena itu,
pengukuran kinerja reksa dana merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Hasil rekap return tahunan dari reksa dana konvensional
Tabel 2. Rata-Rata Return Reksa Dana 2011-2013 Jenis Reksa
Dana Kategori Rata-rata Return 2011 Rata-rata Return 2012 Rata-rata Return 2013 Reksa Dana
Saham Konvesional Syariah -0.25 % -2.59 % 11.57 % 13.68 % 12.66 % 14.7 %
IHSG 3.20 % 14.52 % 12.66%
Sumber: www.bareska.com dan rudiyanto.blog.kontan.co.id
Tabel 2 menggambarkan secara umum kinerja reksa dana saham syariah
selama periode tiga tahun terahir relatif diatas reksa dana saham konvesional.
Pertumbuhan reksa dana saham syariah jauh melebihi pertumbuhan dana
kelolaan reksa dana saham konvesional, hal ini disebabkan jumlah produk
reksa dana syariah yang semakin banyak sehingga memudahkan investor
dalam pemilihan investasi.
Dari penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk menyusun sebuah
penelitian dengan judul “ANALISIS KOMPARASI KINERJA
PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH DAN REKSA
DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE SHARPE
PERIODE 2011-2013”. Dengan membandingkan dua jenis reksa dana
saham yaitu reksadana saham syariah dan reksa dana konvesional khususnya
pada reksa dana yang masih aktif dan terdaftar di BAPEPAM – LK dan OJK
maka akan diketahui mana yang memiliki risiko dan tingkat pengembalian
yang lebih baik dari kedua jenis reksa dana tersebut. Adapun yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak
pada metode dan penambahan uji beda pada investasi reksa dana syariah dan
reksa dana konvensional, sehingga hal ini bisa menambah keyakinan investor
1.2 Permasalahan
A. Identifikasi Masalah
Latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi bahwa
investor yang akan berinvestasi pada reksa dana dihadapi oleh dua pilihan
reksadana, yaitu reksadana saham syariah dan reksa dana konvesional.
Kedua reksa dana ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar dan
perbedaan ini berkaitan pada hukum agama yang mengatur, yaitu agama
islam yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia.
Investor learning model menyatakan bahwa investor reksa dana cendrung
chase return, artinya mereka akan menyalurkan dananya dalam reksa
dana yang memiliki kinerja yang lebih baik. Reksa dana menjadi wahana
yang tepat bagi pemula yang ingin memulai berinvestasi,khususnya
pemodal kecil dan yang memilikin pengetahuan yang terbatas , sehingga
diperlukannya perhitungan risiko dan return terhadap reksa dana syariah
dan konvensiona.
Dari segi komposisi NAB menunjukan kecendrungan investor untuk
menginvestasikan dananya pada reksa dana saham konvesional.
Kemudian untuk membandingkan kedua reksa dana tersebut maka dapat
dilihat dari kinerja reksa dana. Instrument yang digunakan untuk
mengukur kinerja reksa dana tersebut adalah dengan membandingkan
risiko dan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh masing-masing
Data volume transaksi menunjukkan adakalanya reksa dana konvensional
memiliki nilai volume transaksi yang lebih rendah dibandingkan syariah,
hal ini menggambarkan bahwa konvensional tidak pasti memilki kinerja
yang lebih baik dibandingkan syariah. Oleh karena itu, untuk
membadingkan kedua reksa dana maka dapat dilihat kinerja dari
reksa dana tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
kinerja reksa dana tersebut adalah dengan membandingkan risiko dan
tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan mengarah pada tujuan dan mempermudah proses
pengolahan data, maka perlu ditetapkan batasan-batasan terhadap
penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah dalam skripsi ini
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada reksa dana yang berjenis reksadana saham
yang masih aktif di Bapepam.go.id dan ojk.go.id
2. Data yang digunakan untuk dianalisis adalah data Nilai Aktiva Bersih
(NAB) per unit penyertaan dari masing-masing reksa dana dari
Januari 2011 sampai dengan Desember 2013.
3. Tingkat bunga bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
4. Analisis pengukuran pengembalian dan kinerja reksa dana saham
syariah dan reksa dana saham konvesional menggunakan indeks
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah
yang menjadi titik perhatian penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan besarnya risiko dan tingkat pengembalian
antara reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional ?
2. Manakah yang memiliki kinerja terbaik antara reksa dana saham
syariah dengan reksa dana saham konvesional ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Hasil penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada investor
dalam memilih suatu reksa dana sebagai pilihan investasi dengan
memperhatikan risiko dan tingkat pengembalian yang dimiliki reksa
dana, sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya tingkat pengembalian dan risiko reksa
dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional serta untuk
mengetahui reksa dana mana yang terbaik untuk wahana berinvestasi
masyarakat ?
2. Untuk mengukur kinerja reksa dana saham syariah dan reksa dana
saham konvesional sehingga akan diketahui dari kedua reksa dana
B. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis
Penelitian ini dilakukan untuk mengamalkan dan mengembangkan
keilmuan, khususnya ilmu tentang pasar modal dan instrument pasar
modal berupa reksa dana syariah dan reksa dana konvesional.
2. Bagi Investor dan Calon Investor Reksa Dana
Peneliti memberikan bahan pertimbangan kepada calon investor
dalam mengambil keputusan investasi. Hasil penelitian ini dapat
menjadi acuan dalam menilai kinerja suatu reksa dana baik reksa dana
syariah maupun konvesional.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan ataupun wawasan
bagi pihak lain yang akan memberikan sumbangan pemikiran yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi
1.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 1 diatas adalah gambar kerangka pemikiran peneliti. Penelitian
ini akan meneliti mengenai reksa dana. Dalam penelitian ini akan
dibandingkan dua jenis reksa dana, yaitu reksa dana saham syariah dan
reksa dana saham konvesional. Kedua bentuk reksa dana diatas akan
dibandingkan dengan melihat kinerja yang dihasilkan masing-masing
reksa dana. Kinerja reksa dana itu dapat dilihat dari tingkat risiko yang Reksa Dana
Reksa Dana Saham Syariah Reksa Dana Saham Konvensional
Uji Beda (Independent Sample t-Test) dan Sharpe Index
Reksa Dana Syariah atau
Reksa Dana Konvensional yang memiliki kinerja yang
lebih baik
Kinerja Reksa Dana Saham Konvesional
1.Tingkat Return 2.Tingkat Risiko Kinerja Reksa Dana Saham Syariah
dihadapi investor dan tingkat pengembalian (return) yang akan didapatkan
investor. Selanjutnya, melakukan analisis perbandingannya dengan
benchmark pembandingnya menggunakan uji beda independent sample t-test.
Selain itu, untuk menghitung kinerja reksa dana juga dapat menggunakan
metode Sharpe index.Metode pengukuran Sharpe atau Reward-to
Variability Ratio (RVAR). Metode ini mengukur excess return suatu
portofolio terhadap standar deviasi atau total risikonya (Jones, 2000 dan
Sharpe, 1999). Dalam ukuran kinerja ukuran Sharpe, jika memiliki nilai
Sharpe atau RVAR yang besar dari nilai Sharpe indeks pasar. Semakin
besar nilai Sharpe suatu reksa dana, maka hal itu menunjukkan kinerja
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Umumnya
investasi dibedakan menjadi dua : yaitu investasi pada aset-aset finansial
(financial assets) dan investasi pada aset-aset rill (real assets). Investasi pada
aset-aset finansial di lakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat
deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi
dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran,
opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset rill dapat berbentuk
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya. (Abdul Halim, 2005)
2.2 Sejarah Reksa Dana
Reksa dana dimulai oleh seorang pedagang asal Belanda bernama Adriaan
Van Ketwich pada tahun 1744 membuat sebuah reksa dana. Reksa dana ini
bernama Eendragt Maakt Magt yang berarti “persatuan menciptakan
reksa dana di Belgia dengan nama Societe General de Belgique. Secara
perlahan reksa dana ini berkembang dan menjadi tempat berinvestasi bagi
kalangan kerajaan di Inggris dan Skotlandia pada pertengahan 1880.
Reksa dana mulai dibawa ke benua Amerika Serikat pada tahun 1890. Reksa
dana pertama yang diterbitkan di Amerika Serikat adalah “The Boston
Personal Property Trust” pada tahun 1893. Satu hal yang perlu di catat, pada
masa-masa tersebut reksa dana yang ada bersifat closed-end. Artinya,
penerbitan reksa dana tidak memiliki kewajiban untuk membeli kembali reksa
dana yang telah dijualnya. Pembeli reksa dana hanya dapat menjual reksa
dana yang dimilikinya kepada investor lain.
Reksa dana dikenalkan di Indonesia ketika PT Reksadana berdiri pada tahun
1976 dimana perusahaan ini dapat menerbitkan sertifikat yang dikenal dengan
nama sertifikat danareksa I dan II. Setiap harinya harga reksa dana
diumumkan. Tahun 1995, PT BDNI Reksa Dana membuat sebuah reksa dana
tertutup (close end) dengan menawarkan 600 juta saham dengan nilai satu
saham Rp. 500,- sehingga terkumpul dana sebesar Rp. 300.000.000.000,-
Berdirinya reksa dana ini merupakan awal maraknya reksa dana di Indonesia.
Popularitas reksa dana mulai memudar dan seolah-olah hilang dari
peredaran. Reksa dana di Indonesia mulai tumbuh sejak tahun 2000
dan berkembang pesat hingga saat ini. Seiring dengan mulai
bergeliatnya ekonomi Indonesia, reksa dana di Indonesia mulai
menunjukkan hasil-hasil yang positif. Dapat disimpulakan kurang
banyak disebabkan oleh situasi makroekonomi sendiri yang kurang
kondusif. Namun, seiring dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia,
reksa dana akan menjadi wahana investasi yang jauh lebih menarik dari
instrumen konvensional perbankan seperti halnya yang terjadi di
Negara-negara lain.
2.3 Pengertian dan Fungsi Reksa Dana
A. Pegertian Reksa Dana
Manurung (2007) mengatakan istilah mutual fund terkandung dalam kata
fund itu sendiri sebagaimana dinyatakan Giles dkk, “fund is a pool of
money contributed by a range of investors who may be individuals or
companies or other organizations, which is manage and invested as a
whole, on behalf of those investors”. Selain itu, Pozen (1998)
mendifinisikan mutual fund sebagai “an investment company that pools
monay from shareholders and invests in a diversified of securities”.
Manurung (2007) juga mencatat.
Kamus keuangan, reksa dana didefinisikan sebagai portofolio aset
keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi
terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga
penawaran dan penarikan pada harga nilai aktiva bersihnya (diversified
portofolio of securities, registered as an open-end investment company,
which sells shares to the public at an offering price and redeems them on
termaktub dalam UU no. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah
“wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi”.
Berdasarkan penjelasan diatas, reksa dana memiliki karakteristik, yaitu :
1. Kumpulan dana pemilik
2. Dinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrument
investasi.
3. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi
4. Resa dana merupakan instrument investasi jangka menengah dan
panjang
5. Reksa dana merupakan produk investasi yang berisiko
6. Investor yang berinvestasi dalam reksa dna akan mendapatkan
penyertaan.
B. Fungsi Reksa Dana
Fungsi reksa dana berfungsi sebagai salah satu alternatif investasi
bagi masyarakat pemodal dan distribusi kepemilikan saham akan sangat
luas didalam masyarakat dan membantu pemodal yang tidak berani
menghadapi risiko tinggi. Keberagaman jenis reksa dana yang
dibedakan dari komposisi investasinya yang dapat memberikan
pilihan yang fleksibel bagi pemodal, karena masing-masing
mempunyai risiko yang berbeda-beda dan tingkat keuntungan yang
secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio efek berdasarkan
kebijakan investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa keuangan.
Kegiatan investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen
efek, baik di pasar uang maupun di pasar modal.
2.4 Jenis –Jenis Reksa Dana Berdasarkan Sifat , Bentuk Hukum dan
Portofolio
A. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya
Reksa dana dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reksa dana tertutup
(close-end fund) dan reksa dana terbuka (open-end fund).
1. Reksa Dana Tertutup (close-end fund)
Reksa dana tertutup adalah reksa dana yang tidak dapat di jual
kembali saham-sahamnya kepada pemodal atau perusahaan manajer
investasi yang menerbitkannya. Artinya, pemegang saham tidak
dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila
pemilik saham hendak menjual sahamnya maka harus melalui bursa
efek tempat saham reksa dana tersebut dicatat. Saham reksa dana
tidak dapat dibeli atau dijual kepada perusahaan reksa dana yang
mengeluarkan saham tersebut, sehingga disebut Closed.
Saham yang tidak dibeli oleh investor publik, biasanya dibeli oleh
pengelola reksa dana tersebut, atau pihak lain yang terkait dalam
penawaran tersebut. Setelah penawaran umum tidak ada lagi saham
reksa dana akan dicatat di bursa efek. Selanjutnya, investor yang
ingin memiliki saham tersebut harus membeli dari investor lain.
Pengelolaan reksa dana boleh membeli saham tersebut tetapi tidak
wajib membeli dari investor. Harga reksa dana tertutup lebih banyak
ditentukan oleh penawaran dan permintaan, bukan semata-mata
karena nilai aktiva bersihnya.
Reksa dana Close-end fund bentuknya bias berupa hedge fund, reksa
dana ETF (exchange traded fund), reksa dana indeks (index fund),
tracker fund, dan semacamnya yang bias diperjual belikan di pasar
sekunder lantai bursa.
2. Reksa Dana Terbuka (open-end fund)
Reksa dana terbuka adalah jual beli saham setelah penawaran umum
perdana yang dilakukan melalui bursa antara investor dengan
investor lainnya. Reksa dana yang menawarkan dan membeli
saham-saham dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan.
Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit
penyertaan setiap saat apabila diinginkan dan manajer investasi
wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit penyertaan
pada saat tersebut. Reksa dana terbuka membuka pintu bagi investor
untuk membeli atau menjual kembali unit penyertaan (UP). Sebagian
besar reksa dana yang ada di Indonesia saat ini adalah reksa
Perbedaan antara reksa dana terbuka dan tertutup dapat dilihat pada
[image:38.595.174.538.140.499.2]table 3.
Tabel 3. Perbedaan Reksa Dana Terbuka dan Reksa Dana Tertutup
Reksa Dana Terbuka Reksa Dana Tertutup
Menjual sahamnya secara terus – menerus sepanjang ada pemodal yang membeli dan sampai batas yang diizinkan
Menjual sahamnya pada penwaran umum perdana sampai batas pasar modal
Saham reksa dana tidak perlu dicatat di bursa
Saham reksa dana dicatat di bursa efek
Investor dapat menjual kembali saham yang dimiliki kepada reksa dana
Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana, tetapi dapat menjual kepada investor lain di lantai bursa Harga jual atau beli saham antara
reksa dana dan investor didasarkan atas Nilai Aktifa Bersih (NAB) per saham yang di hitung oleh Bank Kustodian
Harga jual atau beli ditentukan oleh penawaran dan permintaan antar investor di lantai bursa
Sumber : Kiki dan Pratomo (2003)
B. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Bentuk Hukum
Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1
menyatakan bahwa, bentuk hukum reksa dana di Indonesia dibagi
menjadi dua bentuk, yakni reksa dana berbentuk perseroan terbatas (PT
1. Reksa Dana Berbentuk Perseroan
Reksa dana berbentuk perseroan merupakan badan hukum tersendiri
yang berarti beroprasi sebagai Perseroan Terbatas (PT) dengan
kegiatan semata-mata hanya reksa dana. Karena bentuknya
perseroan, maka reksa dana ini mempunyai anggaran dasar , direksi,
kekayaan sendiri, pemegang saham, dan kewajiban-kewajiban.
Reksa dana jenis ini dapat bersifat tebuka maupun tertutup.
2. Reksa Dana Kontrak Investasi kolektif (KIK)
Reksa dana kontrak Investasi kolektif beroprasi berdasarkan kontrak
yang dibuat oleh manajer investasi dengan bank kustodian. Investor
secara kolektif mempercayakan dananya untuk dikelola oleh manajer
investasi. Dana itu disimpan dan diadministrasikan oleh bank
kustodian. Kekayaan yang dikelola oleh manajer investasi dalam
bentuk portofolio adalah milik investor bersama-sama proporsional.
Reksa dana KIK adalah produk dari manajer investasi. Reksa dana
ini hanya berbentuk terbuka.
C. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolionya
Reksa dana dibagi menjadi (situs Bapepam LK, 2010):
Pada jenis reksa dana ini, dana diinvestasikan pada instrumen yang
bersifat utang dengan jangka waktu jatuh tempo yang pendek,
umumnya kurang dari setahun. Reksa dana jenis ini harus melakukan
alokasi investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
bentuk Efek bersifat utang. Contoh instrumen investasinya adalah:
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau obligasi yang akan
jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan tingkat risiko
paling rendah. Dilain pihak, potensi keuntungan reksa dana ini
juga terbatas. Hasil investasi reksa dana pasar uang umumnya
sangat mirip dengan tingkat suku bunga deposito karena hampir
sebagian besar portofolio investasi reksa dana ini terdiri atas
deposito.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Jenis reksa dana ini hampir mirip dengan reksa dana pasar uang,
yaitu dana investor akan diinvestasikan pada efek yang bersifat utang
(debt). Namun dalam reksa dana pendapatan tetap, efek utang yang
diinvestasikan adalah berjangka waktu lebih dari satu tahun dengan
alokasi minimal 80%.
portofolio investasinya sebagian besar adalah obligasi, maka jenis
reksa dana ini mempunya resiko yang sedang atau moderat. Suku
pengembalian pada jenis reksa dana ini. Reksa dana ini disebut
“pendapatan tetap” karena nilai investasinya relatif tidak fluktuatif
karena sebagian besar portofolio di dalamnya berupa instrument
obligasi/utang.
3. Reksa Dana Campuran (Discretionary Fund)
Dalam reksa dana ini manajer investasi akan mencampur investasi
dalam efek utang, pasar uang, serta saham. Adapun alokasi atau
porsi dari besarnya penempatan dana yang akan diinvestasikan pada
masing-masing instrumen akan ditetapkan oleh manajer investasi.
Porsi alokasi dana tersebut akan dijelaskan dalam prospektus.
Tingkat pengembalian dan resiko pada jenis reksa dana ini akan
berbeda-beda, tergantung porsi alokasi penempatan dananya.
Semakin besar persentase alokasi dalam saham, maka akan semakin
besar peluang mendapatkan return yang tinggi, tentu sejalan juga
dengan resikonya yang semakin besar.
4. Reksa Dana Terproteksi (Protected Fund)
Reksa dana terproteksi saati ni merupakan termasuk salah satu tipe
reksa dana yang cukup populer dalam keadaan pasar yang tidak pasti
seperti saat ini. Para investor kebanyakan memilih reksa dana tipe ini
karena memang relatif lebih aman dibandingkan reksa dana tipe lain.
Reksa dana ini memang menawarkan resiko yang relatif lebih kecil
Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang selain memberikan
potensi tingkat pengembalian, juga bertujuan untuk memberikan
proteksi investasi pada saat jatuh tempo melalui mekanisme investasi
dalam reksa dana tersebut. Proteksi itu timbul bukan karena ada
pihak ketiga yang memberikan proteksi, melainkan karena reksa
dana tersebut berinvestasi pada instrumen tertentu yang bersifat
aman.
5. Reksa Dana Syariah (syaria fund)
Reksa dana jenis ini, dana diinvestasikan pada efek-efek yang
memenuhi ketentuan syariah. Saham yang terkandung dalam reksa
dana akan disaring dan dipilih oleh manajer investasi. Karena tidak
semua saham yang ada di bursa itu memenuhi syarat atau kriteria
syariah. Oleh sebab itu, manajer investasi harus melakukan
screening dan filtering.
Screening adalah memilih saham dari perusahaan yang bergerak
dalam bisnis tertentu. Perusahaan dilarang bergerak dalam bisnis
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, misalnya :
Perusahaan jasa keuangan yang memberikan bunga kepada
nasabah
Perusahaan yang menjual alkohol, daging babi, atau
komoditas haram lainnya
Perusahaan yang bergerak dalam bidang perjudian atau night
Filtering adalah melihat rasio atas jumlah penggunaan utang yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Filter dilakukan terhadap rasio
dari jumlah total hutang perusahaan terhadap total nilai saham
perusahaan tersebut.
Manajer investasi harus terus memantau kondisi dari perusahaan
yang sahamnya dimasukan dalam portofolio reksa dana syariah
tersebut. Rasio hutang sudah melewati batas yang diperbolehkan,
maka manajer investasi harus segera menjual saham tersebut dan
mengganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
6. Reksa Dana Indeks (index fund)
Indeks merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja
suatu efek tertentu yang tercatat di bursa. Bursa Efek Indonesia,
misalnya dikenal ada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ45,
dan Jakarta Islamic Index(JII).
Dalam reksa dana indeks, manajer investasi memasukkan dana ke
seluruh saham yang menjadi komponen dari indeks tersebut sesuai
dengan porsinya masing-masing dalam pengukuran indeks. Prinsip
yang dipergunakan disini adalah indexing, yang merupakan bentuk
diversifikasi yang paling sempurna. Secara teori, memang
diversifikasi sempurna mengikuti suatu indeks tertentu itu
memungkinkan. Namun dalam prakteknya, manajer investasi harus
tetap melakukan beberapa penyesuaian terhadap indeks dalam
Karena tingkat keuntungannya fluktuatif, reksa dana indeks ini
termasuk jenis reksa dana yang mengandung risiko tinggi. Risikonya
di atas risiko reksa dana campuran, pendapatan tetap, pasar uang,
maupun reksa dana terproteksi. Tetapi, risiko reksa dana indeks
masih sedikit lebih rendah dibanding reksa dana saham. Sebab
umumnya, komposisi portofolio reksa dana indeks lebih menyebar
dibandingkan dengan reksa dana saham. Investasi dalam reksa dana
indeks cocok untuk investor jangka panjang. Sebab, dalam jangka
panjang, suatu indeks saham kemungkinan besar akan naik.
7. Reksa Dana Saham (equity fund)
Reksa dana ini merupakan tipe reksa dana paling agresif diantara
seluruh reksa dana yang ada. Manajer Investasi akan menanamkan
sebagian besar dana ke dalam efek saham. Sisanya biasa
diinvestasikan ke dalam instrumen-instrumen investasi pendapatan
tetap dan pasar uang.Dana tersebut akan mendapatkan dividen dan
capital gainjika harga jual diatas harga pembelian.
Sama seperti reksa dana indeks, reksa dana ini juga mempunyai
potensi resiko yang besar. Hanya saja, fluktuasi harga saham dapat
dihindari dengan bebas keluar dan masuk dari pasar dengan bebas.
8. ETF (Exchange Trade Fund)
ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan
reksa dana, ETF merupakan Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
dimana unit penyertaan dicatatkan dan diperdagangkan di bursa
seperti halnya saham. Seperti halnya reksa dana konvensional, dalam
EFT terdapat pula manajer investasi dan bank kustodian.
Salah satu contoh reksa dana ETF adalah LQ-45. Meskipun harga
ETF bisa langsung dapat diketahui saat dibeli dan pembeliannya
dilakukan pada saat bursa (tidak melalui MI) tetapi bukan berarti
ETF itu saham, ETF berbeda dengan saham, ETF ini memiliki
prinsip diversifikasi yang sama dengan reksa dana. Secara profil
resiko, ETF hampir samadengan reksa dana saham karena komponen
pengisi portofolio adalah sama. Namun, ETF mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan reksa dana biasa. Salah satu
kelebihannya adalah masalah likuiditas. ETF dapat dengan mudah
dijual di market melalui bursa efek.
2.5 Perbedaan Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvesional
Sebagaimana telah diketahui bahwa kemunculan reksa dana syariah
dipicu oleh keinginan untuk melakukan investasi yang sesuai dengan
prinsip syariah. Seperti yang telah di paparkan di atas, pada dasarnya
konsep dan mekanisme antara reksa dana syariah dan reksa dana
konvesional adalah sama, yang membedakannya adalah bahwa reksa dana
syariah tidak melakukan investasi pada hal-hal yang diharamkan oleh
syariah. Secara umum, perbedaan antara reksa dana syariah dengan reksa
Tabel 4. Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvesional Perbedaan Jenis Reksa
Dana Syariah Konvesional
Tujuan Investasi Tidak semata-mata return, tetapi juga SRI (Socially
Responsible Investment) Return yang tinggi
Operasional Proses screening Tanpa proses screening
Return Proses Cleansing/Filterisasi dari kegiatan haram Tidak ada
Pengawaan DPS dan Bapepam Bapepam
Akad Tidak bertentangan dengan syariah Menekankan kesepakatan tanpa ada aturan halal atau haram
Transaksi
Tidak boleh berspekulasi yang mengandung gharar seperti najsy (penawaran palsu), ikhtikan, dan riba
Selama transaksinya memberikan
keuntungan
Sumber : www.idx.co.id dan Huda, Nasution (2007 :117-217)
2.6 Kelebihan, kekurangan dan Risiko Reksa Dana
A. Kelebihan Reksa Dana
1. Dikelola oleh Manajemen Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksa dana dilaksanakan oleh
manajer investasi yang memang mengkhususkan keahliannya
dalam hal pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat
penting mengingat pemodal individu pada umumnya mempunyai
keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara
langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke
2. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam
portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat
menghilangkan), karena dana atau kekayaan reksa dana
diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun
juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila
seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara
individu.
3. Transparansi Informasi
Reksa dana wajib memberikan informasi atas perkembangan
portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang
unit penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko
setiap saat. Pengelola reksa dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan
laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus
secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin.
4. Likuiditas yang Tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi
harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan
demikian, pemodal dapat mencairkan kembali unit penyertaannya
sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksa dana
terbuka wajib membeli kembali unit penyertaannya sehingga
sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
Karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak
pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan
dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut
akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi
akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila investor individu
melakukan transaksi sendiri di bursa.
B. Kekurangan Reksa Dana
Reksa dana selain menawarkan banyak keunggulan, disisi lain reksa
dana juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut.
1. Return reksa dana fluktuatif dan tidak dijamin
Reksa dana tidak serupa dengan produk pendapatan tetap (fixed
income) seperti deposito, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), atau Surat
Utang Negara (SUN) yang tingkat keuntungannya telah ditetapkan
dimuka. Selain itu reksa dana tidak dijamin pemerintah seperti halnya
tabungan atau deposito.
2. Minimnya peluang untuk menganalisis reksa dana
dana tidak bisa menganalisis pertumbuhan, pendapatan, neraca, atau
laporan keuangan secara rinci dari perusahaan yang dimasudkan
dalam portofolio reksa dana.
3. Kurangnya kendali
Investor tidak memiliki kendali terhadap surat berharga apa yang
akan dibeli atau dijual oleh reksa dana. Seluruh keputusan investasi
diambil oleh manajer investasi.
C. Risiko Reksa Dana
Selain memperhitungkan beberapa tingkat imbalan yang akan diperoleh,
maka investor juga harus memperhitungkan risiko yang akan dihadapi.
Berikut ini terdapat lima risiko investasi pada reksa dana, antara lain :
1. Risiko turunya nilai unit penyertaan reksa dana
Meskipun produk reksa dana merupakan produk diversifikasi, hal ini
tidak menutup kemungkinan bahwa nilai unit penyertaan akan turun.
2. Risiko perubahan ekonomi dan politik
Perubahan ekonomi dan politik yang terjadi pada suatu Negara, dapat
mempengaruhi pandangan umum perusahaan-perusahaan di Indonesia
termasuk yang tercatat di Bursa efek Indonesia. Berubahnya
pandangan umum ini dapat mempengaruhi likuiditas portofolio efek,
sehingga portofolio efek dapat turun ataupun naik.
Risiko wanprestasi ini dapat terjadi ketika pihak-pihak yang terkait
pasar modal seperti emiten, bank kustodian, broker gagal dalam
memenuhi kewajibannya. Kegagalan ini dapat mempengaruhi nilai
aktiva bersih reksa dana.
4. Risiko yang berhubungan dengan peraturan
Investasi di reksa dana memiliki batasan-batasan yang dimaksud
untuk melindungi investor, akan tetapi mungkin batasan-batasan ini
dapat menjadi batu sandungan bagi investor juga.
5. Risiko Likuiditas
Risiko ini dapat terjadi ketika perusahaan reksa dana tidak memiliki
dana tunai untuk membeli kembali unit penyertaan investornya.
Perusahaan reksa dana memperoleh dananya dengan menjual unit
penyertaan kepada investor, ketika investor menjual kembali unit
penyertaanya dan perusahaan reksa dana tidak dapat menjual
portofolion investasi dan tidak memiliki uang tunai, maka perusahaan
tidak dapat membeli unit penyertaan yang dijual investornya.
2.7 Manajer Investasi, Bank Kustodian , dan Mekanisme Reksa Dana
A. Manajer Investasi
Manajer investasi merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan
investasi reksa dana. Manajer investasi yang dimaksud adalah sebuah
perusahaan yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik
investor. Manajer investasi juga memiliki beberapa kewajiban dan
kegiatan investasi, mulai dari analisis investasi, pengambilan keputusan,
diperlukan. MI mendapat imbalan jasa dalam bentuk manajement fee,
performance fee, dan entry/exit fee.
B. Bank Kustodian
Bank yang bertindak sebagai kustodian. Kustodian adalah pihak yang
memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek
serat jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya.
[image:51.595.156.543.349.519.2]C. Mekanisme Reksa Dana
Gambar 2. Mekanisme Kerja Reksa Dana
Keterangan :
1. Permohonan pembelian (Investasi) atau penjualan kembali (pencairan)
unit penyertaan
2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil
penjualan kembali.
4. Eksekusi transaksi investasi
5. Konfirmasi transaksi
6. Perintah penyelesaian transaksi
7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta
8. Informasi Nilai Aktifa Bersih/Unit harian melalui media masa
9. Laporan evaluasi harian dan bulanan
10. Laporan bulanan kepada BAPEPAM dan LK
2.8 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Cahyaningsih, dkk (2008) meneliti tentang perbandingan kinerja reksa dana
syariah dan reksa dana konvensional selama bull market tahun 2004-2006.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pada periode bullish yaitu
tahun 2004 dan 2006 kinerja reksa dana konvensional lebih baik dari kinerja
reksa dana syariah, sedangkan tahun 2005 kinerja reksa dana syariah lebih
baik dari kinerja reksa dana konvensional.
Penelitian yang dilakukan Saltian (2006) dengan judul “Analisis
Perbandingan Resiko Dan Tingkat Pengembalian Reksa Dana Syariah Dan
Reksa Dana Konvensional”, (Studi Kasus pada Produk Reksa Dana
Campuran yang dikelola oleh PT Danareksa Investment Management yaitu
”Reksa Dana Anggrek dan Reksa Dana Syariah Berimbang” periode Januari
2001 sampai dengan Desember 2003), menghasilkan kesimpulan bahwa
Reksa Dana Syariah Berimbang menghasilkan tingkat pengembalian total
nilai penyimpangan returnberupa risiko total yang tercerminkan dalam
standar deviasi sebesar 0,0317611. Adapun reksa dana anggrek tingkat
pengembalian total investasi sebesar 0,041569 dan tingkat pengembalian
rataratanya 0,001155. Nilai penyimpangan risiko total berupa standar deviasi
sebesar 0,068050 sedangkan resiko pasar yang dihasilkan oleh beta adalah
0,482384.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas tentang analisis kinerja reksa dana
syariah dan reksa dana konvensional maupun perbandingan antara keduanya
telah banyak dilakukan, termasuk kedua penelitian di atas. Namun, penelitian
yang mengkhususkan pada analisis perbandingan kinerja reksa dana saham
syariah dengan kinerja reksa dana saham konvensional belum banyak
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang
terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX , perusahaan reksa dana ini
menawarkan produk reksa dana baik dari sub kategori reksa dana syariah dan
konvesional dalam kategori yang sama yaitu saham.
3.2 Jenis dan Sumber Data A. Jenis Data
Data yang diperlukan untuk mendukung analisis dan pengujian hipotesis
adalah data sekunder yang disediakan di BAPEPAM, Bursa Efek
Indonesia, Bank Indonesia, Idx. Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.
B. Sumber Data
Data yang diperlukan dan dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Nilai Aktifa Bersih (NAB) per unit bulanan reksa dana saham syariah dan
konvesional yang didapat dari BAPEPAM-LK . Data yang digunakan
2. Nilai Aktifa Bersih (NAB) per unit bulanan reksa dana saham syariah dan
konvesional yang didapat dari BAPEPAM-LK . Data yang digunakan
adalah data periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013.
3. Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) dari Januari 2011 sampai dengan
Desember 2013.
4. Sertifikat bank Indonesia (SBI) periode Januari 2011 sampai dengan
Desember 2013.
5. Penelitia Studi Pustaka dan buku-buku yang mendukung perhitungan
penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel
poulasi merupakan semua nilai dari hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Populasi bertujuan untuk dapat
menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari populasi dan
membatasi berlakunya daerah generalisasi populasi yang diambil sebagai
objek penelitian ini.
Teknik pengumpulan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode Purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel
berdasarkan tujuan atau maksud tertentu dengan dasar pertimbangan. Adapun
kriteria dalam pengambilan sample dalam penelitian ini antara lain :
1. Memilih reksa dana yang masih aktif dan tidak memilih reksa dana yang
2. Reksa dana yang terdaftar dan masih efektif pada Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
3. Penelitian ini di batasi hanya pada reksa dana berjenis reksa dana
saham,baik reksa dana syariah maupun konvesional.
4. Reksa dana saham terbaik dengan kenaikan nilai paling tajam dalam
periode 3 tahun menurut invovesta dan Howmoneyindonesia.com
[image:56.595.176.523.326.685.2]Berikut sampel reksa dana yang akan diteliti :
Tabel 5. Sample Reksa Dana Saham Syariah dan Saham Konvesional
Manajer Investasi Nama Reksa Dana Jenis Reksa Dana
PT Trimegah Asset Manajemen
TRIM Syariah Saham Saham Syariah TRIM kapital Saham Konvesional PT ONM Investasi
Management RD PNM Ekuitas Syariah Saham Syariah PNM Saham agresif Saham Konvesional PT. Ciptadana Asset
Management Cipta Syariah Equity Rencana Cerdas Saham Syariah Saham Konvesional
PT.CIMB Principal Asset Management
CIMB Principal Islamic
Equity Growth Syariah Saham Syariah CIMB Principal Equity
Aggressive Saham Konvesional PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia
Reksa Dana Manulife
Syariah Sektoral Amanah Saham Syariah Manulife Saham Andalan Saham Konvesional
PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen
Batavia Dana Saham
Syariah Saham Syariah Batavia Dana Saham
Optimal Saham Konvesional
PT Mandiri
Manajemen Invstasi
Mandiri Investa Atraktif
Syariah Saham Syariah Reksa Dana Mandiri
3.4 Teknik Analisis Data A. Analisis Kualitatif
Dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan pemaparan yang bersifat
teoritis dalam menelaah permasalahan permasalahan dan mencari
penyelesaian. Teknik analisis ini menggambarkan hasil-hasil pengolahan
data penelitian.
B. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengolah data dengan menggunakan
rumus-rumus yang berkaitan. Analisis kuantitatif mencari risiko dan
tingkat pengembalian dari masing-masing reksa dana serta menghitung
kinerja reksa dana.
Rumus-rumus dalam analisis kuantitatif sebagai berikut :
1. Return, expected return, varians, dan standar devisiasi
Karena harga portofolio reksa dana berdasarkan nilai aktiva bersih,
maka rumus return reks danadissubtitusikan dari P dalam rumus
menjadi NAB dan seperti yang tertera di dalam kebijakan pembagian
hasil bahwa perusahaan tidak melakukan pembagian dividen atas hasil
investasi, tetapi hasil tersebut diinvestasikan kembali untuk menaikan
NAB.
a. Rumus return reksa dana
Karena harga portofolio reksa dana berdasarkan nilai aktiva bersih,
maka rumus return reks danadissubtitusikan dari P dalam rumus
pembagian hasil bahwa perusahaan tidak melakukan pembagian
dividen atas hasil investasi, tetapi hasil tersebut diinvestasikan
kembali untuk menaikan NAB.(Yurdianto,2013) :
=
/
−
/
−
/
−
Ri :Tingkat pengembalian investasi
NAB/unit t : Nilai aktiva bersih per unit bulan sekarang
Nab/unit t-1 : Nilai aktiva bersih per unit bulan lalu
b. Rumus expected return reksa dana
expected return portofolio reksa dana adalah akumulasi dari return
potofolio dibagi dengan jumlah periode penelitian
(Yurdianto,2013) maka rumusnya sebagai berikut
( ) =
∑ ( )
E(Ri) : rata-rata pengembalian investasi yang diharapkan
Ri : Tingkat pengembalian investasi
n : Jumlah periode selama transaksi
c. Rumus Varians reksa dana.
Untuk mendapatkan nilai penyimpangan yang merupakan risiko
dari return yaitu standar deviaiasi maka terlebih dahulu
( ) =
∑ [ − ( )]
²
Var(Ri) : Varians dari pengembalian investasi
E(Ri) : Rata-rata pengembalian investasi
Ri : Tingkat pengembalian investasi
n : Jumlah periode selama transaksi
d. Rumus Standar deviasi reksa dana (Hartono,2003):
=
( )
σi : Standar deviasi investasi
Var(Ri) : Varians dari pengembalian investasi
2. Return, expected return, variance, dan standar devisiasi pasar
Pasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Indeks harga Saham
Gabungan (IHSG). Untuk menghitung beberapa besar nilai return dan
expected return pasar selama periode penelitian, sama seperti
menghitung return portofolio reksa dana. Perbedaannya, dalam reksa
dana rumus tersebut disubtitusikan dengan NAB sedangkan di pasar
dengan IHSG masing-masing pasar (Hartono,2003): Maka return pasar
a. Rumus return pasar (Hartono,2003):
=
−
−
−
Rm : Tingkat pengembalian pasar
IHSG t : Indeks Harga Saham Gabungan bulan sekarang
IHSG t-1 : Indeks Harga Saham Gabungan bulan lalu
b. Rumus expected return pasar (Hartono,2003):
(
) =
∑ (
)
E(Rm) : Rta-rata pengembalian pasar yang diharapkan
Ri : Tingkat pengembalian pasar
n : Jumlah periode selama transaksi
c. Varians pasar (Hartono,2003):
Perhitungan nilai penyebaran penyimpangan return dari pasar ini
juga sama dengan menggunakan rumus sebelumnya dan berikut
rumus varians dan standar deviasinya :
(
) =
∑ [
− (
)]
²
Var(Rm) : Varians dari pasar
E(Rm) : Rata-rata pengembalian pasar
Rm : Tingkat pengembalian pasar
d. Standar deviasi pasar (Hartono,2003):
=
(
)
σm : Standar deviasi pasar
Var(Rm) : Varians pasar
3. Covarian antara reksa dana dan return pasar
Perhitungan covarian antara reksa dana dan pasar yang dilakukan
dalam penelitian ini meneliti hubungan dan pengaruh IHSG yang
menjadi dasar penelitian menurut buku (Hartono,2003):
a. Rumus covarian
( ,
) =
∑ [ − ( )][
− (
)]
Ri : Return investasi reksa dana Rm: Return pasar
E(Ri) : Rata-rata investasi reksa dana E(Rm) : Rata-rata return pasar
n : Jumlah periode selama transaksi
b. Rumus menentukan beta (Hartono,2003) :
=
( ,
(
)
)
β : Beta investasi reksa dana
Cov(Ri,Rm) : Covarian investasi reksa dana dan pasar
4. Menghitung Kinerja reksa dana dengan menggunakan Sharpe ratio.
Sharpe index merupakan ukuran kinerja portofolio yang
dikembangkan oleh William Sharpe. Pengukuran dengan metode
sharpe didasarkan atas risiko premium yaitu perbedaan (selisih) antara
laba investasi (Return)sekuritas dengan sekuritas bebas risiko (suku
bunga SBI). Sharp index adalah rasio risk premium terhadap simpang
baku dan mengukur return per-unit dari total risiko. Dalam model ini
yang dipertimbangkan relevan sebagai basic risk-adjusted adalah total
risiko, sharpe index dirumuskan dari buku (Yurdianto,2013) sebagai
berikut :
=
[ −
]
Si : Nilai Sharpe index
Ri :pengembalian investasi
Rf: Tingkat bebas resiko
σi : Standar deviasi investasi
5. Analisis Uji Statistik
Analisis uji statistik dilakukan untuk mengetahui apakah parameter
dua populasi berbeda atau tidak, maka uji statistik yang digunakan
adalah Independent T-test. Uji Independent digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata tingkat
reksa dana syariah dan reksa dana konvensional serta pasar. Jika
ada perbedaan maka akan dilihat manakah rata-rata yang lebih tinggi.
Uji independent dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS.
Fungsi pengujian Uji T-test
1. Untuk memperkirakan interval rata-rata.
2. Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel.
3. Menunjukkan batas penerimaan suatu hipotesis.
4. Untuk menguji suatu pernyataan apakah sudah layak untuk
dipercaya.
1. Return reksa dana syariah dan konvensional
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = Tingkat pengembalian reksa dana syariah μ2 = Tingkat pengembalian reksa dana konvensional
Syarat penerimaan hipotesis : Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
2.Risiko reksa dana syariah dan konvensional
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
μ1 = Tingkat risiko reksa dana syariah
μ2 = Tingkat risiko reksa dana konvensional Syarat penerimaan hipotesis :
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
3.Return Reksa Dana Syariah Dengan Return Market
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = Tingkat pengembalian reksa dana syariah μ2 = Tingkat pengembalian pasar
Syarat penerimaan hipotesis : Ho diterima jika P value > 0,05 Ho ditolak jika P value < 0,05
4.Return Reksa Dana Konvensional Dengan Return Market
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = Tingkat pengembalian reksa dana konvensional μ2 = Tingkat pengembalian pasar
Syarat penerimaan hipotesis :
5.Risiko Reksa Dana syariah Dengan Risiko Pasar
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = Tingkat risiko reksa dana syariah μ2 = Tingkat risiko pasar
Syarat penerimaan hipotesis : Ho diterima jika P value > 0,05 Ho ditolak jika P value < 0,05
6.Risiko Reksa Dana Konvensional Dengan Risiko Pasar
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = Tingkat risiko reksa dana syariah
μ2 = Tingkat risiko pasar Syarat penerimaan hipotesis : Ho diterima jika P value > 0,05
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan
4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan
Independent T-test return.
Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana pada peneitian ini
menggunakan rumus return Nilai Aktiva Bersih (NAB) seperti yang
telah diuraikan pada bab 3. Naik turunnya NAB/unit, yang
mencerminkan naik turunnya nilai investasi reksa dana, sangat
tergantung dari hasil investasi yang dihasilkan serta perubahan
harga-harga instrument yang ada didalam reksa dana. NAB/Unit adalah total
NAB dibagi jumlah unit penyertaan. Data yang digunakan untuk