• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Lutfiqah Nursaidha

Penelitian ini berfokus pada implementasi pembelajaran tematik pada Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum mengimplementasikan pembelajaran tematik dan mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru. Penelitian ini dilaksanakan di empat Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yang terdiri dari SD Negeri 2 Labuhan Ratu, SD Negeri 1 Pengajaran, SD Negeri 1 Surabaya dan SD Negeri 3 Sawah Lama. Penelitian ini dianalisa menggunakan teknik analisis data campuran kuantitatif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa, semua guru menyiapkan RPP untuk mengajar, tetapi RPP tersebut hanya memindahkan komponen-komponen yang terdapat dalam buku panduan guru kedalam perencanaan pembelajaran tematik. Implementasi pembelajaran tematik belum terlaksana seutuhnya. Pelaksanaan pembelajaran tematik sangat memerlukan dukungan media, dan hanya sebagian guru yang menggunakannya dalam pembelajaraan, hal ini sangat mempengaruhi efektifitas pada implementasi pembelajaran tematik.

(2)

STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

LUTFIQAH NURSAIDHA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

RIWAYAT HIDUP

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah:

1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sumberjaya Kec. Padang Cermin Kab. Pesawaran diselesaikan pada tahun 2004.

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 2 Padang Cermin Kec. Padang Cermin Kab. Pesawaran diselesaikan pada tahun 2007.

3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Tanjung Karang diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

(8)

vii MOTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri

(Q.S Ar Rad :11)

Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad.

(Imam Ghazali)

(9)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala ketulusan serta kerendahan hati,

Sebentuk karya kecil ini ku persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Tarsiman dan Ibunda Bibit Mukayatun

yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan dan memotivasi penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keikhlasan.

Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu memberi motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

(10)

ix

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif tentang Implementasi Pembelajaran Tematik pada Sekolah Dasar di

Kota Bandar Lampung”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan sebagai

Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(11)

x

4. Ibu Dr. Een Y. Haenilah, Pembimbing I, yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.

5. Ibu Dra. Sasmiati M.Hum, Pembimbing II, yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.

6. Dr. Rochmiyati M.Si, Penguji, yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.

7. Bapak dan Ibu Dosen Staf Karyawan Jurusan Ilmu Pendidian, yang telah membantu sampai skripsi ini selsai.

8. Seluruh warga sekolah tempat penelitian di SD Negeri 1 Pengajaran, SD Negeri 2 Labuhan Ratu, SD Negeri 3 Sawah Lama dan SD Negeri 1 Surabaya yang telah membantu kelancaran selama penelitian.

9. Kedua orang tuaku, adik-adikku, dan orang-orang tersayang yang telah

memberikan do’a, motivasi, dan bantuan dalam menyelesaikan studi ini.

10. Teman seperjuangan di PGSD UPP Kampus angkatan 2010, yang telah membantu, memotivasi sampai skripsi ini selesai. Tak lupa terimakasih atas kekeluargaan dan kebersamaan yang telah diberikan.

(12)

xi

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas skripsi ini di masa mendatang sangat penulis harapkan.

Bandar Lampung, September 2014 Penulis,

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis ... 7

1. Pengertian pembelajaran tematik... ... 7

2. Keuntungan dan kelemahan pembelajaran tematik ... 8

3. Karakteristik pembelajaran tematik ... 11

4. Landasan pembelajaran tematik... ... 12

5. Implementasi pembelajaran tematik di SD .. ... 14

a. Perencanaan pembelajaran tematik... ... 14

b. Pelaksanaan pembelajaran tematik... 15

6. Langkah-langkah pengembangan RPP kurikulum 2013 ... 19

7. Kompetensi guru ... 23

B. Kerangka Pikir ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Variabel Penelitian ... 27

(14)

xiii

F. Teknik Pengumpulan Data ... ... 29

1. Observasi ... 29

2. Wawancara ... 29

3. Dokumentasi ... 30

G. Analisis Data ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

1. Perencanaan Pembelajaran Te matik ... 34

2. Implementasi Pembelajaran Tematik ... 35

B. Pembahasan ... ... 40

1. Analisis Data tentang Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 40

2. Analisis Data tentang Implementasi Pembelajaran Tematik ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Instrumen Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 64

2. Instrumen Pelaksanakan Pembelajaran Tematik ... 66

3. Hasil Studi Dokumentasi Perencanaan Tematik ... 68

4. Hasil Implementasi Pembelajaran Tematik ... 71

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 1. Kerangka Pikir ... 24 2. Definisi Operasional Variabel ... 28 3. Persentase Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran tematik

yang dibuat oleh Guru ... 34 4. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Prapembelajaran ... 35 5. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek

Penguasaan Tema ... 36 6. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek

Pendekatan/strategi Pembelajaran ... 36 7. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek

Pemanfaatan Sumber belajar/media Pembelajaran ... 37 8. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek

Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa ... 38 9. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek

Penilaian Proses dan Hasil Belajar ...38 10.Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek

Penggunaan Bahasa...39 11.Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang

(16)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat dan secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan termasuk pendidikan sekolah dasar untuk meningkatkan kualitasnya. Perubahan secara terus menerus menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran di sekolah. Perubahan itu dimulai dari cara guru mengajar dan bagaimana siswa belajar serta bagaimana cara siswa membangun dan menggali pengetahuan sendiri. Sesuai dengan pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

(17)

2

Merujuk pada pengertian tersebut pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang nyaman, menyenangkan dan proses pembelajaran dapat berjalan secara aktif dan efesien. Dengan adanya Proses pembelajaran akan menggembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan siswa. Proses pendidikan bisa berjalan dengan adanya sarana prasarana, adanya peserta didik, dan tersedianya tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri mereka dan harus memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan pendidikan.

Adapun kualifikasi guru sebagaimana yang dituntut dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 9 tentang guru dan dosen yaitu kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kualifikasi akademik guru Sekolah Dasar harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (SI) dalam bidang pendidikan Sekolah Dasar (D-IV/SI PGSD).

(18)

3

terpadu. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, melalui pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Melalui pembelajaran tematik siswa dapat melaksanakan pembelajaran secara nyaman, menyenangkan dan belajar sambil bermain (Prastowo, 2013:119).

Berdasarkan wawancara dibeberapa Sekolah Dasar yang ada di Kota BandarLampung, ternyata seluruh guru kelas telah mengikuti sosialisasi dan workshop tentang pembelajaran tematik. Namun demikian belum semua guru memiliki pemahaman yang sama tentang pembelajaran tematik. Temuan lain terdapat kenyataan di lapangan bahwa guru yang mengajar di Sekolah Dasar tersebut memiliki latar belakang yang beragam, hal ini disebabkan karena jenjang pendidikan guru yang tidak linier yaitu ada beberapa guru yang jenjang pendidikannya diploma dua (D2) PGSD dan melanjutkan pendidikan sarjana (SI) ke non PGSD.

(19)

4

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti akan mengkaji tentang implementasi pembelajaran tematik pada Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat sejumlah masalah yang diidentifikasi yaitu sebagai berikut :

1. Belum semua guru memiliki pemahaman yang sama tentang pembelajaran tematik.

2. Jenjang pendidikan guru yang tidak linier.

3. Kualifikasi guru yang beragam (PGSG dan non PGSD)

4. Terbatasnya buku-buku penunjang pembelajaran tematik, baik buku petunjuk pelaksanaan maupun buku pembelajaran.

C.Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti maka penelitian hanya mengkaji tentang implementasi pembelajaran tematik di Sekolah Dasar pada kelas IV di Kota Bandar Lampung.

D.Rumusan Masalah

Berkaitan dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(20)

5

2. Bagaimana implementasi pembelajaran tematik yang dilaksanakan oleh guru

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum mengimplementasikan pembelajaran tematik.

2. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik yang dilaksanakan oleh guru

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru

Sebagai masukan untuk guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik.

2. Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik khususnya pada Sekolah Dasar.

3. Bagi penulis

(21)

6

G.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Implementasi Pembelajaran Tematik pada Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV sekolah dasar yang telah menerapkan kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

(22)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Inti penting pembelajaran tematik yaitu pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada ketelibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). (Trianto, 2010:86).

(23)

8

melakukan proses pembelajaran sambil bermain sehingga siswa dapat melaksanakan pembelajaran tematik dengan nyaman dan menyenangkan.

2. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki keuntungan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara sebagai berikut:

a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tidak dibatasi waktu oleh jam pelajaran, pembelajaran dapat dilanjutkan kehari berikutnya, kegiatan pembelajaran menggunakan tema.

b. Hubungan antara mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami. Proses pembelajaran dapat dikaitkan dengan pengalaman nyata siswa.

c. Dapat ditunjukan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan rung kelas.Guru dapat membantu siswa memperluas pengetahuannya keberbagai aspek misalnya mengkaitkan dengan lingkungan sekitas siswa.

d. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang agar memberluas pengetahuan siswa.

(24)

9

kolaborasi. Guru memfasilitasi tenjadinya interaksi siswa satu dengan yang lainnya untuk bekerja sama. (Trianto, 2010:89)

Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut:

1) Bisa lebih memfokuskan dari pada proses pembelajaran, daripada hasil belajar.

2) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.

3) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan, mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertangguang jawab pada keberhasilan belajar.

4) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri didalam dan diluar kelas.

5) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.(Trianto, 2010:89-90)

Selain keuntungan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki kelemahan, terutama pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang lebih banyak menuntut guru untuk berwawasan luas, mampu mengemas dan mengembangkan materi agar peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan baik. kelemahan tersebut meliputi aspek guru, aspek peserta didik, aspek sarana dan sumber pembelajaran, aspek kurikulum, aspek penilaian, dan aspek suasana belajar dapat diuraikan agar lebih jelas sebagai berikut:

a) Aspek guru

(25)

10

b) Aspek peserta didik

Pembelajaran tematik menuntut peserta didik untuk lebih kreatif karena pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa sehinggga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung. c) Aspek sarana dan sumber pembelajaran.

Dalam pembelajaran tematik memerlukan sarana dan prasarana yang cukup banyak dan bervariasai karena dengan adanya hal tersebut akan mempermudahkan peserta didik dalam menerima pembelajaran dengan baik.

d) Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, guru diberi kewenangan untuk mengembangkan tema dengan metode yang digunakan untuk mencapai keberhasilan peserta didik.

e) Aspek penilaian

Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh, guru dituntuk untuk menyediakan prosedur penilaian sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.

f) Aspek suasana pembelajaran

Dalam pembelajaran tematik guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

(26)

11

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:

berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat luwes (fleksibel), menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.(Trianto, 2010:92)

Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikasebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa.

Siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu nampak.

Proses pembelajaran diarah kan pda tema yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

(27)

12

e. Bersifat luwes (fleksibel).

Guru dapat mengembangkan tema dengan kehidupan nyata siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa dapat belajar sambil bermain dan terlibat asik dalam prose pembelajaran.

4. Landasan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dipengaruhi pada tiga landasan yaitu landasan filosofi, landasan psikologi dan landasan yuridis.

a. Landasan Filosofis

Secara filosofi bahwa pembelajaran tematik sangat dipengaruhi pada tiga aliran filsafat modern yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme.

Progresivisme aliran ini memandang bahwa proses

pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa. Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konsruksi(bentukan) kita sendiri. Humanisme aliran ini melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasan, potensi, dan motivasi yang dimiliki.(Prastowo, 2013:155-172)

(28)

13

pembelajaran tematik yaitu Aliran progresivisme karena lebih menekankan pada pembentukan karakter siswa untuk lebih kreatif dalam proses belajar, guru juga dapat mengaitkan pelaksanaan pembelajaran dengan lingkungan sekitar dan pengalaman nyata siswa sehingga siswa dapat belajar sambil bermain dan guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

b. Landasan Psikologis

Pembelajaran tematik untuk Sekolah Dasar mengacu pada psikologi belajar terutama terkait kebutuhan perkembamgan psikologi anak usia sekolah dasar.

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada anak didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. (Trianto, 2010:102).

Memperhatikan pendapat di atas bahwa landasan psikologi sangat diperlukan dalam pembelajaran tematik terutama dalam menentukan isi/materi yang akan diberikan secara langsung pada peserta didik dalam proses pembelajaran.

c. Landasan Yuridis

(29)

14

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.

5. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar merupakan suatu hal yang dapat dianggap relatif baru dan pemahamannya oleh guru belum mendalam, sehingga dalam implementasinya belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terjadi karena guru hanya mengikuti sosialisasi dan workshop saja tentang pembelajaran tematik. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik, guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik. Di samping itu guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini difokuskan pada kelas awal dan kelas IV meskipun sebenarnya pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua kelas.. Pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran Tematik di SD

(30)

15

1) Menentukan tema, bahan pembelajaran dan merumuskan indikator dan tujuan.

2) Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar.

3) Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran terpadu. 4) Merancang pengelolaan kelas.

5) Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian.

6) Tampilan dokumen rencana pembelajaran terpadu.

7) Tampilan lembar peta jaring-jaring tenatik. (Hernawan, 2008: 6.7-6.8).

Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran tematik dapat disusun secara teratur dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Dengan adanya perencanaan maka akan memudahkan pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Perencanaan pembelajaran sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan pembelajaran karena perencanan menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di SD

(31)

16

1) Kegiatan Pendahuluan

Pelaksanaan pembelajaran biasa diawali dengan kegiatan awal/pendahuluan.

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) Menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif.

b) Memberikan acuan.

c) Melaksanakan kegiatan apersepsi d) Melaksanakan penilaian awal.

(Hernawan, 2008:2.5)

Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaan pembelajaran dimulai dari guru menciptakan kondisi-kondisi peserta didik untuk kegiatan awal pembelajaran. Setelah persiapan peserta didik, guru memberikan acuan kemudian melakukan apersepsi untuk memulai pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan atau mengantarkan peserta didik pada permasalahan yang berkaitan dengan tema pada hari itu. Langkah terakhir dalam kegiatan pendahuluan adalah guru melaksanakan penilaian awal.

2) Kegiatan Inti

(32)

17

keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar dan penggunaan bahasa. Kegiatan inti dalam implementasi pembelajaran tematik disajikan sebagai berikut:

a) Penguasaan tema

Guru menunjukan penguasaan tema, mengaitkan tema dengan pengetahuan yang relevan, menyampaikan tema sesuai dengan pembelajaran dan mengaitkan tema dengan realita kehidupan peserta didik.

b) Pendekatan/strategi pembelajaran

Guru mengunakan pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah (pendekatan scientific) dalam proses pembelajaran tematik.

c) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

(33)

18

d) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Kegiatan belajar terjadi karena apa yang dilakukan siswa secara aktif. Guru akan melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan, menarik minat dan perhatian, seta mendorong dan menjaga keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

e) Penilaian proses dan hasil belajar

Penilaian dalam proses pembelajaran bertujuan mendapatkan balikan mengenai tahap pencapaian tujuan selama proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap tema yang telah disampaikan oleh guru, serta untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa

f) Penggunaan bahasa

(34)

19

3) Kegiatan penutup

kegiatan penutup dalam pembelajaran tematik di awali dengan guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan, guru melakukan kegiatan refleksi setelah pembelajaran, guru memberikan tugas lanjutan berkaiatan dengan tema yang diajarkan pada hari itu. (Hernawan. 2008: 2.32)

6. Langkah-langkah Pengembangan RPP Kurikulum 2013

Langkah-langkah pengembangan RPP berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

a. Mengkaji silabus pada Kurnas

Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 adalah mengkaji silabus sesuai dengan kurikulum nasional.

Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan siswa secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. (Notodiputro, 2013: 78).

(35)

20

b. Menentukan tujuan

Langkah kedua yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 adalah menentukan tujuan.

Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: audience (peserta didik) dan behavior (aspek kemampuan), (Notodiputro, 2013:79).

Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa menentukan tujuan pembelajaran dalam RPP paling tidak mengandung dua aspek yaitu peserta didik dan kemampuan. Aspek peserta didik dan kemampuan ini berarti bahwa dalam tujuan pembelajaran peserta didik yang akan aktif melakukan berbagai hal dalam pembelajaran dan peserta didik harus mampu untuk mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan indikator dan KD.

c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Langkah ketiga yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu 2013 adalah mengkaji mengembangkan kegiatan pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

“...kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan

(36)

21

Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan inti pembelajaran dirancang untuk membuat peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

d. Penjabaran jenis penilaian

Langkah keempat yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 adalah penjabaran jenis penilaian.

Penilaian dilakukan menggunkan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, penggematan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri (Notodiputro, 2013: 81).

Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi, sehingga apabila hasil penilaian tidak sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, maka akan dilakukan tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran seperti remidi dan pengayaan bagi peserta didik yang nilainya tidak mencapai KKM dan yang telah mencapai KKM.

e. Menentukan alokasi waktu

(37)

22

Penentuan alokasi waktu pada setiap konpetensi dasar didasarkan pada mingggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tigkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar (Notodiputro, 2013: 81).

Penentuan alokasi waktu dalam RPP harus sesuai dengan tingkat kesulitan kompetensi dasar yang akan di capai, sehingga dapat menentukan perkiraan waktu untuk mencapai kompetensi dasar tersebut dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik yang beragam.

f. Menentukan sumber belajar

Langkah keenam yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu 2013 adalah menentukan sumber belajar.

Sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya (Notodiputro, 2013: 81).

(38)

23

7. Kompetensi Guru

Kompetensi yang harus dimiliki guru sesuai dengan UUD no 14 tahun 2005 yaitu kometensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik. b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. (Djumiran, :12-13)

Sesuai dengan pendapat di atas, kemampuan pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, di dalamnya termasuk kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Kemampuan kepribadian menekankan pada kemampuan memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran, menunjukkan sikap demokratis, toleran, tenggang rasa,

(39)

24

kompetensi dasar, mengembangkan materi secara kreatif, serta kemampuan memanfaatkan teknologi dan informasi.

B.Kerangka Pikir

[image:39.595.114.511.368.666.2]

Beberapa sekolah dasar di Kota Bandar Lampung sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu melaksanakan pembelajaran tematik pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran tematik meliputi perencanaan yang dibuat oleh guru dan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh guru . Adapun kerangka dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kerangka pikir penelitian

PERENCANAAN 1. Penentuan tema,

bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan.

2. Penentuan media ,bahan dan sumber belajar.

3. Penyusunan skenario pembelajaran tematik 4. Penyusunan

prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian.

IMPLEMENTASI 1. Pelaksanaan kegiatan

prapembelajaran 2. Penggunaan media,

bahan dan sumber belajar sesuai tema. 3. Pelaksanaan

(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan alat pengungkap data yang utama adalah observasi, teknik penunjang studi wawancara dan dokumentasi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. (Arikunto, 2010:3). Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memaparkan atau menggambarkan masalah yang sedang dihadapi yakni mengenai implementasi pembelajaran tematik pada Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(41)

26

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dapat diatikan sebagai jumlah seluruh individu yang dijadikan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013:80)

Sehubungan dengan hal tersebut populasi dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar kelas IV yang sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung, yakni ada 18 Sekolah Dasar .

2. Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, miisalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2013:81).

Berdasarkan pendapat di atas, maka penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Menurut (Suharsimi Arikunto, 2010: 183).

(42)

27

misalnya: alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Berdasarkan teknik sampel di atas maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 9 guru, dari 18 Sekolah Dasar (SD) dan yang terambil sebagai sampel adalah 4 Sekolah Dasar (SD).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam kegiatan penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2013:38). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu implementasi pembelajaran tematik pada sekolah dasar di Kota Bandar Lampung.

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual

(43)

28

2. Definisi Operasional Variabel

[image:43.595.116.513.256.614.2]

Implementasi pembelajaran tematik adalah pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai pokok bahasan dan pemisahan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain tidak nampak. Adapun implementasi pembelajaran tematik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dapat tergambar sebagai berikut:

Tabel 2. Definisi Operasional variabel

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

TEMATIK

 Penentuan tema, bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan.

Penentuan media, bahan dan sumber belajar.

 Penyusunan skenario pembelajaran tematik

Penyusunan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

TEMATIK

 Pelaksanaan kegiatan prapembelajaran

(44)

29

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik utama pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono 2013:145). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskrifsikan implementasi pembelajaran tematik pada kelas IV Sekolah Dasar yang dilakukan oleh guru.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjang teknik observasi dalam penelitian ini adalah wawancara.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. (Sugiyono, 2013:137)

(45)

30

tematik, dan dukungan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran tematik.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data selain teknik observasi dan teknik wawancara , peneliti menggunakan dokumentasi sebagai penunjang dalam penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian yang berupa catatan atau arsip sekolah untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan bukti-bukti dilaksanakannya penelitian, seperti jumlah data guru dan RPP yang dibuat oleh guru.

G. Analisis Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data, untuk menganalisis dua jenis data kuantitatif dan kualitatif maka digunakan analisis data campuran kuan-kual maksudnya analisis data kuantiatif dijadikan sebagai metode utama sedangkan analisis data kualitatif menjelaskan lebih dalam tentang data kuantitatif.

(46)

31

menguraikan kata-kata dalam kalimat secara sistematis dan dideskripsikan menjadi paragraf.

Cara yang dilaksanakan untuk menganalisis data kuantitatif melalui observasi dan studi dokumentasi yaitu menghitung jumlah ceklis yang terdapat pada lembar observasi dan menggunakan persentase untuk menghitung item pembelajaran tematik dalam lembar observasi.

Langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menganalisis data kualitatif melalui studi wawancara yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data ini melalui teknik wawancara untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian yaitu guru kelas empat mengenai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran tematik.

2. Pemilihan data

Pemilihan data dalam penelitian ini dengan cara menentukan menentukan sejumlah data dari hasil wawancara yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran tematik.

3. Pengkategorian

(47)

32

dan penutup yang akan digunakan lebih lanjut untuk menganalisis data kuantitatif.

4. Pembandingan

Pembandingan data dalam penelitian ini dengan cara membandingkan hasil dengan konsep atau teori yang menjadi acauan dalam kurikulum 2013.

5. Penyatuan

Penyatuan data dalam penelitian ini dengan cara menyatukan data kuantitatif yang dilaksanakan melalui observasi dan studi dokumentasi kemudian dijelaskan dengan melakukan analisis kualitatif yang dilaksanakan melalui studi wawancara mengenai bukti yang terjadi di lapangan dan dihubungkan dengan teori atau konsep.

6. Penafsiran data

Penafsiran hasil analisis ini bertujuan untuk menarik kesimpulan penelitian yang telah dilaksanakan.

Desain analisis data campuran Kuan-kual secara lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut ini:

(Creswell dalam Sugiyono, 2011:409)

KUAN kual

(48)

33

Bagan penelitian di atas dinamakan model sequential explanatory.

Explanatory Strategy in mixed methods research is characterized by the

collection and analysis of quantitative data in a first phase followed by

the collection and analysis of qualitative data in a sacond phase that

build on the result of initial quantitative. (Creswell dalam Sugiyono, 2011:409)

(49)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa: 1. Semua guru menyiapkan RPP untuk mengajar, tetapi RPP tersebut hanya

memindahkan komponen-komponen yang terdapat dalam buku panduan guru kedalam perencanaan pembelajaran tematik.

2. Implementasi pembelajaran tematik belum terlaksana sepenuhnya. Pelaksanaan pembelajaran tematik sangat memerlukan dukungan media, dan hanya sebagian guru yang menggunakannya dalam pembelajaraan, hal ini sangat mempengaruhi efektifitas pada implementasi pembelajaran tematik.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

(50)

61

2. Bagi sekolah

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Djumiran, dkk. 2009. Profesi Keguruan. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

EPIK. Sekolah Sasaran Kurikulum 2013.

http://kurikulum.kemdikbud.go.id/public/school. Diunduh pada tanggal 6 April 2014

Hernawan, Asep Herry. 2008. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Notodiputro, Khairil Anwar. 2013. Pedoman Implementasi Kurikulum. Badan Penelitian Dan perkembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Notodiputro, Khairil Anwar. 2013. Dokumen Kurikulum 2013 Kompetensi dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Badan Penelitian Dan perkembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta:

DIVA Press.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud. Jakarta

Gambar

Tabel 1. Kerangka pikir penelitian
Tabel  2.  Definisi Operasional variabel

Referensi

Dokumen terkait

dibuktikan bahwa fungsi tersebut kontinu untuk setiap titik di , dan kemudian dengan mengkonstruksi deret tak hingga dari fungsi gigi gergaji, akan

Inspirasi pembentuk kias ini merupakan kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan termasuk kesadaran dan perasaan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri dan

Based on the concept, this paper proposes an alternative algorithm for improving Apriori algorithm in generating the association rule by utilizing fuzzy sets in the market

Parameter-parameter yang terlibat pada DELIVER request adalah Source Addre's , Destination Address, Protocol, type of Service, Data Length, Data (jika panjangnya > 0), dan

Guna memenuhi standar kompetensi dasar Widyaiswara sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor

Pembuatan Game Edukasi Belajar Tajwid Ini menggunakan metode Prototype yang mana metode ini tidak akan selesai sebelum sesuai dengan harapan pemakai maka di lakukan (feedback)

KLTP dapat dilakukan jika massa fraksi sangat sedikit. Elusi dilakukan dengan menggunakan eluen n -heksana : etil asetat. Pola noda pemisahan dilihat di bawah lampu

[r]